"Gimana Nak? Kamu sudah bertemu dengan Alisha?" pertanyaan Bunda selalu terngiang-ngiang sejak tadi, Angkasa berfikir di mana dia mengenal seseorang bernama Alisha, tapi seperti tidak asing tapi dia melupakannya.
Tentu saja Angkasa familiar dengan nama itu, karena mereka pernah bertemu di arena balapan liar. Meskipun Alisha tidak menggunakan nama aslinya tapi seseorang pasti ada yang pernah mengatakan nama asli gadis itu. Ya, jika di arena dia lebih terkenal dengan sebutan Shasa The Queen, tapi tak jarang juga yang mengetahui nama Alisha.
Setelah berfikir cukup lama, Angkasa mencoba menghubungi Rian sahabatnya, karena Rian orang yang biasanya mengetahui banyak informasi terutama tentang perempuan.
"Yan, Lo tahu cewek namanya Alisha?" tanpa basa-basi Angkasa langsung bertanya setelah telfon tersambung.
"Tau Enggak?" tanya Angkasa lagi dengan suara sedikit membentak, karena Rian sepertinya hanya diam saja belum menjawab.
"Apa? Jadi dia itu yang biasa di panggil Queen itu?" Angkasa nampak terkejut setelah mendengar jawaban Rian di seberang sana. "Bukan urusan Lo," setelah itu dia mematikan panggilan telfon tersebut.
"Bisa-bisanya Bunda jodohin gue sama dia? Tapi kenapa Bunda bilang kalau cewek itu kalem baik dan sopan santun, apa jangan-jangan bukan Alisha itu ya," gumam Angkasa, setelah itu dia mengirim pesan entah pada siapa.
Ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan masuk.
"Sialan! Udah gue tonjok si Rian kalo ada di sini, tinggal kirim fotonya apa susahnya sih?" Angkasa nampak kesal, karena sahabatnya itu justru kepo, ingin tahu buat apa Angkasa meminta foto Alisha.
Setelah menjelaskan pada Rian, akhirnya Angkasa pun mendapatkan foto itu, dia melihat sekilas foto tersebut.
"Gue kok enggak asing sih sama nih cewek," berfikir kira-kira di mana dia pernah bertemu, "Beg* banget gue, ya jelaslah enggak asing, dia kan pernah balapan sama gue," tanya sendiri jawab sendiri bahkan mengumpat diri sendiri, dasar Angkasa.
Angkasa ke luar dari kamar, dia mencari sang Bunda yang ternyata sedang berada di taman belakang rumah. Samar-samar Angkasa mendengar sang Bunda yang sedang berbicara di telfon.
"Anak ku juga bilang, katanya Alisha enggak datang, mungkin mereka sama-sama enggak datang jeng, jadi beralasan seperti itu, yaudah kita atur lagi pertemuan mereka, oke, iya Wa'alaikumussalam,"
Apa katanya? Gue enggak dateng? Lo itu yang ingkar janji, awas aja ntar gue bales.
Angkasa terlihat kesal setelah mendengar ucapan sang Bunda. Tidak datang katanya, dia bahkan menunggu Alisha di kafe hampir sejam hampir lumutan, tapi apa katanya, gadis itu bilang Angkasa tidak datang? Awas saja, Angkasa pasti akan membalasnya.
"Bun," Angkasa melangkah mendekati sang Bunda, dia sengaja menunggu hingga Bunda Ayu menyelesaikan pembicaraannya.
"Ya Nak, ada apa?" tanya Bunda sambil tersenyum ke arah Angkasa.
"Aku mau tanya, apa ini gadis yang di maksud Bunda?" Angkasa menunjukkan foto Alisha dari gawainya yang dia dapatkan dari Rian tadi.
Bunda melihat saksama foto tersebut, dia mengingat-ingat, ada sedikit berbeda di sini, pakaian gadis itu. Ya di foto tersebut Alisha mengenakan celana jins panjang, dengan sepatu berwarna hitam dan jaket denim berwarna senada. Rambut di kuncir kuda, dengan posisi dia duduk di atas motor sportnya. Tak lupa topi hitam menempel di atas kepala. Terlihat sekali jika dia gadis tomboy.
"Iya, tapi kok gini penampilannya?" Bunda justru mengomentari penampilan Alisha dalam foto.
"Mungkin ini buat gaya-gayaan aja Bun," padahal Angkasa tahu betul kalau itu bukan buat gaya-gayaan, karena memang penampilan Alisha yang tidak jauh beda seperti itu, bahkan Angkasa pernah melihat Alisha menggunakan kemeja kotak-kotak dengan kancing terbuka semua, dan nampak tang top berwarna putih yang dia kenakan. Seperti anak jalanan saja bukan?
"Mungkin juga sih," Bunda memilih percaya dengan ucapan Angkasa, karena dia pernah melihat sendiri jika Alisha berpakaian rapi dan sopan.
Setelah mengetahui jika gadis yang akan di jodohkan dengannya ternyata benar Alisha itu, Angkasa pun menyusun sebuah rencana suapaya perjodohan itu gagal.
🌻🌻🌻
Setelah bosan menunggu, akhirnya orang yang di tunggu-tunggu oleh Angkasa pun datang. Dia langsung mengekor abangnya yang baru saja tiba, bahkan ini sudah hampir jam sepuluh malam tapi abangnya itu baru saja pulang kerja.
"Kenapa kamu?" tanya sang Abang karena melihat Angkasa ikut masuk ke dalam kamarnya.
"Sana mandi dulu Bang, setelah itu gue mau ngomong sama Lo," Angkasa tidak menjawab pertanyaan Abangnya, dia justru menyuruh sang Abang untuk mandi.
Tanpa sepatah kata pun, Adnan yang tak lain Abangnya Angkasa, masuk ke dalam kamar mandi. Rasa lelah menggerogoti tubuhnya, karena seharian ini dia sibuk bekerja.
Tak butuh waktu lama untuk Adnan mandi, terbukti dia sudah ke luar kamar mandi dengan wajah lebih fresh. Pemuda berumur dua puluh lima tahun itu tampak gagah dengan kaos putih dan celana selutut berwarna coklat. Dia memilih duduk di sofa dan membiarkan Angkasa yang nyaman tiduran di atas temapat tidur.
"Mau bicara apa? Cepat katakan, ini sudah malam aku mau tidur," Adnan tidak mau menyia-nyiakan waktu istirahatnya untuk hal-hal yang tidak penting.
"Bang, Lo tahu kan kalo gue di jodohin sama Bunda?" Adnan mengangguk tanpa mau menjawab pertanyaan Angkasa. "Kenapa enggak Lo aja sih yang di jodohin? Secara gue yang lebih muda masak harus nikah dulu," protes, seharusnya Angkasa protes dengan Bunda atau Ayahnya, tapi dia tidak memiliki keberanian, mengingat dua orang itu yang berjasa dalam hidupnya.
"Supaya kamu bisa berubah jadi lebih baik," hanya itu yang Adnan katakan, karena alasan sang Bunda memang seperti itu.
"Ck, gue belum siap nikah Bang," Angkasa memang terbiasa curhat dengan Adnan dan Adnan menjadi pendengar setia, meskipun terkadang jengah juga dengan adiknya ini. Bukannya biasanya yang sering curhat itu cewek ya?
"Apa mau kamu? Jangan basa-basi, aku capek Ang," sudah jengah menunggu apa yang akan di katakan Angkasa, tapi pemuda itu justru bertanya muter-muter enggak jelas.
"Bang, gue minta bantuan Lo ya," kali ini Angkasa harus bisa merayu sang Abang.
"Bantu apa?" tanpa rasa curiga sedikitpun.
"Bang, Lo yang gantiin gue ya, buat nemuin tu cewek. Dengerin dulu," Angkasa tahu Adnan berbicara, dan dia mencegahnya, menyuruh Adnan mendengarkan penjelasannya.
"Gue itu jatuh cinta sama cewek lain Bang, tapi karena dia enggak di bolehin pacaran, jadi gue mau nunggu dia siap buat nikah dulu, tapi Bunda main jodoh-jodohin sama orang lain, gue kan enggak bisa nolak Bang, Lo kan tahu sendiri, gue paling enggak bisa nolak keinginan Bunda apalagi itu buat dia bahagia," jelas Angkasa panjang lebar.
"Ya terus kalo Bunda tahu gimana?" Adnan juga tidka mau membuat wanita itu marah.
"Ah itu gampang, yang penting Lo mau bantuin gue, buat dia jatuh cinta sama Lo, gampang kan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Gina Savitri
Angkasa itu nama di balapnya max yg suka sama ayesha, adnan kemungkinan yang di suka sama alisha..
Jadi bnr kan tukeran pasangan jadinya 😂
2021-05-25
1
ePHa_Ja.Za
nevan anak'y enggar kakak'y nayla berarti sepupuan sm ayesha..
naahh adik'y nevan itu maksudnya adik sepupu yaitu ayesha, dan ayesha itu yg di sukai angkasa,,
mungkin dosen ganteng itu si adnan,,
ap mungkin cwok misterius yg di sukai alisha adnan jg???
2021-05-16
2
Dilah Mutezz
sma gila nya angkasa sma alisha bner bnerrr dh
2021-05-09
0