"Jangan ganggu Kakak gue Max, dia enggak suka sama Lo, percuma Lo ngejar-ngejar dia," Alisha memperingati.
Max menyeringai, membuang batang rokok yang sedari tadi dia sesap lalu menginjaknya, "Gue akan buat dia suka sama gue," jawabnya sambil menatap tajam Alisha.
"Gue bilang jangan ganggu dia Max, Lo enggak pantes buat Kakak gue!" kali ini Alisha benar-benar emosi, dia melupakan jika Max tidak sendirian.
"Emang Lo siapa? Berani larang-larang gue!" Max menatap tajam gadis itu, bahkan dia sudah berdiri di hadapan Alisha. "Oke, gue akan jatuhin Ayesha, kalau Lo bisa menang lawan gue di arena, gimana?" Max memberi tawaran.
Alisha berfikir sejenak, dia memang belum pernah mengalahkan Max dalam arena balap, bahkan pemuda itu yang menggeser posisinya selama hampir setahun ini.
"Oke, gue terima. Kapan?" setelah menimbang akhirnya Alisha menerima tawaran Max.
"Ntar gue hubungi Lo," jawabnya. "Cabut," Max meninggalkan Alisha setelah mengatakan hal itu.
Alisha tersadar dari lamunannya, setelah mendapatkan tepukan di bahunya.
"Siap-siap kalah!" ucap orang yang menepuk pundak Alisha, siapa lagi jika bukan Maxim.
Alisha tidak memperdulikan ucapan lawannya itu, dia berharap semoga kali ini bisa menang melawan seorang Maxim. Tidak hanya mereka berdua yang bertanding, tetapi ada beberapa juga yang ikut bertanding malam ini, meski bukan malam Minggu tetapi banyak juga peminatnya.
"Waktu itu Lo tanya gue tentang cewek yang bernama Shasha kan? Itu dia, ikut balapan malam ini," Rian menepuk pundak Angkasa yang baru saja hadir di tengah-tengah mereka.
"Iya gue udah tahu," jawab Angkasa malas, dia bahkan tidak penasaran sama sekali dengan Alisha.
"Lo enggak ikutan Ang?" kini Naga yang bertanya, karena biasanya Angkasa paling semangat untuk balapan motor.
"Males, gue nonton aja," jawabnya.
Balapan itu pun sudah berlangsung beberapa menit yang lalu, terlihat Max selalu memimpin di depan, di susul dengan Alisha. Sorak sorai para pendukung pun bergemuruh menyerukan nama dua jagoan yang sepertinya tidak ada yang mau mengalah itu, hingga tinggal satu putaran, saat akan sampai garis finish tiba-tiba terdengar.
Brak
Bunyi benda jatuh, seketika arena menjadi ramai karena salah satu peserta terjatuh, bahkan motornya terpental beberapa meter ke depan. Panitia berkerumun mendekati peserta tersebut, tak terkecuali tenaga medis yang mereka sewa. Mengangkat seseorang yang terlihat merintih kesakitan akibat terjatuh, ke tempat yang lebih aman.
Berbeda dengan salah satu peserta ini, dia terlihat tersenyum penuh kemenangan akibat lawannya terjatuh, entah apa penyebabnya. Lawan yang sangat berat buat dirinya itu, terjatuh begitu saja, mungkin karena tidak fokus.
"Congrat girl, My Queen, akhirnya Lo yang menang," ucap seseorang memberi selamat, lalu mereka bertos ria karena keberhasilan temanya.
"Thanks bro, enggak rugi gue baca Fatihah selama main. Akhirnya setelah tujuh purnama gue bisa menang dari Max, ya meskipun menganga karena insiden," jawab gadis yang memenangkan perlombaan tersebut, siapa lagi jika bukan Alisha. Dia tersenyum bahagia karena bisa menang kali ini, tidak bisa membayangkan jika dia harus kalah, karena sudah di pastikan Maxim akan selalu mengejar-ngejar sepupunya tanpa celah.
"Gue lihat si Max dulu ya, mau mastiin dia baik-baik aja atau udah sekarat," tambahnya.
Dani hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah gadis itu. Meskipun dia tidak suka dengan Max, tapi masih peduli alasannya karena sesama manusia harus saling membantu, ucapan gadis itu ketika Dani menanyakan alasannya. Sebenarnya Dani kagum dengan gadis itu, tapi dia bukan tipe wanita yang Dani inginkan, lelaki mana sih yang mau sama cewek urakan, tomboi bahkan tak ada feminim-feminimnya sedikit pun, hanya parasnya saja yang cantik, semua yang ada dalam diri gadis itu berondong ke laki-lakian.
"Gimana keadaan Max?" tanya Alisha pada salah satu anak buah Maxim.
"Apa urusan Lo nanya-nanya keadaan dia?" di tanya baik-baik kenapa malah nyolot? Alisha rasanya ingin membungkam mulut cowok di hadapannya itu dengan bogeman, tapi dia masih punya hati untuk tidak melakukan itu.
"Gue masih punya perikemanusiaan, jadi wajar gue pengen tahu," jawabnya.
"Dia cuman cedera di kaki sedikit, tapi motornya yang parah," jawab anak buah Maxim yang lain, sepertinya pemuda itu tidak ada waktu Maxim dan Alisha melakukan perjanjian di depan kampus Yesha.
"Syukurlah kalo gitu, salam buat dia ya," ucap Alisha sambil menepuk bahu cowok tersebut, lalu dia pergi meninggalkan tempat itu, karena sepertinya anak buah Maxim tidak mengijinkan Alisha bertemu langsung dengan dia. Alisha lebih memilih mengirim pesan pada Maxim, supaya Maxim tidak lupa akan janjinya.
"Gue cabut ya, komisi gue Lo urus seperti biasa Dan, hari Minggu kita ke tempat anak-anak. Dah lama banget enggak nyenengin mereka," ucap Alisha, dia berpamitan dengan teman-temannya.
"Hati-hati Sha,"
Alisha tersenyum, lalu mengacungkan ibu jarinya. Meninggalkan mereka yang masih betah di arena, dia harus cepat kembali sebelum kedua orang tuanya pulang.
"Lo tau Ang? Si Shasha itu kalau dia menang uangnya enggak pernah dia ambil, yang gue denger sih katanya di bagiin sama anak-anak jalanan gitu," celetuk Rian yang selalu tahu info apapun itu, jadi jika ingin tahu tentang gosip terpanas tanyalah Rian.
"Hebat juga ya, salut gue," timpal Angkasa. Mereka masih berada di area balapan tersebut karena masih menunggu Nevan yang belum kembali.
"Jadi Lo enggak akan rugi kalo di jodohin sama tu cewek," ucap Rian, yang terlihat menyebalkan di mata Angkasa.
Angkasa memang sudah menceritakan tentang perjodohan itu dengan Rian, pastinya karena terpaksa.
Angkasa hanya menatap Rian dengan malas.
"Biar Adeknya Nevan buat gue," tambah Rian sambil menaik turunkan sebelah alisnya.
"Mau gue kulitin Lo Yan?" Angkasa menatap Rian tajam, yang di tatap hanya menyengir tanpa dosa.
"Habis di kulitin ntar di bakar, buat makan buaya enak kayaknya," Naga menimpali, dia terkekeh melihat ekspresi Rian yang tak terima dengan ucapan kedua sahabatnya.
"Emang gue apaan, ganteng-ganteng gini masak harus jadi makanan buaya, gak ada sejarahnya," timpal Rian.
"Cabut yuk," tiba-tiba Nevan datang, membuat mereka menghentikan perdebatan yang tak berfaedah itu dan mengikuti Nevan yang lebih dulu melajukan motornya.
🌻🌻🌻
Alisha baru saja sampai di depan gerbang, dia membunyikan beberapa kali klakson motornya, berharap satpam membukakan pintu gerbang. Tetapi bukanlah satpam yang datang dan membuka pintu gerbang, melainkan orang yang tidak dia harapkan disaat-saat seperti ini. Siapa lagi jika bukan sang Papa.
"Papa?" Alisha menyengir salah tingkah, melihat tatapan tajam setajam silet dari Papanya.
"Masuk!" kata perintah yang paling menakutkan buat Alisha, kalau dia tahu akan seperti ini, tadi harusnya pulang ke rumah sang Tante saja, tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
tralala 😽😽😽😽
mantap shasha... disamping hrus fokus nyetir...
masih bisa menyempat kan u baca fatihah.. 😅😅😅😅
2022-10-31
0
Rosdelita Siregar
papa al bisa galak juga ternyata 😄😄😄😄
2021-07-06
0
Dewi Desiawati
papa al😂😂😂😂
2021-05-16
1