Rena !

Pintu terbuka, Arya datang membawa seorang perempuan yg membuat Wisnu dan Bima saling tatap dan seketika menyebutkan satu nama secara bersamaan.

"Rena !"

Seolah mereka tak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat.

" Maaf saya terlambat bos, tadi motor saya mogok." Papar Arya berhati hati menyampaikan alasan kepada Wisnu, karena dia telat 1 jam dari yang di janjikan semalam.

Sedangkan Wisnu dan Beni orang yang paling disiplin dalam pekerjaan dan waktu.

" Emh..ba-baiklah kau dan dia tunggulah di ruanganku, sebentar lagi aku ke atas !" Wisnu hampir terbata  bata menjawab Arya, matanya tak lepas menatap sosok perempuan disamping Arya.

Meski agak sedikit bingung dengan sikap bosnya, Arya hanya mengangguk menuruti apa yang bosnya perintahkan, lalu keluar ruangan menuju ruang kerja Wisnu.

" Ben, cepat kau selesai kan briefing dengan mereka, lalu ikut dengan ku ke atas !" Perintah Wisnu sambil keluar ruangan dengan mukanya yang berubah menjadi pucat.

Beni yang juga sama terkejutnya dengan Wisnu, segera menyusul sahabatnya keluar ruangan setelah sebelumnya memberikan perintah kepada Panji, manajer pub yang juga ada disana agar mengambil alih tugas Wisnu dan dirinya mengarahkan dan memberi tau apa saja tugas para wanita itu disana.

" Wisnu,,tunggu !" Setengan berlari Beni mengejar Wisnu yang terburu buru naik menuju ruangannya.

" Kenapa dia datang lagi ke kehidupan ku Ben ?" Wisnu menghentikan langkahnya dan menyandarkan kepalanya di dinding sebelah pintu lift.

Matanya menatap kosong, tangan nya mengepal lalu di ayunkannya kepalan tangan nya itu sekuat tenaga ke dinding tempatnya menyandarkan kepala tadi.

" Wisnu,, sadarlah,, tahan emosi mu. Dia bukan Rena,, ingat Rena sudah pergi ! " Beni menahan tangan Wisnu lalu memeluk sahabatnya,berusaha menenangkannya.

" Itu semua salahku Ben,aku yang menyebebkan Rena pergi" Ratap Wisnu pilu.

" Berhenti menyalahkan diri sendiri, ini semua memang sudah jalan Tuhan." Beni kembali menenangkan sahabatnya.

***

Setelah beberapa saat menenangkan diri, Wisnu dan Beni masuk ke ruangan kerjanya.

" Apa yang ingin kau sampaikan padaku Arya ?" Tanya Wisnu to the point.

" A-anu,, ini teman saya namanya Mia, dia ingin bekerja disini, dia sangat membutuhkan pekerjaan." Arya menjelaskan agak ragu dan takut.

" Teman Kau tau kan, wanita disini kerja apa ?" Tanya Wisnu pada Arya, kali ini dia menghindari tatapan matanya dari wanita yang Arya sebut Mia itu.

" Dia Tau Bos, dan tidak keberatan karena Mia pernah bekerja seperti itu selama setahun di di kota Batam." Arya meyakinkan Wisnu

" Baiklah, suruh temanmu itu mulai masuk kerja malam ini." Wisnu masih berbicara tanpa mempedulikan MIa

" Terimakasih Bos, tapi apakan bos tidak mewawancarai saya dulu, atau ada yang ingin Bos tanyakan barangkali ? Dan sekali lagi, maaf tadi saya dan Arya datang terlambat." Mia coba berinteraksi dengan Wisnu yang sedari tadi tak pernah melihatnya sedikitpun.

Mia berpikir apa Wisnu tak suka padanya, atau bahkan marah, karena dia dan Arya datang terlambat, terlalu banyak pertanyaan di batin Mia saat itu.

' Ya Tuhan,,, bahkan suaranya pun mirip Rena.

Tapi dia orang yang berbeda, sadarlah Wisnu, dia Mia bukan Rena,' Wisnu berdebat dengan hatinya sendiri

" Bos..?" panggil Mia yang melihat Wisnu melamun.

" Eh,,iya tak ada yang ingin ku tanyakan padamu, datanglah untuk bekerja nanti malam." Jawab Wisnu setengah kaget tersadar dari lamunannya.

" Tunggu,,Mia asalmu dari mana ?" Tanya Beni penuh penasaran.

" Saya asli dari Batam, satu kampung dengan Arya, karena disana saya ada masalah keluarga, saya meminta bantuan Arya untuk mencarikan pekerjaan makanya saya datang kesini." Jawab Mia panjang lebar.

" Boleh aku pinjam KTP mu ?" Beni masih penasaran.

Mia membuka tas dan dompetya lalu mengeluarkan tanda identitas dan menyodorkannya ke arah Beni.

" Kamu benar benar bukan dia..." Gumam Beni pelan, tapi madih terdengar di telinga Mia.

" Eh ? maksudnya ?" Tanya Mia.

" Ah ,, tidak.. Kau mirip sekali dengan teman masa kecilku,, tapi,,, sudahlah, kalian orang yang berbeda." Beni mengembalikan kartu identitas itu pada Mia setelah membacanya.

***

Wisnu dan Beni sedang makan siang yang sudah terlambat karena sudah sore.

" Hallo sayang,, aku tidak pulang, mau langsung berangkat kerja lagi, banyak yang harus aku selesaikan, maaf ya sayang. Kamu pulang di jemput supir nanti. Aku pulang jam biasa, tapi aku usahakan pulang cepat." Wisnu mengakhiri pembicaraannya di telepon.

" Safira ? Kenapa kau tak pulang dulu, kau mau kemana ? ini masih sore, ga mungkin kita diam di club, mau ikutan OB bersih bersih ? Pulang lah dulu, mandi biar segar." Bujuk Beni.

" Pikiranku kacau Ben, aku tidak bisa bertemu Safira dulu, takutnya dia khawatir, aku akan ke apartemenku saja. Sekalian menenangkan diri." Keluh Wisnu lesu.

*****

Malam ini, semua pekerja wanita yg baru sudah mulai bekerja. Mereka terlihat sudah mulai terbiasa dan mahir menggoda, merayu para pria hidung belang yang seolah siap menerkam mereka.

Dari balkon ruang kerjanya Wisnu duduk sendiri memperhatikan Mia yang sedang menemani seorang pria yang sepertinya ingin mengajak ke ruang karaoke lantai 2.

Mata Wisnu tak lepas memperhatikan gerak gerik Mia.

' Ah, memang dia bukan Rena, mana mungkin Rena serendahan itu sikapnya,' Wisnu berusaha meyakinkan hatinya.

Pikrannya mulai melayang, kembali ke masa lalu ketika dia masih berseragam putih abu,

saat saat terbahagia dalam hidupnya.

Menjalin kasih dengan Rena teman masa kecilnya yang memang sudah dia sukai semenjak smp, tapi dia baru berani menyatakan cintanya saat masuk smu, dan ternyata Rena punya perasaan yang sama pada Wisnu.Akhirnya merekapun berpacaran.

Wisnu, Rena dan Beni memang sahabatan dari kecil, karena rumah mereka berdekatan, tapi setelah Wisnu dan Rena berpacaran, walaupun mereka bertiga satu sekolahan, mereka jarang main bersama sama lagi.

Beni lebih senang nongkrong dengan teman temannya yang lain, karena tak ingin mengganggu dua sahabatnya yang sedang dimabuk asmara dan tak pernah terpisahkan itu, tapi kadang kadang mereka masih sering sekedar nongrong bareng sesekali.

Sampai kejadian sedih itu terjadi,

Pulang sekolah Wisnu, Rena dan Beni sedang asik nongkrong bareng di sebuah Kafe, tiba tiba segerombolan pria berpakaian seperti preman mendekati Rena dan menggodanya, Wisnu dan Bni yang terpancing emosi langsung berkelahi dengan mereka, sampai salah seorang dari preman itu mengeluarkan senjata tajam ke arah Wisnu, tapi Wisnu tak menyadarinya karena keadaan sudah kacau, Rena yang melihat itu langsung memeluk Wisnu, sehingga Rena yang tertusuk di bagian punggungnya.

Itulah kejadian tragis yang merenggut nyawa Rena, menyebabkan Wisnu selalu menyalahkan diri sendiri dan membuat Wisnu tak bisa melupakan Rena.

Walaupun setelah sekian tahun berlalu, Wisnu akhirnya bisa membuka hatinya kembali dan berusaha menjalin hubungan dengan Safira,

Ya itu aku.. Aku yang sekarang menjadi istrinya dan berhasil menyembuhkan luka hatinya.

Aku pernah di ceritain tentang Rena sedikit, meski tak pernah tau seperti apa rupanya, tapi buatku itu masa lalu Wisnu, aku tak ingin mengorek luka dia, yang penting sekarang dia bersamaku. Terlebih Rena sudah lama tiada, jadi aku tak perlu cemburu, bukan ?

" Aaahh,,, kenapa ini datang lagi padaku..! Perasaan bodoh ini !" Wisnu berteriak sambil membanting gelas minuman yang di pegangnya.

Terpopuler

Comments

Fatma Kodja

Fatma Kodja

lanjutt thor, n tetap semangat ya💪💪💪💪💪

2022-04-04

1

~🌹eveliniq🌹~

~🌹eveliniq🌹~

keren nihhh lanjut thor semangat

2021-11-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!