"Arrrggggg... Ddyy... maafin aku" ucap Naning lirih setelah puas mengacak-acak kamarnya.
Naning terus menangis semua kenangan bersama Eddy tidak bisa dengan mudah dia lupakan.
"Maaf... tapi aku juga butuh kamu Ddy.. maaf kalau kali ini aku egois" ucapnya lirih menyisakan sembab di matanya.
TOK.. TOK.. TOK..
"Ya masuk.." ucapnya lirih
Pintu dibuka dengan sangat pelan.
"Astaga Naning..." ucap Grandma terkejut menatap keadaan kamar Naning yang berantakan.
Dengan cepat Grandma menghampiri cucu kesayangannya. Ia duduk di samping cucunya yang sekarang lagi duduk di lantai sambil bersandar di ranjangnya
"Ada apa sayang?" tanya Grandma pelan membelai pucuk rambut Naning.
"Grandma..." ucapnya lirih lalu menangis di pundak Grandma
"Belum bisa melupakan Eddy?" tanya Grandma lalu Naning mengangguk pelan.
"Pelan-pelan saja nak, lagi pula Grandma juga tidak memaksa kamu untuk bersama Tamma, kalau kamu tidak nyaman bersamanya maka kamu bisa bilang ke Grandma. Tamma juga orangnya kan baik sayang, tidak neko-neko" ucap Grandma mengelus lembut puncak rambut Naning.
"Grandma, Naning sudah nyaman bersama Tamma" ucap Naning lirih
Grandma tersenyum "Semua terserah kamu sayang, tetapkan hatimu jangan egois, hanya karena kamu tidak tahan menjalani cinta jarak jauh dengan Eddy kamu membuat Tamma sebagai pelampiasan kamu. Dan setelah Eddy kembali justru kamu malah menyakiti Tamma" tegas Grandma kepada Naning
"Grandma, tidak semudah itu Naning melupakan Eddy" ucap Naning lirih. "Tapi Tamma juga orangnya baik dan selalu mengerti Naning Grandma, Naning nyaman bersamanya walaupun Naning nggak tahu kedepannya perasaan Naning akan seperti apa kepada Tamma" ucap Naning lirih
Grandma melepas nafas pelan "Sayang jangan sakiti keduanya, mereka punya hati dan perasaan, jangan kau jadikan mereka untuk pelampiasan kesepian hatimu" ucap Grandma
"Baik Grandma" ucap Naning kemudian mengusap air matanya.
"Apalagi pertunangan kalian sudah digelar dan sudah diekspos ke media" ucap Grandma
"Haaa'..." Naning terkejut
"Grandma sudah mempublikasikan pertunangan Naning?" tanya Naning
"Iya sayang, itu keinginan Tamma dan orang tuanya. Nggak masalah kan?" tanya Grandma masih membelai rambut cucu kesayangannya.
Naning diam seakan bibirnya kelu untuk mengutarakan isi hatinya. Apalagi jika gang Macan bertanya kepadanya. Dia belum siap mengungkapkan semuanya terlebih kepada Nayla.
"Ayo turun temui Tamma, dia sedang menunggu kamu" ucap Grandma
"Tamma di sini Grandma?" tanya Naning terkejut
"Iya sayang, ayo siap-siap gih temui dia kasian kalau kelamaan menunggu kamu" ucap Grandma
"Baik Grandma" ucap Naning tersenyum mengangguk pelan
"Urusan kamar ini biar Bi Onah yang bersihin, jangan membuat Tamma lama menunggu" ucap Grandma lalu meninggalkan Naning yang masih diam di tempatnya.
Naning menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya dengan pelan.
"Tamma kamu baik dan buat aku nyaman, Eddy aku masih menyayangimu" ucap Naning lirih kemudian menunduk, ia pun berdiri membersihkan dirinya dan bersiap menemui Tamma.
***
"Ayo semua adik-adik mahasiswa, kita berkumpul sebentar lagi kita akan berangkat" ucap Azriel dengan menggunakan megaphone.
Semua mahasiswa berkumpul tepat di depan Azriel.
"Nah.. adik-adik sekalian kita sampai pada akhir kegiatan, yakni bakti sosial" ucap Azriel
"Bakti sosial ini akan dilangsungkan selama dua hari. Hari pertama kita akan menuju panti asuhan yang sudah kita list sebelumnya dan akan membagikan sembako ala kadarnya"
"Kemudian kita akan istirahat di salah satu desa tepat di panti asuhan terakhir yakni desa Sukameriah, diperkirakan kita akan tiba di desa tersebut pukul 16.00. Kalian masih diberikan kesempatan untuk membangun tenda yang sudah di pesan oleh panitia"
"Kegiatan kita akan lanjutkan lagi pada besoknya yakni melaksanakan pertandingan persahabatan bersama warga dan anak-anak panti, tim pengajar serta tim pengelolahnya"
"Kalian yang tidak bergabung dalam kegiatan pertandingan persahabatan membantu panitia bidang konsumsi untuk menyiapkan makan siang ala kadarnya dan kita makan bersama dengan warga setempat, anak-anak panti dan pengelolaannya"
"Pukul 16.00 tepatnya di hari kedua kita melakukan pembongkaran tenda dan kembali ke rumah masing-masing"
"Ok.. adik-adik ada pertanyaan?" tanya Azriel
"Tidak ada Kak"
"Ok.. kalau sudah tidak ada pertanyaan lagi ayo segera naik ke bus, karena sekarang waktu menunjukkan pukul 08.00, agar kita tidak terlambat maka sekarang kita akan segera berangkat"
"Silahkan bubar dan menuju Bus"
Dito dan teman-temannya segera menuju bus yang sudah disiapkan oleh panitia. Mereka menikmati perjalanan sambil bernyanyi bersama. Mereka menuju panti asuhan yang sudah di list dan disepakati bersama.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, Di luar rencana sebelumnya ternyata mereka sampai di desa Sukameriah. Satu persatu mereka turun dan berbaris sesui arahan dari Azriel.
"Ok.. adik-adik terima kasih atas bantuan kalian akhirnya kita sudah menyalurkan semua bantuan yang adik-adik kumpulkan"
"Karena sekarang waktu menunjukkan pukul. 15.00 silahkan kalian istirahat, tapi sebelum istirahat bangun tenda sesuai dengan kapling yang panitia tandai agar tendanya terlihat rapi"
"Tidak perlu lama-lama, silahkan kalian bangun tenda sesuai dengan kelompok kalian yang dibagi sebelumnya yaitu satu tenda dua orang"
Setelah memberikan arahan kepada mahasiswa Azriel membubarkan barisan. Mereka pun segera membangun tenda sesuai dengan kapling yang ditandai oleh panitia.
Dito, Darma, Dodit dan Andre mencari tempat untuk membangun tenda milik mereka.
"Kita di sini aja, biar dekat dengan tenda panitia" ucap Darma
"Boleh.." ucap mereka hampir bersamaan.
"Nayla dan Laras kemana?" tanya Darma
"Masih singgah sebentar di rumah warga untuk ke toilet" ucap Dodit
"Oo.. ya udah tenda mereka aja dulu yang kita bangun" ucap Dito
"Bini lu nggak izin Dit..?" tanya Andre menggoda Dito
"Nggak.." jawab Dito seadanya. "Pas bubar tadi langsung ngacir entah kemana" ucap Dito
"Dikacangin lu Dit" Goda Andre
"Mmm.. mau jadi kompor meleduk nggak bakalan mempan, gue percaya sama bini gue" ucap Dito ketus membuat mereka tertawa
Kempat cowok ganteng tersebut mulai membangun tenda milik Nayla dan Laras. Setelah selesai mereka langsung membangun dua tenda tersisa.
"Dit... tuh.." Andre menggoda Dito dengan menunjuk ke arah Nayla dan Laras yang berjalan bersama Azriel.
"Kayaknya di Pepet terus bini lu Dit, kalau lu nggak di samping Nayla"Goda Andre
"Cik.. tu anak bosan hidup apa" ucap Dito langsung menuju kepada Nayla dan Laras
"Kompor banget lu Ndree.." ucap Darma menggeleng
"Heran aja tu bekicot cemburu tingkat akurnya makin nambah" ucap Andre menatap punggung Dito yang tergesa-gesa menemui Nayla.
"Hadeeehhh, ada-ada aja lu Ndree" ucap Dodit. "Lanjutin nih" ucap Dodit menunjuk tenda mereka yang masih belum terbangun
"Ok.." ucap Andre.
Mereka bertiga pun melanjutkan pekerjaannya.
"Cinta..." panggil Dito kepada Nayla tepat di belakangnya
"Ekh.. Bby.." Nayla membalikkan tubuhnya dan tersenyum kepada Dito
Dito mendekat kepada Nayla tanpa memberi jarak antara keduanya "Tenda kamu dan Laras sudah siap sayang" ucap Dito membelai lembut pipi Nayla, membuat Azriel menahan cemburu yang bergemuruh di dadanya.
Nayla tersenyum "Di mana tendanya Bby..?"
"Yuk kita ke sana" ucap Dito mengenggam lembut tangan Nayla dan menariknya pelan menjauh dari Azriel dan Laras.
Nayla hendak pamit kepada Azriel namun tangannya segera ditarik oleh Dito menjauh dari Azriel, akhirnya Nayla pun menuruti keinginan Dito.
"Enggg.. Kak gue duluan" ucap Laras
"Oh..iya.." ucap Azriel, Laras pun menyusul Nayla dan Dito.
Setelah sampai di tenda Dito mendorong tubuh Nayla dengan lembut menuju tenda.
"Sana istirahat, kelayapan nggak jelas. Nggak izin lagi" ucap Dito ketus
"Ikh.. Bby.. siapa yang kelayapan" ucap Nayla merengut manja. Dito tidak menghiraukan ucapan Nayla, ia meninggalkan Nayla dan bergabung bersama dengan Darma, Andre, dan Dodit.
"Kumat labilnya.." gumam Nayla tersenyum menatap punggung Dito.
"Nay..." panggil Laras begitu mendekati Nayla.
"Dito marah?" tanya Laras
"Yah gitu deh.." ucap Nayla masih menatap Dito yang sibuk dengan teman-temannya.
"Sabar yah..." goda Laras
"Ntar juga nyamperin sendiri" ucap Nayla ketus lalu masuk ke tenda, Laras menggeleng pelan dengan tingkah Nayla dan Dito
"Hedeeehh.. kapan punya pacar lagi" gumamnya lirih lalu masuk ke tenda menyusul Nayla membereskan barang-barang mereka.
Dito merasa pusing ia memijat pelipisnya sehingga membuat ketiga sahabatnya menatap ke arahnya.
"Dit.. lu nggak apa-apa?" tanya Andre
"Nggak apa-apa" ucap Dito
"Yakin lu nggak apa-apa?" tanya Andre
"Iya gue nggak apa-apa" ucap Dito. "Kenapa kalian menatap gue kayak gitu?" tanya Dito
"Lu pucat banget" ucap Darma
"Gue kasih tahu Nayla yah" ucap Dodit
Dito menahan lengan Dodit yang hendak menuju tenda Nayla "Sudah nggak usah, ntar yang ada dia khawatir lagi, gue nggak apa-apa kok" ucap Dito masih memijat pelipisnya
"Yah serah lu deh" ucap Andre lalu melanjutkan pekerjaannya.
Sesekali Dito memijat pelipisnya membuat ketiga sahabatnya heran.
"Kalau lu nggak enak badan istirahat di tenda gue dan Darma" ucap Dodit
"Hueeekkkk.." Dito merasa mual dia pun duduk
"Tu kan.. lu sakit?" tanya Andre memijat belakang Dito yang mual-mual
"Nggak tahu, perasaan tadi gue baik-baik aja" ucap Dito pelan. Darma menyodorkan air mineral kepada Dito
"Minum dulu Dit.." ucap Darma, Dito pun meneguk minuman yang diberikan oleh Darma
"Panggil Naya aja ke sini" ucap Andre masih memijat punggung Dito
"Nggak u..saah.. Hueeekkkk.." ucap Dito
"Di bilangin ngeyel nih bocah" ucap Andre menjitak lembut kepala Dito
"Gue nggak mau dia panik dan khawatir, lagian gue nggak apa-apa kok" ucap Dito dengan nafas terengah-engah
"Sebaiknya lu istirahat saja dulu" ucap Darma
"Ok.. tapi jangan kasih tahu Naya yah, ntar yang ada dia khawatir lagi" ucap Dito
"Iya kami nggak bakalan kasih tahu kok" ucap Darma
"Tapi kalau keadaan lu parah jangan larang gue dan lainnya kasih tahu bini lu" ucap Andre
"Bawelnya kalian ngalahin bini gue" ucap Dito membuat ketiga sahabatnya tertawa kecil.
"Bukannya bawel sih, kalau kita nggak kasih tahu keadaan lu sama bini lu yang ada dia ngamuk kan ke kita bertiga" ucap Dodit
"Iya gue istirahat bentar, pasti gue pulih kok" ucap Dito berdiri
"Istirahat gih" Andre mendorong lembut tubuh Dito.
Dito pun berjalan menuju tenda Darma dan Dodit. Ia pun beristirahat karena merasakan tidak enak badan.
***
Nayla duduk termenung di depan tenda.
"Woy..." teriak Laras kepada Nayla yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Duh.. Ras.. kamu kagetin aja" ucap Nayla kaget lalu mengelus telinganya dengan lembut.
"Lagian Lo bengong kasambet baru tau rasa Lo" ucap Laras. Nayla menarik senyum tipisnya.
"Kenapa sih?" tanya Laras
"Nggak.." jawab Nayla singkat
"Berantem sama Dito?" tanya Laras
"Nggak ." jawab Nayla sambil menggeleng pelan
"Lah.. terus kenapa?" tanya Laras
"Cuma kepikiran saja sama sahabat aku" ucap Nayla
"Sahabat Lo..? Siapa..?" tanya Laras
"Naning.." ucap Nayla singkat. "Sahabat waktu aku SMP sampai sekarang, hanya saja dia lebih memilih kuliah impiannya sejak kecil" ucap Nayla tersenyum
"Emang ada apa dengan Naning?" tanya Laras
"Kepooo" ucap Nayla tertawa
"Yah.. gue nggak kepo kalau Lo nggak bengong Nay" ucap Laras membuat Nayla tertawa kecil.
"Kami itu berlima dan bersahabat ketika SMA aku, Naning, Jojo calon bininya Darma, Cicin pacarnya Dodit, Febby calon bininya Andre" ucap Nayla
"Kalian satu Gank dan pacaran gitu?" tanya Laras bingung Nayla tertawa kecil
"Yah secara tidak sengaja sih karena mungkin mereka merasa nyaman dengan hati mereka. Aku, Naning, Andre, Dodit, Eddy adalah Tim Voli di sekolah khusus untuk pelajar. Mereka bertiga teman Dito sewaktu SMP. Kalau diceritakan pasti nggak akan habisnya" ucap Nayla tersenyum mengingat kebersamaan mereka.
"Lah.. terus Darma..?" tanya Laras semakin ingin tahu
"Darma dan Dito dipertemukan dalam satu tim olimpiade Kimia, akhirnya mereka berdua akrab dan diberikan kepercayaan untuk mengelola Lab Kimia berdua" ucap Nayla
"Keren Dito dan Darma" ucap Laras membuat Nayla tersenyum. "Lah terus hubungannya dengan Naning?" tanya Laras
"Naning pacarnya Eddy" ucap Nayla
"Ow.. jadi lima pasang toh?" tanya Laras Nayla mengangguk sambil tersenyum.
"Emang kenapa dengan Naning?" tanya Laras
"Aku nggak tahu pasti apa alasannya ninggalin Eddy" ucap Nayla. "Eddy punya cita-cita ingin jadi seorang Bintara Polri, awalnya Naning mendukung tapi entah kenapa dia tiba-tiba mengumumkan pertunangannya dengan seorang pengusaha muda" ucap Nayla
"Ow.. gitu, terus Eddy..?" tanya Laras
"Eddy tetap lanjutin impiannya" ucap Nayla
"Wua.. kasian juga yah" ucap Laras
"Iya.. aku juga nggak kepikiran Naning sampai melakukan hal ini. Padahal Eddy adalah cinta pertamanya" ucap Nayla
"Yah.. namanya juga nggak berjodoh Nay, semua sudah takdir. Contohnya gue udah lama pacaran ekh taunya dia malah selingkuh" ucap Laras
Nayla tersenyum lalu membelai pundak Laras, "Semoga kamu bisa dapat lebih baik dari sebelumnya" ucap Nayla
"Minta nomornya Eddy Nay" ucap Laras tiba-tiba
Nayla membelalakkan matanya menatap Laras tidak percaya "Apaan sih?" tanya Nayla merasa geli dan tertawa
"Kan jomblo tuh" ucap Laras "Mapan lagi sudah jelas" lanjut Laras membuat Nayla tertawa geli
"Ada-ada aja kamu Ras" ucap Nayla menggeleng
"Yah kali aja dia jodoh gue Nay, siapa yang nolak coba" ucap Laras. "Ekh.. tapi ganteng nggak? cakep nggak?" tanyanya lanjut
"Makin nggak beres kamu Ras" ucap Nayla
"Setara Dito nggak???" tanya Laras menggoda Nayla sontak Nayla membelalakkan matanya
"Seeettereesss..." ucap Nayla mengacak rambut Laras
Laras tertawa dan menjerit kecil "Ampun Nay.. Ampun.." ucap Laras
"Makin ngaco ngomongnya" ucap Nayla
"Yah kalau cakep, ganteng, kan nggak malu-maluin lah Nay dibawa-bawa" ucap Laras
"Emang barang Ras di bawa-bawa" ucap Nayla menggeleng.
Laras tertawa lepas "Hadeeehhh.. gue nggak ngerti dengan jalan pikiran sahabat Lo itu" ucap Laras menatap Nayla
"Sama aku juga, tapi habis baksos ini aku akan cari tahu apa alasannya" ucap Nayla menatap Laras
"Kalau sudah tahu, comblangin yah" ucap Laras tersenyum lalu merebahkan kepalanya di pundak Nayla.
"Dih.. malah makin aneh kamu Ras.." ucap Nayla tersenyum geli
Laras terus menggoda Nayla hingga Dito dan teman-temannya mendatangi tenda Nayla dan Laras.
"Ngapain kalian?" tanya Andre melihat aneh tingkah Nayla dan Laras, apalagi Laras sedang bermanja-manja di pundak Nayla
"Laras minta dicombalangin sama Eddy" ucap Nayla langsung pada intinya
"Haaa'..." reaksi keempat cowok ganteng sambil saling tatap
"Nggak laku ya neng..?" goda Andre tersenyum duduk di samping Laras
"Sembarang cocot lu.." ucap Laras ketus membuat mereka tertawa
"Yah habisnya minta dicombalangin segala" ucap Andre
"Kan Eddy diputusin tuh sama ceweknya jadi gue punya kesempatan dong buat dekat, yah senyenggaknya kenalan dulu, PDKT, atau apalah" ucap Laras membuat mereka tertawa geli.
"Huuueekkk..." tiba-tiba Dito mual
"Bby... " panggil Nayla langsung membelai pucuk rambut Dito. "Kenapa Bby..?" tanya Nayla khawatir
"Nggak tahu cinta.. berasa nggak enak cinta pengen muntah" ucap Dito merebahkan kepalanya di pundak Nayla.
"Sebenarnya dari tadi laki lu mual-mual gitu Nay" ucap Darma. Dito diam tidak memberi komentar.
"Dia nggak mau kasih tahu lu Nay" kata Andre
"Kok nggak ngasih tahu" ucap Nayla menekan suaranya membuat Dito diam tidak merespon.
"Katanya nggak mau kamu khawatir" ucap Dodit tersenyum
"Kalau kamu kenapa-kenapa gimana Bby..?" tanya Nayla menekan suaranya.
"Aku nggak apa-apa kok cinta" ucap Dito memeluk Nayla dari samping dan semakin membenamkan wajahnya di leher jenjang Nayla
"Masuk angin mungkin Nay, kerokin aja" ucap Dodit
"Nggak..." jawab Dito cepat
"Iya Bby.. benar kata Dodit kalau masuk angin aku kerokin" ucap Nayla membelai kepala Dito dengan lembut
"Nggak perlu Cinta.. aku nggak apa-apa kok" ucap Dito menyembunyikan kepalanya di leher jenjang Nayla sambil menghirup aroma tubuh Nayla yang tiba-tiba membuatnya nyaman.
"Astaga.. Bby.. apaain sih" ucap Nayla merasa risih dengan tingkah Dito
Laras dan lainnya tertawa melihat tingkah Dito yang memeluk Nayla sambil mendusel hidungnya di leher jenjang Nayla.
"Hoy.. kalau mau bermesraan lihat tempat Cot" ucap Andre melempar batu kecil ke arah Dito yang memejamkan matanya sambil merebahkan kepalanya di pundak Nayla serta membenamkan wajahnya di leher jenjang Nayla.
"Biarin.." ucap Dito bersikap acuh tak acuh
"Hadeeehhh.. mentang-mentang udah nikah mesra-mesraan di tempat umum" ucap Andre merasa geli dengan tingkah Dito
Dito tidak menghiraukan ucapan Andre, dia semakin membenamkan wajahnya di leher jenjang Nayla.
"Masih pusing Bby...?" tanya Nayla
"Nggak.. justru dengan begini udah agak mendingan" ucap Dito lemas
"Modus lu.." ucap Andre tertawa geli
"Sumpah beneran gue nggak modus, tiba-tiba saja mual gue hilang gitu aja begitu menghirup aroma istri gue" ucap Dito membuat mereka merasa heran dengan tingkahnya
"Cinta.. tidur bareng yah" ucap Dito menegakkan tubuhnya menatap Nayla
"Kasian Laras kalau tidur sendiri" ucap Nayla tersenyum
"Hueeekkkk..." lagi-lagi Dito merasa mual, membuat mereka menatapnya dengan wajah heran
"Hueeeeee..." Dito terus berasa mual. Nayla segera mengambil air dan menyerahkan kepada Dito
"Minum.. Bby.." ucap Nayla khawatir, Dito meneguk perlahan air minumnya.
"Kalau berasa nggak enak badan istirahat saja Dit.." ucap Laras
"Ras.. lu boleh kan tidur sendiri" ucap Dito dengan terengah-engah.
"Ok..gue nggak apa-apa kok Nay. Lagian Dito sakit gitu" ucap Laras.
"Berarti gue tidur bareng lu berdua" ucap Andre menunjuk ke arah Dodit dan Darma
"Kenapa..?" tanya Dodit
"Nggak.. udah lama nggak tidur bareng lu" ucap Andre bergaya banci
"Ikh.. jijik gue" ucap Dodit
"Hueeekkkk.." Dito kembali mual, dan langsung merebahkan kepalanya di pundak Nayla ia menghirup nafas dalam-dalam aroma Nayla pun tercium membuatnya terasa nyaman
"Cinta aku tidur bareng kamu yah?" pinta Dito manja
"Maaf ya Ras.." ucap Nayla menoleh ke arah Laras dan membelai kepala Dito
"Iya nggak apa-apa say, santai aja. Lagian tenda Dito dan Andre di tengah antara tenda lu dan mereka Nay" ucap Laras
"Gue istirahat dulu yah.." ucap Dito lirih dan langsung berbaring di tenda Nayla.
"Nggak ada giat malam kan?" tanya Nayla
"Kayaknya nggak ada, paling nongkrong-nongkrong aja" ucap Dodit
"Salah makan atau gimana si Dito?" tanya Darma
"Tadi dia makan seperti biasanya" ucap Nayla menatap Dito yang tidur dalam posisi telengkup
"Atau semalam kalian begadang yah..?" Goda Laras
"Apaan sih Ras, gak jelas banget" ucap Nayla tersenyum
"Benar Ras, kan tu Bekicot demen banget yah ngajak wik..wikan sama lu" Goda Andre
"Nggak jelas lu Ndreee.." ucap Nayla menggeleng pelan dan tersenyum
"Bukannya gue nggak jelas Nay, tapi gue lihat nih yah kayaknya laki lu sang*an banget" ucap Andre terus menggoda Nayla
"Hedeeehh, pasti lu juga bakalan rasain bentar lagi" ucap Nayla
"Iya Ndreee... pasti lu bakalan ngerasain enaknya" ucap Dito dari tenda merubah posisinya menghadap ke arah Nayla sedang duduk
"Ekh... Kirain udah tidur Bby.." ucap Nayla membelai lembut kening Dito
"Pengen muntah lagi cinta, makanya ruba posisi ke arah kamu biar enakan" ucap Dito memposisikan kepalanya di pangkuan Nayla.
"Modus banget lu Dit..." ucap Andre
"Bukan Ndree.. tapi benaran kalau di samping Nayaku berasa nyaman aja" ucap Dito lirih memejamkan matanya
"Ya udah istirahat aja Bby.." ucap Nayla terus membelai pucuk rambut Dito
Dito menikmatinya dan memejamkan mata.
"Agenda besok apaan yah?" tanya Laras
"Katanya pertandingan persahabatan" tanya Andre
"Emang apa pertandingannya?" ucap Laras
"Itu belum tau" ucap Andre
"Semoga aja nggak ada kegiatan lainnya" ucap Dito
"Berharapnya gitu karena besok gue mau fitting baju pengantin" ucap Andre
"Dih.. Gercep aja lu" ucap Darma tersenyum
"Lu kapan fitting baju pengantin?" tanya Andre
"Sudah dua Minggu yang lalu" ucap Darma
"Cie..cie..cie.. yang mau belah duren" goda Laras. Andre dan Darma tertawa mendengar candaan Laras.
"Makanya kalau pengen dibelah cari sana" ucap Andre
"Lu pikir gue cewek apaan Ndre.." ucap Laras ketus menjitak kepala Andre
"Eddy nganggur, tapi lu nunggu 10 bulan lagi" ucap Andre
"Tapi kayaknya Naya nggak setuju tuh" ucap Laras pura-pura sedih
"Bukannya aku nggak setuju Ras, tapi masalah hati lain ceritanya" ucap Nayla
"Benar nggak ada yang tahu isi hati seseorang" ucap Dodit
"Yah kali lu kenalin dulu Nay" ucap Laras
"Tapi sabar yah say, nunggu 10 bulan, karena pasti sekarang dia nggak pegang hape" ucap Nayla
"Iya gue bakalan nunggu kok" ucap Laras
"Segitunya lu Ras.." ucap Andre tertawa
"Tidur Nay?" tanya Darma menunjuk Dito
"Kayaknya..." ucap Nayla masih membelai puncak rambut Dito
"Sekarang jam berapa sih?" tanya Nayla
"Pukul 20.00" jawab Darma
"Nggak ada kegiatan kan?" tanya Nayla
"Kayaknya nggak" ucap Dodit menatap ke arah tenda panitia yang terlihat sepi
"Oo.. ya udah deh..aku mau temani Dito aja kalau gitu" ucap Nayla.
"Ya udah yuk Istirahat" ajak Laras
"Yuk.." Andre, Darma, dan Dodit pun segera menuju tenda mereka
"Bby..." panggil Nayla "Pindah yuk" ucap Nayla lembut, Dito tidak menjawab dan langsung berpindah tempat. Nayla menutup tenda dan menguncinya.
"Bby ganti baju dulu, nggak gerah apa pakai celana jeans gitu" ucap Nayla pelan, dengan malas Dito melepas celana jeans dan membiarkan begitu saja begitu juga dengan jaket yang ia kenakan. Ia berbaring kembali dan menarik selimut. Nayla mengatur pakaian Dito.
"Cinta..." panggil Dito pelan
"Ya Bby.." ucap Nayla melepas jaketnya
"Kamu ngapain?" tanya Dito menatap Nayla
"Ganti baju sayang" ucap Nayla tertawa kecil
Dito bangun dan membantu Nayla melepas kaos yang Nayla kenakan.
"Mau ngapain?" tanya Nayla lembut mengusap wajah Dito
"Nggak ngapa-ngapain" ucap Dito membaringkan tubuhnya dan mengambil kaos Nayla yang sudah dilepaskannya. Dengan segera Dito menggulung kaos Nayla dan menghirup aroma tubuh Nayla yang tertinggal di kaos tersebut.
Nayla merasa heran dengan sikap Dito. "Bby.. " panggil Nayla
"Mmm..." ucap Dito dengan malas, ia merasa nyaman ketika aroma tubuh Nayla dari kaosnya tercium
"Kamu nggak apa-apa Bby..?" tanya Nayla mengenakan piyamanya dengan cepat dan berbaring di samping Dito
"Nggak cinta.." ucap Dito merubah posisi tidurnya menghadap Nayla
"Yakin sayang?" tanya Nayla membelai lembut pucuk rambut Dito
"Iya.. kalau sudah mencium aroma khas kamu cinta rasanya tenang banget, kalau nggak aku akan mual dan pusing" ucap Dito seadanya
"Kamu kenapa sih sayang?" tanya Nayla membelai lembut rambut Dito
"Aku nggak tahu cinta, tiba-tiba kayak gini" ucap Dito terus mencium kaos Nayla
"Ya sudahlah kalau itu membuatmu nyaman Bby" ucap Nayla tersenyum melihat tingkah Dito seperti tidak ingin kehilangan benda kesayangannya.
"Nggak mau sama yang aslinya?" tanya Nayla menggoda Dito
"Jangan menggodaku cinta?" tanya Dito membuka matanya pelan dan menatap Nayla
Nayla tertawa "Ya Kali kamu mau sama aslinya Bby.." ucap Nayla tersenyum manis
Dito membelai lembut rambut Nayla, Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke arah Nayla.
"Emang kamu mau kita main di tenda cinta?" tanya Dito
"Kan aku cuma tanya Bby.." ucap Nayla tertawa
"Kalau aku sudah bertindak maka nggak bisa berhenti cinta" ucap Dito. Nayla menatap Dito dan tersenyum.
"Kamu nggak ingin menghentikan aku cinta?" tanya Dito lirih terus mendekatkan wajahnya
"Emang aku bisa menolak Bby..?" tanya Nayla menahan debaran jantungnya
Dito tersenyum "Aku kasih kesempatan untuk kamu menolak cinta, seperti kau tahu cinta kalau aku sudah bertindak tak bisa kamu hentikan" ucap Dito semakin dekat dengan wajah Nayla.
Nayla tidak menjawab melainkan memejamkan matanya merasakan nafas hangat Dito di wajahnya
"Cinta..." panggil Dito lirih membuka kancing baju Nayla dengan sangat pelan tapi Nayla diam saja tidak merespon.
"Jangan membuatku gila cinta.." ucap Dito mulai memainkan benda sintal Nayla yang tidak terhalang oleh penutupnya. Nayla memejamkan matanya menahan untuk tidak mendesah.
"Yakin...?" tanya Dito pelan mengecup singkat bibir Nayla, tapi Nayla masih diam tidak merespon
"Cinta.." ucap Dito lembut memainkan benda sintal Nayla, apalagi kini tangannya menggelitik lembut bagian ujungnya
"Dah keras nih.." goda Dito tapi Nayla diam saja tidak merespon
"Diam.. berarti iya..." ucap Dito tersenyum menatap Nayla yang berusaha menahan desahannya.
"Bby..." panggil Nayla pelan
"Apa cinta..?" tanya Dito lembut, Nayla tidak menjawab dan langsung mengecup bibir Dito dengan cepat dan masih memejamkan matanya. Dito tersenyum tipis dengan tingkah Nayla dan membalas kecupan manis dari Nayla.
Nafas keduanya terengah-engah ketika kecupan mereka terlepas.
"Cinta.. aku pengen banget" ucap Dito menatap sayu kepada Nayla ia membelai pucuk rambut Nayla
"Yakin mau melakukan di sini Bby..? Lagian kamu lagi sakit" ucap Nayla pelan membelai lembut pipi Dito
"Cinta.. aku beneran pengen banget" ucap Dito seadanya
"Baiklah.." ucap Nayla tersenyum lalu merubah posisi tidurnya
"Terima kasih cinta" bisik Dito seketika mencium leher jenjang Nayla. "Desahannya ditahan yah cinta?" bisik Dito menggoda Nayla
Nayla pun mengangguk pelan ia membelai Dito tersenyum manis dan segera menyalurkan rasa yang tertahan apalagi dirinya sangat ingin menikmati aroma tubuh Nayla. Desahan keduanya tertahan akan tetapi keduanya menikmatinya sampai mencapai puncak pelepasannya.
"Terima kasih cinta" bisik Dito memeluk Nayla dari belakang. Nayla tersenyum dan mengangguk pelan sambil membelai wajah Dito.
Dito mengeratkan pelukannya ada rasa nyaman yang ia rasakan, tanpa tahu penyebabnya.
"Good Night my angel" bisik Dito
"Good Night my Hubby" balas Nayla
"Love You" bisik Dito mengecup pundak Nayla
"Love You Too" balas Nayla membelai wajah Dito. Keduanya memejamkan mata menuju ke alam mimpi.
***To Be Continue***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Natasya ~19>°
thorr , buruan lanjutin eps ny , aaku beneran penasaran
2021-07-03
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Itu mah Nayla hamil Dito yg ngidam 😄😄
Ketemukan Laras sama Eddy, thor 🙏
Lanjut thor semangat terus 💪💪💪😘😘
2021-07-02
0
Winda Tri Ayu
kayak nya nayla hamil thor double up dong thor penasaran banget
2021-07-01
0