"Bby.. boleh mampir ke supermarket bentar" ucap Nayla ketika mobil Dito melaju menuju kost-an mereka.
"Mau beli apa cinta?" tanya Dito
"Aku mau beli keperluan dapur" ucap Nayla
"Kan bisa go-food aja cinta" ucap Dito
"Bby.. sekali-kali masak kan nggak apa-apa" ucap Nayla tersenyum manis kepada Dito yang menatapnya. "Aku rencana mau buat bekal untuk kita makan siang besok Bby, nanti kita bisa makan bareng Andre, Dodit, dan juga Darma. Supaya nggak kocar-kacir cari warteg atau rumah makan" ucap Nayla
"Baiklah ratuku" ucap Dito lembut membelai pucuk rambut Nayla. "Nanti kita ke supermarket dekat kostan saja yah" lanjutnya
"Ok.. Bby.. memang Hubby paling pengertian deh" ucap Nayla lalu mengecup gemas pipi Dito.
"Ada maunya baru bilang baik" ucap Dito pura-pura merengut
Nayla tertawa "Nggak kok.. emang baik pake banget Hubbyku" ucap Nayla mencubit pipi Dito dengan gemas
"Mmmm... iyain aja" ucap Dito ketus membuat Nayla semakin tertawa gemas.
Lima belas menit kemudian Dito membelokkan mobilnya ke arah supermarket. Nayla dan Dito turun dari mobil menuju supermarket untuk berbelanja. Setelah dirasa cukup Nayla mengajak Dito ke kasir dan membayar semua belanjaan Nayla.
Sesampainya di kost-an Dito membantu Nayla mengemasi barang-barang mereka. Nayla segera berkemas merapikan dapur dan mengatur belanjaan di kulkas. Dito pun membantu Nayla mengatur baju-baju mereka di lemari dan merapikan kamar.
"Rajin banget Hubbyku" ucap Nayla tersenyum ketika masuk kamar
"Emang sudah rajin cinta" ucap Dito ketus tapi tetap melanjutkan pekerjaannya
Nayla tertawa gemas "Mau dibantuin Bby..?" tanya Nayla
"Emang kamu sudah selesai cinta?" tanya Dito tanpa menghiraukan ucapan Nayla
"Sudah, dapur sudah rapi kok. Lagian rumahnya nggak kotor-kotor amat, jadi lebih gampang bersihnya
"Mmm.. baguslah kalau kamu sudah selesai, kamu istirahat saja cinta" ucap Dito lembut
"Tapi ini masih ada yang belum beres Bby..." ucap Nayla mengambil beberapa barang-barang yang akan dirapikan.
Dito mendekat lalu mengambil barang-barang yang dipegang oleh Nayla.
"Nggak apa-apa biar aku aja yang bereskan cinta" ucap Dito. "Udah sana istirahat" lanjutnya
"Baiklah.." ucap Nayla meninggalkan Dito.
"Mau ke mana cinta?" tanya Dito melihat Nayla sedang berjalan mencari sesuatu
"Mau ganti baju Bby.." ucap Nayla. "O..ya Bby.. koper aku mana?" tanya Nayla
"Baju kamu sudah di lemari semua cinta" ucap Dito menunjuk ke arah lemari
"Ow.. wokeee.." jawab Nayla berbalik dan membuka lemari pakaian
"Wuaa.. sudah rapi nih" ucap Nayla tersenyum
"Jangan diberantakin" ucap Dito pura-pura merengut sama seperti Nayla yang sering marah dan kesal padanya kalau mengambil pakaian dalam lemari
"Emang kamu Bby yang selalu berantakin pakaian kalau ngambil" ucap Nayla ketus menyebabkan Dito tertawa
Dito melihat Nayla mengambil baju piyama. Ia mendekat lalu memeluk Nayla dari belakang.
"Cinta pakainya dress tidur minim aja yah" bujuk Dito bermanja-manja di pundak Nayla
"Napa emang Bby?" tanya Nayla tersenyum geli
"Yah.. biar aku nyenyak tidur di samping kamu, kalau pengen nggak usah pake lama" ucap Dito lembut
"Mmm.." jawab Nayla
"Satu lagi cinta, nggak usah pake dalaman" bisik Dito mesra.
"Maunya.." ucap Nayla menepuk pipi Dito dengan lembut.
"Aw.. Cinta.. sakit" ucap Dito melepaskan pelukannya dan mengusap pipinya yang sebenarnya tidak sakit
"Mmm.. aku tabok beneran kamu Bby" ucap Nayla kesal lalu menarik baju tidur yang diinginkan oleh Dito
Dito tersenyum manja kepada Nayla. "Mau kemana lagi cinta?" tanya Dito menahan lengan Nayla
"Ke kamar mandi Bby.." ucap Nayla
"Ngapain?" tanya Dito
"Mo tidur.." ucap Nayla kesal membuat Dito tertawa menarik Nayla ke pelukannya
"Ganti di depan aku aja cinta.." ucap Dito lembut membelai wajah Nayla
"Nggak.. malu" ucap Nayla menggoda Dito sambil tersipu
Dito tertawa lepas "Biasa aja kali cinta.. sudah aku nikmati beberapa kali juga, aneh kamu" ucap Dito tersenyum geli dengan tingkah Nayla.
Nayla tertawa lepas dengan tingkah Dito. "Aku mau bersih-bersih juga Bby, gerah. Dan juga biar kamu tambah semangat nikmatinya" ucap Nayla mengerling nakal menggoda Dito
"Udah mulai nakal yah sekarang kamu cinta" ucap Dito mencium gemas bibir Nayla
"Nakalnya juga sama suami sendiri" ucap Nayla dengan manja
Dito tertawa senang "Awas kalau nakal dengan orang lain" ucap Dito memainkan telunjuknya di depan wajah Nayla
"Aman Bby.." ucap Nayla mencium bibir Dito sekilas lalu melepaskan dirinya
Dito tertawa dengan tingkah istrinya makin hari membuat ia semakin mencintai istrinya. Ia menatap punggung Nayla yang sudah masuk ke kamar mandi. Dito melanjutkan pekerjaannya yang tersisa. Tepat di saat Nayla keluar kamar mandi ia pun selesai menyelesaikan pekerjaannya.
"Suit...suit.." Dito bersiul menggoda Nayla yang sudah berganti pakaian sesuai dengan keinginannya. Nayla berjalan tanpa menengok ke arah Dito sambil mengeringkan wajahnya dengan handuk ke arah meja rias minimalis melakukan ritualnya sebelum tidur.
"Cantiknya istri orang" Goda Dito membuat Nayla membulatkan matanya menatap Dito dari cermin. Dito tertawa mendapat tatapan tajam dari istrinya.
"Iya istri orang. Orang Gila maksudnya" balas Nayla membuat Dito tertawa dan masih menatap Nayla dari pantulan cermin.
"Selesaikan pekerjaannya.. jangan natap istri orang seperti itu. Ntar khilaf lagi" ucap Nayla membuat Dito semakin terkekeh.
"Pekerjaannya sudah selesai kok" ucap Dito lalu keluar kamar membuang sampah ke arah dapur.
Dito memeriksa pintu-pintu rumah, dan juga mematikan lampu-lampu di ruang tamu, ruang makan hingga dapur. Ia kembali ke kamar. Sesaat ia melirik Nayla yang masih asyik di meja riasnya. Ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Dito mendapati Nayla asyik memainkan ponselnya telah berpindah ke tempat tidur sambil duduk bersandar. Dito menuju pintu kamar dan menutupnya dengan pelan. Masih dengan menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya ia menghampiri Nayla. Begitu sampai di ranjang dekat Nayla. Dito melepas handuknya dan mengenakan selimut.
"Handuknya dibalikin ke tempatnya Bby" ucap Nayla cuek
"Minta tolong dong cinta, Mager..." ucap Dito mengambil posisi berbaring
"Cik.. dasar bekicot" ucap Nayla berdiri lalu mengambil handuk milik Dito dan mengembalikan ke tempatnya.
"Nggak pake baju Bby?" tanya Nayla
"Malas.." jawab Dito sudah memejamkan matanya, karena hari ini ia sangat merasa lelah
"Ntar masuk angin loo Bby.." ucap Nayla.
"Masih pengen naken cinta, gerah" ucap Dito enggan membuka matanya
"Ya sudah kalau sakit awas" ucap Nayla mengambil posisi berbaring
Dito dengan cepat memeluk tubuh Nayla. Ia memposisikan wajahnya di leher jenjang Nayla.
"Ini kenapa?" tanya Nayla dengan tingkah manja Dito menyembunyikan wajahnya di leher Nayla.
"Ngantuk.." jawab Dito dengan suara berat. Nayla tersenyum membelai manja wajah Dito.
"Ya udah tidur yang nyenyak yah Hubbyku" ucap Nayla lembut mengecup lembut kening Dito.
Ia membalikkan tubuhnya menghadap ke Dito ingin memanjakan suami tersayangnya. Dito pun mengatur posisinya lebih rendah dari Nayla. Dito menurunkan tali dress tidur Nayla dengan pelan hingga bagian dadanya terbuka.
"Ini kenapa lagi?" tanya Nayla tersenyum dengan tingkah Dito yang manja
"Pengen nyusu" ucap Dito pelan, tanpa aba-aba ia meny*su layaknya bayi besar di dada Nayla.
Nayla tersenyum "Ada-ada saja kamu Bby" ucap Nayla menahan nafasnya berusaha menstabilkan emosinya.
Ini pertama kalinya Dito bertingkah seperti bayi padanya. Makin lama gerakan bibir Dito melemah seiring dengan nafasnya mulai teratur menandakan dirinya sudah tidur.
Nayla menarik nafas pelan berusaha menstabilkan detak jantungnya. Ia melepas pelan pagutan Dito dari dadanya. Namun seketika Dito menahannya agar tidak terlepas.
"Huuffttt.. kok jadi manja gini sih" gumam lirih menatap Dito yang sudah di alam mimpinya membelai lembut rambut Dito dengan lembut.
"Mimpi indah Hubbyku. Love You" gumam Nayla lirih mengecup mesra kening Dito. Ia pun memejamkan matanya berusaha menetralkan nafas dan detak jantungnya yang tak karuan.
"Love You Too cinta" batin Dito karena ia merasa berat membuka matanya dan masih menikmati benda sintal milik istrinya. Keduanya berlayar menuju mimpi masing-masing.
***
Nayla menggeliatkan tubuhnya ketika alarm berbunyi. Ia meraih ponselnya di nakas dan mematikan alarm tersebut. Ia menarik nafas dalam-dalam. Ia memandang wajah polos Dito yang terlelap dalam mimpinya. Nayla tersenyum lalu mengecup kening dan bibir Dito dengan lembut agar yang empunya tidak bangun. Nayla menyingkirkan dengan pelan tangan Dito yang berada di dadanya, ia pun merapikan dress lalu turun dari ranjang.
Sebelum ke dapur Nayla menyiapkan pakaian yang dipakai Dito dan juga miliknya. Setelah siap barulah Nayla bergegas ke dapur.
Ia menyalakan lampu, lalu menyiapkan bahan-bahan yang akan ia masak. Kali ini Nayla akan memasak sayur capcay kuah bakso ikan dengan ayam kecap yang merupakan makanan favorit Dito.
Nayla menggulung asal-asalan rambutnya ke atas. Yah.. semenjak bersama Dito Nayla tak pernah lagi memotong rambutnya batas bahu, kecuali kalau ia merasa rambutnya sudah kepanjangan maka ia akan meminta izin kepada Dito untuk merapikan rambutnya ke salon.
Nayla asyik sendiri di dapur minimalis sambil bersenandung ia melakukan aktivitasnya dengan riang. Ia begitu cekatan mengurus dapur. Tanpa dia sadari Dito berdiri di beberapa meter menatapnya dengan tersenyum. Dito mendekati Nayla lalu memeluk Nayla dari belakang dan langsung mengecup lembut leher jenjang Nayla.
"Astaga.. Bby.. kamu buat kaget aja" ucap Nayla terkejut hampir saja dia melepaskan wajan yang sudah siap diangkatnya
Dito tertawa kecil dan semakin menyembunyikan wajahnya di leher jenjang Nayla.
"Rajin banget Nyonya Dito" ucap Dito, Nayla tertawa dan tidak menggubris ucapan Dito.
"Bby.. awas dong sayang, kena panas loh" ucap Nayla lembut membelai rambut Dito sambil mematikan kompor.
"Masih pengen meluk kamu cinta" ucap Dito semakin erat memeluk Nayla.
"Iya.. peluk-peluknya nanti aja yah Bby, nanti kita telat loh ke kampus" ucap Nayla lembut membelai pipi Dito
"Bentar doang Cinta" ucap Dito manja
"Astaga.. dasar big Baby" ucap Nayla mencubit lembut hidung mancung Dito yang dibalas tawa kecil khasnya.
Dito tidak melepas pelukannya di tubuh Nayla. Kemana Nayla melangkah ia pun tetap berada di belakang Nayla. Bahkan meletakkan dahinya di pundak Nayla.
"Bby.. bisa nggak sih sayang, nggak ganggu dulu" ucap Nayla lembut masih sibuk
"Bawel banget sih, udah kerja aja kamu cinta" ucap Dito ketus tidak melepaskan pelukannya
Nayla tertawa "Ya ampun, gemesin deh" ucap Nayla berbalik dan mencubit gemas kedua pipi Dito
Dito meringis manja, "Makasih ya Cinta, sudah menjadi istri yang sempurna untukku" ucap Dito lembut membelai pipi Nayla
"Nggak ada manusia yang sempurna Bby, aku hanya berusaha menjadi istri yang layak untuk kamu Bby.." ucap Nayla
Dito tersenyum dan mengecup kening Nayla "Bagiku kau sempurna cinta" ucap Dito lembut
Nayla tersenyum "Makasih ya Bby.." ucap Nayla memeluk Dito dengan mesra, Dito pun membalas pelukan Nayla dan membelai lembut punggung Nayla. Berkali-kali ia mengecup pucuk rambut Nayla.
"Siap-siap gih.. Bby" ucap Nayla meregangkan pelukannya. "Aku sudah siapin pakaiannya Bby.." ucap Nayla
Dito tersenyum, mengangguk pelan dan meninggalkan Nayla di dapur yang masih sibuk menyiapkan bekal untuk mereka makan siang.
Tak lama kemudian Dito sudah bersiap Nayla masih berkutat di dapur minimalis.
"Ya ampun.. betah banget di dapur kamu cinta" ucap Dito memperbaiki kancing lengannya berdiri di depan meja makan.
"Bentar lagi selesai Bby, " ucap Nayla menyusun rantang stainless
Dito mendekati Nayla "Sudah sana mandi dan siap-siap, biar aku bantu mengatur ini" ucap Dito
"Tapi..." ucap Nayla tertahan
"Kenapa nggak percaya yah sama suamimu yang ganteng ini" ucap Dito
"Hidddiihhh... narsis.." ucap Nayla merasa geli
"Hei.. kalau nggak ganteng mana mau kamu sama aku cinta" ucap Dito berbangga diri
"Astaga.." Nayla menepuk dahinya benar-benar tidak habis pikir dengan Dito kalau kumat narsisnya.
"Ngaku aja.. iya kan.. kalau aku ganteng cinta?" tanya Dito
"Haaaadddeeeeehhhhh... gangguan telinga iya" ucap Nayla pelan
"Apa katamu Cinta?" tanya Dito ketus
"Nggak ada itu.. cicak lewat" ucap Nayla menunjuk dinding sambil mencari cicak
"Awas kamu cinta" ucap Dito mendekati Nayla melepas celemek dan memeluk Nayla dengan sangat erat.
"Bby.. astaga.. apaan sih.. lepas akh.." ucap Nayla berusaha meloloskan diri dari pelukan Dito apalagi tangan Dito sudah nakal
"Suruh siapa tadi kamu ngeselin" ucap Dito mencium leher jenjang Nayla
"Ikh.. Bby.. " ucap Nayla berhasil meloloskan diri. Kalau dia membiarkan kenakalan Dito. Bisa-bisa mereka tidak berangkat ke kampus
Dito berusaha menetralkan pikirannya, apalagi mengingat lekuk tubuh istrinya yang sudah menjadi candu baginya.
"Sana.. mandi nggak percaya banget sama suami" ucap Dito menarik nafas dalam-dalam berusaha menyibukkan dirinya membuang pikiran aneh-aneh tentang istrinya.
Nayla tersenyum memperhatikan Dito yang berusaha menahan gejolak dalam hatinya.
"Kenapa tersenyum?" tanya Dito "Belum pernah lihat orang ganteng nyusun ginian yah?" tanya Dito
"Dih.. sakit.. parah narsisnya stadium akhir" ucap Nayla ketus dan mendelik ke arah Dito
"Nggak akuin suaminya ganteng dosa loh" ucap Dito
"Cik.. kerjanya yang benar.. tapi awas tumpah" perintah Nayla.
"Dih.. malah main perintah sama suaminya, nggak sopan. Untung sayang" ucap Dito berhenti mengatur rantang dan menatap Nayla yang berlari menjauh beberapa meter dari Dito
"Cape loh Bby masak" ucap Nayla memasang wajah pussy cat yang menggemaskan
Dito melepas nafasnya pelan "Iya cinta aku tahu, sana pergi" ucap Dito mulai menyusun rantang stainless ukuran sedang "Syyuuu...ssyuuuu...masih berdiri aja" ucap Dito mengusir Nayla menjauh darinya, tapi Nayla belum juga beranjak dari tempatnya.
"Hei.. mandi sana" hardik Dito berkacak pinggang menatap Nayla
Nayla merengut manja lalu berlari menuju kamar dan segera bersiap. Dito tertawa dengan tingkah Nayla.
"Cinta.. cinta.. makin hari makin gemasin deh" gumam Dito.
Dito segera membenahi bekal mereka. Ia pun mengatur dapur, meletakkan peralatan yang digunakan oleh Nayla. Ia melipat kembali kemeja sampai siku dan dengan pelan ia mencuci peralatan masak yang digunakan oleh Nayla. Ini pertama kalinya ia mencuci peralatan dapur.
Setelah selesai ia menunggu Nayla di ruang tamu, dan merapikan kembali kemejanya. Tidak butuh waktu lama Nayla keluar dengan sudah rapi.
"Bby.. udah sarapan?" tanya Nayla duduk di samping Dito yang menonton.
"Belum cinta. Tunggu kamu sayang" ucap Dito merangkul pundak Nayla.
"Ya udah ayo.." ucap Nayla meraih tangan Dito dan menarik lembut tangannya menuju ruang makan.
"Bby.. kamu cuci peralatan masak semua ini?" tanya Nayla yang hanya dibalas anggukan pelan oleh Dito.
"Kenapa?" tanya Nayla
"Aku hanya ingin membantumu cinta" ucap Dito lembut menarik Nayla ke dekatnya dan merangkul pinggang Nayla dengan mesra.
"Tapi.. Bby.." ucap Nayla tertahan
"Nggak apa-apa cintaku, sekali-kali kan aku bantu kamu, selagi bisa dibantu sayang, nggak usah merasa nggak nyaman gitu cinta" ucap Dito
Nayla melepas nafas dengan pelan dan mengecup pipi Dito dengan lembut.
"Benar-benar suami perfect pake banget" ucap Nayla manja, Dito tersenyum lalu meraih tengkuk Nayla dan mengecup sekilas bibir Nayla.
"Siapin sarapannya, aku lapar cinta" ucap Dito
"Ok.. Hubby.." ucap Nayla tersenyum senang.
Nayla menyiapkan sarapan untuk Dito. Keduanya sarapan berdua menikmati hari perdana mereka hidup bersama jauh dari orang tua. Setelah selesai sarapan keduanya berangkat ke kampus dan tidak lupa membawa bekal yang sudah disiapkan oleh Nayla.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Little Peony
Semangat up kak
2021-05-07
0
Ari Mulyati
hmmhhhmmhm bener2 dehhh ga ada abis nya kemesraan dito nayla,,,,bikin iriiiiii semoga terus seperti itu yah,,,,,ga ada pelakorrrrrre
2021-05-06
0