Dito sudah bersiap hari ini dokter sudah memperbolehkan pulang ke rumah.
"Kalian mau ke kost-an atau ke rumah Mama dan Papa Dit?" tanya Maya
Dito menarik nafas pelan ia menatap Nayla yang tersenyum padanya.
"Dito balik ke kost-an saja Ma" ucap Dito
"Tapi Dit.. kamu masih butuh pemulihan nak" ucap Maya
Dito meraih tangan Maya "Mama.. kan ada Naya" ucap Dito lembut
"Tapi kan Naya lagi ...." ucap Maya langsung menghentikan ucapannya.
Dito dan Nayla saling tatap "Cinta kamu kenapa?" tanya Dito menatap intens kepada Nayla
"Aku....?" tanya Nayla bingung "Nggak ada apa-apa kok" ucap Nayla seadanya
"Ada yang kamu sembunyikan dariku cinta?" tanya Dito menyelidik
"Nggak ada kok Bby..." jawab Nayla
"Astaga hampir aja keceplosan, baru juga dugaanku" batin Maya
"Ma..." panggil Dito melihat kebingungan
"Maksud Mama, Naya juga pasti cape sayang jagain kamu selama di sini, kalau di rumah Mama dan Papa kan Naya bisa istirahat, biar Mama bantu ngurusin keperluan kamu sayang" ucap Maya
Dito tersenyum "Mama Dito sudah nggak apa-apa kok, khawatir banget" ucap Dito
"Tinggal aja seminggu gitu nak" paksa Maya
"Mama.. nggak usah khawatir, Dito bakalan aman kok bersama Naya" ucap Dito lalu merangkul pundak Nayla "Lagian Naya adalah istri terbaik untuk Dito, selalu melakukan kewajibannya dengan baik. Jadi Mama nggak perlu khawatir" lanjutnya lalu mengecup pipi Nayla dengan gemas.
Maya menarik nafas pelan "Ya sudahlah kalau begitu, tapi kalau ada apa-apa Nay, langsung beritahu Mama yah" ucap Maya
"Iya Ma, Naya pasti akan menghubungi Mama kok" ucap Nayla tersenyum.
Ardy mendorong pintu kamar inap Dito dengan pelan yang memang sudah terbuka "Sudah siap Dit..?" tanya Ardy
"Iya Kak sudah kok" ucap Dito, "Ini Dit, kartu kamu" ucap Ardy mengembalikan kartu kredit milik Dito
"Makasih kak" ucap Dito tersenyum menerima kartu tersebut
"Sudah selesai diurus administrasinya kan Dy..?" tanya Maya
"Sudah kok Tante, semua sudah aman" ucap Ardy
"Ok..lah kalau begitu ayo kita pergi" ucap Dito
"Yuk.. sini Nay, saya bantu" ucap Ardy mengambil tas tenteng di tangan Nayla.
"Ekh.. iya Kak makasih" ucap Nayla membiarkan Ardy membawa tas tentengnya
"Sama-sama" ucap Ardy
Mereka pun pergi meninggalkan ruang inap dan menuju parkiran. Dito duduk di samping Ardy, sedangkan Nayla duduk bersama Maya.
"Ini kamu ke kost-an atau gimana Dit?" tanya Ardy
"Langsung ke kostan aja kak" ucap Dito
"Ok deh" ucap Ardy lalu menambah kecepatan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
Sepuluh menit perjalanan tiba-tiba Dito merasa pusing "Kak pelanin dikit dong" ucap Dito tiba-tiba
"Loh.. Dit.. kamu kenapa?" tanya Ardy menatap Dito sesaat yang sedang menahan rasa pusing
"Pusing Kak.." ucap Dito pelan sambil memijat pelipisnya.
"Bby..." panggil Nayla khawatir sambil memegang pundak Dito
"Kak.. Berhenti bentar kak" ucap Dito sudah tidak bisa menahan rasa pusing dan mualnya.
"Ok.. Ok.." ucap Ardy segera menepikan mobilnya.
Dito keluar dari mobil menuju pembatas jalan "Hueeeeekk.."
"Bby..." panggil Nayla juga ikut turun bersama Dito. Ia mendekat lalu memijat punggung Dito
"Hueeekkkk.." Dito terus muntah tanpa lendir sampai wajahnya merah padam
"Tu kan Mama bilang juga apa.." ucap Maya
"Bby.. minum dulu" Nayla menyodorkan air mineral kepada Dito
Dito duduk di pembatas jalan lalu meneguk perlahan air yang diberikan oleh Nayla. Dito kembali menormalkan irama nafasnya yang tersengal-sengal.
"Bby... kamu nggak apa-apa?" tanya Nayla khawatir mengelus pelan kening Dito yang berkeringat dingin menggunakan tisu.
"Nggak apa-apa cinta, sini peluk cinta" pinta Dito pelan. Nayla langsung mendekap Dito ke pelukannya. Lagi-lagi aroma tubuh Nayla membuatnya nyaman.
"Sekarang kita ke rumah, nggak usah membantah" ucap Maya langsung meninggalkan Nayla dan Dito yang masih berpelukan. Maya mengambil tempat duduk di sit depan.
"Bby... ayo, kita ke rumah Mama saja yah" ucap Nayla lembut membelai kepala Dito dengan pelan. Dito tidak menjawab dan masih memeluk Nayla.
"Yuk Dit.. kita lanjutkan perjalanan, kamu duduk bersama Naya saja" ucap Ardy
Dito pun melepas pelukannya di tubuh Nayla, ia berjalan pelan dibantu oleh Nayla. Mereka pun masuk ke mobil. Nayla merebahkan Dito di pangkuannya. Dito memejamkan matanya menikmati belaian lembut dari Nayla di pucuk rambutnya.
"Masih berasa pusing Bby?" tanya Nayla
Dito menggeleng pelan "Asalkan di samping kamu cinta" ucap Dito dengan mata terpejam
"Kalau mau Naya di samping kamu terus, maka dari itu kalian harus tinggal di rumah Mama dan Papa dulu" ucap Maya ketus. Dito tidak menjawab.
"Baik Ma.." ucap Nayla lirih masih asyik membelai rambut Dito.
Tidak ada percakapan di antara mereka, sampai akhirnya mobil Ardy memasuki pekarangan rumah Dito.
Dito terlelap selama dalam perjalanan, Nayla tersenyum menatap wajah polos Dito.
"Bby.. kita sudah sampai" ucap Nayla pelan. Nayla mengecup kening Dito.
"Bby...bangun sayang.." panggil Nayla lembut sambil mengelus pipi Dito dengan pelan.
Dito menggeliat pelan, ia membuka matanya lalu bangun perlahan.
"Yuk.. lanjut istirahat di kamar Bby" ucap Nayla pelan. Dito pun menuruti Nayla. Ia merangkul pundak Nayla ketika berjalan masuk ke rumahnya.
"Dito-Naya.." panggil Maya ketika mereka berdua akan menaiki tangga. Keduanya menghentikan langkahnya.
"Ya Ma.." Nayla tersenyum menatap Maya.
"Mama sudah minta tolong bi Iyam dan Bi Mulya untuk pindahkan barang-barang kalian di kamar depan di ruang keluarga" ucap Maya
"Mama khawatir jika Naya harus mondar-mandir naik-turun tangga" ucap Maya
Dito mengernyitkan dahinya "Kenapa Mama khawatir Naya naik-turun tangga?" tanya Dito menyeledik lalu menatap Nayla dan Maya bergantian.
"Duh.. maksud Mama, kamu Dit.. bukan Naya, Mama khawatir kamu baru aja pulih dari sakit mondar-mandir, naik-turun tangga kan bahaya kalau kamu jatuh" ucap Maya
"Tidak lagi menyembunyikan sesuatu kan Mama dan kamu cinta?" tanya Dito menatap Nayla dan Maya bergantian
"Nggak ada Bby.." ucap Nayla juga bingung dengan kecurigaan Dito dan ucapan Maya.
"Sungguh cinta?" tanya Dito menekan suaranya
"Iya.. sayang, nggak ada yang aku sembunyikan dari kamu Bby" ucap Nayla
"Sudah-sudah kalian nggak usah berdebat, Naya.. bawa masuk Dito ke kamar" ucap Maya berusaha menetralkan perasaannya.
"Baik Ma.." ucap Nayla. "Yuk Bby.." Nayla memapah Dito berjalan menuju kamar depan ruang keluarga.
"Duh.. aku harus bicara dengan Naya" ucap Maya bergumam
Kamar sudah tertata dengan rapi ketika Nayla dan Dito masuk.
"Rupanya Mama sengaja menyiapkan semuanya cinta" ucap Dito duduk dengan pelan di ranjang. Nayla tersenyum dan duduk di samping Dito.
"Sepertinya Bby.. Mama emang sengaja ingin kita tinggal di sini" ucap Nayla tersenyum.
"Hanya beberapa hari saja yah cinta kita di sini" ucap Dito membelai puncak rambut Nayla
"Iya.. Bby, aku nurut kamu saja, mana baiknya" ucap Nayla
"Terima kasih sudah menjadi istri the best buat aku cinta" ucap Dito lembut
"Mmm.. bisanya menggombal kamu Bby" ucap Nayla tertawa geli
Dito tertawa kecil "Aku nggak gombal cinta, aku ngomong apa adanya" ucap Dito
"Hadeeehhh.. nggak jelas kamu Bby" ucap Nayla berdiri, Dito tersenyum dengan tingkah Nayla.
"Mau ke mana cinta?" tanya Dito menahan tangan Nayla
"Mau atur pakaian dulu Bby, ini ada yang kotor jadi mau aku cuci" ucap Nayla
"Nggak usah cinta, minta tolong Bi Iyam atau Bi Mulya" ucap Dito memperbaiki duduknya dengan bersandar dengan melonjorkan kakinya .
Nayla sibuk mengatur pakaian dan barang-barang mereka. Nayla mengambil keranjang pakaian untuk meletakkan pakaian kotor. Ia menatap Dito yang duduk sambil bersandar sambil memejamkan matanya.
Nayla mendekat dan duduk di tepi ranjang "Pusing lagi Bby?" tanya Nayla pelan membelai puncak rambut Dito
"Iya Cinta, nggak tau kenapa, aku juga bingung, padahal hasil lab semua normal" ucap Dito membuka matanya menatap Nayla
Nayla duduk di tepi ranjang "Mau makan sesuatu sayang?" tanya Nayla membelai lembut kepala Dito
"Sayur asem cinta" ucap Dito cepat dan antusias
"Ya udah, mau aku masakin Bby?" tanya Nayla lembut
"Boleh Cinta" ucap Dito antusias.
"Ya udah, aku masak dulu yah Bby.." ucap Nayla
"Jangan cape-cape ya Cinta" ucap Dito
"Iya Bby.. tenang aja, masak sayur asem nggak bakalan cape kok" ucap Nayla lalu mengecup kening Dito.
Nayla mengambil pakaian kotor yang mereka gunakan selama di rumah sakit.
"Itu minta tolong Bi Iyam atau Bi Mulya yah cinta" ucap Dito menekan suaranya sambil menunjuk keranjang pakaian yang dibawa Nayla.
"Iya Bby.." ucap Nayla lalu meninggalkan Dito di kamar.
Nayla menuju tempat untuk mencuci baju, namun ia dicegat oleh Maya.
"Naya.." panggil Maya
"Ekh.. Mama.." ucap Nayla menghentikan langkahnya
"Kamu mau ngapain?" tanya Maya ketus
"Mmm.. ini mau cuci baju Ma" ucap Nayla
"Minta tolong Bi Iyam atau nggak Bi Mulya" ucap Maya mengambil keranjang kain dari tangan Nayla.
"Ma.." ucap Nayla sudah tidak bisa berkata-kata lagi ketika Maya membawa keranjang pakaian kotor
"Haeddeeehh.. ada apa sih Mama kayak sensi banget hari ini" ucap Nayla cemberut lalu pergi menuju dapur.
"Halo Bi.." Nayla menyapa Bi Iyam yang lagi sibuk di dapur
"Ekh.. Non Nayla" ucap Bi Iyam. "Gimana kabarnya Non?" tanya Bi Iyam
"Baik kok Bi.." ucap Nayla lalu membuka kulkas. "Kabar Bibi gimana?" tanya Nayla
"Baik kok Non, Den Dito gimana?" tanya Bi Iyam
"Sudah mendingan Bi" ucap Nayla
"Syukurlah kalau Den Dito udah baikan, mungkin Den Dito kecapean Non" ucap Bi Iyam
"Iya Bi.. Kalau sudah di depan laptop yah gitu bi, nggak bisa dicegah kalau urusannya belum selesai" ucap Nayla.
Bi Iyam tertawa kecil "Yah yang namanya kerja non. Udah lama juga yah non Nayla nggak main ke rumah" ucap Bi Iyam
Nayla tersenyum "Iya Bi, masih sibuk dengan kegiatan kampus belum lagi Dito sibuk dengan bisnisnya" ucap Nayla
Bi Iyam tersenyum "Mmm.. Non Nayla butuh sesuatu?" tanya Bi Iyam melihat Nayla sibuk mencari bahan-bahan di kulkas
"Ini Bi.. Dito pengen makan sayur asem" ucap Nayla
"Ow.. kebetulan saya tadi beli paketannya Non" ucap Bi Iyam menyerahkan tas plastik kepada Nayla
"Wuaaahh.. gampang nih buatnya" ucap Nayla sambil memeriksa tas plastik yang diberikan oleh Bi Iyam.
Nayla segera menyiapkan segala bahan-bahan dan bumbu yang ia perlukan. Bi Iyam ikut membantu Nayla.
"Kamu ngapain lagi Naya..." teriak Maya sehingga membuat Nayla terperangah
"Mama..." ucap Nayla memegang dadanya saking terkejut dengan suara Maya.
"Kamu ngapain?" tanya Maya melipat tangannya di depan dada
"Ini.. Ma.. Dito pengen makan sayur asem, jadi Naya buatin" ucap Nayla
"Mulai sekarang kamu jangan kerja" ucap Maya menekan suaranya
"Haaa'.. maksud Mama?" tanya Nayla bingung
"Pokoknya tugas kamu hanya ngurus keperluan Dito itu aja, nggak usah kerja yang berat-berat" ucap Maya menekan suaranya
"Tapi Ma..?" Nayla ingin protes namun Maya langsung menyanggahnya
"Nggak usah protes, kamu ikut Mama ada yang ingin Mama omongin. Urusan sayur asem biar Bi Iyam yang selesaikan" ucap Maya.
"Bi.. lanjutkan saja ya" ucap Maya
"Baik Nyonya" ucap Bi Iyam. Maya meninggalkan Nayla dan Bi Iyam.
"Udah Non, sana ikut nyonya saja" ucap Bi Iyam tersenyum
"Tapi Bi.." ucap Nayla
"Sudah non nggak apa-apa, jangan sampe nyonya marah lagi sama Non Naya" ucap Bi Iyam tersenyum dan mengelus pundak Nayla.
"Lagian tujuan Nyonya juga kan baik untuk Non Naya. Bersyukur Non Naya dapat mertua yang sangat baik, ada juga sih Non mertua yang tidak mengerti dengan kondisi menantunya, kayak di sinetron-sinetron Non" ucap Bi Iyam
Nayla tertawa mendengar pernyataan Bi Iyam "Bibi bisa aja" ucap Naya
"Ya udah deh Bi saya temui Mama dulu, minta tolong ya Bi.." ucap Nayla lalu menyusul Maya ke kamarnya.
"Iya Non" ucap Bi Iyam lalu melanjutkan pekerjaan Nayla.
Nayla mengetuk pintu kamar Maya, dengan pelan ia membuka pintu kamar Maya.
"Naya.. sini nak, duduk sini" ucap Maya lembut tersenyum kepada Nayla
"Baik Ma" ucap Nayla lalu duduk di samping Maya
"Naya.. kamu mau ikut Mama ke dokter kandungan?" tanya Maya membuat Nayla tersentak. Nayla menundukkan kepalanya menahan sesak.
"Sayang.. maksud Mama..." Maya terdiam melihat perubahan wajah Nayla, ia melepas nafasnya dengan pelan
"Nak.. jangan tersinggung" ucap Maya membelai lembut kepala Nayla
"Mama bukan bermaksud lain sayang, tapi Mama yakin kalau saat ini kamu hamil nak" ucap Maya masih membelai rambut Nayla langsung mengatakan hal yang menjadi. dugaan
"Ha..mil..?" tanya Nayla dengan suara tercekat
Maya tersenyum mengangguk pelan. "Mama yakin kamu hamil sayang, ini dugaan Mama" ucap Maya lembut masih memanjakan Nayla
Nayla menundukkan wajahnya sekian lama ia menunggu dan berharap bayi kecilnya hadir di rahimnya. Ia membelai pelan perutnya lalu meneteskan air matanya.
"Sayang..." panggil Maya lembut, Nayla mengusap air matanya.
"Sini sayang" ucap Maya merangkul Nayla ke pelukannya. Nayla pun ikut bermanja di pelukan Maya
"Mama mau cerita, waktu Mama mengandung Dito, Papa kamu yang merasakan ngidam sayang. Tingkah Dito sama halnya dengan Papa Hans dulu nak" ucap Maya mengelus lembut kepala Nayla.
"Haa'.. " Nayla terperangah menatap Maya sejenak ia melepaskan diri dari pelukan Maya
"Iya sayang.. dulu papa kamu yang ngidam ketika Mama mengandung Dito. Tingkahnya sama persis dengan tingkah Dito" ucap Maya kembali mendekap Nayla.
"Papa kamu baru akan berasa nyaman kalau Mama peluk, mual dan pusingnya langsung hilang kalau sudah dipelukan Mama" ucap Maya. "Manjanya minta ampun Nay, ngalahin anak bayi" ucap Maya tertawa kecil mengingat kembali kejadian tersebut.
"Mama sudah curiga tingkahnya waktu di rumah sakit, Dito baru akan tenang jika dia melihat kamu. Atau kamu berada di sekitarnya" ucap Maya. Nayla teringat waktu ia meninggalkan Dito di tenda waktu meminta izin kepada panitia.
"Iya Ma, ketika Naya tidak di samping Dito dia pasti akan merasa mual, pusing, dan segala hal akan terjadi" ucap Nayla.
"Iya sayang, Mama sangat yakin kalau kamu hamil dan Dito yang ngidam" ucap Maya tersenyum
"Apa ada yang seperti itu Ma..?" tanya Nayla penasaran
"Iya sayang, kejadian yang Dito alami sekarang ini sama persis dengan Papa kamu. Mama sudah yakin sekali kalau kamu hamil, karena hasil Lab Dito menjelaskan tidak ada penyakit bahkan semua tesnya dalam keadaan normal" ucap Maya. "Itu karena apa? Karena ada cucu Mama di sini" ucap Maya mengelus perut Nayla.
Nayla tersenyum dan meneteskan air mata "Mama bisa aja" ucap Nayla lirih
"Nggak sayang, Mama sangat yakin" ucap Maya. Nayla diam sesaat lalu menegakkan tubuhnya
"Naya ingin membahagiakan Dito Ma. Naya tau sebenarnya Dito juga sangat mengharapkan seorang anak dari Naya, tapi dia berusaha untuk kuat dan bersabar serta tidak mau membahasnya" ucap Nayla lalu menundukkan wajahnya
"Sayang,.. Dito terlalu sayang sama kamu, makanya dia selalu berusaha membuat semuanya berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan" ucap Maya. "Bagi Dito kebahagiaan kamu lebih dari segalanya, melihat kamu tersenyum itu sudah membuat Dito bahagia" ucap Maya. "Mama bisa tau dari caranya bersikap, bertindak, semua dia lakukan semata-mata untuk kamu sayang" lanjut Maya
"Iya.. Ma.. hanya saja Naya takut kalau kehamilan Naya ini semu" ucap Nayla mengusap air matanya.
"Sebelumnya Mama minta maaf, kamu pernah mengalaminya?" tanya Maya lembut
"Iya Ma.. Waktu itu Naya telat haid, Naya sudah sangat berharap kalau Naya hamil dan melakukan tes kehamilan Naya dengan menggunakan testpack, tapi hasilnya nihil Ma" ucap Nayla lirih
Maya tersenyum dan terus mengelus rambut Nayla "Semoga aja kali ini kamu hamil ya nak" ucap Maya.
"Naya sangat berharap banget Ma, apapun akan Naya lakukan asalkan Dito bahagia" ucap Nayla
"Mama tahu sayang, kalian saling menyayangi satu sama lain" ucap Maya lalu mengecup puncak kepala Nayla.
"Tapi ngomong-ngomong sirkulasi haid kamu gimana?" tanya Maya
"Sudah tiga Minggu Naya belum haid Ma" ucap Nayla
"Besok kita cek ke dokter yah" ucap Maya
"Tapi besok Naya akan ke kampus Ma" ucap Nayla "Mau mengecek jadwal kuliah dan pembagian kelas" ucap Nayla
"Ooo.. kalau gitu sehabis kamu dari kampus kita ke rumah sakit langsung ke dokter kandungan" ucap Maya antusias
"Baik Ma" ucap Nayla tersenyum manis lalu memeluk Maya. "Tapi Mama jangan beritahu Dito dulu, takutnya malah buat dia kecewa Ma" ucap Maya
"Iya sayang, makanya Mama mengajak kamu ke sini, sudah cukup ia kecewa dengan tindakan Ayra waktu itu mendorong kamu dan..." ucap Maya
"Ma.. sudah nggak usah dibahas lagi, itu sudah takdir" ucap Nayla
"Akhirnya Ayra juga menyesal dengan tindakannya, terlalu percaya dengan laki-laki yang belum tentu sayang sama dia" ucap Maya.
"Bahkan sampai saat ini Dito belum mau berinteraksi dengan Kak Ayra, berbagai cara yang Naya lakukan untuk membuat Dito luluh Ma, tapi justu Naya didiemin" ucap Nayla cemberut
"Itu sifat Dito sayang, dia begitu peduli dengan siapa saja, mau membantu bahkan menolong, tapi kalau ia merasa dikecewakan dia akan menganggap orang itu tidak pernah ada di dunianya" ucap Maya
"Tapi Mama senang kamu bisa memahami sifat Dito, buktinya kalian berdua kayak pacaran nggak seperti suami istri" ucap Maya menggoda Nayla
"Mama bisa aja" ucap Nayla tersenyum.
Pintu kamar dibuka pelan oleh Dito. Ia tersenyum menatap Nayla yang duduk bersama Maya.
"Dicarin malah di sini kamu cinta" ucap Dito duduk di lantai dan langsung meletakkan kepalanya di pangkuan Nayla
Maya tersenyum dengan tingkah Dito yang bermanja-manja pada Nayla.
"Mama kangen sama Naya, makanya mengajak dia ngobrol di sini bersama Mama" ucap Maya lalu mengelus pundak Dito
"Oooo..." Dito memejamkan matanya menikmati belaian tangan Nayla.
"Dit.." panggil Maya pelan seketika membuat Dito mengangkat wajahnya.
"Ya Ma.." ucap Dito
"Besok kalian ke kampus?" tanya Maya
"Iya Ma, besok pembagian kelas dan pengecekan jadwal lewat sistem terpadu" ucap Dito
"Habis itu kalian mau ke mana?" tanya Maya
"Yah paling Dito nganter Naya pulang dulu, karena siang Dito ada meeting dengan klain yang ngotot pengen ketemu Dito Ma. Sebenarnya Dito malas perginya, tapi yah menghargai doang, tidak terlalu tertarik dengan projeknya" ucap Dito kembali merebahkan kepalanya di pangkuan Nayla.
"Kalau gitu Mama ajak Naya boleh?" tanya Maya
"Kemana?" tanya Dito menatap Nayla dan Maya bergantian
"Ngurus acara resepsi kalian" ucap Maya
"Katanya sudah Mama urus" ucap Dito
"Iya sayang, cuma Mama ingin minta pendapat Nayla, gedungnya sementara disiapkan" ucap Maya. "Iya kan sayang?" tanya Maya membelai rambut Nayla
"Iya.. Bby.. kan dulu kamu pernah bilang Bby, kalau resepsi terserah aku maunya gimana" ucap Nayla
"Ok.. tapi jangan nakal kamu cinta" ucap Dito mencubit lembut hidung Nayla.
"Iya.. Bby.. " ucap Nayla menangkup wajah Dito dengan kedua tangannya
"Awas aja kamu sampai nakal juga sama klain kerja sama kamu Bby.. " ucap Nayla cemberut. Dito tertawa dengan tingkah Nayla.
"Nggaklah cinta.. apapun yang terjadi semua hanya tentang kamu, nggak ada yang lain" ucap Dito membelai pipi Dito
"Dih.. gombal" kata Maya membuat Dito tertawa lepas sadar kalau dia ada di kamar Maya
"Betul Ma.. gombal terus kerjanya" ucap Nayla
"Aku tanya sama kamu, pernah nggak aku bohongin kamu selama kita bersama cinta?" tanya Dito kesal
"Ya kali aku nggak tahu apa yang kamu lakuin dibelakang aku Bby" ucap Nayla membuat Dito membulatkan matanya
Dito menyentil kening Nayla dengan keras "Asal bicara aja kamu" ucap Dito kesal
"Aw.. Bby.. sakit" ucap Nayla mengelus keningnya
"Syukurin.. menjengkelkan" tukas Dito kesal merebahkan kepalanya di pangkuan Nayla
"Ma.." ucap Nayla manja mengadu kepada Maya
"Dito.." Maya menekan suaranya
"Dasar tukang ngadu" ucap Dito ketus tapi masih merebahkan kepalanya di pangkuan Nayla. Nayla dan Maya tertawa mendengar ucapan Dito. Pintu diketuk pelan.
"Masuk.." ucap Maya
Muncul bi Iyam tersenyum ramah "Maaf Nyonya.. Non Naya.. sayur asemnya sudah jadi" ucap Bi Iyam
"Oh.. iya Bi.. terima kasih" ucap Maya dan Nayla bersamaan.
"Saya permisi dulu" ucap Bi Iyam
"Iya Bi" ucap Maya
"Sayur Asem.." ucap Dito mengangkat kepalanya. "Nyeeewwwww..." teriak Dito senang mengangkat kedua tangannya ke atas
"Dasar big Baby" ucap Nayla tertawa geli
"Biarin.. blleeeekkk" Dito meledek Nayla
"Dih.. aneh kamu Bby" ucap Nayla tertawa geli
"Yang penting ada yang sayang sama aku pake banget malah" ucap Dito memeluk Nayla dengan erat.
"Astaga kumat sarapnya Ma" ucap Nayla mendorong lembut dada Dito
Maya tertawa dengan tingkah Dito "Yuk kita lihat sayur asem pesanan Dito" ucap Maya
"Yuk Bby.." ajak Nayla membantu Dito berdiri
"Ayo cinta" ucap Dito.
Maya, Dito, dan Nayla pun keluar dari kamar menuju ruang makan. Di meja makan sudah tersaji makanan yang sudah dimasak oleh Bi Iyam. Nayla segera menyiapkan makanan untuk Dito. Dengan lahap Dito menyantap makanan yang sudah ia inginkan. Nayla tersenyum senang menatap Dito yang lahap makan. Sayur asam yang dimasak oleh Bi Iyam habis disantapnya.
Nayla tersenyum "Semoga saja Bby.. harapanmu untuk memiliki anak akan terkabul" batin Nayla mengelus lembut perutnya
***To Be Continue***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Lanjut thor semangat 💪💪💪
Penasaran sama klien yg mau Dito temui dan penasaran juga sama hasil pemeriksaan Nayla ke dokter ksndungan, ayo semangat terus thor, semoga author kk Ella cantik sehat selalu, Aamiin.....
2021-07-11
0
Nora
thor kok jrng up thor.pdhal aqu slalu nungu up nya lo tiap hri
2021-07-10
0
Ari Mulyati
aaamiiinn nayla,,,,, aku juga berharap yg sama semoga emg bener kamu hamil yah,,, semoga jaliab bahagia sll,,, seneng sekali jalan ga pernah berubah dari jaman nya pacaran pe skrg,,, bahagia sll dito nayla,,,,
2021-07-10
2