Siang itu Wisnu sudah mandi dan bersiap hendak pergi,
" Mas, apa ga betah banget di rumah? baru pulang tadi pagi, sekarang udah mau pergi lagi aja." omel Mia yang hanya di acuhkan oleh Wisnu.
" Mas ! aku lagi ngomong sama kamu, mau kemana lagi?" Sambung Mia meninggikan suaranya saat menyadari Wisnu tak menanggapi pertanyaannya tadi.
" Aku mau bertemu Ayah di kantor, mau minta pinjeman dana, semua gara gara kamu bisnisku kacau !" Bentak Wisnu menatap tajam ke arah Mia berdiri tepat di hadapannya.
" Kenapa jadi aku yang salah?" Mia tak terima
" Tentu saja, Andai saja aku tak menuruti keinginan kamu untuk menjadikan si Arya wakil ku, Panji pasti bisa menggantikan Beni dengan baik. Arya orang yang kamu rekomendasikan dengan paksa itu tak becus bekerja, aku akan kembalikan dia di balik meja bar meracik minuman, itu tempat yang tepat buat dia" Wisnu pergi meninggalkan Mia yang sudah hampir membalas perkataan Wisnu, tapi di urungkannya karena Wisnu sudah pergi sambil membanting pintu sekeras kerasnya.
Semenjak perceraiannya dengan Safira, hidup Wisnu memang kacau dan itu berdampak dengan bisnisnya, tiap hari Wisnu menghabiskan waktunya di apartemen di temani wanita wanita malam, pekerjaannya dia percayakan pada Arya yang menggantikan posisi Beni sebagai wakilnya.
Biasanya Beni selalu bisa mengatasi semua pekerjaan di club meski tanpa arahan dari Wisnu, tapi semenjak dirinya jarang ke kantor dan semua pekerjaan di percayakan pada Arya, keadaan kantor mulai kacau, manajemen, pembukuan dan segala macamnya seakan tak pernah di urusi, semua terbengkalai begitu saja, sedangkan pengeluaran dana banyak sekali entah kemana dan untuk apa saja.
Wisnu mengendarai mobilnya dengan hati kesal, dia hendak ke Balaikota menemui Ayahnya, dia berniat meminjam sejumlah dana pada Ayahnya untuk menyelamatkan bisnisnya.
Ketika hampir mendekati pintu masuk kantor Ayahnya, Wisnu beberapa kali mengucek matanya seakan tak percaya dengan apa yang di tangkap oleh penglihatannya.
Sosok yang selama ini sangat dia rindukan, sosok yang belum bisa dia relakan pergi, sosok yang selalu membuat dirinya merasa menyesal, merasa menjadi manusia paling jahat di muka bumi, Safira,, ya dia melihat Safira berdiri di dekat pintu masuk, dia sedang sibuk memperhatikan layar ponsel di tangan kirinya, sedangkan tangan kananya mengapit sebuah map.
' Sedang apa dia? apa dia sedang melamar pekerjaan? oh, malangnya nasibmu, masih belum dapat pekerjaan juga? ' Wisnu bertanya tanya dalam hatinya.
"Fira,,," Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutnya saat tangannya menyentuh bahu Safira. Melihat Safira berada di hadapannya mata Wisnu berkaca kaca, sakit hatinya mengingat betapa jahatnya dia menghianati mantan istrinya yang telah menemaninya dengan cinta selama bertahun tahun itu.
Safira terlihat agak gugup dan mengatakan kalau dia baru saja menemui Ayahnya Wisnu karena ada urusan kerjaan katanya, yang entah apa itu Wisnu tak sempat bertanya, Safira hanya mengangkat tangan kanannya seraya menunjukan sebuah map yang di pegangnya.
Safira juga buru buru pergi meninggalkan dirinya saat Wisnu menawarkan mengantarkan bahkan mengajaknya makan siang.
" Mmm,, maaf, bos ku udah dateng jemput, sampai jumpa lagi CALON AYAH !" ujar Safira berlalu pergi.
Wisnu menatap perih punggung Safira yang semakin menjauh, lalu masuk ke sebuah mobil sedan hitam mewah yang katanya bosnya, menajamkan matanya mencari tahu siapa di balik kemudi mobil itu. Tentu saja tak akan mendapat jawaban karena kaca mobilnya sangat gelap.
'CALON AYAH' Wisnu tersenyum perih saat mengingat perkataan Safira tadi yang seolah di beri penekanan, tapi perkataan itu juga seolah sedikit menyadarkan Wisnu bahwa dia sebentar lagi akan menjadi seorang ayah, dia harus segera move on dari Safira setidaknya demi anaknya nanti, dia tidak ingin melakulan kesalahan lainnya lagi.
***
Bintang sampai di pelataran parkir dekat pintu masuk Balaikota, dari jauh dia melihat Safira sedang mengobrol dengan seorang pria yang dia kenali adalah mantan suaminya, jujur hatinya panas, ada perasaan marah melihat itu semua, ingin rasanya menarik pergi Safira jauh dari laki laki jahat itu.
Tapi tak lama Safira melirik ke arahnya, lalu segera meninggalkan pria itu, Bintang pun tersenyum saat Safira seperti bergegas menghampirinya dan masuk ke dalam mobil.
" Cie,,, yang ketemu mantan...!" Ledek Bintang saat Safira masuk ke dlam mobil.
Safira hanya memutar bola mata malas.
Tapi sejurus kemudian Safira menatap wajah Bintang seakan mencurigai sesuatu.
" Kok Pak Bintang tau kalau itu mantan suami saya?" Tanya Safira penuh selidik.
" Ya ampun Bu Fira, semua orang tau kalau dia itu anak satu satunya Pak Jaya, nah,kalau Pak Jaya itu mantan mertua Bu Fira, berarti otomatis pria itu mantan suami ibu Fira kan," Jawab Bintang santai seraya melajukan mobilnya keluar dari area perkantoran itu.
" ish,,, ko jadi panggil Bu Fira?" Protes Safira geli di panggil Ibu oleh Bintang.
" Salahnya, kamu juga manggil aku Pak terus, kalau kamu panggil aku Pak, berarti aku panggil kamu bu, biar serasi gitu" Bintang tersenyum jahil.
Safira pun mengerucutkan bibirnya, seakan akan ngambek.
" Jangan ngambek gitu, bukannya seneng abis ketemuan sama mantan." Goda Bintang yang lantas memarkirkan kendaraannya di sebuah restoran khas sunda dengan saung saung bambu di tengah area pesawahan yang asr, yang letaknya tak jauh dari kawasan perkantoran tadi.
" Apa sih, ga jelas!" ketus Safira.
Mereka duduk berdua di sebuah saung yang di kelilingi pepohonan yang rindang, di temani suara air gemericik sahdu,
Bintang sedikit membahas kerjaan sambil menunggu makanan pesanan mereka datang.
" Gimana tadi, sukses? beres semua kan?" Tanya Bintang memecah kesunyian.
" Beres semua Pak, minggu depan sudah bisa mulai pembangunan." terang Safira sambil bersandar santai pada dinding anyaman bambu menikmati hembusan angin.
" Sukurlah bu, memang tepat aku menugaskan ibu yang satu ini mengurus pekerjaan tadi." Sambil nyengir
"ih,,, di panggil ibu lagi"
" ya, kamu manggil aku Pak tadi.."
" Tapi kan saya bingung mau manggil apa"
" Bintang, panggil Bintang aja apa susahnya coba," cebik Bintang kesal
" belum terbiasa, takut ga sopan juga " lirih Safira
" Ya udah panggil aku sayang, di biasain, ntar juga terbiasa" Bintang terkekeh.
" eh?" Safira kaget tiba tiba bosnya yang kemaren kemaren sikapnya selalu dingin itu sekarang jadi genit. salah obat kali, pikirnya dalam hati.
"Jadi mau panggil Bintang atau sayang aja?" lanjut Bintang
"hmm, Bin-tang aja" Safira ragu ragu
" Ya udah, pemanasan manggilnya Bintang dulu ntar kan lama lama juga terbiasa manggil sayang" ( Ya ampun Bintang, apa sih,, masih usaha aja)
Wajah Safira merona,
makanan yang di pesanpun sudah datang, suasana makan siang mereka sudah agak mencair dengan sedikit candaan candaan dari mereka berdua, tak memakai mode bisu seperti saat sarapan sebelumnya.
Saat ini kendaraan yang mereka tumpangi sudah melaju di jalan Tol Cipularang, mereka bercerita sepanjang perjalanan pulang ke ibukota menembus kesunyian sore yang mendung itu.
" Fir, gimana perasaan kamu, ketemu mantan suami?" Tanya Bintang yang memang penasaran ingin bertanya hal itu dari tadi tapi belum nemu momen yang pas.
" Biasa aja sih, lagi pula saya udah ga punya rasa apa apa lagi sama dia, boro boro cinta, benci aja udah nggak, biasa aja" Jawab Safira,
Lantas diamini Bintang yang membentuk mulutnya seperti huruf O, seakan biasa aja padahal jauh di dalam hatinya dia tersenyum bahagia mendengar jawaban Safira.
Anehnya Safira juga seolah mengalir saja bercerita tentang dirinya pada Bintang, padahal Safira tipe orang yang susah untuk akrab dengan orang baru, apalagi sampai bercerita tentang kehidupan pribadinya, tapi dengan Bintang dia seolah nyaman aja bercerita, mungkin karena bawaan Bintangnya juga pinter ngambil hati Safira dengan banyolan dan humor humor receh yang membuat Safira jadi gampang akrab.
" Berarti ceritanya udah move on neeh?" Bintang melirik Safira.
" Udah lah, udah lama move on dong.."
" Udah siap membuka hati buat orang baru dong?" dengan hati hati Bintang menyampaikan pertanyaannya,
"Mmmm,,, terserah Tuhan aja lah, aku juga bukan orang yang traumaan, kalo Tuhan menginginkan aku buat ngejalanin hubungan lagi ya aku jalani, kalo ga, ya,,, hidup sendiri ngejar cita cita dan karir juga ga papa." tutur Safira.
"Kalo gitu jalanin hubungan baru sama aku aja yuk!" Oceh Bintang, pura pura bercanda padahal serius, ngarep banget.
" Kamu lagi kenapa sih, aneh banget hari ini." Safira menatap aneh ke arah Bintang yang masih asik menyetir.
" Wuiihhh... udah aku kamu aja, nih ." ledek Bintang saat menyadari Safira mulai nyaman ngobrol pake aku kamu dengannya.
" Dari pada di paksa suruh manggil sayang!" cebik Safira melengos.
" Oke,, ada kemajuan,, paling bentar lagi juga panggilan kita ganti lagi jadi mamah papah" Bintang tertawa terbahak, lalu setelahnya merintih saat tangan Safira mencubit pinggangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Carissa Fanis
suka ceritanya g bertele2
2023-02-13
1
IG : @thatya0316
semangat kak
2021-11-11
1
Nurcahaya Sebayang
ceper banget akrab nya tor? biar cpt tamat ya tor. 😀😀😀
2021-11-07
2