Saat Langit hendak mencium Ayumna yang sedang terlelap di pangkuannya, terdengar nada ponsel miliknya. Ia mendengus kesal lalu menjawab telpon dari Devan.
"Katakan!" Langit mendengus kesal.
"Woi, sabar bro! Harusnya yang marah itu gue, bukan elo!" kesal Devan dari sebrang sana. Harusnya dialah yang marah, bukan Langit.
"Ada apa? Aku nggak punya banyak waktu!"
"Tunggu! Dari nada bicara lo, apa gue ganggu acara asyik-asyik lo?" tebakan Devan sedikit meleset.
"Katakan, ada apa?" Langit ingin segera mematikan sambungan telepon mereka.
"Kalau lo lupa, siapa kemarin yang telpon gue ngajak untuk ketemuan? Gue nunggu di sini dah jamuran, tau!" ujar Devan terdengar kesal.
"Gue lupa. Gini aja, lo buang surat perjanjian yang kemarin dan lo buat lagi yang baru. Isinya Ayumna tidak akan bisa minta cerai dan akan selamanya terikat sama gue. Masalah tandatangan nya, nanti gue yang akan buat tanda tangan sendiri."
Setelah mengatakan itu, Langit menutup sambungan telepon nya secara sepihak. Tanpa mendengarkan umpatan yang keluar dari mulut Devan.
"Dasar, udah bucin lo!" umpat Devan dari seberang sana. Tentu saja tidak terdengar oleh Langit. karena dia sudah mematikan sambungan telpon mereka.
🌿
Setelah sampai apartemen, Langit menggendong Ayumna masuk ke dalam apartemen, karena dia masih tertidur dengan pulas dan Langit tidak tega untuk membangunkannya.
Langit tidak membawa Ayumna ke kamar Ayumna sendiri, melainkan membawa Ayumna ke kamarnya. Ia rebahkan dengan pelan tubuh Ayumna ke ranjang super empuk miliknya.
Ia melepas sepatu serta jaket yang di pakai Ayumna dengan pelan. Karena tidak mau si empunya terbangun. Langit membelai wajah cantik Ayumna yang alami meskipun sembab.
"Aku nggak akan membiarkanmu menangis lagi. Ini terakhir kalinya kau menangis. Dan jangan berharap, aku akan melepasmu setelah ini. Tunggu aku menyelesaikan masalahku dengan Jesselyn, baru kita akan pindah ke mansion ku. Kau begitu cepat membuatku melupakan Jesselyn dan hanya mampu memusatkan pikiranku padamu seorang. Kau harus bertanggung jawab akan hal ini, istriku," bisik Langit dengan suara yang lirih. Lalu ia mencecap dengan lembut bibir Ayumna tanpa membuatnya terbangun.
Langit merebahkan tubuhnya di samping Ayumna, sebelumnya ia telah membersihkan badannya terlebih dulu. Kini ia hanya menggunakan celana boxer dan bertelanjang dada. Inilah kebiasaan saat Langit tidur.
Langit masuk ke dalam selimut yang sama dengan Ayumna, lalu menarik tubuh Ayumna ke dalam dekapannya. Wajahnya ia serukan ke ceruk leher Ayumna, menghirup puas aroma wangi alami tubuh istrinya itu. Menimbulkan rasa yang nyaman dan tenang bagi Langit. Tak berapa lama, ia pun juga ikut terlelap dengan posisi memeluk Ayumna dari belakang.
Pagi harinya. Ayumna terbangun karena mendengar suara adzan subuh berkumandang. Ia gegas bangun dari tidur lelapnya. Namun, saat ia menyibak selimut dan hendak duduk, badannya terasa berat terutama di bagian perutnya.
Ayumna menoleh ke samping dan mendapati Langit yang tengah memeluk tubuhnya dengan posesif. Ia mendengus kesal, lagi lagi Langit tidak menepati ucapannya.
"Mas, aku mau sholat. Singkirin tangan Mas dulu gih!" ujar Ayumna seraya memindahkan tangan Langit. Namun, Langit tak bergeming dan malah mendekap erat tubuh istrinya.
"Kita jamaah bareng aja," bisik Langit lirih tepat di samping telinga Ayumna. Membuat Ayumna diam terpaku.
Selama mereka menikah, ini pertama kalinya Langit mengajaknya untuk sholat berjamaah. Sebelumnya dia tidak pernah melihat suaminya itu sholat, bila ia sedang berada di rumah.
"Aku nggak salah dengar, kan Mas?" Ayumna ingin memastikan sesuatu menatap lekat wajah suaminya itu.
Langit tersenyum seraya membelai lembut pipi Ayumna. "Enggak, kita akan berjamaah. Kamu dulu, apa kita barengan aja ke kamar mandinya?" goda Langit membuat Ayumna memukul bahunya.
"Aku dulu!" dengan kesal Ayumna bangkit lalu menuju kamar mandi.
Langit terkekeh melihat ekspresi yang Ayumna tampilkan. Ia sendiri tidak menyangka mengatakan hal itu pada Ayumna. Padahal dirinya sudah terlalu lama meninggalkan sholat, semenjak ia terjun ke dunia hitam. Namun, hal itu bukan berati dia tidak mengenal atau mempelajari sama sekali ajaran agamanya.
Aku harap, dengan adanya kamu dalam hidupku, kamu mampu membuat aku meninggalkan sisi gelap ku. Karena selama ini aku butuh orang seperti kamu. Mudah-mudahan ini awal yang baru untuk kita. Aku juga tidak menyangka, dengan seringnya aku melihatmu bersujud di atas sajadah, mampu memanggil diriku yang sudah terlalu dalam jatuh ke jurang kegelapan. Gumam Langit menatap kepergian Ayumna.
Jangan lupa, like bila kalian suka cerita ini. Karena dengan like, kalian mendukung cerita yang aku tulis😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Vitamincyu
🥴🥴
2024-09-09
0
Vitamincyu
😂😂
2024-09-07
0
Agustina Kusuma Dewi
oh..umar bin al khothop khalifah ke 3, karakternya..😘😍😘😍😘😍😍
2024-06-17
0