"Cinta..." Aku memanggil Nayla dengan panggilan kesayangan untuknya.
Aku menunggunya di ruang tamu depan kamarku, sambil memainkan ponselku.
"Ya.. Hubby" jawabnya dengan manja dari dalam kamar.
"Cepat dong cinta, nanti kita bisa telat ke kampus" ucapku masih sibuk dengan ponselku dan melirik sejenak jam tangan di lenganku.
"Iya.. iya.." jawabnya keluar dengan dress casual cantik dan pas di tubuhnya membuat otakku mendidih.
Aku berdiri perlahan menatapnya tanpa berkedip. Yah.. dia sangat cantik pagi ini. Meskipun selalu tampil sederhana tapi dia selalu saja membuatku terpana.
"Ayo.. kita berangkat" Ajaknya sambil menggandeng mesra lenganku.
Nayla menatapku yang masih terpana dengan penampilannya. Memang tidak ada yang berubah dia selalu tampil sesuai dengan gayanya tanpa mengikuti siapapun. Itu yang aku suka darinya. Apa adanya bukan ada apanya.
"Hei.. hello" Dia menjentikkan jarinya yang lentik tepat di wajahku. Aku pun tersadar dan menarik nafas pelan.
"Kok bengong Bby.." ucapnya manja.
Aku tersenyum dan mengecup bibirnya karena tidak tahan dengan bibir ranum miliknya. Ia melotot ke arahku tapi aku tidak peduli tetap saja kunikmati bibir yang sudah membuatku candu. Ia pun membalasnya dan mengalungkan kedua tangannya di leherku, membuat ciuman kami semakin dalam dan hangat.
"Aaakkhhh..." ia mendesah pelan ketika aku melepas kecupanku dan tersenyum manis padanya sambil meletakkan dahiku di dahinya. Ia pun tersenyum dan mengecup sesaat bibirku.
"Yuk.. Bby.. tadi nyolot-nyolot" ucapnya cemberut dan manja sambil bergelayut kembali di lengan kekarku.
"Habisnya kamu cantik banget hari ini cinta" ucapku mencubit dagunya dengan mesra membuat wajahnya merona.
"Apaan sih.. gombal banget" ucapnya cemberut menepis lembut tanganku dan tertawa
"Ya udah yuk.. kita sarapan dulu setelah itu kita berangkat" ucapku mengajaknya turun menuju ruang makan. Ia pun menurut dan melangkah sambil bergelayut manja di lenganku.
"Pagi Ma.. Pagi Pa.." sapaku pada Mama dan Papaku.
"Pagi juga" balas Mama dan Papa bersamaan.
"Pagi Ma.. Pa.." Sapa Nayla lembut
"Pagi sayang" balas Mama dengan senyum khasnya.
"Pagi.. " balas Papa.
Aku sering iri padanya karena semenjak kedua orangtuaku mengenalnya mereka memperlakukan Nayla seperti anaknya sendiri, aku pun merasa senang dengan hal itu. Naylaku bisa menempatkan dirinya dengan siapa saja, membuatku nyaman membawa dia kemanapun aku mau.
"Jadi kalian hari ini akan mendaftar di satu kampus?" tanya Mama tersenyum
"Iya ma" jawab Nayla sambil menyiapkan sarapan untukku
"Nggak jadi masuk jurusan untuk atlet kamu Nay?" tanya Papa sambil melirik ke arahku
"Nggak Pa.." ucap Nayla tersenyum dan juga menatapku, "Ntar ada yang marah lagi Pa" lanjutnya sambil melirikku.
Papa dan Mama tertawa mendengar ucapan Nayla. Aku menggerutu kesal lalu menatap Nayla yang masih melayaniku menyiapkan sarapan.
"Ada yang nggak senang tuh Nay" Goda Mama
Nayla tertawa "Dibuat senang aja Ma, nanti ngambek, Naya susah bujuknya" ucap Nayla
"Bisa aja kamu Nak, nanti ngambek benaran loo" Goda Papa
"Makanya Pa, Naya berusaha untuk yang terbaik saja" ucapnya setelah selesai menyiapkan sarapan untukku.
Aku mulai menyantap sarapanku tanpa menghiraukan canda Mama, Papa, dan juga Nayla.
"Dito.. gimana kerjaan kamu?" tanya Papa
"Lancar Pa, sejauh ini aman dan terkendali" ucapku
"Baguslah Papa bangga dan senang kamu mulai dilirik oleh perusahaan lain" ucap Papa
"Iya.. Terima kasih atas dukungannya, berkat Papa juga kolega Dito semakin banyak" ucapku tersenyum
"Semoga sukses untuk kalian berdua" ucap Mama
"Ya Ma" sahutku bersamaan dengan Nayla.
Aku dan Nayla menghabiskan sarapan kami, setelah selesai aku dan dia pamit kepada Mama dan Papa.
"Sudah selesai sarapan cinta?" tanyaku
"Sudah Bby.." ucap Nayla tersenyum
"Yuk kita berangkat" ucapku mengajak Nayla
"Ayo.." balasnya. "Ma.. Pa.. kami berangkat dulu" ucap Nayla
"Iya.. Hati-hati di jalan" jawab Papa
"Jangan ngebut loh Dit" ucap Mama
"Iya Ma.. tenang aja" ucapku sambil mengerlingkan mataku pada Mama
"Dasar kamu Dit.." ucap Mama menggeleng dan tersenyum
Aku tertawa lepas setelah menggoda Mama. Dengan mesra aku meraih pundak Nayla dan merangkulnya.
Aku mengajaknya menuju mobil favorit Nayla, entah kenapa ia sangat menyayangi mobilku. Aku berniat untuk menggantinya namun ia selalu menolak dengan alasan mobil itu penuh kenangan. Mobilku melaju dengan kecepatan rata-rata menuju universitas tempat kami mengukir cerita selanjutnya.
****
"Akhirnya loo sampai juga Dit, sampai karatan gue sama yang lain nunggu loo berdua" ucap Andre.
Aku tersenyum dan masih menggandeng mesra pundak Nayla.
"Maaf tadi rada macet" ucapku pada Andre.
"Macet atau mencet sih loo?" tanya Andre ketus
Aku tertawa mendengar ucapan Andre.
"Dua-duanya sih" ucapku seenaknya membuat Nayla mencubit perutku. "Duh.. sakit cinta.." ucapku meringis sambil mengusap bekas cubitan sayang dari istriku yang sebenarnya tidak sakit.
"Alay loo" ucap Andre.
"Yuk kita ke loker pendaftaran" ajak Darma dan kami pun mengikutinya.
"Tumben loo Nay, milih jurusan yang sama dengan si Bekicot ini?" tanya Andre ketika kami berjalan menuju loker pendaftaran.
"Terpaksa Ndree" jawab Nayla seenaknya membuatku membelalakkan mataku menatapnya.
Nayla meresponku dengan tawa khasnya.
"Maksud loo?" tanya Andre
"Daripada dia ada yang godain" ucap Nayla. "Ntar rumah tangga gue hancur lagi" ucapnya lagi
Mendengar ucapan Nayla aku dan lainnya tertawa lepas.
"Astaga kamu sampai punya pikiran seperti itu cinta" ucapku mengelus lembut puncak kepalanya.
"Mencegah lebih baik kan dari pada mengobati" ucap Nayla membuatku semakin gemas dengannya.
"Ekh.. Gank Macan kuliah di mana sih?" tanya Andre.
"Febby kan udah loo tau, Cicin juga sudah. Kalau Naning dia lebih memilih akuntansi perbankan, karena dari dulu dia pengen banget jadi pegawai Bank. Jojo di pasti udah tahu kan?" tanya Nayla
"Ow.. yang gue nggak tahu tuh Naning" ucap Andre. "Berarti loo berdua pisah" ucap Andre
"Nggak juga, Kami masih sering bagi kabar. Dia juga ambil Akuntansi perbankan di sini juga kok" ucap Nayla
"Ow.. baguslah jadi bisa ketemu dia" ucap Andre
"Nanti siang jadi kita lunch kan?" tanya Nayla
"Kita nongkrong di cafe Andre aja" ucap Dodit
"Boleh.." ucapku dan Darma bersamaan.
"Ayo cepat mumpung sepi" ucap Nayla mengajak kami segera mendekat ke loker pendaftaran ulang.
"Pagi Bu" sapa kami hampir bersamaan.
"Pagi, silahkan ambil nomor antrian dulu ya de"
"Baik"
Kami mengambil nomor antrian dan menunggu untuk dipanggil. Setelah menunggu kami pun maju satu persatu menyerahkan kelengkapan berkas setelah daftar secara online.
"Terima kasih sudah mendaftar kembali, untuk info selanjutnya nanti silahkan pantau di link kami dan grup yah"
"Baik Bu" ucapku kembali berkumpul bersama Nayla dan lainnya.
"Sudah Dit.." tanya Andre
"Iya sudah.." ucapku
"Yuk kita ke cafe Andre. Eddy juga sudah otewe ke sana" ucap Darma
"Yuk.."
Kami pun bergegas menuju mobil masing-masing dan pergi ke cafe milik Nadre yang tidak jauh dari kampus.
***
Ketika memasuki cafe milik Andre tidak jauh dari kampus Febby, Cicin, dan Eddy sudah menunggu mereka.
"Kalian sudah di sini?" tanya Nayla
"Iya baru aja nyampe" ucap Eddy
"Naning mana?" tanya Nayla
"Tadi katanya sudah di jalan" ucap Eddy
"Dia nggak regis?" tanya Cicin
"Nggak tau juga" ucap Nayla. "Hanya saja katanya mo regis lagi tapi nggak tahu kapan" lanjut Nayla.
"Positif Thinking sajalah" ucap Febby
"Ekh.. Jojo mana Dar..?" tanya Cicin
"Ini lagi dihubungi nggak diangkat-angkat" ucap Darma sibuk dengan ponselnya.
"Awas loo Dar.. kecantol sama Kakak tingkat " goda Cicin
"Apaan sih?" Jawab Darma ketus membuat mereka tertawa geli dengan sikap Darma.
"Noh.. bini loo" ucap Andre menunjuk Jojo yang datang buru-buru. Semua menoleh dan tersenyum menatap Darma yang kesal.
"Hai semua.." sapa Jojo lalu duduk di samping Darma.
"Dari mana aja sih? Di telepon kok nggak diangkat-angkat" ucap Darma ketus
"Maaf Han.. tadi itu karena buru-buru mau regis ke kampus makanya hape aku ketinggalan" ucap Jojo
"Alasan loo Jo' mana tahu loo sengaja sembunyikan hape loo" Goda Andre
"Ekh.. nggak usah kompor deh" ucap Jojo kesal. "Benar Han, hape aku ketinggalan, aku bangun kesiangan jadinya nggak sempat beritahu kamu untuk jemput, terus aku minta si Takur deh Han.. untuk anterin aku" ucap Jojo memberi penjelasan kepada Darma.
Darma diam tidak memberi komentar, terlihat rahangnya yang terkatup rapat menggertak.
"Maaf Han.. Aku nggak bermaksud untuk sengaja ninggalin hape aku" ucap Jojo dengan suara bergetar, Darma diam tidak menjawab dan asyik memainkan ponselnya.
"Han.. kok aku dicuekin sih" ucap Jojo
"Udahlah Dar.. nggak baik loo cuekin calon bini" ucapku berusaha meredam emosi Darma.
"Benar tuh Dar.. Jo.. kalau dia ngambek nggak usah kasih jatah malam pertama" ucap Andre membuat Darma melotot kepada Andre.
"Asal bunyi loo" ucap Darma ketus membuat kami tertawa kecil
"Bukan asal bunyi tapi kenyataannya begitu, biasanya nih kalau cewek ngambek pasti nggak dikasih jatah. Betul nggak Nay?" tanya Andre
"Iya betul" ucap Nayla menyebabkan aku menatapnya geli, sedangkan yang lain tertawa dengan tingkahku
"Berarti loo pernah nggak ngasih jatah kepada Dito dong?" tanya Andre
"Iya.." jawab Nayla singkat membuatku gemas dan mengacak rambutnya.
"Wuaaa.. tapi Dito maksa nggak?" tanya Andre disela tawanya.
"Apaan sih loo Cot..? Itu privasi tau" ucapku ketus
"Jawab Nay?" tanya Andre tanpa memperdulikan tatapanku
Nayla menatapku dan aku pun menatapnya, beberapa detik kemudian Nayla tertawa membuatku tidak nyaman.
"Yah.. gitu deh Ndre.. nanti loo bakalan tau sendiri" ucap Nayla tersenyum
"Nay.." panggil Febby
"Ada apa?" tanya Nayla
"Itu sakit nggak?" tanya Febby
Nayla yang paham pertanyaan Febby tersenyum.
"Apanya..?" tanya Nayla pura-pura tidak tahu maksud pertanyaan Febby
"Itu.. " ucap Febby terlihat resah
"Itu apa?' tanya Nayla menggoda Febby
"Ikh.. masa kamu nggak ngerti sih wik..wikan" ucap Febby ketus membuat kami tertawa
"Astaga.. ngomong apa sih darling?" ucap Andre
"Yah.. aku cuma pengen tahu aja, kata orang sakit pas baru pertama gituan" ucap Febby dengan polosnya
"Nggak kok.. nikmat malahan" ucap Nayla membuat mereka histeris. Aku kembali mengacak rambutnya dengan gemas
"Masa sih..?" tanya Febby
"Iya.. nanti loo rasain sendiri" ucap Nayla tertawa
"Nggak yakin aku Nay" tanya Febby mengelus tengkuknya
"Kenapa?" tanya Nayla
"Yiii.. nggak akh" ucap Febby semakin membuat mereka tertawa geli.
"Sudah santai aja.. sakit diawal tapi nanti juga nggak lama-lama" ucap Nayla.
"Ngomong apa sih Cinta.." ucapku
"Aku kan cuma kasih tahu yang sebenarnya" ucap Nayla
"Tapi nggak harus diceritakan juga semuanya cinta" ucapku
"Nggak kok, kalau cerita semua pasti dari awal sampai akhir kan" ucap Nayla membuat mereka tertawa geli
"Pada ngomong apaan sih, kayaknya rame banget" ucap Naning tiba-tiba di hadir diantara kami.
"Anak di bawah umur nggak perlu tahu" ucap Andre.
"Sotoy loo, ambilin gue minum gih.." perintah Naning sambil menarik kursi di samping Eddy.
"Dih.. siapa loo?" tanya Andre ketus. "Datang-datang main perintah-perintah" ucap Andre membuat yang lain tersenyum.
"Yah gue raja di sini, you know pembeli adalah raja. Loo mau gue fitnah cafe loo biar bangkrut" ucap Naning tidak kalah ketusnya dengan Andre.
"Njrriitttt... aneh loo" ucap Andre ketus lalu melambaikan tangannya kepada pramusajinya.
"Ya tuan.."
"Ambilkan air obokan" ucap Andre membuat mereka tertawa geli
"S*Alan air obokan" ucap Naning ketus sambil melempar botol saos plastik di depannya, dengan sigap Andre menangkapnya dan tertawa.
"Loo.. mau minum apa?" tanya Andre
"Apa aja deh, yang penting seger" ucap Naning merapikan rambutnya ke belakang.
"Samain aja yah sama yang lain" ucap Andre, yang dijawab anggukan oleh Naning.
Andre berbicara sesaat dengan pramusaji dan mengatakan beberapa pesanan makanan dan minuman untuk Naning, setelah itu pramusaji meninggalkan meja dan menyiapkan minuman untuk Naning.
"Kalian sudah pada Regis belum?" tanya Naning
"Sudah.." jawabku bersamaan dengan yang lainnya.
"Baguslah kalau begitu" ucap Naning tersenyum senang.
"Andaikan kita bisa sejurusan ya Nay.." ucap Jojo
"Nggak apa-apa yang penting kita masih satu kampus" ucap Nayla. "Lagian kuliah juga bukan untuk ikutan-ikutan kali" ucap Nayla
"Iya sih" jawab Jojo lirih
"Kan masih bisa ketemuan di sini, pokoknya cafe Andre kita buat jadi basecamp-nya Gank Bekicot dan Gank Macan" ucap Cicin. "Setuju nggak?" tanya Cicin
"Good Idea" ucap Darma
"Setuju pake banget" ucap Jojo
"Tapi jangan gratisan melulu, tekor gue" ucap Andre membuat semua tertawa
"Pelit loo" ucap Naning
"Bukannya pelit essss... tapi gue bangun cafe ini dengan usaha gue sendiri" ucap Andre, "Nggak pake ngemis ke bokap" ucapnya.
"Bagus dong, mandiri" ucap Nayla
"Maka dari itu Nay, gue juga pengen dapat untung" ucap Andre
"Kan sekali-kali aja kita nongkrong Ndre" ucap Naning
"Sekali-kali kalau sering bukan sekali-kali namanya" ucap Andre
"Mmm.. pelit loo" ucap Naning membuat kami tertawa.
"Habis di sini kita mau ke mana?" tanya Jojo
"Kemana emang?" tanya Cicin
"Hangout bareng nonton kek, atau kemana?" tanya Jojo
"Loo bukannya mau siapin pernikahan loo, malah jalan nggak jelas" ucap Andre
"Betewe.. loo sudah nyiapin buat acara resepsi loo berdua nggak?" tanya Naning pada Nayla.
"Haaa'.." Nayla terperangah
"Sementara Ning, tunggu selesai urusan kampus Regis dan sebagainya" ucapku mengalihkan perhatian Nayla yang terlihat terkejut.
"Kalian berdua siapin aja pernikahan kalian, gue nyusul" ucapku sambil menggenggam tangan Nayla.
"Iya juga yah.." ucap Jojo dan Febby
"Terus acara loo kapan?" tanya Andre khawatir.
"Gue.. setelah selesai kalian berdua aja" ucapku
"Ow.. ya sudah" ucap Andre dan Darma bersamaan.
"Moga lancar sampai hari H yah" ucap Nayla kepada kedua sahabatnya.
"Iya.. Nay.. thanks atas dukungan kalian" ucap Jojo
"Iya semoga langgeng" ucap Naning dan Cicin hampir bersamaan
"Amin.." ucapku dan lainnya.
Begitulah kebersamaan kami di cafe Andre. Memang akhir-akhir ini kami sering kumpul di cafe Andre untuk sekedar minum kopi dan mengobrol bersama.
*TBC*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Lanjut
2021-04-13
0
Winda Tri Ayu
akhirnya thor setelah di tunggu2 update juga😊
2021-04-12
0