Di puncak gunung Diamond Shake, terlihat seorang pemuda dengan baju yang tidak bisa dikatakan baju lagi saking banyak robeknya sedang duduk di atas sebuah batu.
Whussssssh
Sebuah angin besar menerbangkannya dan akhirnya menyebabkan 'baju' nya hancur.
Benda yang sebelumnya disebut baju itu kini tinggal berupa potongan-potongan kain.
Pemuda itu tidak terganggu karena jatuh dari batu yang ia duduki. Ia naik ke batu tersebut dan kembali memejamkan matanya.
Kali ini ada angin besar lagi yang menerpanya. Namun, angin ini jauh lebih besar daripada angin yang sebelumnya, bahkan angin sebelumnya seperti anak kecil jika dibandingkan dengan angin yang sekarang.
Angin ini memasuki tubuh pemuda itu, sehingga pemuda itu terangkat dari tempat ia duduk dan melayang beberapa meter diatas tanah. Semua angin besar itu kini memasuki tubuhnya.
Kini tidak ada lagi angin yang mengelilingi tubuh pemuda itu, namun ia masih melayang.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara aneh yang tidak bisa diartikan keluar dari mulut pemuda itu.
Suara itu terdengar selama beberapa saat.
Setelah suara itu berhenti, pemuda itu pun turun ke atas batu yang ia duduki sebelumnya.
Tidak jauh dari pemuda itu terlihat sesosok siluet burung yang tembus pandang yang sedang memperhatikan pemuda itu.
Burung dan pemuda itu tentu saja Xika dan Huo Bing.
Suara yang dikeluarkan Xika tadi adalah 'bahasa' angin.
Pupil mata Xika berubah menjadi simbol angin selama beberapa saat, kemudian hilang. Pupil matanya akan berubah menjadi simbol angin setiap kali dia menggunakan elemen angin.
Huo Bing menepukkan kedua sayapnya seolah sedang bertepuk tangan sambil berkata,
"Selamat. Kau akhirnya bisa berkomunikasi dengan alam(angin) dan memiliki elemen pertamamu."
Bukannya menjawab terima kasih, Xika malah berkata,
"Itu ceritanya kau sedang tepuk tangan ya? Jangan ikut-ikutan deh. Aneh tau melihat burung menepuk-nepukkan sayapnya sendiri"
"Sialan. Dipuji bukannya berterima kasih malah menghina"
Xika tertawa mendengar perkataan Huo Bing.
"Sekarang, cobalah membiasakan diri dengan elemenmu. Kau harus benar-benar terbiasa sebelum berkomunikasi dengan elemen lain."
Xika mengikuti perkataan Huo Bing.
Ia memejamkan mata dan merasakan angin yang kini mengalir di tubuhnya.
Ia mencoba menarik sedikit dari angin itu dan menaruhnya di telapaknya.
Kini ia merasa tangannya lebih ringan dan bertenaga.
Ia menghantamkan tangannya ke sebuah pohon.
Duakkkkkk
Pohon itu hancur tinggal setengah.
Xika yang menyaksikan hal itu terdiam melihat betapa kuat dirinya.
Kali ini ia mencoba melapisi kakinya dengan angin.
Ia merasakan kakinya sangat ringan dan perlahan ia terangkat dari tanah.
"Wow wow, Terbang! Aku terbang! Huo Bing aku terbang!"
Huo Bing tertawa kecil melihat Xika yang seperti anak kecil.
"Bagus, biasakan dirimu dengan angin. Saat kau mulai terbiasa dengan angin maka kau akan menjadi satu dengan angin."
Xika yang tidak mengerti perkataan Huo Bing lebih memilih berkreasi dengan kekuatan barunya.
Ia mencoba melapisi tubuhnya dengan angin di bagian bagian yang berbeda.
Selesai mencoba di bagian tubuh yang berbeda, Xika mencoba membuat bentuk angin yang melapisi tubuhnya berubah-ubah.
Kali ini angin yang melapisi tangannya membentuk ujung tombak.
Mendadak Xika terdiam.
Sebuah kenangan terlintas di kepalanya tanpa bisa ia cegah.
"Black Thunder!"
Panas..... Sakit....
Nafasnya memburu.
"Cyclone Rage!"
Perutku.... sakit.....
"Meteor shoot!"
Panas.... Panas.....
Pandangannya tak menentu.
"Needle from Hell!"
Sesak........ nafas.....
"Whirlpool Spear!"
Sakit...... Panas...... Sesak nafas.... Takut.....
"XIKAA!!!"
Xika tersentak.
"Hah....hah....hah........"
Ia menoleh ke kiri dan kanan. Kemudian menyadari ada sebuah siluet burung yang menatapnya bingung.
"Apa yang terjadi padamu?"
"Hu-Huo Bing?"
"Benar ini aku, Huo Bing. Ada apa? Apa yang terjadi?"
Perlahan nafas Xika mulai normal.
"Maaf kenangan lama. Tidak apa-apa....."
Mendengar Xika tak tertarik membicarakannya, Huo Bing tidak memaksanya.
"Dengar, aku tahu kita belum lama bertemu, tapi kalau kau butuh teman cerita, aku siap mendengarkan."
Xika hanya mengangguk menjawab perkataan Huo Bing. Ia berjalan ke bagian yang agak tertutup kemudian duduk diam.
Huo Bing yang melihat hal itu, memberikan Xika waktu sendiri.
"Aku akan pergi melihat-lihat sebentar, panggil aku kalau kau butuh."
Xika hanya menjawab dengan anggukan. Lagi.
Huo Bing melebarkan sayapnya, kemudian ia terbang.
Sekarang tinggal Xika yang ada di puncak gunung itu.
Xika masih duduk diam. Ia mengeluarkan kartu pemberian ayahnya. Ia selalu membawa kartu itu kemanapum ia pergi. Bahkan saat tidur sekalipun.
Ia mulai mengocok kartu itu.
Perlahan-lahan, kenangan memenuhi kepalanya. Bukan kenangan yang buruk, tapi kenangan yang indah. Kenangan masa kecilnya.
Ia masih ingat saat ibunya bercerita dirinya sangat menyukai kartu itu sejak bayi. Ia bahkan pernah berusaha memanjat meja untuk mengambil kartu ini.
Kemudian kenangan lain memasuki kepalanya.
Saat itu ia tidak mau memakan sayur. Apapun yang ayah dan ibunya tawarkan ia tetap menolak. Akhirnya ayahnya berjanji mengajarinya bermain kartu. Ayahnya mengatakan matanya memancarkan kebahagiaan yang teramat sangat waktu itu.
Kemudian waktu terus mengalir, dan akhirnya ayahnya mengajarkannya permainan baru. Permainan yang kini menjadi permainan favoritnya.
Capsah.
Ayahnya tidak pernah mengajarinya teknik-teknik atau strategi dalam capsah, tapi seiring berjalannya waktu, Xika memahami hal itu sendiri. Xika semakin sering menantang ayahnya. Semakin hari Xika semakin pandai bermain capsah, namun ia tidak pernah menang melawan ayahnya.
*"Cekih!" *kata Xika kecil sambil meletakkan sebuah kartu yang diatasnya bertuliskan K dan memiliki lambang hati dibawahnya.
*"Ayo! Kalau ayah tidak jalan, aku akan menang"*kata Xika yang saat itu sudah yakin dirinya akan menang.
Ayahnya hanya tertawa mendengar perkataannya. Memang saat ini ayahnya masih memiliki 11 kartu di tangannya sedangkan Xika tinggal satu, orang biasa pasti akan berpikir Xika akan menang. Begitu juga dengan Xika. Namun ayahnya tidak panik.
Ia mengeluarkan sebuah kartu dengan tulisan 2 dan lambang semanggi tiga di atasnya.
*"Yahhhhhhh...." *terdengar suara Xika kecil kecewa karena ayahnya masih mampu melawannya dan kartu di tangannya tidak cukup tinggi untuk melawan kartu ayahnya. Tapi ia kembali semangat karena masih berharap pada kartu bertuliskan A yang kini ia pegang.
Ayahnya tersenyum, kini ia mengeluarkan lima kartu sekaligus.
"Straight"
Xika menatap ayahnya dengan lebar tak menyangka ayahnya akan mnegeluarkan kombinasi yang berurutan. Kemudian Xika tersadar dan menatap kartu di tangan ayahnya.
Ayahnya yang mengerti pandangan Xika tersenyum dan mengeluarkan semua kartu yang tersisa di tangannya.
"Flush"
*"AHHHHHHHHHH!!!!!" *teriak Xika yang kesal karena kalah lagi.
"Hehehe... ayah menang lagi"
Xika segera berlari ke ibunya.
"Mamaaaaaa...... Papa jahat. Huuuuuuu......"
"He-Hei"
Sebelum bisa melanjutkan perkataanya, Xing Taiyang sudah ditatap tajam oleh istrinya.
Sebuah kenangan yang indah.
"Kau membawa kartu? Ingin bermain?"
Huo Bing yang melihat Xika sudah baikan mengajaknya bicara kembali.
"Tentu" jawab Xika.
Xika mengeluarkan 4 kartu joker dari tumpukan kartu yang ia pegang, kemudian ia mulai mengocoknya.
"Kau tahu capsah?" tanya Xika.
"Kau mengetahuinya juga? Kupikir permainan itu sudah punah" jawab Huo Bing kemudian tertawa keras.
Xika membagi kartu itu menjadi 4 tumpukan, masing-masing berjumlah 13 kartu.
Xika mengambil satu tumpukan. Huo Bing juga.
Mereka bermain terus sampai hari mulai gelap.
"Cekih!" kata Xika sambil tersenyum percaya diri.
"Apa?! Sial" kata Huo Bing yang tak menyangka kartu Xika tinggal satu.
Setelah melihat-lihat kartu miliknya, Huo Bing menghela nafas.
"Hahhhhh... Cus...." Kata Huo Bing yang masih tak rela dikalahkan.
"Hehehehe...." kata Xika sambil meletakan kartu terakhirnya.
"Aku tidak percaya dikalahkan oleh anak yang umurnya kurang dari setengah umurku. Bahkan aku tidak pernah menang sekalipun. Hahhhh......." ucap Huo Bing yang masih tak menerima kekalahannya yang ke tiga puluh dua dari tiga puluh dua permainan.
"Hahahaha..... aku hanya beruntung saja. Capsah itu 50% kartu 50% keterampilan"
"Sialan! aku tidak percaya kau beruntung sebanyak tiga puluh dua kali. Kau pasti curang. Keterampilan yang kau maksud itu pasti cara untuk melakukan curang tanpa ketahuan. benar kan?." desak Huo Bing.
"Hahahahaha...... aku benar-benar bermain bersih kali ini."
"Kali ini? jadi maksudnya ronde sebelumnya kau main kotor ya?"
"Hei bukan itu maksudku!"
Tapi Huo Bing masih tidak terima dan bersikeras mengatakan Xika bermain kotor.
"Hahhhh..... Baiklah kalau kau tidak percaya. Akan kuperlihatkan bagaimana diriku bermain kotor." tantang Xika yang kesal karena Huo Bing tidak percaya.
"Baiklah, aku setuju!" jawab Huo Bing tak mau kalah.
"Kau yang kocok atau aku?" tanya Xika.
Huo Bing berpikir sebentar kemudian menjawab.
"Biar aku saja"
Huo Bing mulai mengocok kartu, kemudian membaginya.
Sulit dipercaya, hanya dalam 3 putaran Huo Bing kalah telak dengan 13 kartu di tangannya dengan 3 kartu bertuliskan 2 diantaranya.
Huo Bing sampai tercengang tak bisa bicara.
"........."
"Lihat? Sudah kubilang bukan? Sebenarnya aku bisa saja memilih dragon. Tapi aku membiarkanmu melakukan perlawanan sedikit. Kemudian menghancurkannya!" kata Xika dengan menekankan kata memilih.
"Hahahahaha.." Xika tertawa dengan puas.
"Kita sebaiknya pulang, hari sudah semakin gelap." kata Huo Bing yang berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Jadi? Sudah tidak ada pembelaan lagi?" tanya Xika sambil tersenyum dengan alisnya dinaikan-turunkan.
"Cepatlah naik, Sialan!" jawab Huo Bing yang tak menjawab perkataan Xika.
Xika naik ke punggung Huo Bing sambil tertawa.
"Sekali lagi kau tertawa akan kujatuhkan kau!" ancam Huo Bing.
Namun Xika masih tertawa.
Selama perjalanan pulang Huo Bing menghabiskan waktunya mendengar tawa yang kini sangat menyebalkan.
--------------------------------------------
Cekih= istilah dalam permainan capsah dimana pemain hanya tinggal memiliki satu kartu ditangannya dan tinggal selangkah lagi menuju kemenangan.
Dragon= kartu yang berada di tangan pemain berurutan semua mulai dari 3 - 2. pemain segera menang tanpa perlawanan.
Capsah punya banyak versi. Yang gue pake ya versinya gw sendiri, kalo ada yg beda mohon jangan protes. Kalo ada yang kurang ngerti boleh ditanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
dafit putri
👍👍👍👍👍👍👍
2022-01-09
0
Joe naga
cerita na jgn terlalu bertele-tele thor.
2021-06-24
0
?????
bukanya latihan yg bnar malh main kartu
2021-05-07
2