Pagi ini Yesha terlihat lebih bersemangat apalagi pujaan hatinya ternyata juga kuliah di kampusnya. Meskipun bangun kesiangan karena Alisha yang mengajaknya ngobrol sampai tengah malam membuat mereka bangun kesiangan. Alisha tadi malam menginap di rumah Yesha, bahkan saat ini gadis itu masih di sana.
"Sayang, sarapan dulu," ucap sang Mami saat Yesha tidak duduk di meja makan, dia justru menyalami sang Mami bergantian dengan Papinya
"Ntar enggak keburu Mi, aku masuk jam tujuh. Telat semenit aja, bisa enggak ikut kuliah selama seminggu Mi," tolak Yesha mengatakan alasan sebenarnya. "Nanti aku sarapan di kantin aja, aku pamit ya, assalamu'alaikum," Yesha berlalu meninggalkan kediamannya menggunakan mobil kesayangannya.
Mereka pun sarapan tanpa Ayesha.
"Kamu kuliah jam berapa Sha?" tanya sang Tante pada Alisha. Keduanya kini sedang membereskan bekas makan mereka.
"Ntar jam sembilan Tan," jawabnya.
"Mama kamu udah cerita, katanya kamu di jodohkan sama anak temen Mama kamu ya? Gimana kalian sudah bertemu?" tanya Nayla pada keponakannya itu.
Alisha tersenyum, dia bingung harus menjawab apa, "Udah Tan," kenyataannya mereka memang sudah bertemu sebelum acara perjodohan itu.
"Tante jadi penasaran seperti apa orangnya?"
"Ntar Tante juga bakalan tahu," jawab Alisha sambil tersenyum, "Tan, aku pulang ya, mau siap-siap kuliah juga, mau mandi di sini enggak ada baju ganti, baju Kak Yesha enggak cocok sama aku," Alisha mengalihkan topik pembicaraan, karena dia tidak mau jika sang Tante tahu kalau anaknya lah yang dijadikan tumbal untuk bertemu orang yang di jodohkan dengannya.
"Kamu itu ya, udah mau nikah masih aja berpenampilan gitu, coba di rubah feminim dikit gitu Sha," saran sang Tante. Alisha hanya tersenyum, salah lagi dia berbicara.
"Kalau enggak mau pake baju Yesha, pakai baju Arga juga banyak Sha, pakaian kamu kan satu server sama Arga," sang Tante terkekeh saat mengatakan itu, pasalnya dia pernah melihat Alisha mengenakan pakaian yang sama persis seperti milik Arga padahal mereka tidak janjian saat membelinya.
"Tante inget aja," Alisha menyengir, dia juga ingat saat mereka memakai baju yang sama persis, model corak dan warnanya, saat pertemuan keluarga
"Aku pulang aja deh Tan, Arga juga enggak mungkin setuju aku pakai baju dia," Alisha menyalami Nayla, lalu dia berlalu meninggalkan kediaman sang Tante.
🌻🌻🌻
"Yes, Lo kok bisa kenal sama dosen ganteng itu sih?" pertanyaan yang sejak kemarin di simpan oleh Yasmin, dia sengaja tidak bertanya lewat telfon, dan ingin mendengar langsung jawaban Ayesha.
"Dosen siapa sih?" Ayesha justru balik bertanya karena dia memang tidak paham siapa yang di maksud Yasmin.
Mereka saat ini sedang sarapan di kantin, setelah mengikuti mata kuliah pertama. Karena kedua gadis itu tidak sempat sarapan di rumah pagi tadi.
"Itu yang kemaren ngajakin Lo makan siang," jawab Yasmin sambil mengunyah makanan.
Uhuk uhuk uhuk
Ayesha tersedak makanannya sendiri, ia terkejut mendengar ucapan Yasmin. Meraih gelas berisi lemon tea di hadapannya lalu menegak separoh isinya.
"Hati-hati makanya kalo makan Yes, tersedak kan,"
"Seriusan Lo Yas?" tanya Ayesha, dia tidak begitu yakin dengan ucapan Yasmin sahabatnya.
"Emang gue pernah bercanda? Ya serius lah, dua rius malahan. Dia kan dosen anak bisnis, emang sih ngajarnya cuma anak semester tiga sama empat aja," jawab Yasmin, dia mengetahui itu karena memang mencari tahu.
"Tapi dia enggak pernah ngomong kalo dosen, ngakunya kuliah di sini," celetuk Ayesha.
Puk
Yasmin menimpuk kepala Yesha dengan tisu yang baru saja dia gunakan.
"Ih, jorok banget Lo Yas, mana ini tisu bekas Lo lagi," protes Yesha karena tisu itu masuk ke dalam piring yang makanannya baru berkurang setengah. Tapi Yesha tetap melanjutkan melahap makanannya.
"Lagian Lo itu pinter-pinter bego,"
"Mana ada orang pinter bego?" protes Yesha.
"Ya Lo itu lah, Pak siapa namanya sih gue lupa?" dia malah lupa siapa nama dosen yang dia anggap tampan itu.
"Adnan,"
"Nah itu, Pak Adnan itu udah lulus S2, mau kuliah apa di sini? Lagian Lo enggak bisa bedain apa, mana mahasiswa mana dosen? Dari umurnya saja kita beda jauh Yes, masak dia masih kuliah di sini,"
"Gue kira dia kuliah pasca sarjana gitu, makanya gue percaya aja pas dia ngaku kalo di sini kuliah," Yesha membela diri.
"Lo itu emang bego apa gimana sih Yes? Kuliah pasca sarjana tempatnya bukan di sini dodol," saking gemasnya, Yasmin menimpuk Yesha dengan tisu kotor di hadapannya. Alhasil mengenai wajah Yesha.
"Jorok Yasmin!" seru Yesha, bahkan orang-orang yang ada di kantin sampai menoleh ke arah mereka. Ayesha tersenyum canggung saat tatapan mengarah padanya.
"Gara-gara Lo Yas, gue jadi pusat perhatian," celetuknya.
"Lo sih, bego banget," tak mau di salahkan, "Lo belum jawab pertanyaan gue tadi, Lo kok kenal sama Pak Adnan?" tanyanya.
Ayesha berfikir sejenak, ia bingung haruskan dia jujur dengan Yasmin atau tidak. Karena dia sudah berjanji dengan Alisha jika masalah ini hanya mereka saja yang tahu.
"Malah ngelamun,"
"Itu, dia itu anak temen Mama," Mama Icha maksudku, tambah Yesha dalam hati.
"Oh, pantesan keliatan deket gitu, kayaknya Pak Adnan suka deh sama Lo Yes, gue bisa lihat dari tatapan matanya penuh cinta saat menatap wajah Lo Yes," Yasmin mengatakan hal itu seperti membacakan sebuah sajak.
"Lebay,"
"Seriusan Yes, dia itu kayaknya emang suka sama Lo deh," kali ini Yasmin berkata serius.
Terlihat rona merah di wajah Yesha yang tak terhalang oleh make up.
"Ciee, ada yang sedang jatuh cinta rupanya," gada Yasmin.
"Apaan sih Lo, enggak ya, siapa juga yang jatuh cinta sama Kak Adnan," protes Ayesha.
"Tuh kan keliatan, gue aja enggak ngomong kalo Lo jatuh cinta sama Pak Adnan, ternyata Lo ngakuin sendiri. Tenang aja Yes, gue dukung Lo sama Pak Adnan, Lo pantes buat dia, Pak Adnan pinter Lo juga pinter, Pak Adnan ganteng Lo cantik, ah kalian pasangan yang serasi banget, sempurna," Yasmin tersenyum membayangkan jika sahabatnya bersanding dengan dosen tampan itu.
"Gue belom mikirin sampai situ Yas, yang penting kuliah dulu," Yesha bisa membaca apa yang ada dalam pikiran sahabatnya.
"Kalo gue jadi Lo, gue mau tuh di jadikan istri Pak Adnan saat ini juga," entah kenapa kini justru Yasmin membayangkan jika dirinya bersanding dengan Adnan.
"Gue duluan, silahkan lanjut ngehalu Lo Yas," Ayesha beranjak dari duduknya, meninggalkan sahabatnya yang masih tersenyum tidak jelas.
"Tunggu Yes, main tinggal aja Lo!" teriak Yasmin saat menyadari Ayesha sudah menghilang dari hadapannya.
Kedua gadis itu berjalan menuju kelas mereka, tapi tiba-tiba Yasmin menyenggol tangan Ayesha berulang kali.
"Apaa sih Yas? Enggak jelas banget Lo," protes Ayesha.
"Ada Pak Adnan," bisik Yasmin.
Ayesha melihat arah pandang Yasmin, ternyata memang benar ada Adnan yang sedang berbicara dengan seorang mahasiswa, saat Ayesha menatap pemuda itu, secara kebetulan Adnan pun menatapnya alhasil Adnan tersenyum dan di balas senyuman juga oleh Ayesha. Setelah itu Yesha memilih untuk melanjutkan perjalananya menuju kelas.
"Ciee, yang dapat senyuman dari calon suami," celetuk Yasmin asal.
"Jangan ngaco Yas, dia bukan apa-apa gue, apalagi calon suami," protes Yesha, karena memang kenyataannya seperti itu.
🌻🌻🌻🌻🍎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nukan kuliah,Tapi Dosen kali ya..
2025-02-16
0
tralala 😽😽😽😽
bgus tor 🌹🌹🌹
2022-10-31
0
Selviani Trihapsani
udah ayesa harus sama Adnan ya, bkln romancunit Thor💕💕💕💕💕
2021-06-08
1