Huo Bing terus menutupi Xika dengan tanah. Ia benar-benar bermaksud mengubur Xika hidup-hidup.
Kini tanah sudah setinggi dagu Xika. Sedikit lagi hingga ia benar-benar terkubur.
Xika berusaha menenangkan pikirannya.
Ia yakin Huo Bing tidak melakukan hal ini tanpa alasan. Yang perlu ia cari tahu adalah alasan Huo Bing melakukan hal ini.
Huo Bing menyuruhnya berkomunikasi dengan tanah.
Untuk memudahkan hal itu Huo Bing menguburnya dengan tanah.
Jadi yang harus ia lakukan hanyalah berkomunikasi dengan tanah.
Tanah sudah menyentuh mulutnya.
Xika menutup mulutnya rapat-rapat kemudian menghirup nafas sebanyak yang ia bisa sebelum ia benar-benar terkubur.
Dan pemandangan terakhir yang ia lihat adalah wajah Huo Bing yang sedang tersenyum namun sangat menyebalkan yang mengatakan,
"Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya"
Dan setelah itu Xika benar-benar terkubur sepenuhnya.
Huo Bing menghela nafas melihat Xika yang kini sudah terkubur.
Kini semuanya terserah padamu Xika.
Di dalam tanah.
Sambil menahan nafasnya, Xika berusaha merasakan tanah disekelilingnya berdasarkan sentuhan.
Tanah yang disebelah kiriku.....lembut....
Sedangkan yang disebelah kananku....kasar....
Dan yang didepanku.....
AHHHHHHH......
Sialan, nafasku hampir habis. Apa yang harus kulakukan?
Huo Bing sialan. Kalau aku berhasil keluar dari sini akan kubunuh kau.
Xika mulai panik. ia tidak dapat berpikir dengan jernih.
Sekarang apa yang harus kulakukan? Kalau begini caranya aku akan mati sebelum bisa berkomunikasi dengan tanah.
Tidak.
Aku tidak boleh seperti ini.
Aku belum bertemu paman lagi, aku masih belum tahu bagaimana dia sekarang, apakah dia selamat?
Saat Xika memikirkan pamannya, setetes air mata jatuh ke wajahnya.
Aku belum bertemu mereka.
Aku belum menepati janjiku pada mereka, aku belum boleh mati.
Ia mulai menenangkan dirinya.
Sekarang apa yang harus kulakukan?
Xika mencoba berpikir mencari jalan keluar, namun ia tidak menemukannya bahkan setelah beberapa saat.
Pikirannya sudah tenang, namun nafasnya mulai habis.
Hidungnya mulai sesak.
Akhirnya Xika tidak dapat bertahan lagi.
Namun sesaat sebelum kesadarannya menghilang, simbol angin, api, dan air yang sama dengan yang ada di matanya menyala terang.
Tiba-tiba Xika bisa bernafas lagi.
Ia bisa bernafas di tanah.
Xika terkejut dengan hal tersebut sehingga ia mencoba menghirup nafas sebanyak-banyaknya.
Namun saat ia melakukan itu, tanah memasuki hidungnya yang mulai mencegahnya bernafas lagi.
Setelah mengembang-kempiskan hidung selama beberapa kali, tanah keluar dari hidung Xika.
Kali ini ia mencoba bernafas dengan normal.
Ia benar-benar bisa bernafas di tanah!
Tapi ia harus berhati-hati karena tanah akan masuk ke hidungnya bila ia bernafas terlalu keras.
Sekarang setelah bisa bernafas dengan tenang, Xika mulai merasakan sekelilingnya dengan benar.
Sebelumnya, ia tidak dapat merasakan sekelilingnya dengan baik karena panik.
Tanpa Xika sadari, simbol yang sama di matanya masih terus muncul dan menyala terang di dahinya.
Tiga hari berlalu....
SRAK!!
Sebuah tangan muncul di depan Huo Bing yang sedang makan ular buruannya.
Satu tangan lagi keluar, kemudian dilanjutkan dengan dengan sebuah badan hingga akhirnya kaki.
Dan hal yang pertama diucapkan oleh tubuh yang baru saja keluar adalah,
"Huo Bing sialan! Aku kembali dari kematian. Kini aku yang akan mengucapkan 'Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya"
"He-hei tunggu dulu Xika, aku tidak melakukan itu tanpa-"
Xika tidak menunggu Huo Bing selesai berbicara.
Ia langsung menyerang Huo Bing.
DUAK!!
Sebuah pukulan sukses mendarat di kepala Huo Bing.
"Xi-Xika, dengarkan aku dulu-"
Xika tidak mempedulikan ucapan Huo Bing.
Ia terus memukuli Huo Bing sampai ia puas.
Anehnya, Huo Bing tidak melawan ataupun bertahan. Tubuhnya diam saja.
Setelah beberapa saat barulah ia mulai bergerak dan menghidari pukulan Xika.
Xika akhirnya berhenti. Namun bukan karena sudah puas memukul ataupun amarahnya reda, tapi karena dia tidak dapat memukul Huo Bing.
Huo Bing yang sudah hidup ratusan tahun sudah mengalami pertarungan yang tak terhitung jumlahnya. Ia dapat dengan mudah melihat arah serangan Xika dan menghindarinya.
Mungkin kalau pukulan pertama dapat dikatakan sebagai keberuntungan.
Lalu bagaimana dengan pukulan selanjutnya? Mengapa Huo Bing diam saja tak bergerak?
Alasannya bukan tidak mau melainkan tidak bisa.
Setelah Xika berhasil menguasai keempat elemennya, simbol di matanya bertambah lagi satu dengan urutan kiri atas simbol angin, kanan atas simbol api, kiri bawah simbol air, dan kanan bawah simbol tanah.
Sedangkan simbol di dahinya sudah menghilang sejak Xika menguasai elemen tanah.
Xika yang sudah memiliki empat elemen memiliki aura yang lebih kuat daripada Huo Bing yang hanya memiliki tiga elemen.
Cara mudah mengukur kuat-lemahnya seseorang dengan melihat aura mereka.
Sederhananya, aura Xika menekan aura Huo Bing, meskipun hanya sebentar. Selama hal itu terjadi, Xika memukuli Huo Bing tanpa henti.
Setelah aura Xika tidak menekannya lagi, barulah Huo Bing mulai bergerak dan menghindari pukulan Xika.
"Berikan penjelasan yang masuk akal atau aku akan kembali memukulimu lagi"
"Baiklah baiklah.
Aku ini sebenarnya membantumu tahu, tapi kau malah memukuliku"
"Membantuku? Dengan menguburku? Biarkan aku membantumu juga kalau begitu"
"Tunggu dulu. Dengarkan dulu penjelasanku.
Aku sebenarnya tidak ingin menguburmu tapi hanya itu satu-satunya cara" Huo Bing mengatakan hal itu dengan ekspresi yang sangat puas telah mengubur Xika.
"Ekspresimu mengatakan yang sebaliknya sialan!"
Huo Bing pura-pura tidak mendengar dan kembali melanjutkan.
"Begini, kalau kau ingin pergi ke tempat yang penuh dengan angin, itu sederhana. Lompat saja dari tebing yang tinggi. Elemen api? Bakar saja tubuhmu. Elemen air? Lompat saja masuk ke danau atau sungai. Lalu bagaimana dengan elemen tanah? Satu-satunya cara yaitu mengubur dirimu sendiri."
Huo Bing berhenti sebentar untuk melihat ekspresi Xika. Huo Bing tidak berlama-lama melihat Xika yang kini menatapnya dengan ekspresi yang hendak ********** hidup-hidup.
Ia kembali melanjutkan.
"Tapi disini kita menemui masalah. Setelah melompat dari tebing kau belum berhasil? Lompat saja lagi. Membakar tubuhmu? Padamkan dulu sampai tubuhmu membaik kemudian bakar lagi. Masuk ke danau? Keluar saja bila kehabisan nafas, setelah itu masuk lagi. Tapi elemen tanah berbeda. Kau tidak dapat mengubur dirimu sendiri, jadi kau membutuhkan teman. Lalu setelah kau terkubur dan kehabisan nafas? Kau akan meminta temanmu menggali dirimu? Sebelum kau sempat berteriak tanah sudah masuk ke mulutmu."
Xika mengangguk setuju mendengar perkataan Huo Bing.
"Jadi aku menggunakan cara lain.
Katanya, disaat manusia terdesak, disitulah keluar kemampuan manusia yang sesungguhnya."
Xika tidak mengatakan apa-apa, tapi urat-urat di kepalanya terlihat dengan sangat jelas. Matanya seolah menatap buruan yang sedang mengatakan permintaan terakhir.
"Setidaknya teoriku berhasil bukan?"
"Teori? TE-O-RI?"
Kini Xika benar-benar ingin memakan Huo Bing bulat-bulat.
"Tu-tunggu. Apa kau tidak merasa lebih mudah dalam mengendalikan elemen sekarang?"
Xika segera mencoba menggunakan elemennya.
Ia melapisi tangan kanannya dengan angin, tangan kirinya dengan api, kaki kanannya dengan air dan kaki kirinya dengan tanah.
Semuanya berhasil dalam sekali percobaan.
Padahal dulu saja Xika membutuhkan beberapa waktu untuk membiasakan diri dengan elemen angin, lalu ia bahkan tidak sempat berlatih elemen api karena suasana waktu itu dan elemen air karena Huo Bing menyuruhnya buru-buru menguasai elemen tanah.
"Lihat? Benar bukan? Apa kau tidak merasakan hal serupa saat dibawah sana?" kata Huo Bing sambil menunjuk lubang tempat Xika terkubur sebelumnya.
Xika berpikir sebentar.
"Hm..... Sepertinya ada. Di saat nafasku sesak dan aku akan pingsan, tiba-tiba tubuhku dapat bernafas"
"Jadi aku benar-benar membantumu bukan? Sekarang kau tidak memiliki alasan lagi untuk memukuliku"
"Hm? Kenapa tidak ada? Menguburku hidup-hidup tanpa memberitahuku alasan sebelumnya merupakan alasan yang lebih dari cukup untuk memukulmu.
Tapi tunggu. Lalu apa maksudmu dengan 'Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya' dengan ekspresi yang sangat menyebalkan itu?"
"Oh yang itu. Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya mengucapkan itu untuk mendramatisi suasana"
Xika kembali menyerang Huo Bing.
Setelah bermain kejar-kejaran dengan Xika sebagai kucing dan Huo Bing sebagai tikus cukup lama, mereka berhenti dan menikmati makan malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Sang M
cerita sampah.. dancook. bosan.,
2024-02-25
0
Tom
byyy..selamat tingal, system yg tk timbul²🤣🤣
2022-06-15
0
dafit putri
😘😘😘
2022-01-09
0