Whusssssshhhh
Sebuah burung besar terbang menuju gunung belakang Shaking Card, ada seorang pemuda duduk di punggung burung itu.
Burung dan pemuda itu tentu saja Huo Bing dan Xika.
"Hei, pelan sedikit, anginnya menusuk tubuhku" protes Xika karena Huo Bing terbang kelewat cepat.
"Di puncak gunung anginnya lebih kencang lagi. Ini hanya latihan" balas Huo Bing tak peduli.
Akhirnya mereka sampai di puncak Diamond Shake.
Xika segera turun dari Huo Bing. Ia menghirup udara di puncak gunung itu dalam-dalam.
"Wahhhhh, segarnya. Mana yang kau bilang menusuk?" tanya Xika dengan tatapan menusuk.
"Tunggu saja" Huo Bing tak menghiraukan tatapan Xika.
"Daripada memikirkan masalah itu, sekarang coba kau rasakan angin. Cobalah untuk mulai berkomunikasi dengan elemen angin. Pertama-tama rasakan angin. Kenali karakteristiknya. Setelah berkenalan cobalah untuk mulai berkomunikasi secara perlahan"
Mendadak Xika terpikir sesuatu.
"Lalu bagaimana dengan Spirit Beast? Bagaimana cara mereka berkomunikasi dengan unsur-unsur ini?"
"Hmph. Spirit beast berbeda dengan manusia. Terutama Divine Beast, atau yang biasa disebut Hewan Suci. Kami para hewan lahir dengan diberkati dunia. Sewaktu kami lahir, setidaknya salah satu unsur memberkati kami, sehingga kami tidak perlu repot-repot berkomunikasi lagi"
Huo Bing menjawab dengan tatapan merendahkan.
"Cih, Hewan Suci juga hewan. Diternakin juga bisa" balas Xika tak mau kalah.
Banyak urat muncul di kepala Huo Bing mendengar perkataan Xika.
Mulutnya terbuka dan menutup. Bingung harus bicara apa saking kesalnya.
Xika tidak peduli dengan reaksi Huo Bing. Ia duduk di sebuah batu, kemudian memejamkan matanya.
Xika mencoba merasakan angin.
Tanpa perlu berkonsentrasi pun ia dapat merasakan angin menerpa tubuhnya.
Tahap pertama berhasil.
Xika melanjutkan tahap kedua. Mengenali karakteristik angin.
Ia mengingat-ingat rasa saat angin menerpa tubuhnya. Ada yang pelan, lembut, ada juga yang cukup kencang dan membuat sejuk.
Xika duduk diam di batu sekitar beberapa jam.
Ia mulai 'mengenal' angin.
Mendadak ia merasakan angin yang sangat besar. Angin itu tidak hanya besar tapi juga tajam. Angin itu menghempaskan Xika dari batu yang ia duduki.
Ketika membuka mata, bajunya memiliki cukup banyak robekan.
"......."
"Apa-apaan itu?" Tanya Xika sambil melihat Huo Bing.
Huo Bing hanya bersiul-siul.
"Wah anginnya segar juga"
Kata Huo Bing dengan tatapan 'apa kubilang?'.
Xika duduk kembali di batu yang sudah ia duduki sebelumnya.
Ia kembali mencoba dari tahap pertama. Ia merasakan angin kemudian mengingat-ingat karakteristiknya.
Tak ada angin yang kencang dan menusuk seperti tadi.
Beberapa jam terlewat.
Whussssssssssssh!
Xika terlempar lagi.
Ia terjatuh dengan pakaian yang semakin banyak robeknya dan tampang bingung.
Disisi lain, Huo Bing tertawa menyaksikan tampang bingung Xika.
Xika mencoba duduk lagi dan 'mengenal' angin lagi.
"Pfft.... Seandainya kau lihat pose mu saat terjatuh tadi...."
Namun sayang, ada suara suara yang mengganggu konsentrasi Xika.
"Aku serius, kau sebaiknya melihat wajahmu saat terjatuh tadi, dengan tampang bodohmu it-"
"Diam kau!!!"
Namun Huo Bing tetap tertawa.
Kesal, Xika hendak menghampiri Huo Bing, namun mendadak ia melihat sesuatu.
Saat Huo Bing tertawa dengan suara yang sangat menyebalkan-menurut Xika-ia melihat ada sesuatu yang berkumpul di sekitar Huo Bing.
Xika menyipitkan matanya.
Angin!
Ada angin yang mengelilingi Huo Bing.
Xika mencoba memperhatikan angin yang mengelilingi Huo Bing lebih jelas.
Angin itu terasa begitu nyata. Memang, Xika tak dapat melihatnya, namun ia dapat merasakannya. Bahkan Xika melihat angin itu seolah ikut menertawakan dirinya bersama Huo Bing.
Wushhhhhh!
Sebuah batu melayang menuju Huo Bing.
Huo Bing mengepakkan sayapnya dan memantulkan batu tersebut ke arah datangnya.
Duak!
Batu tersebut terbang dan mengenai pelemparnya.
"Sialan kau!! Berhenti tertawa! Kau mengganggu konsentrasiku!!!"
Tak tahan lagi, Xika menghampiri Huo Bing.
"Berhenti tertawa kau burung dekil!"
"Pffft.... Kau tidak mau mencoba lagi? Aku ingin melihat ekspresi bodohmu itu...." Balas Huo Bing tak peduli hinaan Xika.
Dan mereka saling adu mulut selama beberapa saat.
Tanpa disadari Xika, angin yang tadi 'menertawainya' seolah berpindah tempat dan menyaksikan dirinya adu mulut dengan Huo Bing.
Whusssssh
'Angin' tersebut menerbangkan Xika seolah ingin ikut mengejek Xika.
Sekali lagi, Xika terjatuh dengan tampang bodoh yang segera disambut gelak tawa Huo Bing.
Puas tertawa, Huo Bing akhirnya berbicara.
"Selamat, angin telah menerimamu, sekarang tinggal satu langkah terakhir. Saatnya mencoba berkomunikasi dengan angin"
"Menerima? Berkomunikasi? Apa maksudmu?"
Huo Bing terkekeh.
"Aku sengaja melewat beberapa bagian. Hal yang paling penting dalam berkomunikasi dengan alam adalah bakat. Bakat juga berlaku dalam kultivasi. Jika kau tidak memiliki bakat, percuma saja kau berkultivasi. Sayangnya kau cukup berbakat-"
Huo Bing mengatakan "sayangnya" dengan tatapan menghina.
"Tunggu dulu sialan!. Apa maksudmu dengan 'sayangnya'? Dan apa-apaan tatapan menghina itu? Kau lupa berkat siapa kau dapat hidup 100 tahun tanpa khawatir menghilang?"
Setelah berdebat selama beberapa saat akhirnya mereka kembali ke topik utama.
"Jadi apa maksudmu dengan menerima? Bukankah hanya ada 3 tahap? Merasakan, mengenal, dan berkomunikasi?"
"Sudah kubilang, aku sengaja melewatkan satu bagian. Itu untuk mengujimu. Sebenarnya setelah kau mengenal alam, alam harus menerimamu terlebih dahulu. Kalau tidak, kau tidak akan bisa berkomunikasi. Ibarat manusia, kau akan merasa aneh saat bicara atau mengobrol dengan orang asing bukan? Jika sudah mengenal atau memiliki hubungan maka beda lagi ceritanya. Setelah memiliki hubungan, mulai berkomunikasi, selanjutnya tumbuh benih-benih cinta dan akhirnya ditolak"
"Jadi, karena alam(angin) sudah menerimaku, apa aku bisa berkomunikasi dengan alam sekarang? Apa aku sudah mendapatkan elemenku?" tanya Xika mengabaikan bagian akhir.
"Tidak semudah itu. Memang angin sudah menerimamu, tapi kau harus mempelajari bahasa angin terlebih dahulu. Ibarat manusia, kau tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang yang tidak memahami bahasamu bukan?"
"Lalu bagaimana caranya mempelajari bahasa angin?"
"He he he"
Saat itu juga Xika merasakan firasat buruk yang sama yang ia rasakan beberapa waktu lalu.
"Metode paling mudah dalam mempelajari bahasa tanpa panduan apapun adalah..... Hehehe.... Kita ibaratkan manusia.
Jika kau ingin mempelajari satu bahasa, anggap saja bahasa Neigh tanpa panduan hal yang paling mudah adalah pergi ke kota dengan bahasa utama berupa bahasa Neigh. Tinggal saja dikota itu minimal satu tahun. Lama-lama kau akan mengerti dengan sendirinya.
Saat masih bayi pun metode yang digunakan sama bukan? Saat kau lahir kau tidak mengerti bahasa apa yang digunakan orangtuamu. Namun orangtuamu terus berbicara denganmu. Lama-kelamaan, kau mengerti dan menguasai bahasa itu bukan?"
"......... Jadi intinya?"
Bagi Xika, penjelasan yang dikatakan Huo Bing terlalu panjang dan berputar-putar.
"Hahhhhh....... Dasar mahkluk berintelektual rendah. Intinya teruslah berkomunikasi sampai kau paham dengan bahasa yang digunakan"
Xika diam.
Ia mencoba berkomunikasi dengan angin.
Sebuah suara yang menusuk telinga terdengar. Suara itu merobek baju Xika dan menghempaskannya ke tanah.
Xika cukup familiar dengan suara menusuk tadi.
Itu suara yang menerbangkannya beberapa kali.
Suara itu merupakan angin yang sedang mencoba berkomunikasi dengan dirinya.
Xika akhirnya mengerti. Jadi yang dimaksud Huo Bing latihan itu hal ini.
__________________________
9/8$39&/948@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Sang M
cerita sampah. haddeh tokoh tetap sampah dogol payah
2024-02-25
0
dafit putri
👍👍👍👍👍
2022-01-09
1
venos
system darimananya , bulshitt
2021-10-22
1