"Bby..." panggil Nayla ketika mendapati Dito yang sedang duduk termenung di tepi ranjang menghadap ke arah jendela.
Dito tersenyum menatap Nayla yang mendekatinya. Nayla duduk di samping Dito.
"Bby.. kok melamun?" tanya Nayla lembut
Dito melepas kasar nafasnya, Nayla mengernyitkan dahinya.
"Ada apa Bby..?" tanya Nayla lembut mengenggam tangan Dito. Dito tersenyum dan menggeleng pelan.
"Nggak lagi nyembunyiin sesuatu kan Bby?" tanya Nayla menyelidik
Dito tertawa kecil "Nggak cintaku. Hanya saja aku masih berasa pusing aja" ucap Dito seadanya
"Pusing lagi?" tanya Nayla. Dito mengangguk pelan lalu merebahkan kepalanya di pundak Nayla.
"Tapi pusingnya akan hilang kalau di samping kamu cinta" ucap Dito memejamkan matanya.
Nayla membelai pipi Dito lembut "Kalau kamu masih berasa kurang enak badan Bby, biar aku saja yang ke kampus untuk mengecek kelas" ucap Nayla
"Nggak.." ucap Dito cepat. "Kamu harus di samping aku cinta" ucap Dito
"Lah.. terus kalau kamu masih berasa nggak enak badan gimana Bby..?" tanya Nayla membelai kepala Dito
"Yah aku mau sama kamu cinta, titik" ucap Dito
"Kan aku juga ada janji sama Mama sayang mau ngecek keperluan acara resepsi kita" ucap Nayla
"Yah habis aku meeting aku jemput kamu lagi cinta. Nggak ada alasan, aku nggak bakalan biarin kamu sendirian, ntar si Aze nggak jelas itu dekatin kamu lagi" ucap Dito ketus seperti anak kecil merengek kepada ibunya
Nayla tertawa "Ada-ada aja kamu Bby.." ucap Nayla berdiri menuju meja rias
Dito menatap Nayla yang mulai asyik merias, pandangan tidak berpaling dari Nayla. Ia menatap lagi berias, apalagi jika Nayla berias natural. Dito tersenyum lalu mendekati Nayla.
"Cantik.." gumam Dito lalu meletakkan dagunya di kepala Nayla. Aroma sampo yang digunakan Nayla membuat Dito tenang.
"Cinta..." panggil Dito pelan
"Ya Bby.." Nayla menatap Dito yang memejamkan matanya
"Bisa nggak kita ambil kelas khusus saja?" tanya Dito
"Maksudnya?" tanya Nayla bingung
"Yah kita ambil kelas khusus saja, kapan kita kuliah yah terserah, dosen akan menyesuaikan dengan kita" ucap Dito
"Emang ada Bby?" tanya Nayla
"Ada kok, kelas eksekutif namanya. Tapi kita nambah pembayarannya, karena kita yang minta jadi para pengajar juga akan menyesuaikan" ucap Dito. "Dodit, Darma, dan Andre juga akan ikut kelas itu Bby, karena mereka pun mengurus bisnis mereka" ucap Dito menjelaskan kepada Nayla.
"Awalnya aku ingin kita ambil jalur itu, tapi karena kamu pengen menikmati pengenalan kampus yah aku nurut aja Cinta" ucap Dito
Nayla membalikkan tubuhnya, berdiri menghadap Dito lalu mengalungkan tangannya di leher Dito.
"Kenapa nggak ngomong dari awal sayang, kalau gitu aku akan ikut kamu Bby" ucap Nayla tersenyum manis
Dito tersenyum "Secara kamu pengen banget ikut pengenalan kampus, jadi aku pun nurut saja cinta" ucap Dito
"Emang bisa pindah Bby..?" tanya Nayla
"Bisa cinta, nanti kita menghadap ketua jurusan sebelum jadwal muncul di sistem, dan membayar intensif tambahan" ucap Dito
"Mahal nggak Bby...?" tanya Nayla
Dito tertawa "Kenapa?" tanya Dito lembut membelai kepala Nayla
"Yah.. kalau mahal, kamu aja yang ambil kelas itu, aku yang regular aja, karena kamu pasti akan sibuk dengan kerjaan kamu Bby" ucap Nayla
"Aku nggak izinin kamu ikut kelas reguler" ucap Dito tegas sambil mendorong lembut kening Nayla
"Aku cuma mau..." ucap Nayla disanggah oleh Dito
"Kenapa mau apa?" tanya Dito tegas
"Dih.. galak amat sih Bby" ucap Nayla cemberut
"Makanya kalau nggak mau aku galak sama kamu cinta, jadi nurut yah" ucap Dito menangkup kedua pipi Nayla dengan gemas. "Masalah biaya nggak usah kamu pikirin" ucap Dito.
Nayla memasang wajah cemberut "Cinta..." Dito membelai lembut pipi Nayla
"Iya Bby, aku bakalan nurut sama kamu" ucap Nayla
Dito melepas nafasnya pelan "Maaf.." ucapnya lirih lalu menundukkan wajahnya.
Nayla tersenyum lalu memeluk Dito dengan erat, Dito pun membalas pelukan Nayla.
"Aku hanya ingin bersamamu cinta" ucap Dito lirih
"Iya.. Bby.. aku ngerti kok" ucap Nayla tersenyum
Dito meregangkan pelukannya "Makasih cinta, selama ini kamu selalu nuruti kemauan aku" ucap Dito lembut
"Iya sama-sama Bby.. aku tahu kok kamu punya alasan sendiri kenapa dan mengapa" ucap Nayla tersenyum. "Jadi aku lakuin semua karena aku pun ingin di dekat kamu Bby" ucap Nayla tersenyum menatap Dito
Dito tersenyum lalu mengecup kening Nayla "Thanks" ucap Dito lirih
"Iya.." ucap Nayla lalu mencubit gemas pipi Dito. "Kita sarapan yuk Bby " ucap Nayla lembut
"Ayo.." Dito merangkul pinggang Nayla, mereka pun keluar kamar menuju meja makan.
"Pagi Ma.." ucap Nayla dan Dito bersamaan
"Pagi juga.. gimana keadaan kamu Dit?" tanya Maya
"Lumayan Ma, tapi kadang merasa pusing kalau nggak ada Naya" ucap Dito. Nayla dan Maya saling tatap.
"Kok tingkah kamu aneh Dit?" tanya Hans yang sedang menikmati roti sandwich
"Aneh? Maksud Papa?" tanya Dito bingung
"Iya.. Aneh aja, nggak sakit tapi tingkahnya aneh" ucap Hans tersenyum
"Papa ngomong apa sih" ucap Maya langsung mengalihkan pembicaraan
"Yah Papa ngomong kenyataan Ma. Tapi kok malah mirip dengan ...." ucap Hans langsung disanggah oleh Maya
"Mirip apa sih Pa?" tanya Maya
"Mirip orang ngidam" ucap Hans cepat membuat Dito tersedak, Nayla langsung memberikan air minum kepada Dito
"Bby... pelan-pelan makannya" ucap Nayla membelai punggung Dito
"Maksud Papa?" tanya Dito mengernyitkan dahinya
"Papamu nggak jelas Dit.." ucap Maya cepat, "Nggak usah ditanggapi" ucap Maya
"Nggak jelas gimana Ma.. waktu Mama ngandung Dito kan yang ngidam Papa" ucap Hans membuat Dito menatap Nayla. Nayla merasa tidak nyaman dengan tatapan Dito.
"Ada apa Bby?" tanya Nayla dengan pelan. Dito tidak menjawab ia menatap Maya dengan tatapan bermakna, namun Maya pura-pura tidak tahu dengan tatapan Dito. Ia paling tidak suka kalau ada yang membahas tentang kehamilan Nayla.
"Pa nggak usah dibahas" ucap Dito menggenggam tangan Nayla.
"Papa hanya menduga saja Dit, Karena Papa perhatikan tingkah kamu seperti Papa dulu. Papa berasa mual, pusing, pengennya di dekat Mama kamu. Dan lucunya Mama kamu pernah nemanin Papa kemana aja Papa pergi, kalau nggak Papa akan merasa nggak nyaman Dit.." ucap Hans bersemangat
Dito tersenyum lalu menarik nafasnya pelan. Ia menggenggam tangan Nayla "Kata dokter Dito hanya kecapean Pa " ucap Dito lembut.
Jantung Nayla berasa terhenti sesaat, ia merasa takut menerima kenyataan jika tes yang dilakukan nanti hasilnya akan membuatnya kecewa.
"Cinta..." panggil Dito pelan
"Aku nggak berharap Bby.." ucap Nayla. Suasana ruang makan seketika hening, terlebih Ayra yang menundukkan kepalanya.
"Maaf Nay.." ucap Ayra pelan
"Andai saja waktu itu kamu nggak mendorong Naya.. " ucap Dito menggertakkan giginya
"Maaf Dit.." ucap Ayra
"Maafmu tidak akan mengembalikan keadaan" ucap Dito.
Hening sesaat diantara mereka "Udah selesaikan sarapan kalian" ucap Maya tegas
Dito diam dan kembali menyantap sarapannya. Nayla menahan sesak di dadanya kejadian itu kembali terekam di benaknya, ia berdiri meninggalkan ruang makan.
"Cinta.." panggil Dito.
Dito menarik nafas pelan, ia menundukkan wajahnya
"Tolong jangan singgung masalah anak atau kehamilan apapun kepada Naya" ucap Dito mengejar Nayla
"Papa sih.." protes Maya
"Papa kenapa?" tanya Hans menatap Maya
"Akh.. sudahlah, lanjutkan sarapannya" ucap Maya
*****
"Cinta.." Dito menarik pelan tangan Nayla ke pelukannya, Nayla menangis di pelukan Dito
"Nggak usah dimasukin ke hati ya cinta ucapan Papa tadi" ucap Dito lembut, Nayla tidak menanggapi ucapan Dito
"Yuk kita ke kampus Bby.." ucap Nayla merenggangkan pelukannya lalu berbalik menuju mobil.
Dito melepas nafasnya pelan dan menyusul Nayla, ia membunyikan alarm mobil. Nayla masuk terlebih dahulu, Dito menatap Nayla dalam diam. Ia pun segera menyusul Nayla dan segera mengendarai mobilnya.
Setiba di kampus keduanya saling diam, Dito meraih tangan Nayla sehingga menghentikan langkahnya.
"Masih marah cinta..?" tanya Dito lembut, Nayla menundukkan wajahnya.
"Cinta.." Dito memeluk Nayla. Lagi-lagi Nayla terisak dipelukan Dito
"Aku yakin dan percaya, cepat atau lambat dia pasti akan datang kepada kita cinta" ucap Dito lembut membelai pundak Nayla
Nayla masih segukan dipelukan Dito. "Udah cinta.. " ucap Dito membelai punggung Nayla.
Nayla pun menurut dan mengusap air matanya. "Kita ke ruangan kajur yuk cinta" ajak Dito, Nayla mengangguk dan mengikuti langkah Dito.
"Nayla... Dito..." Laras memanggil keduanya. Seketika mereka membalikkan tubuhnya menatap ke arah Laras.
"Ekh.. Ras.." ucap Nayla
"Kalian mau ke mana?" tanya Laras
"Ini mau ke ruangan ketua jurusan" ucap Nayla
"Ow.. mau ngapain?" tanya Laras
"Mmm.. rencana aku sama Dito mau ambil kelas eksekutif" ucap Nayla
"Wuaaa.. enak dong" ucap Laras, Nayla tersenyum.
"Mau ikut?" tanya Nayla
"ngggg... mahal nggak sih?" tanya Laras
"Belum tau sih Ras, makanya kami mau cari info dulu" ucap Nayla
"Siapa aja yang ikut?" tanya Laras "Kalian berdua atau..?" tanya Laras
"Dodit, Andre, dan Darma kayaknya mereka ikut" kata Nayla
"Wuaa.. seru tuh" ucap Laras. "Ya udah yuk kita tanya" ucap Laras
"Yuk.." ucap Nayla
TOK.. TOK... TOK..
"Masuk..." terdengar suara dari dalam ruangan.
"Pagi Pak..." sapa Nayla, Laras, dan Dito hampir bersamaan.
"Pagi.. mari silahkan duduk" Nayla, Dito dan Laras pun duduk.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Gini pak maksud kedatangan kami, ingin menanyakan tentang kelas eksekutif" ucap Dito
"Ow.. kalian mau ambil program itu?"
"Iya Pak" ucap Dito
"Kebetulan kelasnya akan dimulai pekan ini"
"Syaratnya apa saja pak?" tanya Dito
"Tidak ada syarat khusus hanya saja kalian harus menambah uang intensif perbulan"
"Berapa ya pak?" tanya Laras
"Wuaaa.. itu kalian langsung berurusan dengan pihak keuangan dan administrasi"
"Kalau sudah Fiks mau ambil kelas eksekutif nanti namanya akan secara otomatis terdaftar dan segera menerima jadwal jika sudah membayar tagihannya"
"Baik pak.." ucap Dito, "Kalau begitu kami permisi pak" ucap Dito berdiri lalu menyalami pak ketua jurusan "Terima kasih atas informasinya pak"
"Iya sama-sama.."
Dito, Nayla, dan Laras segera keluar dari ruangan, ketika di luar mereka bertemu dengan Darma, Dodit, dan Andre
"Gimana kalian sudah tanya-tanya sama kajurnya?" tanya Andre
"Sudah.." ucap Dito
"Terus gimana hasilnya?" tanya Dodit
"Kita diminta mendaftar ke bagian keuangan dan administrasi, ada biaya tambahan per-bulan yang harus kita bayar" ucap Nayla
"Ow.. ya sudah ayo kita segera ke sana" ajak Andre. "Ras lu mau ikut juga?" tanya Andre
"Iya.. gue ikut, karena kalau kelas regular juga nggak ada temannya. Dan lagi gue bisa lanjutkan usaha gue tanpa beban" ucap Laras
"Ow.. Ya udah kalau gitu" ucap Andre.
Mereka segera menuju ke ruangan administrasi dan keuangan. Mereka menyelesaikan segala prosedur yang sudah ditentukan. Tidak lama kemudian jadwal pun sudah terkirim di ponsel masing-masing.
"Kuliahnya hanya dua hari, tapi padat guys" ucap Laras membaca jadwal yang sudah terkirim di ponselnya
"Kuliahnya dimulai Jumat sore sampai Sabtu malam" ucap Andre
"Nggak bisa malam mingguan dong" ucap Laras.
"Jomblo nggak usah ribet" ucap Andre
"Gue jomblo happy yah" ucap Laras
"Jomblo akut iya" balas Andre
"Sembarangan lu ngomong" ucap Laras membuat mereka tertawa. "Nongkrong yuk" ajak Laras
"Kayaknya hari ini nggak bisa deh Ras" ucap Nayla
"Kenapa? Lu ada kegiatan?" tanya Laras
"Aku mau cek gedung untuk acara resepsi" ucap Nayla
"Oo.. ya udah gue temani" ucap Laras
"Tapi aku mau jalan sama Mama Ras" ucap Nayla tersenyum
"Yah.. nggak masalah Nay, gue temani, lagian hari ini gue nggak ada orderan" ucap Laras
"Iya cinta, biarkan Laras ikut sama kamu" ucap Dito lembut membelai pucuk rambut Nayla
"Tapi Bby..." ucap Nayla ragu-ragu
"Tapi apa cinta.. lagian kalau Laras ikut, kamu ada teman ngobrol, kalau Mama keasyikan. Kamu kan tahu Mama gimana rempongnya" ucap Dito
"Lu nggak ikut Dit?" tanya Andre
"Nggak siang ini ada meeting dengan Darma dan lainnya" ucap Dito
"O.. yang kemarin lu bahas di RS yah?" tanya Dodit
"Iya.." ucap Dito
"Gue ikut yah" ucap Dodit
"Boleh, sekalian kita bahas bersama" ucap Dito.
"Lah.. gue gimana?" tanya Andre
"Kalau mau ikut, ayo sekalian kita belajar pelan-pelan cara berbisnis dari Dito" ucap Dodit
"Ok.. gue ikut" ucap Andre
"Cinta aku pergi dulu yah, kalau ada apa-apa kamu langsung hubungi aku" ucap Dito lembut
"Ok.. Bby.. aku pasti kabarin kamu kok" ucap Nayla.
"Lu nggak antar Naya?" tanya Andre
"Pengen sih, tapi klainnya minta dimajukan jamnya" ucap Dito "Nih kak Ardy barusan chat gue" ucap Dito
"Jam berapa?" tanya Andre
"Nih.. jam 10.00" ucap Dito
"He.. bentar lagi Cot.." ucap Andre melirik jam tangannya
"Yah biarin aja mereka nunggu" ucap Dito dengan santai
"Sudah sana, pergi aja Bby.." ucap Nayla
"Iya.." ucap Dito singkat "Yuk.. kita berangkat" ucap Dito
"Yuk.."
Mereka berempat meninggalkan Nayla dan Laras.
"Nay..."
"Mmm.. ada apa?" tanya Nayla
"Kapan yah bisa jalan bareng kak Ardy?" tanya Laras
"Haaaa..." Nayla menatap Laras "Kalian sudah chatingan?" tanya Nayla
"Iya.." ucap Laras "Tapi kayaknya kak Ardy tipe kulkas 100 pintu" ucap Laras ketus
"Loh..emang iya?" tanya Nayla tertawa geli
"Iya.." Ucap Laras ketus
"Sabar... akan indah pada waktunya" ucap Nayla menggandeng pundak Laras.
"Baiklah.. "Ucap Laras pelan. Nayla tersenyum ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi grab.
"Ngapain Nay?" tanya Laras
"Pesan grab, biar cepat" ucap Laras
"Ow..." jawab Laras
Tak lama kemudian taksi pesanan mereka datang, keduanya menuju tempat tujuan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Nora
kok ngk abdet lgi ya.pdhal di tngu2 lho😥
2021-08-05
0
Bina Susanti
Kangen Thor,,lama belum up..
semangat trs ya thor
2021-08-02
1
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Semangat terus thor, kutunggu ceritamu selanjutnya 🙏🙏🙏💪💪💪
2021-07-29
0