BUAKK!!
Sebuah pukulan sukses mendarat di perut Hei Bao, pemimpin serangan ini. Ia merupakan adik dari Hei Sha.
"Berani sekali kau mengalihkan pandanganmu saat melawanku." Fa Daihai berkata dengan napas terengah-engah.
Pukulan tadi cukup melukai Hei Bao.
"Cih."
Hei Bao segera mengeluarkan salah satu jurus andalannya, Blackwing Dance.
Fa Daihai segera menjaga jarak dari serangan Hei Bao.
Hei Bao tersenyum, Fa Daihai bergerak sesuai keinginannya. Ia berencana menjauhkan Fa Daihai, kemudian membunuh Xika, mengingat anak itu berpotensi menggulingkan pertempuran.
Meskipun Xika hanya melempar batu yang bukan merupakan senjata mematikan, hal itu cukup mengganggu jalannya pertempuran. Dalam sebuah pertarungan, lengah 1 detik bisa berakibat fatal, sedangkan lemparan Xika dapat mengganggu musuh selama 2 detik lebih. Hanya berdasarkan perhitungan itu saja Xika sudah mengubah jalannya pertarungan.
2 detik yang diberikan Xika dapat digunakan untuk menjalankan serangan pamungkas seorang kultivator. Kemudian, setelah musuhnya terbunuh, kultivator tersebut bergegas membantu kultivator lain. Hal tersebut terjadi beberapa kali hingga menggangu jalannya pertempuran, wajar saja Hei Bao memperhatikan Xika.
Ketika Xika hendak melempar batu lagi, Hei Bao sudah muncul di depan Xika.
"Wah wah wah....... Berani sekali kau merusak rencanaku bajingan kecil."
Xika mundur beberapa langkah karena terkejut akan kedatangan Hei Bao yang tiba-tiba.
"Baiklah... Mari kita sudahi saja permainan kecilmu itu."
Sebelum Hei Bao sempat menyerang Xika, sebuah tebasan terbang mengincar kepalanya.
Hei Bao menunduk menghindari tebasan itu.
Ternyata tebasan itu datang dari Fa Daihai. Fa Daihai segera melompat dan berdiri antara Xika dan Hei Bao.
"Hah...hah...hah....."
Fa Daihai tidak mengatakan apa-apa, tapi sikapnya sudah jelas. Ia tidak akan membiarkan Hei Bao menyakiti Xika.
Fa Daihai menerima tatapan heran, baik dari Hei Bao maupun dari Xika.
Sebenarnya Fa Daihai tidak berniat melindungi Xika, bahkan ia tidak keberatan menyaksikan Xika mati. Namun bila ia membiarkan Xika mati, klannya bisa-bisa hancur. Ia tak bisa mmebiarkan hal itu terjadi. Satu-satunya jalan adalah dengan melindungi Xika dan membiarkannya mengganggu jalannya pertempuran. Dengan begitu musuh akan semakin berkurang dan pertempuran akan semakin mudah bagi Shaking Card. Setelah menghabisi musuh yang tersisa, mereka dapat bersatu dan mengepung Hei Bao.
Hei Bao dapat mengerti pikiran Fa Daihai hanya dari tatapannya.
"Hehehe.... Aku mengerti rencanamu. Yang kau inginkan hanyalah melindungi klanmu bukan? Dan yang aku inginkan adalah anak yang bernama Xing Xika"
Xika dan Fa Daihai sama-sama memiliki pandangan terkejut di mata mereka.
Keduanya memiliki pertanyaan yang sama di kepala mereka.
'Mengapa Hei Bao menginginkan Xika?'
"Melihat dari reaksi kalian berdua, sepertinya kaulah yang bernama Xika."
"...."
"...."
Fa Daihai dan Xika sama-sama diam. Namun, baik Fa Daihai maupun Xika sudah menebak kemana arah pembicaraan ini menuju.
"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan? Kau serahkan anak itu maka kami akan meninggalkan klanmu. Kami tidak akan kembali lagi, bahkan kalau perlu, kami dapat memberikanmu sumber daya yang besar tiap bulan. Bagaimana? Tawaran yang menarik bukan?"
Mendengar perkataan Hei Bao, Xika dan Fa Daihai semakin terkejut. Mereka memang sudah menduga Hei Bao akan mengajukan tawar-menawar untuk mendapatkan Xika, hanya saja mereka tidak menduga Hei Bao bersedia 'membayar' Xika setinggi itu.
"..............apa yang akan kau lakukan dengan anak itu?"
"Hehehe..... Itu bukan urusanmu. Jadi bagaimana? Kau setuju?"
"......"
Fa Daihai berpikir keras. Bila ia setuju klannya akan selamat, bahkan akan menuju tingkat yang lebih tinggi dibanding sebelumnya. Tapi bila ia menyetujuinya, ia akan menyakiti perasaan adiknya. Bahkan mungkin saja menyebabkan hubungan persaudaraan mereka putus. Mengingat Xika lah penyebab hubungan mereka berdua menjadi begini. Tapi bila ia menolak, besar kemungkinan bahwa klannya akan hancur dibawah kepimipinannya.
Fa Daihai menghela nafas.
Bagaimanapun juga, klannya lebih penting. Ia tidak dapat membawa hubungan pribadi dalam kepentingan klan.
"Hahhhhh.... Baiklah. Aku setuju"
Hei Bao tersenyum mendengar perkataan Fa Daihai, sedangkan Xika tidak memiliki perubahan ekspresi karena sudah yakin akan pilihan Fa Daihai.
Hei Bao mengangkat tangannya, semua penyerang segera berhenti.
"Mundur"
Semua penyerang mengikuti perintah Hei Bao.
"Baiklah nak, kemarilah"
".......Apa yang akan kau lakukan padaku?"
Hei Bao tersenyum mendengar perkataan Xika, namun tidak dengan tatapannya. Tatapannya seolah melihat orang yang sudah mati.
"Kau akan tahu"
Awalnya Xika hendak menyerah dan mengikuti Hei Bao. Namun sebuah suara memanggilnya.
"XIKA!!"
Suara yang sangat akrab di telinganya. Suara yang sering sekali ia dengar. Suara yang telah mengasuhnya bertahun-tahun.
Suara yang berasal dari Fa Diala.
Kekhawatiran Fa Diala terpancar jelas dari matanya.
Fa Diala berlari menuju Xika.
Kelompok pembunuh itu pun menghadangnya.
"Hei hei. Apa maksudnya ini?"
Hei Bao berbalik melihat Fa Daihai yang entah sejak kapan sudah di belakangnya.
"Maksudku? Ini maksudku!" Fa Daihai menikam Hei Bao dengan pedangnya sambil berbicara.
Namun Hei Bao tidak terlihat terluka sedikitpun.
"Hehehe..... Aku sudah tahu kau akan melakukan ini dari awal."
Hei Bao kemudian membuka pakaiannya dan memperlihatkan sebuah pelindung tubuh.
Pelindung tubuh itu merupakan artefak tingkat middle-diamond. Sebuah artefak yang dapat menahan serangan dari kultivator tahap Forming Qi 7. Artefak merupakan benda yang cukup langka. Tidak banyak yang memilikinya, apalagi di Shaking Card Clan yang cukup miskin. Di seluruh clan hanya ada satu artefak, itupun tingkat low-dimond. Artefak itulah yang dipegang Fa Daihai.
Fa Daihai segera mencabut pedangnya. Sementara Hei Bao memerintahkan bawahannya untuk kembali menyerang.
Kultivator dari kedua belah pihak memanfaatkan waktu ketika pembicaraan singkat itu untuk beristirahat. Jadi, pertempuran kembali berlangsung sengit, namun setidaknya pertarungan kali ini berjalan seimbang, tidak berat sebelah seperti sebelumnya. Peran Xika sangat besar dalam hal ini.
Fa Daihai kembali berhadapan dengan Hei Bao.
"Kenapa kau menolak tawaranku? Bukankah itu tawaran yang bagus?"
"Aku paling benci diancam. Lagipula, kau juga akan tetap membantai klan-ku tidak peduli apakah aku menerima atau menolak tawaranmu."
"Hehehe......... Kelihatannya kau cukup pintar menilai situasi. Tapi itu tidak cukup untuk keluar dari situasi ini. "
Mereka kembali bertarung.
Fa Daihai mengayunkan pedangnya. Hei Bao menangkisnya. Kemudian Hei Bao melakukan gerakan tipuan. Dan ia berhasil membuat Fa Daihai melepaskan pedang tingkat low-diamondnya.
Hei Bao menyerang Fa Daihai tanpa jeda menggunakan pedangnya. Fa Daihai kesulitan menghindari serangan itu. Beberapa serangan mengenainya.
"Hah.....Hah....hah...." Fa Daihai jatuh berlutut.
Melihat lawannya kelelahan, Hei Bao segera berlari mengejar Xika yang sudah lari dan kembali mengganggu jalannya pertarungan entah sejak kapan.
Tiba-tiba sebuah tongkat datang mengincar kepalanya.
Hei Bao menunduk kemudian memberikan serangan balasan.
Ternyata Fa Diala lah yang menyerang Hei Bao.
Ia bermaksud mengulur waktu untuk membiarkan Xika melarikan diri.
"XIKA!! LARILAH! SELAMATKAN DIRIMU! JANGAN PEDULIKAN PAMAN"
"TIDAK!! Aku tidak akan lari lagi. Tidak akan. Aku akan tinggal disini dan bertarung dengan paman. Lebih baik aku mati bersama dengan paman daripada lari meninggalkan paman."
Sebelum Fa Diala sempat menjawab, sebuah pedang menembus perutnya. Darah menetes dari bibir Fa Diala.
"Percakapan yang mengharukan..... Bagaimana kalau kalian berdua disini saja? Aku akan mengirim kalian berdua ke neraka secara bersamaan"
"PAMANNN!!!""
"XIKA!!!"
"Dengarkan kataku sekali ini saja. Ya?" pinta Fa Diala dengan air mata dan darah menetes tanpa henti.
Fa Diala menyikut Hei Bao di belakangnya. Kemudian ia menarik pedang itu dari tubuhnya.
"BERJANJILAH!!!!"
"Berjanjilah bahwa kau tidak akan mati. Berjanjilah bahwa kita akan bertemu lagi"
"Aku berjanji" ucap Fa Diala dengan senyum tulus di wajahnya. Kemudian ia menebas Hei Bao dengan pedang yang baru saja dicabutnya.
Hei Bao berusaha mengejar Xika, namun dihalangi oleh Fa Diala dan Fa Daihai yang baru saja memulihkan energinya. Mungkin itu sebagai tindakan minta maaf Fa Daihai pada Fa Diala selama ini.
Xika lari dengan air mata yang mengalir deras tanpa henti.
Saat ini yang bisa ia lakukan hanyalah percaya pada pamannya.
Kau sudah berjanji paman. Kau tidak boleh mati. Kita akan bertemu lagi suatu saat nanti.
Pemandangan terakhir yang ia lihat di tempat tinggalnya selama 10 tahun ini adalah pertarungan. Dan pertarungan itu terjadi di hari ulang tahunnya. Tepat di hari ulang tahunnya. Sama persis seperti 10 tahun yang lalu.
Benar, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Dan peristiwa 10 tahun yang lalu kembali terulang di hari ulang tahunnya. Lagi.
Arc 1 : Fate, Poem, and The Slaughter-finish.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Sang M
sampah...,...matilah..,
2024-02-25
0
dafit putri
👍👍👍👍👍👍👍👍
2022-01-09
0