Episode 15

Dito menggeliatkan tubuhnya, ia menatap wajah polos Nayla yang terlelap dalam pelukannya. Dito menyibakkan rambut halus Nayla yang menutupi wajahnya. Dito mengecup kening Nayla dengan sangat lembut dan mesra.

"Terima kasih cintaku kau pelengkap hidupku" gumam Dito lirih.

Dito mencari ponselnya dan menekan tombol on untuk melihat jam. Dito menarik nafas pelan ia menatap kembali ke wajah Nayla yang masih terlelap.

"Apa jadinya hidupku tanpamu sayangku" ucap Dito lembut membelai wajah Nayla. Satu persatu bagian wajah Nayla disentuh secara pelan dan lembut.

"Cantik..." gumamnya lirih dan tersenyum.

"Tetaplah menjadi Nayaku yang selalu ada untukku, mengerti diriku, mendampingi diriku, mencintaiku dan menyayangiku dengan caramu sendiri. Itu yang selalu aku inginkan cintaku" ucap Dito lirih

"Love You Nayaku" ucap Dito masih asyik membelai wajah Nayla.

Nayla terjaga ketika merasakan wajahnya dibelai dengan lembut. Dengan malas ia membuka matanya. Dito langsung menarik tangannya dari wajah Nayla.

"Maaf cinta, aku nggak bermaksud untuk membangunkan kamu" ucap Dito

Nayla tersenyum dan membenamkan wajahnya di dada bidang Dito.

Dito tersenyum dan mengeratkan pelukannya di tubuh Nayla.

"Dingin..." ucap Nayla manja

Dito tersenyum dan membelai rambut Nayla "Mau aku angetin cinta?" tanya Dito lembut lalu mengecup puncak rambut Nayla

"Udah anget kok meluk kamu Bby.." jawab Nayla membuat Dito tertawa kecil

"Kalau kamu manja gini buat aku pengen lagi cinta" ucap Dito

"Dih maunya.." ucap Nayla lalu menjauhkan tubuhnya dan membelakangi Dito

Dito tertawa lalu memeluk Nayla dari belakang dan mengecup pundak Nayla yang terbuka.

"Ngambek nih ceritanya??" tanya Dito lembut

"Bukan ngambek Bby, tapi punggung aku sakit" ucap Nayla seadanya

"Masa sih?" Goda Dito merapikan rambut Nayla ke belakang sehingga menampakkan leher jenjang Nayla dari samping.

"Huu'uumm.." balas Nayla manja

"Tapi enak kan sayang" bisik Dito pelan dan mengarahkan tangannya ke benda sintal Nayla.

"Bby... udah akh.." ucap Nayla melepaskan tangan Dito dengan pelan

"Ayolah..." bujuk Dito mulai mengecup pundak Nayla dan kembali mencari benda sintal yang menjadi favoritnya

"Isss.. mesum" ucap Nayla kembali melepas tangan Dito

"Pilih mana aku mesum sama kamu cinta atau....???" Dito sengaja menggantungkan kalimatnya

"Atau apa...?" hardik Nayla merubah posisi tubuhnya berhadapan dengan Nayla

"Nggak kok.." ucap Dito tersenyum

"Jangan pegang-pegang kalau punya niat jajan di luar" ucap Nayla menghempaskan tangan Dito yang hendak memeluknya

"Makin ngambek buat aku makin nafsu sama kamu cinta" ucap Dito merapatkan tubuhnya ke Nayla.

"Ikh.. sana jauh-jauh.." ucap Nayla mendorong tubuh Dito

"Mmm.. gemesin nyonya Dito" Goda Dito sambil menggelitik pinggang Nayla.

"Aw.. Bby... hentikan geli.." ucap Nayla manja

"Nggak..." ucap Dito semakin menggelitik Nayla

"Bby.. geli.." ucap Nayla bangun menghindari Dito

"Kamu sengaja yah cinta menggodaku" ucap Dito mengedipkan matanya melihat selimut Nayla yang melorot sehingga memperlihatkan tubuh mulus Nayla yang belum mengenakan piyama.

"Ikh.. apaan sih" ucap Nayla menarik selimut dan menutupi tubuhnya

Dito langsung menindih Nayla dan menghujam tubuh Nayla dengan kecupan mesranya. Nayla pura-pura menolak sedangkan Dito pura-pura marah karena sikap Nayla sehingga terdengar suara tawa canda keduanya.

"Perhatian semua untuk mahasiswa segera berkumpul" terdengar suara Azriel dengan menggunakan megaphone.

"Bby... " Panggil Nayla membelalakkan matanya menatap Dito karena mereka berdua dalam keadaan tidak mengenakan apapun kecuali selimut.

"Cik.. ganggu aja.." ucap Dito ketus lalu menggeser tubuhnya ke samping dan meraih pakaiannya.

"Emang jam berapa sih Bby..?" tanya Nayla

Dito yang sedang mengenakan jam tangannya kemudian menyalakan lampu di jamnya.

"Jam 5 cinta" ucap Dito. "Cepatan ganti.." ucap Dito

"Duh.. ribet nih.." ucap Nayla mencari pakaiannya yang dilempar oleh Dito ke sembarang tempat. "Bby bantuin.." ucap Nayla manja mengarahkan tangannya Dito ke punggungnya untuk memasang pengait bra.

Dito pun langsung membantu Nayla, dengan cepat Nayla mengenakan kaos dan celana jeans ukuran 3/4.

Dito membuka tenda dan segera keluar. Di luar Darma dan lainnya sudah menunggu.

"Mo ngapain sih, masih pagi juga" ucap Andre ketus

"Palingan mau senam atau olahraga lainnya" ucap Darma menunjuk ke arah panitia yang sedang menyiapkan sound sistem.

"Hoaaaaammmmm... masih ngantuk gue anjrit.." ucap Andre kesal

"Hueeekkkk..." tiba-tiba Dito merasa mual

"Mmmm.. Lo kenapa lagi?" tanya Andre

"Nggak tau nih.." ucap Dito kembali merasa mual

"Bby.. kenapa?" tanya Nayla sudah berdiri di samping Dito

"Nggak apa-apa cinta" ucap Dito menahan mualnya. "Hueeekkkk..." Dito kembali merasa mual

"Bby.. bentar aku ambil air hangat di tenda panitia yah" ucap Nayla hendak pergi namun Dito langsung menahan tangan Nayla

"Nggak usah cinta..ambil air di dalam tenda saja" ucap Dito, Nayla bergegas mengambil air mineral kemasan botol

"Haallaaahhh.. bilang aja Lo takut bini Lo disosor sama Aze.." goda Andre

"Itu satunya.." ucap Dito ketus, Darma dan Dodit pun tertawa

"Nih Bby.. di minum" ucap Nayla

Dito mengambil posisi duduk lalu meneguk air dengan pelan.

"Kalau sakit istirahat di tenda aja Dit.." ucap Darma

"Iya Bby.. istirahat gih.." ucap Nayla membelai pundak Dito.

Dito menggeleng pelan "Asal di samping kamu aku nggak apa-apa cinta" ucap Dito

"Dasar bekicot labil" ucap Andre tertawa geli.

"Ayo semua berkumpul kita senam pagi bersama dulu untuk melakukan warming up" ucap Azriel

"Yuk.. kita ke sana" ajak Dodit

"Loh Laras mana?" tanya Nayla menatap sekelilingnya tidak mendapati Laras.

"O.. iya ding, mana dia?" tanya Andre melihat ke arah tenda yang masih tertutup rapat

"Jangan-jangan masih tidur dia" ucap Nayla bergegas menghampiri tenda Laras

"Ras..." panggil Nayla berusaha membuka tenda Laras tapi terkunci dari dalam

"Ras..." Nayla mengeraskan suaranya namun tidak ada jawaban, akhirnya Nayla mengambil ponselnya lalu menelepon Laras.

"Yaa... si..a.ppaaaa..." terdengar suara serak milik Laras tanpa melihat layar ponselnya

"Woy... bangun.. malah molor lagi. Kita disuruh berkumpul sama panitia, aku di depan tenda nih" ucap Nayla

"Haaa'... astaga.. ok.. ok.. ok.."

Nayla kembali bergabung bersama Dito dan lainnya

"Masih tidur Nay??" tanya Dodit

"Iya.." jawab Nayla tersenyum "Yuk kita ke sana aja nanti dia bakalan nyusul" ucap Nayla karena panitia pemimpin senam sudah berada di atas panggung mini.

"Yukk.." jawab Darma

"Cinta.. bantuin.." ucap Dito manja

"Astaga.. manja banget" ucap Nayla membantu Dito berdiri, Dito pura-pura menjatuhkan tubuhnya dengan pelan agar Nayla menahan dan memeluknya

"Bby.. modus banget" ucap Nayla tertawa dengan tingkah Dito

"Hadeeehhh.. sakit mata gue" ucap Andre meninggalkan Dito yang masih bermanja-manja kepada Nayla.

"Kalau sakit matanya menjauh sono" ucap Dito ketus

"Udah Bby.. ayo. manja banget" ucap Nayla lalu menggandeng tangan Dito

"Woy tungguin" teriak Laras berlari menyusul Dito dan lainnya.

Mereka pun bergabung dengan mahasiswa lainnya dan melakukan senam pagi bersama.

Lima belas menit kemudian tiba-tiba Dito berhenti dan kembali mual.

"Hueeekkkk.."

"Bby..." Nayla bergegas menghampiri Dito dan membantunya berdiri.

"Duh.. cinta aku benar-benar nggak sanggup, pusing banget" ucap Dito merangkul pundak Nayla

"Perutnya sakit nggak Bby?" tanya Nayla khawatir

"Perut aku nggak sakit cinta, hanya saja berasa mual banget" ucap Dito

"Ajak istirahat saja dulu Nay" ucap Andre

"Iya Nay.." ucap Darma "Dito pucat banget" lanjutnya

"Bentar yah gue izinin dulu ke Aze" ucap Dodit

Dodit berlari menemui Azriel yang berbaris paling depan.

"Kak.. permisi" ucap Dodit begitu di samping Azriel yang melakukan senam.

"Ekh.. ya ada apa?" tanya Azriel menghentikan aktivitasnya

"Kak.. mohon izin istirahat boleh, ada yang sakit teman saya" ucap Dodit

"Siapa..?" tanya Azriel

"Dito Kak, dari kemarin mual dan muntah" ucap Dodit, Azriel menelan salivanya menatap Nayla yang kesusahan membantu Dito berdiri sambil merangkul pundak Nayla.

"O.. " Azriel langsung mendekati Nayla dan Dito.

Dodit mengikuti dari belakang

"Ada apa Nay?" tanya Azriel berdiri dihadapan Dito dan Nayla

"Dito sakit kak" ucap Nayla. "Izin istirahat boleh kan kak" ucap Nayla

Azriel tersenyum ramah "Boleh kok Nay" ucap Azriel

"Baik kak, terima kasih" ucap Nayla, Dito menggertakkan giginya menahan kesal Nayla bersikap lembut kepada Azriel

"Yuk Bby.. kita ke tenda" ajak Nayla, Dito mengangguk sambil memegang perutnya. "Perutnya masih sakit Bby?" tanya Nayla khawatir, Dito menarik senyum smrik-nya dan mengangguk pelan

"Yah udah yuk Bby.." ucap Nayla berusaha memapah Dito. Azriel tersenyum getir menatap punggung Nayla dan Dito

"Ayo kalian kembali senam" ucap Azriel kepada Darma dan lainnya dan ia pun berjalan ke tempat semula ia berdiri untuk melakukan senam aerobik bersama.

***

"Bby..." panggil Nayla membelai lembut kening Dito dengan pelan setelah membaringkan Dito melepas sepatu yang dikenakan Dito.

Nayla mengambil kotak PK3 yang sengaja ia bawa. Ia mengambil minyak kayu putih.

"Bby.. perutnya aku baluri minyak kayu putih yah" ucap Nayla lembut, Dito mengangguk dan mengangkat kaos. Nayla pun membaluri dengan lembut minyak kayu putih di perut Dito.

"Hirup Bby, biar mualnya hilang" ucap Nayla mendekatkan telapak tangannya yang sudah diberi minya kayu putih. Dito pun mengikuti instruksi Nayla.

"Gimana Bby.. dah enakan?" tanya Nayla lembut, Dito mengangguk pelan.

"Aku ambil tas ransel kamu dulu yah Bby.." ucap Nayla Dito mengangguk pelan

Nayla segera mengambil tas ransel Dito di tenda yang Laras pakai untuk bermalam. Nayla segera bergegas dan kembali ke tenda.

"Bby.. ganti celananya yah, sini aku bantu" ucap Nayla lembut membantu Dito melepas celananya.

"Mau aku buatin bubur Bby..?" tanya Nayla

"Nggak usah cinta" ucap Dito lembut membelai lembut pipi Nayla ia tahu kalau Nayla sangat khawatir padanya.

"Tapi kalau kamu sakit perut dan mual lagi gimana Bby..?" tanya Nayla khawatir

Dito bangun lalu merebahkan kepalanya di pundak Nayla, aroma Nayla membuatnya tenang kembali. Dito memejamkan matanya.

"Bby.." ucap Nayla lembut

"Biarkan begini dulu cinta, ini membuat aku nyaman" ucap Dito memeluk tubuh Nayla.

"Ok.. Bby...katakan saja kalau kau mau sesuatu sayang" ucap Nayla lembut membelai pipi Dito

"Iya cintaku" ucap Dito lembut

Nayla membiarkan Dito mendapatkan kenyamanan dengan memeluknya. Ia membelai kepala Dito dengan lembut, Dito diam menikmati kelembutan yang diberikan oleh Nayla.

***

Kegiatan dilanjutkan kembali pada pukul 8.00, kali ini pertandingan persahabatan yang diinginkan oleh warga desa setempat adalah sepak bola sarung, kedua tim bermain sportif.

Sementara Nayla masih merawat Dito di tenda. Berbagai macam makanan ditawarkan oleh Nayla kepada Dito namun Dito selalu menolaknya.

"Bby.. kalau kamu nggak makan kamu bakalan sakit Bby" ucap Nayla akhirnya menyerah

"Nggak bisa nelan cinta" ucap Dito lirih "Lidahku mati rasa" ucapnya

"Dipaksa dong Bby.." ucap Nayla lirih. Dito diam dengan pelan ia bangun karena merasa lemas

"Ok.. aku akan makan cinta" ucap Dito membuat Nayla senang

Nayla tersenyum lalu mengambil bubur yang dibagikan oleh panitia. Nayla menyendokkan dengan pelan ke pada Dito.

Dito menerima suapan Nayla, ia pun memaksakan untuk menelan bubur tersebut. Suap demo suap Dito habiskan sambil sesekali ia berhenti untuk memberi jedah.

"Lagi ya Bby.." Nayla sedikit memaksa Dito

"Bentar cinta" ucap Dito lirih ia memejamkan matanya

"Bby.. kenapa?" tanya Nayla khawatir

"Pusing cinta.." ucap Dito lalu berbaring pelan

"Duh.. kapan selesainya kegiatan ini sih" ujar Nayla kesal ia tidak tahan melihat Dito dalam keadaan lemah

"Bby..." Nayla mengenggam tangan Dito dengan erat, air matanya menetes menatap wajah pucat Dito yang memejamkan matanya.

Nayla berdiri, ia menghapus air matanya dan meninggalkan tenda menuju tenda. Dito yang mendengar Nayla keluar membuka matanya dengan cepat dan memanggil Nayla.

"Cinta..." panggil Dito lirih namun Nayla tidak menggubrisnya.

Sesampainya di tenda Nayla menemui panitia cewek yang bertugas piket tenda.

"Permisi kak" sapa Nayla namun panitia tersebut asyik dengan ponselnya.

"Kak.. permisi.." panggil Nayla sopan. Cewek tersebut masih asyik dengan ponselnya tanpa menghiraukan kehadiran Nayla bahkan tertawa lepas dengan apa yang dia simak di ponselnya.

"Kak.." Nayla mendekat dan berdiri di depannya. Namun tetap saja dia tidak memperdulikan Nayla

Nayla mengepalkan tangannya berusaha menahan kesal.

"Kaaaakkkk..." Nayla berteriak

"Apa sih.. teriak-teriak nggak sopan banget kamu yah"

"Maaf Kak.. tadi saya sudah menyapa kakak dengan sopan tapi kakak masih asyik main ponsel" ucap Nayla

"OOO.. jadi lu pikir gue budek gitu?"

"Bukan gitu kak, saya ke sini cuma mau izin..."

"Izin apa...?" tanyanya ketus

"Boleh saya pulang kak, suami saya sakit, dari kemarin dia mual dan muntah" ucap Nayla memelankan suaranya

"Kamu tahu kan kalau kegiatan belum selesai"

"Tapi kak saya mohon kak, saya harus membawa suami saya ke dokter" ucap Nayla memelas

"Ganjen amat lu kecil-kecil udah nikah" ucap ya ketus dan tersenyum sinis

Nayla menggertakkan giginya menahan kesalnya. "Tidak ada yang salah kan kak kalau saya menikah" ucap Nayla. "Daripada malah sesat" ucap Nayla menekan suaranya membuat cewek itu merasa tersindir.

"Lu berani melawan ya?" ucapnya maju kehadapan Nayla,

Nayla memundurkan langkahnya "Kak saya ke sini dengan tujuan baik, bukan mengajak ribut" ucap Nayla

"Berani juga nyali Lo" ucapnya sambil mendorong pundak Nayla.

Nayla berbalik hendak meninggalkan tenda tersebut namun cewek itu menahan lengan Nayla.

"Mau ke mana Lo?"

"Pulang kak.." ucap Nayla ketus

"Berani Lo pulang Lo bakalan jadi kambing tua tahun depan, dan Lo bakalan dapatin perihal yang tidak menyenangkan ngerti.."

"Terserah..kak.. saya nggak peduli" ucap Nayla

"Berani banget Lo ya"

"Saya berani karena saya tidak salah, saya datang ke sini karena darurat, suami saya sakit, saya akan tanggung semua resikonya daripada saya harus kehilangan nyawa suami saya. Jika Kakak tidak mengizinkan saya pulang apa Kakak mau tanggung jawab kalau terjadi sesuatu dengan suami saya?" ucap Nayla lantang membuat cewek tersebut terdiam

Nayla berbalik ia nekad akan meninggalkan kegiatan demi keselamatan Dito meskipun mereka akan mengulang kegiatan baksos tahun depan.

"Hee'.. mau kemana gue belum beri izin Lo ya" ucapnya menahan lengan Nayla

"Mau kakak apa sih, saya sopan salah, saya kasar salah" ucap Nayla sudah tidak tahan

"Lo.. tu ya.." cewek tersebut hendak menampar pipi Nayla namun seseorang menahan tangannya.

"Azeee.." ucapnya tertahan

"Lo kenapa sih mau main tampar saja?" tanya Azriel

"Dia nggak sopan, makanya harus diberi tahu bersikap sopan pada senior" ucapnya ketus menarik lepas tangannya

"Nggak perlu pake kekerasan Gina, Lo nggak takut diskort dua semester sama Dekan kalau ada yang melapor tindakan Lo ini" ucap Azriel, Gina menahan kesal menatap Nayla. Azriel menatap Nayla yang diam.

"Ada apa sih Nay?" tanya Azriel

"Kak boleh saya izin pulang, suami saya keadaannya makin lemas kak, saya ingin bawa dia ke dokter" ucap Nayla

"Dih.. suami.." ucap Gina tersenyum sinis

"Ya udah kalau Dito membutuhkan dokter silahkan kamu pulang saja" ucap Azriel

"Baik kak terima kasih, permisi" ucap Nayla tanpa menghiraukan tatapan kesal Guna padanya

"Ok.. Nay.. kasih tahu kalau butuh kendaraan" ucap Azriel sebelum Nayla pergi

"Baik kak.." ucap Nayla. "Permisi" ucap Nayla lalu meninggalkan tenda panitia, dia bergegas kembali ke tendanya.

"Gina kelakuan Lo ya, nggak pernah berubah" ucap Azriel.

Azriel meninggalkan Gina yang diam terpaku menatap punggung Azriel. Ia menyusul Nayla ke tenda.

"Hueeekkkk..."

"Bby..." Nayla langsung mendekati Dito ia membelai lembut kening Dito yang berkeringat dingin

"Nggak tahan cinta" ucap Dito langsung memeluk Nayla.

"Iya.. sabar Bby.. kita pulang yah" ucap Nayla lembut membelai punggung Dito

"Emang dibolehin Cinta" ucap Dito lemas.

"Iya, Aku sudah izin kok sama kak Aze" ucap Nayla mendekap kepala Dito di dadanya.

"Kamu nemuin dia tadi?" tanya Dito ketus menatap tajam kepada Nayla

"Bby.. aku ke sana cuma izin doang, nggak ngapa-ngapain" ucap Nayla lembut menangkup wajah Dito

"Kalian berdua aja gitu?" tanya Dito menatap Nayla

"Ada temannya cewek sayangku" ucap Nayla mencium gemas bibir Dito.

"Benar??" tanya Dito

"Iya.. kapan aku pernah bohong sama kamu Bby-ku" ucap Nayla mencubit gemas pipi Dito

Dito merebahkan kembali kepalanya ke dada Nayla. Ada perasaan tenang ketika menghirup aroma Nayla.

"Kita pulang ya sayang" ucap Nayla lembut

"Ok.. telepon kak Ardy yah biar dia suruh orang untuk jemput kita cinta" ucap Dito

"Siap kaptenku" ucap Nayla mengeratkan pelukannya

"Jadi pengen itu.." ucap Dito menggeser bibirnya ke benda sintal Nayla dan menggigit gemas.

"Astaga Bby.. biar sakit aja pikirannya mesum" ucap Nayla mendorong lembut pundak Dito menjauh sehingga menyebabkan Dito hilang keseimbangan.

"Cinta..." ucap Dito menahan tubuhnya tidak jatuh dan menarik pinggang Nayla sehingga Nayla pun ikut jatuh tepat di dada Dito.

Keduanya saling tatap dengan makna tatapan masing-masing sehingga menyebabkan jantung keduanya berdetak kencang.

"Love You cinta" ucap Dito pelan

Nayla tersenyum "Love you too My Bby.." ucap Nayla lalu mengecup singkat bibir Dito.

Dito tersenyum ia memejamkan matanya ia masih berasa pusing.

"Bby...?" tanya Nayla khawatir mengguncang tubuh Dito dengan lembut

"Jangan diguncang cinta, pusing" ucap Dito lirih

"Ok.. Bby.." ucap Nayla dengan pelan ia menegakkan tubuhnya membiarkan Dito berbaring.

"Ekh.. Kak Aze.." ucap Nayla ketika tatapannya berpapasan dengan Azriel yang berdiri di depan pintu tenda.

Azriel tersenyum lalu masuk ke tenda "Gimana keadaan Dito Nay?" tanya Azriel. Dito masih memejamkan matanya enggan menyapa Azriel

"Masih mual dan pusing Kak" ucap Nayla

"Terus kalian pulangnya gimana?" tanya Azriel

"Nanti kakaknya akan menjemput kami Kak" ucap Nayla

"Ooo.." ucap Azriel menatap tangan Nayla yang digenggam oleh Dito.

"Dito udah makan belum?" tanya Azriel

"Tadi sudah kak, cuma muntah lagi" ucap Nayla menatap Dito yang semakin erat menggenggam tangannya.

"Waduh, harus cepat-cepat ke dokter Nay" ucap Azriel

"Iya Kak, aku maunya gitu, takut Dito kenapa-kenapa" ucap Nayla

Azriel tersenyum dan menganggukkan kepalanya "Baiklah Nay, kalau ada apa-apa kasih tahu yah, sambil menunggu jemputan kalian. Mohon maaf banget Nay, tim Medis kami lagi ikut ke kegiatan lomba persahabatan sambil include dengan kegiatan donor darah, maaf tadi pagi waktu senam aku lupa ngasih tahu mereka untuk ke tenda kamu dulu sebelum pergi"

"Iya Kak nggak apa-apa kok" ucap Nayla

"Aku pergi dulu yah Nay, kalau ada apa-apa nanti kamu telepon saja" ucap Azriel berpamitan kepada Nayla

"Iya Kak, makasih sudah izinin kami pulang" ucap Nayla

"Iya Nay, sama-sama" ucap Azriel

"Cepat sembuh ya Dit" ucap Azriel namun tidak ditanggapi oleh Dito, Azriel pun pergi meninggalkan tenda Dito dan Nayla.

"Modus.." ucap Dito ketus membuka matanya

"Dendam amat sih Bby" ucap Nayla tertawa geli

"Halah.. bilangnya semua tim medis nggak ada" ucap Dito ketus. "Padahal niatnya nggak baik tuh, pengen gantiin posisi aku, berharapnya ketinggian" lanjutnya membuat Nayla semakin geli dengan tingkah Dito, Nayla sibuk mengatur barang-barang mereka.

"Kenapa kamu diam cinta?" tanya Dito bangun perlahan

"Aku.. diam..?" tanya Nayla membelalakkan matanya

"Kamu pengen kan sama dia?" tanya Dito ketus

"Hadeeehhh kumat labilnya" ucap Nayla tidak menghiraukan ucapan Dito

"Jangan harap bisa, meskipun aku jadi hantu aku nggak bakalan biarin kamu bersama laki-laki lain, Aku nggak ikhlas lahir batin cinta" ucap Dito ketus menyebabkan Nayla menghentikan aktivitasnya

"Jangan ngomong aneh-aneh Bby.." ucap Nayla menekan suaranya ia kembali melanjutkan aktivitasnya

"Siapa yang aneh cinta, aku hanya mengingatkan kamu kalau kamu hanya milikku" ucap Dito

"Aku hanya menyayangimu Bby" ucap Nayla menekan suaranya membelakangi Dito masih sibuk mengemasi barang-barang mereka berdua dengan kesal.

Dito terdiam dengan pelan ia mendekat, lalu memeluk Nayla dengan mengeratkan kedua lengan kekarnya di perut Nayla.

"Aku takut cinta kehilanganmu" ucap Dito lirih

Nayla membalikkan tubuhnya menghadap ke Dito dengan bertumpu dengan kedua lututnya ia memeluk Dito dan membenamkan wajah Dito di dadanya

"Jangan takut Bby, aku nggak akan kemana-mana, jangan berpikiran aneh-aneh yah" ucap Nayla membelai mesra kepala Dito.

"Cinta.." panggil Dito lirih

"Ssstt.. sudah nggak usah takut Bby" ucap Nayla, Dito mengangguk pelan merasa nyaman dengan pelukan Nayla.

"Aku lanjut beres-beres dulu ya sayang, kamu sudah telepon kak Ardy Bby?" tanya Nayla membelai pipi Dito.

Dito menggeleng manja "Ya udah telepon gih" ucap Nayla lembut, Dito tersenyum dan mengangguk. Nayla melepaskan pelukannya dan kembali membereskan pakaian mereka serta alat-alat lainnya.

"Hallo Dit.." Ardy menjawab telepon dari Dito

"Kak.. kamu di mana?"

"Ini mau cari makan bersama Garra" ucap Ardy "Ada apa?" tanya Ardy

"Kak, bisa tidak jemput aku dan Naya?" tanya Dito

"Di mana?" Kalian Kenapa? Kok minta dijemput? tanya Ardy

"Aku sakit Kak, dari kemarin siang mual terus, muntahnya lendir doang, perutku perih, susah makan, pusing, lemas banget kak. Tolongin dong"

"Aku bukan dokter Dit.." goda Ardy

"Kak..."

Ardy tertawa "Ok.. share lock aja, nanti aku dan Garra ke sana habis makan"

"Baik Kak, thanks Ya"

"Sama-sama Dit.." ucap Ardy. "Kenapa bisa sakit Dit..?" tanya Ardy

"Nggak tahu kak" ucap Dito

"Kecapean kamu Dit, sering main tuh" goda Ardy

"Asem Lo Kak" ucap Dito tertawa

"Yah sekarang kan tinggal berdua, kalau Lo mau kan tinggal sandar bereskan"

"Nggak jelas Lo Kak" ucap Dito ketus

"Bener kan gue"

"Daripada Lo, kamar mandi terus pelampiasannya" balas Dito

"Asem Lo" ucap Ardy membuat Dito tertawa

"Ya udah kak cepat ke sini, sakit punggung gue tidur beralaskan tanah" ucap Dito

"Astaga dasar anak manja, belum ada sehari" ucap Ardy, "Kayak Lo nggak pernah ikut camping aja" ucap Ardy

"Sssstt.. udah nggak usah debat, cepat jemput" ucap Dito

"Dih maksa.." Ardy tertawa

"Ayolah Kak..." ucap Dito memelas

"Ok.. tunggu aja, mungkin satu atau dua jam lagi kita sampai" goda Ardy

"Keburu koid aku kak" ucap Dito membuat Nayla menatapnya tajam

Ardy tertawa "Lah bagus dong ada kesempatan buat siapa tuh senior yang dekatin Naya yang buat Lo setres curhat nggak jelas di kantor" ucap Ardy

"Nggak ikhlas aku kak ada yang gantiin posisi aku" ucap Dito ketus. "Bakalan aku gentayangin setiap malam" ucap Dito membuat Ardy tertawa

"Segitunya Lo Dit cinta sama Nayla"

"Bodo', yang jelas dia milikku kak, milikku, nggak ada yang boleh milikin dia" ucap Dito menatap Nayla dengan mesra

"Makin nggak jelas Lo " ucap Ardy

Dito tertawa "Ya udah cepat jemput aku kak" ucap Dito

"Iya.. share lock jangan lupa, aku makan siang dulu" ucap Ardy

"Ok.. Kak, thanks ya" ucap Dito

"Yoo.. sama-sama" ucap Ardy.

Dito mengakhiri panggilannya bersama Ardy, ia memejamkan matanya. Nayla selesai membereskan barang-barangnya. Ia meletakkan kepala Dito di pangkuannya, Dito pun menurut saja.

Sekitar 45 menit menunggu Ardy pun datang bersama Garra, yang diantar oleh Azriel ke tenda. Setelah berpamitan dengan panitia dan beberapa dosen pendamping mereka pun bergegas pulang.

***To Be Continue***

Terpopuler

Comments

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Dito sakit juga ajojingnya mah jalan terus ya thor 😂😂😂
Kesel ke mahasiswa cewek yg senior itu, siapa namanya 🤔 Gina ya ya.... 🤦‍♀
klo Gina sdh lihat Dito pasti klepek2 tuh kaya ayam sayur yg denger gledek 🤣🤣🤣
Lanjut thor semangat terus 💪💪💪

2021-07-06

0

Winda Tri Ayu

Winda Tri Ayu

up lagi dong thor gak sabar nunggu si dito di bawah ke dokter semoga nayla hamil beneran 😁

2021-07-04

0

Yulia Handayani

Yulia Handayani

up lgi thor jngn lama2 💪

2021-07-03

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 83 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!