Dokter Lucas

Ayumna berjalan tergesa-gesa menuju ruang operasi. Karena saat dirinya mau berangkat, ia mendapat telepon dari pihak rumah sakit bahwa ada korban penembakan dan pelurunya melesat tepat di sebelah jantung. Kebetulan Ayumna adalah dokter bedah spesialis jantung dan hari ini ia juga baru bertugas kembali setelah ijin tiga hari tidak masuk kerja.

Tidak ada yang tahu saat Ayumna menikah, karena Ayumna adalah pengantin pengganti sahabatnya. Jadi ia juga hanya mendapat ijin tiga hari dari pihak rumah sakit karena alasan keluarga.

"Ini Dok data pasien yang ada di dalam." suster itu memberi sebuah map berwarna biru pada Ayumna.

Allyra membaca dan mempelajari riwayat pasiennya ini. Ia semakin mempercepat jalannya dengan di ikuti suster yang berjalan di belakangnya. Setelah sampai di ruang operasi, Ayumna mengganti pakaiannya dan mensterilkan dirinya.

"Sudah siap semua?" semua yang berada di ruangan tersebut mengangguk dengan kompak.

Semua orang sudah berada di ruang operasi, lengkap dengan pakaian berwarna hijau. Lalu Ayumna menuntun do'a sesuai keyakinan masing-masing sebelum memulai kegiatan mereka.

Ayumna keluar dari ruang operasi setelah hampir tiga jam berkutat di dalam sana. Peluru yang hampir mengenai jantung si pasien berhasil ia angkat. Ayumna berucap hamdallah karena pekerjaannya lancar setelah cuti tiga hari. Saat dirinya mau masuk ke dalam ruangannya, ada yang memanggil namanya. Ayumna menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

"Dokter Ayumna!" panggil suara seorang pria.

"Ya, Dokter Lucas. Ada apa?" tanya Ayumna melihat lelaki dengan pakaian dokter yang berjalan menghampirinya.

"Kamu kemana aja tiga hari ini? Nggak memberi kabar padaku sama sekali. Kamu masih anggap aku teman nggak sih?" Lelaki yang diketahui bernama Dokter Lucas itu memberondong berbagai pertanyaan pada Ayumna.

Ayumna tersenyum menatap sahabat sekaligus seniornya dulu di kampus. Dia juga orang yang berjasa bagi Ayumna. Lucas dulu sering membatu Ayumna saat kesulitan mengerjakan tugasnya di kampus.

"Aku ada acara keluarga, Dok. Kamu tidak menggoda pasien lagi, kan? Saat aku tidak mengawasi mu?" Lucas tersenyum mendapat pertanyaan itu dari Ayumna.

Lucas walau seorang dokter, ia juga merupakan playboy kelas kakap. Sering kali bergonta ganti pasangan. Ayumna sudah capek menasehati Lucas agar mencari orang yang tepat dan berhenti bermain-main. Karena orang yang tepat menurut Lucas adalah Ayumna. Namun Ayumna tidak menghiraukan perasaan Lucas. Ia hanya menganggap Lucas sebagai sahabat sekaligus kakak baginya.

"Kamu tenang saja, Ay. Hatiku selalu padamu, kamu jangan meragukan kesetiaanku." Lucas mengedip-ngedipkan matanya pada Ayumna.

"Iisshh kamu itu!"

Ayumna kemudian masuk ke ruangannya, diikuti Lucas di belakang. Ayumna melepas baju putih kebanggaannya di sandaran kursi lalu mulai membuka berkas yang ada di mejanya.

Sementara Lucas duduk di sofa yang terdapat di ruangan Ayumna. Lelaki itu sibuk memperhatikan Ayumna yang mulai fokus dengan berkas-berkas di tangannya. Lalu Lucas berjalan mendekat dimana Ayumna duduk.

"Masih lama? Makan malam dulu yuk!" Lucas mengajak Ayumna untuk makan malam terlebih dahulu, karena waktu sudah menunjuk pukul 6 sore.

Ayumna mengangkat wajahnya, menatap Lucas sejenak. Kemudian ia melihat jam di ponselnya. Betapa kagetnya Ayumna saat melihat ada beberapa panggilan dari nomor asing. Ia juga lupa menyiapkan makan malam untuk suaminya, Langit.

Dengan segera Ayumna mengemas barang-barangnya dan beranjak dari duduknya ingin segera pulang. Lucas melihat Ayumna seperti terburu-buru, mencekal tangan Ayumna kemudian bertanya temannya itu.

"Ada apa sih! Buru-buru banget? Kamu ada janji ya? Mau aku antar pulang?" Lucas mencecar Ayumna beberapa pertanyaan. Ayumna menggeleng pada Lucas.

"Maaf ya, Luc. Aku harus segera pulang. Aku lupa ngabarin pulang telat hari ini. Pasti Om sama Tante khawatirin aku." kilah Ayumna. Ia terpaksa berbohong pada Lucas, karena tidak mau pernikahannya di ketahui.