"?!! Apa maksudmu?"
"Hehehe... Selama ini kau pasti menderita bukan? Sampah tak berguna yang tak bisa berkultivasi. Cacat. Mahkluk rendahan. Dihina. Dikucilkan. Diabaikan. Tak ada lagi yang memperlakukanmu seperti manusia"
"......."
Xika hanya terdiam.
Benar. Semua yang dikatakan suara itu benar. Selama ini ia diperlakukan tidak seperti manusia. Ia selalu menerima hinaan. Ejekan. Hanya ada dua orang yang memperlakukanya seperti manusia. Pamannya dan penjaga perpustakaan.
"Tidakkah kau berpikir itu tidak adil? Semua orang bisa berkultivasi, namun kau tidak. Dan karena itu kau dihina. Bukan kau yang memintanya. Kau juga tidak mau seperti ini bukan?"
Benar. Suara itu benar. Itu semua bukan salahnya. Bukan dia yang menginginkannya. Itu tidak adil. Hanya dia yang tak bisa berkultivasi.
"Apa maksudmu? Langsung saja ke intinya."
"Kau tidak berguna. Hidup pun hanya menyusahkan saja bukan? Mengapa tidak mati saja? Bukankah semua penderitaan mu akan berakhir? Tidakkah itu lebih indah? Bukankah sudah cukup bagi mu untuk menerima semua ini? Sudah saatnya bagimu untuk berhenti berjuang."
"........"
Xika terdiam.
Suara itu benar. Tidak ada gunanya lagi hidup. Dia sudah cukup berjuang. Sekarang sudah saatnya untuk berhenti.
"Tidak.
Memang aku tidak bisa berkultivasi. Aku tidak berguna. Keluar rumah pun selalu menerima hinaan. Tapi bukan berarti aku harus pasrah menerima kenyataan.
Memang benar hidup itu tidak adil. Tapi itulah dunia. Coba kau bayangkan. Orang yang telah berlatih sepuluh tahun dapat disaingi oleh orang yang baru berlatih satu-dua tahun.
Orang yang telah belajar berhari-hari sebelumnya untuk ujian, nilainya kalah oleh orang yang baru belajar semalam. Aku sudah berlatih ratusan, ribuan kali. Namun tetap kalah oleh orang yang berlatih hanya puluhan kali.
Tapi bukan berarti aku akan menyerah. Jika ribuan kali belum cukup maka aku akan berlatih puluhan ribu, jika itu masih belum cukup aku akan berlatih ratusan ribu, aku akan berlatih terus sampai itu cukup.
Pergilah. Jika yang kau inginkan memanipulasi pikiran dan memakanku itu tidak ada gunanya."
"Hehehehe....
Hebat. Kau berhasil keluar dari ilusi ku. Selamat. Sekarang-"
"Aku tidak tertarik mendengar ocehanmu. Biarkan aku pergi"
"Kalau tidak?"
"Kau mungkin kuat. Sepuluh kali bahkan lebih, jauh lebih kuat dari diriku.
Tapi aku tidak akan menyerah. Mendengar kau berbicara terus dari tadi, kau pasti tidak memiliki tubuh. Kau hanyalah jiwa yang lemah. Kau sendiri yang bilang kau membutuhkan jiwa mahkluk lain untuk bertahan hidup.
Itu berarti satu satunya serangan yang bisa kau berikan padaku adalah serangan mental. Dan itu tidak mempan.
Jika kau bersikeras ingin membunuhku. Akan ku pastikan membawamu bersamaku. Setidaknya setengah dari jiwamu akan mati bersamaku"
Xika menatap tajam pada arah yang ia yakini sumber suara tersebut.
"....."
"Hehehehe....... Hebat sekali nak. Aku kagum padamu. Kau benar. Satu-satunya serangan yang bisa kulakukan hanyalah serangan mental dan itu tidak berguna. Karena itu aku ingin menawarkan mu sesuatu."
Alis Xika mengernyit.
"........tidak. Aku tau kau pasti menginginkan sesuatu dari diriku. Maaf, aku menolak"
"Benarkah? Bagaimana bila ini bukanlah sesuatu yang bisa kau tolak?"
"...... Katakan."
"Aku dapat membuatmu berkultivasi"
Mata Xika melebar.
Kultivasi. Sebuah metode untuk menyerap qi ke dalam tubuh dan memperkuat tubuh.
Di dunia ini tersebar qi di mana-mana. Hampir tidak bisa ditemukan tempat tanpa qi. Hanya saja beberapa lebih tebal, beberapa lebih tipis.
Saat manusia menyerap qi, mereka menyimpan qi suatu wadah. Wadah itu bernama dantian. Dantian tiap orang berbeda-beda. Ada yang besar dan ada yang kecil. Bakat seseorang ditentukan besar kecilnya dantian mereka. Semakin besar dantian yang dimiliki semakin banyak qi yang dapat diserap dalam tubuh. Semakin banyak qi yang dimiliki tubuh semakin kuat seseorang.
Xika memiliki dantian yang retak. Setiap kali dirinya menyerap qi, retakan di dantiannya akan semakin besar. Dan hanya masalah waktu sampai dantiannya benar benar hancur sepenuhnya dan meledak. Setidaknya itu yang dikatakan para tabib.
Namun sekarang, suara itu menawarkannya sebuah kesempatan untuk berkultivasi. Sama seperti anak lain.
Xika menghela nafas.
Ia tidak mempercayainya. Semua tabib mengatakan tidak ada cara agar dia dapat berkultivasi.
Dan sekarang suara ini, entah dari mana asalnya, tiba-tiba menawarkannya kesempatan untuk berkultivasi?
"Dengar. Aku sudah bilang bukan? Dantianku retak. Bila aku menyerap qi dantianku akan meledak dan aku akan mati."
"Sudah kubilang. Dantianmu mungkin akan meledak, tapi tidak hancur"
Xika mengerutkan alisnya.
"Apa maksudmu?"
"Entahlah. Mengapa kau tidak mencobanya? Lagipula cepat atau lambat kau akan mati bukan? Apa bedanya mati sedikit lebih cepat?"
"......"
Xika terdiam. Ia memikirkan perkataan itu dalam-dalam.
"Bagaimana? Kau mau?"
".....Apa yang kau inginkan?"
Bagaimanapun juga, perkataan itu ada benarnya juga. Cepat atau lambat dia akan mati. Daripada diam dan menunggu kematian menjemputnya, lebih baik bertaruh pada kesempatan ini.
"Hehehe.... Bukankah kau tadi bilang menolak?"
"Lupakan"
Xika berjalan menjauh.
"He-hei tunggu. Aku hanya bercanda."
Xika berbalik.
"Jadi.... Apa maumu?"
"Mmmm.... Tidak banyak. Aku hanya butuh tiga hal. Pertama, aku membutuhkan energi. Seperti yang kau bilang aku membutuhkan energi mahkluk lain untuk bertahan hidup.
Kedua, aku membutuhkan materi. Kau tahu bukan aku hanyalah sebuah jiwa? Aku membutuhkan materi untuk membangun kembali badanku.
Ketiga, aku membutuhkan wadah. Saat ini, tanpa wadah, aku membutuhkan energi terus menerus untuk bertahan. Bila aku memiliki wadah setidaknya jiwaku tidak akan menghilang selama 100 tahun meskipun tidak menerima energi.
Jadi? Kita setuju?"
"Ditolak"
Xika menyilangkan kedua tangannya.
"A-apa? Me-mengapa? Bukankah itu cukup menarik ?"
"Pertama, energi, jangankan untukmu, mencari sumberdaya untukku saja sulit apalagi untukmu, yang ada bukannya aku memberimu energi, malah aku berebut energi denganmu.
Kedua, materi, seperti yang kubilang tadi, sumberdaya saja sulit apalagi materi, aku memang tidak tahu materi apa yang kau butuhkan, namun untuk membentuk tubuh pastilah merupakan materi yang langka dan itu sangat sulit.
Ketiga, wadah, aku tidak bisa mencarikanmu wadah untuk bertahan hidup, kalaupun bisa pasti sangat sulit, dan akupun tidak mau menawarkan tubuhku padamu"
Jelas Xika panjang.
"Kalau begitu kurasa kita sepakat. Pertama tentang energi, kau tidak perlu repot mencarikanku energi, kau hanya perlu membawa ku jalan-jalan di gunung ini, aku akan menyerap semua energi hewan spiritual yang kau temui, mengenai materi, itu bisa ditunda dulu, tunggu kau semakin kuat baru kita bicarakan lagi"
"Lalu... Mengenai hal ketiga? Wadah apa yang kau butuhkan?"
"Tubuhmu"
"Kau gila? Tidak. Sekalipun aku memiliki energi dan materi yang cukup, aku tidak akan pernah menyerahkan tubuhku."
"Hei hei. Dengar dulu. Kurasa ada yang salah dengan perkataanmu. Kau tidak perlu menyerahkan tubuhmu. Aku tidak akan mengambil alih tubuhmu. Aku hanya akan tinggal di salah satu dantianmu"
"Apa? Salah satu dantianku? Apa maksudmu?"
"Kau akan tahu bila kau menerimanya"
"Dasar rubah tua" pikir Xika.
"Lalu... Apa yang akan terjadi bila kau tinggal di tubuhku? Apa aku masih bisa menggunakan dantianku untuk berkultivasi?"
"Apa maksudmu apa yang akan terjadi? Tidak ada yang akan terjadi. Selain mungkin kau akan mengalami sedikit sakit selama prosesnya"
Xika akhirnya setuju setelah berpikir keras.
"..................................... Baiklah. Sepakat"
"Bagus"
"Ngomong-ngomong kau ini mahkluk apa?"
"Aku adalah campuran antara Cygnus sang angsa es dengan Phoenix sang burung api, Cygnix!"
"Ooooh. Jadi apakah ayahmu burung Phoenix yang turun ke dunia ini lalu jatuh cinta pada angsa es yang cantik?"
"Tidak. Kau salah"
"Eh?"
"Ayahku adalah Cygnus sang angsa es, ibuku adalah Phoenix sang burung api"
"Hahhh, Phoenix yang menawan dan anggun bisa-bisanya jatuh cinta pada angsa dekil di kolam tetangga"
"Cih! Ayahku dihina oleh bocah dekil yang bahkan tidak bisa berkultivasi!"
"...."
"....."
Mereka saling tatap dan akhirnya tertawa bersama.
"Pffttt-"
"Pffftt-"
"Huahahaha sialan kau burung dekil"
"Hahahha kau yang sialan bocah cacat"
Entah mengapa mereka mudah sekali akrab, seolah sudah lama berteman. Dipanggil cacat oleh suara itupun mendadak terasa berbeda, bahkan tidak terasa hinaan.
"Lalu siapa namamu? Apa kupanggil burung dekil saja?"
"Hehehe.... Dengar baik-baik namaku. Namaku adalah Huo Bing. Huo 火 yang berarti api dan bing 冰 yang berarti es"
"Bagaimana denganmu? Apa kupanggil saja kau bocah cacat?"
"Hahaha, sialan kau. Namaku Xika. Xing Xika. Namaku diambil dari kata Heng Xing Xi (恒星系,galaksi) dan Ka (卡, kartu)"
"Galaksi dan kartu ya... Menarik. Apa ayahmu suka bermain kartu atau semacamnya?"
"Mengenai hal itu, ayahku memang suka bermain kartu, ia pandai sulap kartu, bahkan ia meninggalkan 1 kotak kartu untukku. Yah, hal itu menurun padaku sepertinya"
"Hm? Kau juga pandai bermain kartu?"
"Yaaaaahh..... Pandai sih tidak, tapi aku senang. Kenapa memangnya?"
"Yah, meskipun tempat yang kita tinggali ini bernama Card Continent, tapi sebenarnya tidak banyak orang yang menyukai kartu disini. Ironis sekali bukan?"
Xika hanya tertawa mendengar perkataan Huo Bing.
"Sepertinya namamu tidak sesederhana hobi ayahmu saja aku yakin ada makna lain dibalik namamu"
"Begitu ya.....Jadi? Apa yang harus kulakukan?"
"Menyerap qi ke dantianmu tentu saja. Kau tidak tahu bagaimana cara berkultivasi?"
"Apa kau gila?! Sudah kubilang dantianku akan meledak!"
"Dan sudah kubilang dantianmu tidak akan meledak"
"........ Jelaskan terlebih dahulu. Atau semua kesepakatan kita batal."
Terdengar suara itu menghela nafas.
"Baiklah baiklah.
Begini, saat aku berkelana di sebuah reruntuhan kuno, aku membaca sebuah tulisan yang aneh. Bahkan sampai sekarang pun aku masih tidak tahu apa artinya."
Alis Xika naik sebelah.
"Sampai aku bertemu denganmu."
"Sialan! Hentikan itu. Aku masih normal"
Jawab Xika yang sepertinya salah mengerti perkataan Huo Bing.
"Hah-apa maks- Sialan! Bukan itu yang kumaksud.
Aku ini lelaki, dan aku juga masih normal, sialan!"
"Jantan lebih tepatnya. Kau seekor burung bukan?"
"Sialan! Bisakah kau diam setidaknya sampai ceritaku selesai?"
"Baiklah baiklah"
"Kembali ke topik. Aku tidak mengerti tulisan di dinding reruntuhan itu sampai aku bertemu denganmu"
"Lewati bagian itu"
"Diamlah! Tulisan itu mengatakan:
Sebuah jiwa yang malang
Yang tertindas
Sebuah wadah yang retak
Hanya menunggu waktu
Sampai hancur
Seorang teman
Yang akan datang
Yang tertindas
Akan bangkit
Yang hancur
Akan terpecah dan bersatu."
"......."
Xika mengerutkan alisnya. Mencoba memikirkan baik-baik perkataan Huo Bing.
Setelah beberapa saat ia menyerah.
"Aku tidak mengerti"
"Dasar bodoh"
"Sialan! Cepat jelaskan!"
"Kau tidak mengerti? Jiwa yang malang itu dirimu. Wadah yang retak itu dantianmu. Di bagian akhir mengatakan : wadah yang hancur akan terpecah dan bersatu.
Jadi bila kau menyerap qi, dantianmu mungkin akan meledak, hancur, setelah itu pecahannya akan bersatu kembali"
Mata Xika berbinar-binar.
Jadi selama ini yang perlu ia lakukan hanyalah menyerap qi? Andai saja ia tau hal itu lebih cepat.
"Setidaknya itu teoriku"
Dan sorot mata yang berbinar-binar itu hilang.
"Teorimu? Teorimu? Jadi aku harus mempertaruhkan nyawaku untuk teorimu yang bahkan belum tentu benar?"
"Setidaknya itu layak dicoba. Toh sama saja bukan? Retakan-retakan di dantian mu terus bertambah seiring waktu. Entah akan benar-benar bersatu kembali atau tidak tetap saja itu akan terjadi cepat atau lambat. Kalaupun mati, setidaknya penderitaanmu akan berakhir bukan?"
"Aku mensyukuri setiap detik hidup yang kujalani"
"Benarkah? Setiap detik hidup yang kau jalani? Setiap penghinaan yang kau terima? Setiap pukulan yang kau derita? Itukah detik hidupmu yang kau syukuri?"
".................."
Hening.
Hening yang cukup lama.
Tak ada yang berbicara.
Mungkin keduanya sibuk merenungkan pikirannya masing-masing.
"......... Apa jaminanmu?!"
Xika bertanya dengan tatapan tajam.
"Setidaknya bila aku gagal, aku harus mendapatkan kompensasi"
".........."
Suara itu terdiam cukup lama.
"Bila kau gagal, aku akan menggunakan sisa kekuatanku untuk membuatmu bertahan hidup.
Bila itu gagal juga setidaknya aku juga akan mati, atau umurku berkurang.
Bagaimana?"
"...................."
Xika berpikir cukup lama baru menjawab.
"Cukup adil."
Xika tersenyum.
Tetapi mendadak senyumannya hilang terganti oleh tatapan yang mengerikan.
"Tapi bila kau tidak menepati perkataanmu, aku berjanji aku akan kembali dari kematian dan membawamu bersamaku"
"Setuju"
"Baiklah"
Xika duduk di batu terdekat. Ia mulai menyerap qi.
Perlahan, retakan di dantian Xika semakin besar.
Terdengar bunyi giginya saling beradu menahan sakit yang dirasa.
Retakan semakin banyak dan besar......
KRAK.....
KRAKK....
Dan akhirnya.....
BOOOOOM!!!!!
"Uhuk....."
Xika terlempar dari tempatnya duduk.
"Hei nak. Kau tidak apa-apa?"
Terlihat darah keluar dari sudut mulutnya.
Pandangannya mulai buram.
"Hei! Xika!"
Brukk!
"Xika! XIKA!"
Xika hilang kesadaran.
################
*Cat
Cygnus: dibaca siginus
Phoenix: dibaca feniks/finiks
Cygnix: dibaca siginiks
Btw, Cygnus sama phoenix beneran mahkluk mitologi, klo cygnix murni ciptaan gw.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Hades Riyadi
mulai menarik, lanjutkan Thor 😀👍👍👍
2023-01-13
0
Kang Comen
gk ada system nya padahal judul nya ada kata system nya ko di bca gk ada ???
anda waras thor ????
2023-01-01
0
Kang Comen
ckckckckck
2023-01-01
0