"Ya terus kalo Bunda tahu gimana?" Adnan juga tidak mau membuat wanita itu marah.
"Ah itu gampang, yang penting Lo mau bantuin gue, buat dia jatuh cinta sama Lo, gampang kan?" ucap Angkasa sambil menatap Kalanya penuh harap, "Ntar gue yang akan jelasin ke Bunda," tambahnya.
Adnan terdiam, entah apa yang sedang pemuda itu fikirkan. Setelah itu, dia merebahkan diri di sisi Angkasa yang sepertinya masih betah berada di kamarnya.
"Bang, gue tahu seperti apa cewek itu, dia suka balapan, tomboy ah bukan tipe gue banget. Sebenarnya yang gue khawatirkan bukan itu sih, gue takut aja kalau gue sama dia bukan jadi lebih baik, tapi lebih parah, itu sebenarnya yang gue takutin," Angkasa terpaksa menggunakan cara ini, karena memang ini alasan sesungguhnya. "gue yakin kalo dia sama Lo, dia akan berubah jadi cewek baik-baik, Lo pasti bisa membuat dia berubah, gue yakin banget," tambahnya.
Adnan masih menyimak ucapan Angkasa tanpa mau menyela sedikit pun. Dirinya jadi berfikir setelah mendengar semua ucapan Angkasa, dia juga tidak mau adiknya itu memiliki pasangan yang seperti Angkasa ucapkan tadi, karena dia tahu seperti apa kehidupan Angkasa apalagi jika pasangannya memiliki hobi dan sifat yang sama.
Menghembuskan nafas panjang, "Oke, aku mau, tapi kamu yang harus jelasin sama Bunda," akhirnya Adnan menyetujui permintaan Adiknya, karena memang tidak mempunyai pilihan lain. Dia berfikir jika bisa merubah gadis yang di ceritakan Angkasa tadi, itu akan lebih baik bukan? Dan menambah satu kebaikan juga untuknya.
"Pasti Bang," ucap Angkasa penuh semangat, "Nich gue liatin seperti apa cewek itu," Angkasa mengeluarkan gawainya, lalu memperlihatkan foto yang dia dapatkan dari Rian tadi siang.
Adnan hanya melihat sekilas, karena sudah mengantuk ia pun memejamkan matanya.
"Namanya Alisha, inget ya Lo harus ngenalin nama Lo sendiri," ucap Angkasa, lalu ia bangkit dari tidurnya.
"Hm," hanya itu jawaban Adnan, karena dia sudah hampir terlelap, bahkan ucapan Angkasa tadi hanya samar-samar terdengar di telinganya.
🌻🌻🌻
Di waktu dan tempat yang berbeda, dua gadis sedang bernegosiasi, tapi sepertinya Yesha masih saja menolak keinginan sepupunya itu.
"Gue kan udah pernah bilang, gue enggak mau Sha, masih ngotot aja sih," tolak Ayesha.
Beberapa saat lalu, Yesha baru saja kembali, dia tidak terkejut ketika mendapati adik sepupunya tidur di kamarnya, karena itu sudah menjadi hal biasa. Saat mengetahui Yesha sudah kembali, Alisha buru-buru ingin mengutarakan niatnya datang ke sini, ya dia berniat memohon pada Yesha supaya mau menggantikan dirinya untuk bertemu dengan Angkasa, tapi Yesha tetap menolak.
"Kak, Please ya. Dari pada Lo di kejar-kejar mulu sama Max, mending sama dia Kak, gue jamin cowok ini lebih baik dari Max," Alisha menggunakan senjata andalannya, menurut Alisha Kakak sepupunya itu pasti mau memenuhi permintaanya, jika berhubungan dengan Max. Apalagi Yesha sangat menghindari Max yang terus mengejarnya. Padahal Yesha selalu menolak cowok urakan itu, tapi sepertinya Max tak pernah gentar dan selalu berusaha mendekati Yesha.
Yesha menghembuskan nafas kasar, "Ntar gue pikirin dulu," ucapnya lalu bangkit dari duduk, keluar kamar entah mau kemana.
Alisha bersorak bahagia, jawaban sepupunya itu sudah memberi dia harapan sembilan puluh lima persen, dan dia yakin Yesha tidak akan menolaknya.
***
"Kak, nanti ketemu sama cowok itu ya, Mama tadi bilang sama aku, please," Alisha memohon pada Yesha karena sudah tiga hari sejak permintaan Alisha waktu itu, tapi Yesha belum menjawabnya.
"Secepat ini? Apa enggak bisa besok atau lusa gitu? ah terserah deh, oke jam berapa di mana?" Yesha akhirnya menyetujuinya walaupun sebenarnya dia malas, tapi jika tidak di turuti sepupunya itu akan terus memaksa.
"Ntar sepuluh siang, di kafe Pelangi meja nomer lima belas, itu kata Mama tadi," jawab Alisha.
Saat ini mereka sedang berada di kamar Yesha, karena hari Minggu Alisha pun datang ke rumah sepupunya itu, padahal biasanya hari Minggu dia gunakan untuk berkumpul dengan teman-temannya. Dia ke luar rumah lebih awal meminta ijin sang Mama untuk ke rumah Yesha dengan alasan supaya Yesha menemaninya nanti saat bertemu dengan Angkasa.
"Hah? Ini jam berapa Sha? Udah jam sembilan lebih, gue belum mandi, kenapa enggak bilang dari tadi sih? Malah enak-enakan nonton film," protes Yesha, ya Alisha sudah datang sejak setengah jam lalu, karena Yesha baru saja masuk ke dalam kamar, jadi Alisha baru saja memberi tahu.
"Yaudah cepetan mandi,"
Jam sepuluh kurang sepuluh menit, ke dua gadis itu baru saja keluar dari rumah Yesha. Ya, Alisha akan mengantar Yesha untuk menemui Angkasa, tapi dia cuma mengantar setelah itu dia akan bertemu dengan teman-teman club' motornya, jahat sekali bukan?
Alisha mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, bahkan Yesha berkali-kali menegurnya tapi gadis itu tidak menggubris ucapan sang sepupu, dia tetap mengendarai mobil sportnya dengan kecepatan di atas normal. Tidak sampai setengah jam mereka pun sampai di sebuah kafe yang di tuju, Yesha ke luar dari mobil. Setelah memastikan sepupunya masuk ke dalam kafe, Alisha pun kembali melajukan mobilnya, menuju tempat tujuan.
Yesha mencari meja nomor lima belas, dia melihat ada seorang pemuda di sana, duduk sambil memainkan ponsel, entah apa yang sedang di lihat pemuda itu, hingga kehadiran Yesha tidak di sadari oleh nya
"Maaf, bener ini...."Yesha bingung menyebut nama pemuda itu, pasalnya Alisha tidak memberi tahu siapa nama pemuda yang akan di jodohkan dengannya.
Duh, bodoh banget sih gue, kenapa enggak tanya siapa nanya tadi sama Shaha, duh. Yesha merutuki dirinya sendiri.
Pemuda itu menoleh, dia mengernyitkan dahinya, tapi setelah itu dia tersenyum ke arah Yesha.
"Kamu anaknya Tante Icha?" tanya pemuda itu sopan.
Yesha mengangguk ragu, apakah dia harus berbohong, ah tapi memeng itu kan yang akan dia lakukan saat ini, berbohong dengan pemuda yang ada di hadapannya. Tapi tunggu kenapa wajah pemuda itu tidak asing ya, pernah bertemu di mana? Pikiran Yesha berputar-putar, memikirkan pernah bertemu di mana dengan pemuda di hadapannya ini.
"Ah tidak salah berarti," jawab Yesha sedikit gugup.
Kenapa Angkasa tidak mau bertemu gadis sebaik dia? Di lihat dari cara bicaranya saja dia tidak seperti yang Angkasa katakan, ah entahlah.
"Kenalin aku Adnan," dia mengulurkan tangannya untuk menyalami Yesha.
"Ayesha," ucap Yesha sepontan, setelah itu dia membodohi dirinya sendiri kenapa juga mengenalkan dengan nama asli, ah sial. Tapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur.
Adnan tersenyum, lalu mereka melepaskan tangan masing-masing.
Kalo di lihat-lihat cowok ini dewasa banget, tapi kenapa Shaha enggak mau sama dia ya? Kalo aku sih mau banget di jodohin sama cowok tampan dan dewasa seperti dia.
"Kenapa?" tanya Adnan, pasalnya Yesha menatap Adnan lekat, seperti meneliti penampilannya.
"Ah, enggak Kak," jawab Yesha gugup. Jujur dia merasa gugup sekali berhadapan dengan Adnan. Selain itu dia juga terpesona dengan pemuda di hadapannya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
tralala 😽😽😽😽
oh... jd ini awal kisah tentang yesha sama adnan
😊😊
2022-10-30
0
Purwaningsih Subiyono
semoga jadi jodoh
2021-09-29
0
Rosdelita Siregar
adnan dosennya ayesha kan ya
2021-07-06
2