Calon Istri

" Aku pulang ke apartemen ku sendiri, ga lagi ngikutin kamu lo yaa..." Seloroh Bintang saat memasuki lift bersebelahan dengan Safira di apartemen yang mereka tinggali.

" Iya tau,, ckk,, masih dendam aja, aku kan udah minta maaf." Gerutu Safira yang kesal terhadap Bintang yang masih saja mengungkit masalah dirinya yang mengira bosnya itu menguntitnya.

Bintang hanya tersenyum melihat Safira yang tertunduk malu saat dirinya coba menggoda dia dengan mengingatkan kejadian konyol itu.

" Terima kasih Pak Bintang, saya duluan masuk," Safira berhenti sebentar saat dirinya akan masuk ke pintu.

" Oke, sama sama bu Safira,, sampai jumpa besok !" Bintang melanjutkan langkahnya setelah terhenti sesaat, dan berlalu menuju pintunya yang tak jauh dari tempat Safira berdiri.

" Ishh,,, dipanggil ibu lagi, nyebelin !" Safira merengut ke arah Bintang yang justru sedang tertawa melihat tingkahnya Safira yang menurut Bintang sangat menggemaskan.

***

Sebulan berlalu, hari ini tepat masa training Safira berakhir, dia semakin mahir dan cekatan membantu menggantikan pekerjaan Alan sang asisten bos.

Siang itu Safira memutuskan untuk mencoba makan siang di kafetaria kantor untuk pertama kalinya, selama sebulan ini, biasanya dia makan di ruangan Alan atau di ruangan Bintang, bahkan sering kali dia makan siang di luar karena sekalian menemani Bintang meeting di luar kantor.

" uuhhhh,,, ada angin apa nih calon sekretaris kesayangan bos yang baru ini sudi makan di tempat karyawan jelata seperti kita ini, bukan kah makan di ruangan bos lebih nyaman, ya,,!" Sindir seorang wanita yang duduk di sebelah Mira sambil memandang sinis ke arah Safira yang tengah duduk sendirian menikmati makanannya tak jauh dari meja mereka.

" Entahlah beb, Gue yang udah bertahun tahun jadi sekretaris si bos ga pernah tuh di ajak makan di ruangannya, mereka sekedar makan, atau makan yang lain ya...!" Mira terbahak sengaja mengolok olok Safira yang mulai memerah mukanya karena tersulut emosi.

" Mba ada masalah apa sama saya ?" Safira bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri tempat Mira dan temannya sedang duduk.

" Jelas, Gue ada masalah. Terutama sama cewek gatel kayak lo, yang berani melakukan apa saja demi menjerat bos dan merebut posisi gue," Mira melotot, berdiri dan menunjukkan jarinya ke arah muka Safira yang juga berdiri di hadapannya.

"Apa maksud Mba Mira?" Safira masih menahan emosinya.

" Ga usah sok polos deh lo, gue tau semuanya, lo cewek simpenan si bos kan? gue tau lo tinggal di apartemen si bos, dan yang bikin gue marah karena lo berniat merebut kerjaan gue, ga cukup lo jadi simpenan bos aja, ?" Orang orang yang berada disana mulai berbisik bisik membicarakan Safira setelah mendengar apa yang di ucapkan Mira.

" Mba, saya tidak pernah berniat merebut pekerjaan siapapun disini, saya hanya kerja training sebulan saja disini, setelah itu saya kembali ke kantor cabang untuk menjadi staf administrasi, itupun kalau saya lulus training," Safira merasa tak terima dengan tuduhan Mira.

" Haha... Kerja training? staf administrasi? lo pikir semua orang disini bodoh? mana ada pekerja training yang akan di tempatkan di posisi staf rendahan, di kantor cabang pula, tapi mendapatkan fasilitas super spesial,,makan siang di ruangan bos, tinggal di apartemen bos, kerja juga cuma nemenin bos, mana ada, bego !?" Cibir Mira yang tak mau percaya begitu saja dengan apa yang di katakan Safira,

Dia begitu marah karena merasa Safira akan menggeser posisinya sebagai sekretaris bos besarnya.

Safira merasa tertantang, jiwa bar bar nya seketika keluar saat merasa harga dirinya di injak injak di depan banyak orang.

" Sebenarnya saya ga mau mengatakan ini, tapi anda memaksanya, Mba. Saya calon istrinya Pak Bintang, jadi apa masalahnya kalau saya sekedar menemaninya makan siang, membantu pekerjaannya, dan ga ada yang salah kan, kalau saya tinggal di apartemen calon suami saya sendiri?" Safira tersenyum iblis, dia sudah tak perduli dengan apa yang dia katakan barusan termasuk resiko bila sampai hal ini sampai ke Bintang, dia hanya ingin memberi Mira pelajaran. kalaupun dia harus tak lulus training dan tak di terima kerja di kantor itu Safira juga sudah tak peduli, toh ini hari terakhir dia di kantor ini dan besok dia kembali ke kotanya di terima ataupun tak diterima kerja.

" Sayang, aku cari kamu, ternyata disini. ayo temani aku makan siang," tiba tiba seseorang memeluk pundak Safira.

" Bi-Bintang, " tanpa sadar Safira menyebut nama bosnya terbata bata, kaget, malu, takut, grogi, semua menjadi satu dalam hati Safira saat ini.

"Hmm,, ga apa apa sayang, kamu udah memberitahu semua orang tentang hubungan kita ? tadinya aku akan mengumumkannya nunggu saat yang tepat, tapi.sama saja kan?" Bintang makin mengeratkan pelukannya, malah di tambah dengan sengaja mendaratkan kecupan di kening Safira.

Jangan di tanya bagaimana reaksi Safira saat itu, dia tiba tiba merasa menjadi patung, dia susah menggerakkan badannya, susah mengeluarkan suaranya, tapi jantungnya berdegup sangat kencang.

" Semuanya, ini Safira, dia calon istri saya, jadi saya harap jangan ada gosip apapun tentang dia, karena saya tak akan mengampuni siapa saja yang menyinggung calon istri saya ini." Bintang memberi pengumuman pada orang orang yang sedang berada di kafetaria itu.

Beberapa ada yang tersenyum bahagia karena merasa Bintang dan Safira pasangan yang serasi, ada juga yang tertunduk ketakutan karena tadi merasa menggunjingkan dan ikut mencemooh calon istri bos besarnya.

" Emhh.. dan kamu Mira, jangan takut posisimu di ambil Safira, tak mungkin aku menempatkan calon istriku HANYA MENJADI SEORANG SEKRETARIS, karena dia akan menjadi asisten pribadiku yang posisinya berada di atas kamu tentunya." Bintang, menunjuk ke arah Mira dengan tatapan membunuhnya, dan seakan menekannkan kalau dia tak ingin atau tak suka calaon istrinya hanya menjadi sekretaris dirinya.

Untung saja kerjaan Mira selama ini bagus, kalau tidak pasti Bintang sudah mendepaknya karena telah lancang mengusik Safira.

Bintang menggandeng tangan Safira keluar dari sana menuju ruangannya.

Safira hanya diam dan mengikuti kemana dia dibawa pergi karena sungguh dia tak tau harus berkata apa pada Bintang.

" Maaf,, saya ....saya, tadi hanya ... saya... saya siap dengan segala resikonya." Safira masih tertunduk kerakutan saat berbicara dengan Bintang di ruangannya.

" Aku tau, aku dengar semuanya tadi, dan benarkah kamu siap dengan segala resikonya dari kejadian tadi?" Tanya Bintang dengan senyum smirk nya.

--------

Setelah menyelesaikan urusan pekerjaan yang hanya di temani Alan, karena pekerjaan hari ini meninjau pengerjaan proyek pertokoan di pinggir kota,Bintang memang sengaja tak mengajak Safira karena merasa tempatnya agak berbahaya, tapi sialnya siang itu Bintang merasa sangat merindukan Safira yang biasa menemaninya.

" Alan, kamu atasi semuanya aku akan kembali ke kantor untuk makan siang." Titahnya pada sang asisten.

Bintang merasa tak bersemangat melanjutkan pengawasan proyek di tempat lainnya lagi, saat ini dia ganya ingin bertemu Safira.

Setibanya di kantor, Bintang langsung menuju ruangannya hendak mengajak Safira makan siang di luar, tapi ternyata ruangannya kosong, Safira tak ada disana, Bintang coba mencarinya ke pantry tapi tak ada juga, tapi saat melewati kafetaria, dia melihat Safira yang sedang menikmati makanannya sendirian.Senyuman langsung tercetak jelas di bibir Bintang.

Saat hendak menghampiri Safira, langkahnya terhenti karena mendengar ocehan Mira dan temannya yang sedang mempermalukan Safira disana, tadinya Bintang akan langsung menegur Mira dan temannya itu, tapi ketika melihat Safira ternyata berani melawan, Bintang coba mencari tempat yang agak tersembunyi dan memperhatikan keributan yang terjadi di hadapannya itu.

Tanpa di duga, Safira mengatakan dan mengaku kalau dia adalah calon istri dirinya, betapa bahagia dan berbunganya hati Bintang meski tau kalau Safira hanya berbicara bohong demi menyelamatkan harga dirinya yang di bantai Mira di hadapan banyak orang. tapi bagi Bintang, kebohongan Safira mampu membuatnya terbang melayang.

Dengan perasaan yang sedang berbunga, dan senyum yang mengembang, Bintang segera menghapiri dan memeluk Safira, dia ikut meramaikan sandiwara bertema calon istri itu, bahkan Bintang tak kuasa menahan dirinya untuk mengecup kening Safira yang berada di pelukannya itu, tentu saja bagi Bintang itu semua bukan sandiwara, tapi sebuah harapan, do'a yang harus segera menjadi nyata.

setelah puas memberikan pelajaran untuk Mira, dan mengumumkan kepada semua orang kalau memang benar Safira calon istrinya, dia menggandeng mesra Safira dan membawa ke ruangannya.

--------------

" Sa-Saya siap dengan segala hukuman yang akan di berikan" Jawab Safira pasrah.

" Baiklah, yakin, kamu benar benar siap dengan hukuman apapun?" Tanya Bintang lagi.

Safira mengangguk pasti.

" Oke, hukumanmu... harus merealisasikan dan menjalankan peran sesuai yang tadi kamu bilang di hadapan semua orang"

" Ma-maksudnya?" Safira merasa bingung.

" ya, kamu harus berperan menjadi calon istri yang baik, sekaligus asisten pribadiku" Bintang terus menatap Safira

" Tapi, bagaimana bisa jadi asisten pribadi ? bukankah besok saya sudah harus kembali ke kantor cabang, dan untuk apa berpura pura menjadi calon istri anda, disana tak ada yang tau tentang kejadian tadi," Safira masih kebingungan dengan yang di perintahkan Bintang padanya.

" Tentu saja besok kamu kembali ke kantor cabang, tapi bersamaku, dan sebagai asistenku, karena aku akan turun langsung mengawasi pengerjaan proyek apartemen mewah XXX disana, dan ingat selain asisten pribadi, kamu juga calon istriku." Bintang lagi lagi tersenyum puas, merasa sebentar lagi apa yang menjadi harapannya selama ini akan terwujud.

Biarlah saat ini Safira merasa hanya berpura pura saja, tapi dia bertekad akan mengambil hati Safira sesegera mungkin, dan merubahnya menjadi nyata.

Safira hanya pasrah dengan hukuman yang Bintang berikan padanya, sungguh ini memang benar benar kesalahannya, dan dia tak akan lari dari hukuman atas apa yang di perbuatnya, entah seperti apa nantinya, dia hanya akan menjalani semuanya dengan ikhlas. yang penting ini berarti saat ini dirinya lulus training dan mempunyai pekerjaan tetap, dia bisa mendaptkan penghasilan untuk bertahan hidup tanpa menyusahkan atau bergantung pada siapapun.

Terpopuler

Comments

Jasreena

Jasreena

gpp hukuman nya enak kok.... ciwi3 jg pd mauuu 😄😄

2022-05-17

1

Jasreena

Jasreena

siap bang bintang... d nikahin jg siap tp jgn selingkuh ya....

2022-05-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!