Safira : " Halo, kamu masih di luar kota ?"
Wisnu : " Iya minggu depan baru bisa pulang, gimana, ada apa ?"
Safira : " Ah, tidak aku cuma mau minta ijin malam ini aku nginep tempat ibu."
Wisnu : " Baiklah hati hati dan salam buat ayah juga ibu, sayang"
Safira : " Makasih "
Begitu kira kira percakapan Safira dan Wisnu di telpon, siang itu tiba tiba saja Safira merindukan ibunya makanya dia memutuskan untuk menginap di rumah ibunya.
Sesampainya di rumah ibunya, ponsel miliknya berbunyi, ternyata Dara yang menelponnya.
" Astaga, Dara ! Aku lupa hari ini aku janji mau nginep di rumahmu, Aku di rumah ibu sekarang, tapi aku gak bawa kendaraan, kamu jemput aku bisa ? Kamu masih ingat rumah ibuku kan?" Celoteh Safira.
" Inget lah...! Tiap hari main disana dulu, ya udah aku jemput kesana, sekalian pengen ketemu ibu juga, kangen banget !" Jawab Dara.
Tak terasa, keasyikan ngobrol di rumah ibunya Safira,
Safira dan Dara tak menyadari kalau hari telah gelap,
" Sudah jam 7 malem nih, kamu jadi nginep tempatku kan ?" Protes Dara.
" Iya, lets go !" Seru Safira menarik tangan Dara dan berpamitan pada Ayah dan ibunya, saking senengnya Safira sampai lupa tak berpamitan ataupun meminta ijin kepada Wisnu.
*****
" Tuh, itu rumahnya si jala*g sialan itu" Tunjuk Dara pada sebuah bangunan yang berada di sebrang rumah yang di tinggalinya.
Saat ini mereka sedang duduk duduk berdua sambil cerita jaman sekolah dulu di balkon yang tepat menghadap ke bangunan mewah yang kata Dara itu rumah mantan selingkuhan ayahnya.
" Kok rumahnya sepi gitu ? padahal aku penasaran banget sama wajah wewe gombel perusak rumah tangga orang tua mu itu." Safira menyelidik ke arah rumah mewah di kawasan elit yang tampak sepi itu.
" Kan aku udah bilang mereka cuma keluar rumah sore terus pulang lagi menjelang pagi, entah kerja atau clubing mungkin, tapi... masa clubing tiap malem ? atau jangan jangan mereka ngepet kali ya " Dara terbahak dengan asumsinya dia sendiri.
" Emang cantik banget apa? ko sampai Ayahmu saja tergila gila sama dia?" Telisik Safira.
" B aja sih,! Aku juga ga ngerti, ko bisa ayahku tergoda sama dia, padahal ibuku jauuuuh lebih cantik dari dia. Liat aja ntar lah kalo mereka pulang ! Biasanya jam 2 atau jam 3an lah, jangan molor kalo penasaran," Dara melempar Bantal kursi ke arah Safira yang seperti melamun melihat pemandangan langit dari balkon rumah yang terasa sangat indah.
" Ra, kamu dikasih tau siapa, kok pinter banget milih perumahan ini ? Emang dasarnya perumahan elit ya, suasananya aja beda banget bikin betah deh disini, pasti harga sewanya mahal banget ya Ra ?" Safira menatap kagum sekeliling perumahan mewah itu.
Dilengkapi taman yang luas, ada taman bermain khusus anak anak, air mancur, tempat olah raga, super market, klinik, pokoknya lengkap, semua ada di perumahan itu seakan tak perlu lagi dunia luar, di perumahan saja cukup.
" Hehe,, gratis kok, ga pake bayar, sebenernya ini rumah punya kakak sepupu ku yang tinggal di ibukota, takutnya aku di bilang arogan kalo bilang ini milik kakak sepupuku,makanya setiap ada yang tanya aku selalu bilang sewa. Dia pengusaha properti, dulu di awal karirnya sebagai pengembang perumahan, perumahan ini yang pertama kali dia bangun makanya sebagai kenang kenangan satu rumah dibikin gede banget dan lain dari yang lain untuk dia pakai sendiri sebagai kenang kenangan saat dia merintis usaha gitu ceritanya, walaupun ya gak di pake juga" Jelas dara mendetail.
" Ngeri juga ya, kakak sepupu kamu,! awal karir udah bangun perumahan elit, kalo orang mah awal karir bangun rusun kek, RSSS kek, memang keluarga sultan mah beda ya" ledek Safira.
" Dia anak dari kakak ibuku yang merupakan pengusaha properti terkenal se Asia, makanya dukungan dari orang tuanya tak main main saat kakak sepupuku itu memutuskan untuk terjun di bisnis yang sama dengan orang tuanya, karena sebagai anak tunggal, hanya kakak ku itu yang diharapkan meneruskan kerajaan bisnis Ayahnya. Dia juga yang bantu ekonomi keluarga ku saat carut marut karena di kuras habis si jala*g, dia juga yang selalu mensuport aku untuk semangat, dan mempercayakan ku yang belum lulus kuliah ini menjalankan beberapa proyek kecilnya untukku latihan. Dia benar benar dewa penolong buat keluargaku" Mata Dara bersinar penuh bangga saat menceritakan sosok kakak sepupunya yang bak dewa penolong itu.
Setelah ngobrol ngalor ngidul mereka kelelahan dan ngantuk, niat hati ingin lihat wajah si pelakor, apa daya mata tak bisa di ajak kompromi, akhirnya mereka tertidur dengan pulas, ngantuk mengalahkan ke kepoannya.
Saking lelapnya mereka tidur,
Sampai sampai, menjelang siang Safira baru bangun.
" Yaah Dara,,, kita gagal liat muka wewe gombel itu,,,,! Eh, tapi kamu mau kemana, kok udah rapi gitu sih ? tapi kamu aneh, atas pake blazer.... Kok bawahnya pake kolor tidur sih ?" Safira ngomel dengan muka bantalnya sambil mendekati Dara yang duduk di meja makan menghadap layar laptop.
Setelah semakin mendekat ke layar laptop Dara, Safira segera menutup mukanya dan berlari menjauh dari sana, dia baru menyadari kalau Dara sedang melakukan rapat Via online dengan rekan kantornya, Safira malu setengah mati apalagi tadi sekilas dia lihat ada beberapa yang tertawa saat dirinya tampil di layar.
" Safira,,,, kebangetan ya nih bocah, sumpah malu maluin banget pake bahas kolor tidur, sampe wewe gombel segala rupa, aku lagi rapat tadi, duh siap siap jadi bahan buly an nih di kantor ntar" Selesai rapat Dara langsung berlari ke arah Safira yang duduk di tepi kolam renang. Sedangkan Safira yang sedang menikmati udara siang yang agak mendung cuma cengar cengir.
" Ya maaf,,, mana ku tau kalo kamu lagi rapat, aku juga malu kali,,! gapapa lah, sebagai sahabat sejati ayo kita malu bersama. Dan sebagai permintaan maafku, aku akan menginap sehari lagi disini, karena suamiku baru akan pulang minggu depan dari luar kota. " ujar Safira yang langsung mendapat sorak gembira dari sahabatnya karena malam ini dia ada temennya lagi.
********
" Fir.....Fira.... Cepetan kesini ! Wewe gombel menampakan wujudnya... Gila... Lagi mesum dia sama suaminya !" Teriak Dara histeris dari balkon memanggil manggil Safira
Safira yang sedang nonton drama buru buru lari ke arah balkon, terlihat Dara sedang memegang teropong di matanya dan mengarah ke rumah sebrang.
Agak lebay sih,, sebenernya gak pake teropong juga masih bisa kelihatan meski gak begitu jelas, cuma namanya juga Dara,, apa apanya selalu harus perfect dan maksimal.
Pandangan Safira tertuju ke arah rumah sebrang dimana 2 orang manusia laki laki dan perempuan yang dengan tidak tau malunya sedang melakukan hubungan suami istri di sofa yang terletak di balkon rumahnya, sore menjelang malam itu,
Dari balkon tempat Safira dan Dara berdiri mereka dapat terlihat jelas, sedangkan kalau dari arah sebaliknya mereka tak dapat melihat Safira dan Dara, karena Dara menurunkan tirai penutup matahari yang melindungi mereka.
Safira mengucek matanya berulang kali seakan tak percaya atas apa yang di lihatnya, lalu dia menyambar teropong dari tangan Dara. Tubuhnya lemas seketika sesaat setelah mendekatkan teropong itu ke matanya.
" Menjijikan !" Umpat Safira sambil merogoh handphone dari saku celananya.
Air matanya tiba tiba mengalir deras keluar dari kedua matanya tanpa di komando saat dia menghubungi nomor orang yang di layar tampak di beri nama SUAMI,
beberapa saat kemudian terdengar jawaban dari sebrang
" Halo sayang ada apa?" suara nafasnya terdengar masih ngos ngosan tak beraturan,
Bahkan terlihat jelas dari tempat Safira duduk bersimpuh kini suaminya masih berbaring dan memeluk mesra seorang perempuan di dadanya.
" Masih di luar kota ? Lagi apa, ko kayanya suaranya cape banget ? " Safira berusaha tenang meski air mata tak bisa berhenti mengalir,
Pandangannya tajam ke arah seberang dimana suaminya berada.
Ya, laki laki yang sedang melakukan hal mesum di balkon seberang itu Wisnu, suami yang selama 2 tahun ini menjadi teman hidupnya, Menjadi sandaran hatinya,
bahkan, dia merelakan studi juga masa mudanya hanya untuk menikah dan mengabdikan diri pada laki laki yang kini menghianatinya di depan mata itu.
" Hmm,,, aku cape banget yang, ini lagi kerja, belum selesai malahan, tapi kamu telpon, jadi aku angkat telpon kamu dulu,! kenapa, kamu kangen aku ya ?" Tanya wisnu mencoba merayu Safira lewat suara,
Tapi sayang, tindakannya berlainan,
Karena kali ini, terlihat Wisnu sedang mencium mesra pipi wanita yang kini ada di pelukannya.
" Oh, ya sudah,, selesaikan pekerjaan mu, maaf mengganggu !" Safira menutup telponnya dan mencari cari keberadaan sahabatnya Dara, yang ternyata dia sekarang sedang sibuk membidik diam diam dua orang mesum itu dengan kameranya.
Rupanya Dara langsung menyadari ada gelagat yang tidak beres saat Safira menangis melihat duo mesum itu, lalu dia berinisiatif segera mengambil kamera.
Dia tak ingin kehilangan bukti, kalau kalau apa yang ada di pikirannya sekarang itu benar, meski belum tau pasti apa yang sebenarnya terjadi.
" Ada apa Fira,,?" Dara memeluk erat tubuh Safira dan berusaha mengusap usap punggungnya untuk menenangkan.
" Dia,, dia,, laki laki itu suami ku !" Suara Safira bergetar menahan sesak dan sakit didadanya.
" Ya Tuhan... lagi lagi jala*g itu menyakiti orang yang kusayangi, setelah ibuku, sekarang sahabatku, sabar Fir aku akan membantumu membalaskan sakit ini, kamu kuat ya. Aku pasti menghancurkan wanita itu, aku sudah memiliki bukti dan akan ku cari lagi bukti lainnya, Kamu gak sendiri Fir, aku pasti bantu kamu." Wajah Dara memerah menahan amarah.
Sementara itu, Safira masih saja menangis pilu, sungguh tangisannya sangat menyayat hati siapapun yang melihat atau mendengarnya.
Menangislah Safira, menangislah sampai kamu puas, dan sampai kamu menyadari kalau dia pria yang tak pantas untuk kamu tangisi.
Lalu segera bangkit dan hadapi semuanya dengan senyuman mematikan bagi mereka yang menyakitimu.
tersenyumlah, tertawalah saat kehancuran mendatangi mereka yang sempat hampir menghancurkanmu.
Tangismu akan menjadi tangis mereka,
lukamu harus menjadi luka mereka,
sakitmu adalah sakit yang harus mereka rasakan juga.
Maka bangkitlah jadilah kuat !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
FUZEIN
Sorry 2 say..aku tak akan pernah balik dengan suami macam ni..dapan mata pulak tu...penipu tahap gaban..
2023-05-02
1
Carissa Fanis
nyesekkkk😭😭😭
2023-02-11
1
Leni Fatmawati Fatmawati
aku baca ny maraton ,biar cepet selesai
2022-03-12
1