Hari masih sangat pagi saat bel pintu berbunyi berkali kali seolah menggambarkan orang di balik pintu yang membunyikan bel itu adalah sosok orang yang tak sabaran.
" Iya,,, iya,,, sebentar, siapa sih gak sabaran banget." Safira berlari dari kamar sambil berteriak teriak menuju pintu, matanya melirik jam yang bertengger di dinding ruang tamu, masih jam setengah 6 pagi, manusia macam apa yang bertamu pagi pagi buta begini, pikirnya.
" Pak Bintang ? apa kita akan pergi sepagi ini? " Safira tak menyangka kalau Bintang, sang bos aneh yang datang bertamu pagi itu, terlihat Bintang sudah rapi, dengan celana chinos coklat muda dan kemeja biru yang tangannya di gulung sampai siku.
Bintang tak menjawab pertanyaan Safira, dia langsung masuk tanpa menunggu dipersilahkan Safira, lalu menuju meja bar yang berada di pojok kanan, tepat sebrang kamar yang di tempati Safira, dia meletakan paper bag yang sejak tadi di bawanya, lalu mulai mengeluarkan isinya dan menata beberapa kotak makanan di atas meja bar itu. Safira hanya melongo melihat tingkah Bintang yang seakan akan mereka sudah kenal dekat tanpa sungkan main selonong masuk.
" Cepat berpakaian, lalu temani aku sarapan. Setelah itu kita langsung berangkat, biar sore ini kita sudah bisa kembali kesini." Bintang berbicara tanpa melirik Safira sedikitpun, dia masih sibuk menata meja.
Seketika Safira menyadari kalau saat itu dia masih mengenakan kimono mandinya, karena begitu selesai mandi dia buru buru membuka pintu. Safira berlari menuju kamarnya tanpa sepatah kata.
" Duduklah," ucap Bintang saat melihat Safira keluar kamar setelah sekitar 15 menit bersiap siap, Safira tak pernah memerlukan banyak waktu untuk berdandan, dia tipe wanita yang tak begitu suka ber make up. Baginya sekedar memakai sunblock dan lipstik itu sudah cukup.
Mereka duduk berhadapan di meja bar, dan lagi lagi sarapan tanpa berbicara, apalagi setelah kejadian kemarin, Safira merasa sangat malu karena telah mengira kalau Bintang mengikutinya.
Setengah jam perjalanan menuju kota kelahiran Safira, dan mereka masih bertahan dengan kebisuan, padahal masih ada sekitar tiga jam lagi untuk mereka sampai ke tempat tujuan.Mereka hanya berangkat berdua, Alan tidak ikut karena harus menggantikan Bintang bertemu klien di kantor.
" Maaf, kemarin saya gak tau kalau Bapak tinggal di apartemen itu juga." Safira mencoba membuka pembicaraan karena dia tak tahan bila seharian harus menemani bosnya dalam mode bisu.
" Bintang,,,! bukankah aku sudah bilang, panggil aku Bintang, ini bukan di kantor" sungut Bintang dengan kesal.
" Maaf, tapi ini jam kerja, dan kita dalam perjalanan dinas, " Kilah Safira.
" Hmm,,," Bintang hanya bergumam malas.
Meski masih agak canggung tapi mereka sudah mulai saling membuka obrolan walaupun masih hanya seputar pekerjaan.
Setelah sampai di kota tujuan, mereka membagi tugas agar pekerjaan cepat selesai dan mereka bisa langsung pulang lagi sore harinya, jadi mereka tak perlu menginap.
Safira di beri tugas ke kantor Wali kota dan Bintang harus ke kantor cabang, mengurus beberapa kerjaan disana.
" Aku tak mengantarmu masuk, disana sudah ada Widodo nanti menemani kamu, setelah urusan ku di kantor cabang selesai, aku langsung kesini jemput kamu.Tunggu aku dan jangan kemana mana." Pesan Bintang panjang lebar saat hendak menurunkan Safira di parkiran kantor BalaiKota.
Safira mengangguk lantas keluar dari mobil.
" Ingat ! jangan kemana mana kalau sudah selesai, dan temui Widodo dulu sebelum bertemu mantan mertuamu itu." Lagi lagi Bintang memberi wejangan panjang pada Safira, saat itu Bintang lebih terlihat seperti mamak mamak yang mengantar anaknya sekolah sampai gerbang, wejangannya panjaaang.
" Baik, pak" Safira mengangguk dan sedikit membungkuk memberi hormat. Dia sedikit risih dengan bosnya yang pagi itu tiba tiba menjadi sangat cerewet.
***
Saat memasuki pintu masuk, Widodo menghampirinya.
" Mba Safira?" Tanya Widodo yang memang belum pernah bertemu Safira secara langsung tapi pernah melihat fotonya pada dokumen lamaran pekerjaan yang di bawa Beni waktu itu.
" Iya betul, apa anda Pak Widodo?" Tanya Safira balik yang lalu di jawab anggukan oleh Widodo.
Setelah berbasa basi dan memeriksa kembali kelengkapan beberapa dokumen yang Safira dan Widodo bawa, mereka segera berjalan menuju ruangan pimpinan kantor itu.
Untuk menemui orang nomor satu di kota itu bukan hal yang sulit untuk Safira, beberapa staf disana mengangguk memberi hormat pada Safira, mereka masih menganggap Safira Menantu kesayangan atasannya, karena memang perceraian Safira dan Wisnu tak banyak yang tau, bahkan terkesan di rahasia kan, itu juga sebenarnua yang menjadi salah satu syarat Wisnu setuju dan menandatangani surat perceraian mereka, bahwa perpisahan mereka harus di rahasiakan karena dirasa akan merusak reputasi Ayah Wisnu yang akan maju di pemilihan gubernur, apalagi bila kabar perselingkuhan Wisnu sampai tersebar luas.
Widodo yang beberapa kali mengalami kesulitan saat hendak bertemu Pak WaliKota merasa terheran heran karena Safira dengan mudahnya mendapat akses bertemu dengan pejabat tertinggi di kota itu, bahkan seorang ajudan pejabat itu, menyambut dan mengantar mereka sampai ruangan pimpinan mereka.
" Fira, bagaimana kabarmu? ada apa kesini, apa kamu ada masalah, nak? Ayah kangen kamu." Pria setengah baya yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu sontak berdiri saat Safira muncul dari balik pintu.
" Ayah,, Fira juga kangen. kabar Fira baik dan bagaimana kabar Ayah juga Ibu?" Safira memeluk mantan mertuanya yang selalu baik padanya.
" Baik nak, kami baik. Ibu kadang suka menanyakanmu, mainlah ke rumah. Maafkan Ayah dan Ibu yang tak becus mendidik Wisnu dengan baik ya nak." Pak Jaya sang WaliKota itu berkaca kaca
" Ayah,,, itu bukan salah Ayah ataupun Ibu, mungkin jodoh kami hanya sebatas itu. Fira baik baik saja, percayalah." Safira mengusap usap punggung Pak Jaya yang sudah dia anggap seperti ayahnya sendiri .
Widodo yang bingung dengan apa yang dibicarakan mereka hanya terdiam seperti menonton pertunjukan drama Ayah dan anak yang lama tak bertemu.
Setelah Safira menyampaikan maksud kedatangannya kesana, tanpa kendala yang berarti Pak Jaya segera menandatangani berkas yang di ajukan Safira dan Widodo.
Mereka segera berpamitan setelah semua urusan selesai dan sedikit berbasa basi.
Widodo meninggalka Safira sendiri disana karena dia harus segera kembali ke kantor, sedangkan Safira masih harus menunggu Bintang menjemputnya, dan saat ingin mengabari kalau urusannya telah selesai, dia baru menyadari kalau dia tak memiliki nomor telepon bosnya itu.
Safira menunggu Bintang di lantai bawah dekat pintu masuk agar mudah melihat kedatangan bosnya itu.
Namun tiba tiba seseorang menepuk pundaknya.
" Fira,,, " panggilnya, matanya menatap tajam Safira yang menoleh ke arahnya, seketika dua bola mata itu meneteskan air mata saat matanya beradu pandang dengan mata indah Safira.
" Wisnu, a-aku ada sedikit urusan dengan Ayah tadi" Safira mencoba bersikap sebiasa mungkin, walaupun tak munafik ada grogi, canggung dan sedikit debaran aneh entah rasa apa mungkin sedikit sisa sisa rasa entah rasa benci, rasa kecewa atau apa yang jelas Safira yakin kalau rasa sayang dia sudah tak bersisa lagi untuk Wisnu.
" Ayah ? Ada apa?" Tanya Wisnu lagi masih tetap memandang Safira lekat.
" Cuma masalah kerjaan, tapi udah selese kok," Safira mengangkat dan menunjukkan dokumen yang berada di tangannya.
" Oh, kamu sendirian? ayo aku antar, kamu mau kemana? atau kita makan siang dulu bagaimana?" Wisnu memberondong Safira dengan beberapa pertanyaan, tapi Safira hanya diam,
" Fir,,, aku rindu" ucap Wisnu pelan nyaris tak terdengar suaranya.
" Mmm,, maaf, bos aku udah dateng jemput, sampai jumpa CALON AYAH..!" Safira menekankan kata calon ayah pada Wisnu lalu meninggalkannya dengan senyuman tulus ketika melihat mobil sedan mewah Bintang sudah terparkir tak jauh dari pintu masuk tempatnya dengan Wisnu berdiri.
Wisnu hanya menatap kepergian Safira dari sisinya, seraya mengamat amati siapa orang yang di dalam mobil yang kata Safira bosnya itu.
" cie... yang ketemu mantan..!" ledek Bintang saat Safira masuk ke dalam mobil.
Safira hanya memutar bola mata malas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Leni Fatmawati Fatmawati
salting ketemu mantan🤭😅😅
2022-03-12
1
~🌹eveliniq🌹~
hmm asyik nih ketemu mantan
2021-11-16
2
Nurcahaya Sebayang
Wisnu....maka nya CPT move on dr cinta masa lalu biar nggak nyasar hati mu ..!
2021-11-07
3