Safira asik membereskan barang barangnya, memasukan baju bajunya ke dalam koper.
Hari ini hari terakhir dia di Ibukota, karena besok dia harus segera pulang kampung dan mulai kerja di kantor cabang.
Sedang serius dia beberes, tiba tiba suara bel berbunyi, memaksa dirinya menghentikan kegiatannya, dengan malas Safira berdiri dan berjalan ke arah pintu.
' Pasti bos aneh lagi ' pikirnya.
" Hai, Fir,,,!" Beni berdiri di depan pintu.
Safira yang kaget dengan kedatangan Beni, langsung mempersilahkan dia masuk.
" Maaf Kak, selama sebulan ini Fira sibuk banget, jadi ga bisa ketemuan sama Kakak."
" Ga papa Fir, yang penting kamu sehat kaka udah seneng. Kakak cuma mau ngabari, besok Kakak harus kembali ke kota kelahiran kita lagi karena pembangunan proyek udah mau di mulai. Mungkin akan lama." Beni menyampaikan maksud kedatangannya.
" Kakak keponakan Pak Sarif yang menang tender proyek apartemen XX itu ya,? ternyata Fira baru tau, Fira juga mulai lusa udah balik ke kantor cabang Kak." Safira menyodorkan satu kaleng minuman ringan ke hadapan Beni.
" O, ya ? kamu pulang kampung kapan ? trus disana tinggal dimana ?" Beni meraih minuman yang di berikan padanya.
" Emh... harusnya besok Fira pulang, dan disana... Fira belum tau tinggal dimana, soalnya mendadak jadi belum nyari kontrakan." Safira baru tersadar kalau dirinya belum punya tempat untuknya tinggal nanti saat pulang kampung, dan dia juga tak ingin tinggal di rumah orang tuanya karena tak ingin menyusahkan mereka.
" Bagaimana kalau sementara kamu tinggal di rumah pacar Kakak ? anaknya asik kok, tenang aja, dia tinggal sendiri di rumah kontrakannya, kalau kamu disana kan bisa sekalian nemenin dia juga." Beni
" Hmm tapi Fira ga enak, lagian ga kenal." Safira ragu ragu, dia sadar diri bahwa dirinya adalah orang yang susah bersosialisasi dengan orang baru.
" Ya udah kamu pulang bareng Kakak aja besok gimana ? jadi kita langsung ke rumah pacar kakak." Tawar Beni.
Safira coba berpikir lalu mengangguk pasti.
Dia bahagia akhirnya akan terbebas dari pulang kampung bareng Bos absurdnya itu.
Safira berniat akan memberitahukan perihal kepulangannya dengan Beni lewat Alan, karena no telepon yang dia tau hanya Alan.
*****
Besok paginya Safira sudah memulai perjalan pulang kampungnya dengan Beni.
Semalem Fira sudah nemberitahukan Alan lewat telepon bahwa dia pulang kampung duluan dengan Beni karena akan mencari tempat tinggal terlebih dahulu disana.
Alan berjanji akan menyampaikan pesan Safira pada Bintang yang saat ini sedang berada di luar kota mengurus beberapa pekerjaannya.
Sampai di kampung halaman, Beni mengajak Fira makan di suatu restoran. Katanya dia sudah janjian dengan pacarnya disana.
" Itu pacar Kakak udah dateng." Beni melambaikan tangannya ke arah wanita yang baru saja datang.
" Fira........! " Wanita itu mengabaikan lambaian tangan Beni kekasihnya, tapi malah berlari memeluk Safira sambil berteriak teriak memanggil namanya.
Beni hanya bengong melihat kejadian di hadapannya, dia di cuekin pacarnya sendiri.
" Hah...! jadi, kalian pacaran ? sejak kapan ? bagaimana ceritanya ? " Safira tak kalah histerisnya.
" Ta-tapi kok bisa, kalian saling kenal ?" Beni masih terbata bata.
" Bisa lah Kak, Dara ini sahabat Safira waktu sekolah dulu, tapi waktu baru masuk SMU dia kabur ninggalin Fira." Safira masih memeluk sahabatnya saat menjelaskan pada Beni.
" Owalah... sukurlah kalau kalian sudah saling mengenal, jadi kalian bisa tinggal bersama kan." Beni lega.
" Bisa lah, sebelumnya juga Fira pernah tinggal bareng Dara waktu masih punya suami." Timpal Dara seraya memeluk Beni.
" Iya, dan gara gara nginep di rumah kamu itu, semua kebusukan sahabat Kak Beni terbongkar, dan terjadilah perceraian yang mengakibatkan sekarang aku jadi janda muda yang keren dan cantik jelita." Safira menangkup kedua pipinya dan bergaya imut.
Tak ayal sikap Safira itu langsung saja mendapatkan timpukan manja dari Dara sahabatnya, lalu mereka tertawa karena mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu saat mereka menjadi detektif dadakan, mengintai Wisnu dan Mia.
" Maksudnya? " Beni tak mengerti.
" Iya Kak, jadi rumah kontrakan Dara itu berhadap hadapan sama rumah yang di tinggali Wisnu sama simpenannya itu, apa Kakak ga tau ? emang Kakak ga diceritain sama Dara? " Ujar Safira.
" Kakak belum pernah main ke rumah kontrakan Dara, kita lama LDR an, lagi pula Dara ga tau kalau Kakak kenal Wisnu, ya ga mungkin cerita apa apa lah" Kilah Beni.
" Maksudnya tentang Mi-..." Kata kata Safira berhenti saat kakinya di injak Dara, Fira mengerti berarti Dara belum bercerita jauh tentang keluarganya pada Beni, termasuk masalah perselingkuhan ayahnya dengan Mia.
" Ah,, kalian pacaran dari kapan sih, kok bisa aku ga tau ? " Safira mengalihkan pembicaraan.
" Kita kenal udah lama, semenjak Kakak ikut kerja di tempat paman, Dara ternyata arsitek yang menangani proyek itu, lama lama deket, terus dia pulang ke Batam untuk menyelesaikan kuliahnya, kakak baru menyadari kalau kakak jatuh cinta sama dia, terus kita jadian dan LDRan udah hampir dua bulan ini." cerita Beni, Safira manggut manggut.
" Dan aku udah lulus sekarang, udah ga perlu jauh jauhan lagi sama ayangku ini, karena kita bakal ngerjain proyek yang sama lagi." Dara mencubit gemas pipi Beni.
" Hmm... mohon maaf, bisa ga mesra mesraannya di skip dulu, masih ada orang nih disini." Safira menunjuk dirinya sendiri sambil manyun.
" Makanya cepetan punya pacar lagi, jangan nge jomblo terus." Ledek Dara, yang hanya di balas dengan dengusan Safira.
" Eh, tapi Ra, beneran kamu ntar ngerjain Proyek apartemen XX juga? kita kerja bareng dong, bos aku juga kayanya ngawasi pembangunan itu."
Safira tiba tiba teringat Bintang, baru sehari ga ketemu rasanya ada yang aneh, rasanya ada ang kurang, Bintang yang selalu bersikap konyol menurut Safira, tapi sering membuatnya merona, Safira buru buru menepis pikirannya.
" Iya, proyek itu, tapi aku cuma nanganin desain beberapa bagian saja, itu kan proyek besar Fir, aku belum mampu, masih belajar." cengir Dara.
Obrolan mereka bertiga semakin seru dan menghangat, kedekatan yang terjalin satu sama lainnya juga semakin erat mengingat mereka memang masing masing ternyata sudah ada saling keterikatan persahabatan sendiri.
Safira bersukur ditengah kesendiriannya dia masih di kelilingi sahabat yang selalu ada untuknya, membuat Safira semakin bersemangat menjalani kehidupan barunya.
***
" Ini rumah TKP Safira patah hati dulu." Ledek Dara saat hendak memasuki rumah yang di akuinya rumah kontrakan itu.
" Ihh,,, pake di bahas lagi, udah lupa tuh, patah hati makanan jenis apa ya? " Kilah Safira sambil buru buru masuk ke dalam rumah.
" Itu, buktinya sampe buru buru masuk rumah, takut ketemu mantan ya...? siapkan hatimu nak, setiap hari kamu berpeluang bertemu mantan terindahmu itu." Dara mengelus kepala Safira sambil cekikikan.
Beni menurunkan koper koper milik Safira dari bagasi mobilnya, matanya mengawasi keadaan sekeliling rumah yang baru perrama dia kunjungi itu, ini kunjungan pertama Beni ke rumah Dara, pacarnya meski mereka sudah kenal lama dan berpacaran sudah hampir dua bulan.
" Rumahnya Wisnu yang mana emangnya ?" Tanya Beni.
" Penasaran yaa,,,! " Fira dan Dara kompak menimpali pertanyaan Beni.
" Ishh,,, harus sekompak itu ya, mentang mentang sahabat" cibir Beni.
" Sini, ngepoinnya dari balkon lebih asik, sekalian nostalgia ya Fir,, teropongnya juga masih ada kok,!" Dara menarik tangan Beni naik ke tangga menuju balkon kamar nya sedangkan matanya melirik Safira yang memasang muka merengut karena dia di ledekin Dara terus menerus tanpa ampun.
" Jangan mewek lagi ya Fir,,!" cengir Dara seakan ga ada puasnya menggoda sahabatnya.
" Mana ada, ga sudi aku nangisi cowok kaya dia.!" Safira bersungut sungut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments