Alisha mengendarai motor sportnya dengan kecepatan maksimal, karena sang Mama baru saja menelfon jika Papa akan segera pulang dan sudah ada di bandara, jadi sebisa mungkin dia sampai rumah dulu sebelum sang Papa. Tapi yang nanya nasib tidak akan bisa terlewatkan begitu saja, membuat rencana Alisha gagal total.
Bruk
Karena ngerem secara mendadak membuat Alisha menabrak mobil di depannya hingga mobil sedan berwarna merah itu lecet. Alisha semakin gelisah ketika pemilik mobil yang tak lain adalah bapak-bapak keluar dari mobil dengan wajah masam.
"Heh, apa-apaan Lo nabrak mobil gue, Lo harus ganti rugi, lihat lecet gini. Ini mobil mahal!" Bapak pemilik mobil geram setelah melihat keadaan mobilnya itu. Membuat orang-orang di belakang mereka menghampiri keduanya, selain karena keributan itu mereka juga tidak bisa jalan.
"Maaf Pak, saya enggak sengaja," Alisha benar-benar meminta maaf, bahkan dia sudah turun dan mendekati mobil itu.
"Gue enggak butuh maaf Lo ya, yang gue butuh duit ganti rugi!" Bapak itu berteriak.
"Udah Mbak ganti rugi aja beres kan, macet nich di belakang gara-gara ulah kalian," seloroh seorang Bapak-bapak juga
"Iya Mbak ganti rugi aja beres kan," tambah yang lain.
"Ganti buruan!" Bapak pemilik mobil tidak sabar, dia bahkan menarik Alisha.
Alisha tampak gusar, tapi dia akhirnya mengambil dompetnya dan mendapati hanya ada tiga lembar uang berwarna merah di dompet miliknya.
"Maaf Pak, saya hanya punya ini," Alisha menyerahkan tiga lembar uang itu.
Bukannya menerima Bapak itu justru menepis tangan Alisha lalu merebut dompet gadis itu. "Buat apa uang segini," selorohnya, "Motor aja keren, isi dompet dua ribu rupiah doang," protes Bapak itu, karena dia hanya mendapati uang dua ribu rupiah di dompet Alisha, entah itu uang apa, mungkin jimat atau jin penunggu dompet.
"Enggak ada uang, boleh tu hape Lo aja," Bapak itu melihat ponsel yang ada di saku baju Alisha.
Alisha menelan ludah dengan susah payah, dia tidak mungkin menyerahkan ponselnya. Ponsel satu-satunya yang dia miliki, karena setiap ponsel bekas yang sudah tidak dia pakai selalu dia berikan pada orang yang membutuhkan. Dia juga tidak punya cukup uang untuk membeli ponsel, karena sejak pertama kali sang Papa mengetahui kegiatan yang menguji adrenalinnya, secara otomatis memblokir semua kartu kredit dan debit milik Alisha dan hanya memberi uang jajan cash seminggu sekali. Otomatis dia tidak bisa sesuka hati mengganti barang-barang miliknya.
"Mana serahkan ponsel lo!" Bapak itu meminta ponsel Alisha setelah mengembalikan dompetnya
Sedangkan Alisha menahan ponsel itu.
Orang-orang di belakang makin ramai, bahkan mereka sudah tidak sabar dengan kelakuan dua orang itu.
"Udah kasih aja beres kan," celetuk orang di belakang Alisha.
"Iya kasih aja kasih. Cepetan macet woy," seru yang lain.
"Maaf ini ada apa ya ribut-ribut di tengah jalan? Kita macet parah lho," tiba-tiba seorang pemuda dengan kemeja berwarna biru laut menghampiri mereka, mungkin dia tidak sabar karena macet.
"Ni cewek nabrak mobil gue, dan enggak mau tanggung jawab, gue minta ganti rugi dia enggak mau," cerita Bapak itu sambil menatap tajam Alisha.
"Saya sudah mau ganti rugi Pak, tapi saya cuma punya ini, kalau mau ambil ponsel, saya enggak bisa," kali ini Alisha sangat geram dengan bapak tersebut.
Pemuda itu meraih dompet dalam saku celananya, lalu mengambil semua uang cash yang dia punya di dompet dan memberikannya pada Bapak tadi.
Tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatian Alisha, tapi foto yang tidak asing terpasang dalam dompet pemuda itu, tapi karena keburu di tutup dia tidak bisa melihat jelas foto tersebut.
"Cuma satu juta Pak, kalau mau tambah lagi kita mampir ke ATM dulu gimana?" pemuda itu baik sekali mau menolongnya.
"Ini Pak, tambah punya saya jadi satu juta tiga ratus. Kurang enggak?" tanya Alisha.
"Oke cukup," bapak itu menerima uang dari Alisha dan juga pemuda itu, lalu dia masuk ke dalam mobil dan melajukannya.
"Terimakasih Mas sudah menolong saya," ucap Alisha pada pemuda itu.
"Lain kali hati-hati, yaudah saya permisi," ucap pemuda itu sambil menepuk pundak Alisha. Lalu dia pergi meninggalkan Alisha yang masih mematung dengan sikap pemuda itu.
"Eh, Mas tunggu," saat Alisha akan mengejar pemuda itu, dia justru mendapatkan tatapan tajam dari pengemudi lainnya, akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali melajukan motor kesayangannya dan Alisha berjanji akan mencari pemuda tersebut sampai menemukannya, karena dia yakin jika pemuda itu ada di daerah ini sekarang.
.
"Apa Lo yakin Sha, kalo itu foto kalian waktu kecil?" tanya Dani setelah mendengar cerita dari Alisha.
Alisha mengangguk, "Gue yakin banget Dan, makanya gue ngotot pengen ketemu tu cowok, ah pasti suatu saat gue bakal ketemu sama dia," Alisha terlihat frustasi, karena belum bisa bertemu dan berbicara dengan pemuda itu.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah Alisha. Dan ternyata memang benar sang Mama sudah kembali dari mall tapi untung saja Papa belum pulang, itu artinya Alisha masih aman. Alisha bernafas lega akan hal itu.
🌻🌻🌻
"Ang serius amat Lo? Tanggal merah itu waktunya libur," celetuk Rian. Dia baru saja sampai di rumah Angkasa dan mendapati pemuda itu duduk di taman belakang, sibuk dengan laptop di hadapannya.
"Ck, ada tamu yang tak di harapkan," ucap Angkasa saat mendapati Rian yang sudah duduk di hadapannya.
Rian memutar bola matanya malas, lalu mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya. "Liat nich Ang, tadi pagi gue ketemu siapa?" ia menyodorkan ponselnya ke hadapan Angkasa.
Tentu saja pemuda itu penasaran, ia mengira jika Rian bertemu pujaan hatinya. Mengambil ponsel dari tangan Rian, saat tahu foto siapa yang ada dalam ponsel tersebut, dia hanya mencibir lalu mengembalikan ponsel itu pada Rian.
Foto di mana seorang cewek memakai celana jeans panjang dan atasan hoodie berwarna abu-abu dengan seorang pemuda memakai celana jeans panjang serta kaos hitam pendek sedang memilih boneka di suatu toko. Ya, gadis itu Alisha sedangkan pemuda itu Dani, mereka sedang membeli boneka yang akan di bawa ke panti asuhan.
"Apa urusannya sama gue?" tanya Angkasa.
"Siapa tahu Lo cemburu, liat tu cewek sama cowok lain, secara dia kan calon bini Lo," jawab Rian santai.
"Ck, dia bukan calon bini gue, apaan sih Lo?" Angkasa mendelik menatap Rian, sedangkan riang justru terkekeh dengan sikap Angkasa.
"Sono Lo pergi aja, gangguin," Angkasa mengusir Rian, karena kedatangan pemuda itu justru memecah konsentrasinya.
"Yaelah Ang, gue kesini karena kangen sama Lo," celetuk Rian dengan wajah di buat sesedih mungkin.
"Najis,"
Ha-ha-ha
Rian tertawa mendengar penuturan Angkasa.
"Sialan Lo!" Maki Angkasa pada Rian.
"Pulang sono, kalo Lo enggak bisa diem," Angkasa lagi-lagi mengusir Rian.
"Oke, gue diem," akhirnya Rian memilih diam dari pada di pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
J.Lux❣️🗝️❄️
lanjut
2021-05-21
1
Aydan 13
si raffa kok nggak ke cerita ya thor?
2021-05-08
1
Dstrnii Ptrii
lanjut
2021-05-05
1