Card Cultivation System

Card Cultivation System

CCS-1 (Arc 1 : Fate, Poem, and the Slaughter)

Desa Crucosyta, malam hari.

"Arggghhhhhhh"

"Hahaha, teriakan yang indah"

Slash!

Sebuah kepala menggelinding ke bawah.

Terlihat seseorang yang mengenakan pakaian hitam tersenyum. Ia lah yang membunuh pria malang tadi. Dengan ini, beres sudah tugasnya dan teman temannya.

"TIDAKKKKKK"

Ternyata belum semua penduduk desa ini mati, masih ada seorang anak yang berusia sekitar 5-6 tahun.

Terlihat tumpukan mayat disekitar anak itu. Mayat-mayat itu merupakan mayat dari para penduduk desa yang berusaha melindungi anak itu, namun gagal.

"PERGILAHH!! PERGI KALIAN!!!! PERGIIII!!!"

Seorang anak kecil yang mengenakan baju merah dan terlihat beberapa tahun lebih tua daripada anak tersebut  tersenyum mendengar perkataan itu.

Sang anak berbaju merah berkata "Hei Sha, urus anak itu."

"Baik tuan muda."

Pembunuh yang dipanggil Hei Sha membungkuk hormat pada anat tersebut kamudia ia mendekati anak tersebut secara perlahan.

"Baiklah. Mari kita lihat apakah dirinya masih bisa berteriak setelah melihat- "

Pembunuh itu mengangkat sebuah mayat dan memotong kepalanya.

"-ini"

Bruk!!

Anak tersebut jatuh melihat pemandangan tersebut. Mayat yang kepalanya baru saja dipotong tadi merupakan salah seorang penduduk desa yang cukup dekat dengannya.

Melihat orang yang sebelumnya masih bisa bercanda tawa dengannya kini kepalanya tergeletak di dekat kaki dirinya merupakan sebuah pemandangan yang menakutkan.

"Hahahahaha"

"Hahahaha"

Melihat anak tersebut jatuh mengundang gelak tawa pembunuh lainnya. Sementara si anak berbaju merah hanya tersenyum sinis.

Ternyata pembunuh itu tidak sendiri, ia berkelompok dengan temannya, total 6 orang termasuk si anak berbaju merah tadi.

Salah seorang pembunuh yang menggunakan baju biru maju dan memegang pipi anak itu.

"Heh, mana teriakanmu tadi hah?"

PLAK!

Si biru menampar anak itu.

"Mana teriakanmu?'

PLAK!

"Hei aku bertanya.

Dimana-"

PLAK!

"-Teriakanmu-!'

PLAK!

"Tadi?"

PLAK!!

Anak itu hanya berlutut terdiam. Ia tidak bergeming dengan tamparan yang ia terima. Pandangan matanya kosong.

Salah seorang yang merupakan penduduk desa yang cukup dekat dengannya baru saja dibunuh. Lebih parah lagi kepala orang itu tergeletak tidak jauh darinya.

Salah satu pembunuh yang berbaju merah maju dan bertanya pada teman-temannya.

"Tuan muda, harus kita apakan anak ini?"

"Terserah" jawab si anak berbaju merah tidak peduli.

Mendengar perkataan anak tersebut, para pembunuh itu berdiskusi.

"Bagaimana kalau kita bermain?"

Salah seorang pembunuh memberi usul.

"Masing masing dari kita akan menyerangnya. Siapa yang berhasil membunuh anak itu lah yang akan menang"

Seseorang yang mengenakan pakaian hijau maju dan berkata.

" Ide bagus , aku setuju"

Begitu pula dengan si baju kuning.

" Aku juga"

Para pembunuh itupun dengan santai  membuat hal yang keji terlihat seolah hal yang biasa, bahkan menyenangkan. Sementara si anak berbaju merah hanya diam tak peduli.

" Baiklah ayo kita mulai, aku pertama"

Segera lelaki berpakaian hitam itu mengambil sebuah batu dan melemparkannya pada anak itu.

Whushhhhhhhh

Sebuah batu mendarat dengan telak di kening sang anak. Segera, anak tersebut kehilangan kesadaran.

" Hei hei, bagaimana ini, baru 1 lemparan , masa sudah pingsan?"

" Kau melemparnya terlalu kencang"

" Apaboleh buat, kita gantung saja dia"

Kelompok pembunuh yang berjumlah 5 orang tersebut pun segera mendekati anak itu.

Saat si merah menarik bajunya, sebuah tangan melayang menuju mukanya.

BUAK!

Si merah terhuyung mundur.

"Sial, anak ini belum pingsan rupanya. Dia sengaja"

Anak tersebut menoleh ke kiri dan kanan, mencari harapan. Dan ia menemukannya.

Ia melihat seorang anak yang usianya tak jauh berbeda darinya, mengenakan pakaian mahal berwarna merah dengan lambang naga dan burung yang sedang bertarung.

Ia segera mendekati anak berbaju merah tersebut berharap mendapat pertolongan.

Namun, bukan pertolongan yang ia dapat, melainkan sebuah ucapan yang mengejutkan seperti petir di siang bolong.

"Jauhkan dia dariku" kata anak berbaju merah itu dengan tatapan jijk.

Mendengar perkataan tuan muda mereka, para pembunuh itu segera mengepungnya.

Anak tersebut yang seolah kehilangan harapan berteriak dan memukul pembunuh yang paling dekat dengannya.

"AHHHHHHHHHH"

Anak itu berteriak sekeras mungkin, tidak terima dengan nasibnya, bingung, sedih sekaligus sakit hati, melihat satu-satunya harapannya musnah.

Pukulan tersebut mendarat di wajah pembunuh berpakaian hijau.

BUAK!

"AHHHHHHHHH"

Lagi, si anak terus berteriak.

Pembunuh berbaju biru maju dan menendang dagu anak itu.

DUAKK!

Anak itu terlempar mundur.

"Payah kalian. Masa bisa kena serangan lemah seperti itu"

Meskipun anak itu mengerahkan seluruh kekuatannya, hal itu belum cukup untuk menghajar para pembunuh itu. Terlihat dua orang yang tadi dipukulnya kini berjalan mendekat seolah tak terkena apa-apa.

Hei Sha berjalan maju sambil mengangkat tangannya keatas.

"Yang tadi sepertinya kurang"

Swushhhh!

Awan mulai berkumpul di langit.

"Black Thunder"

Bersamaan dengan mengepalnya tangan pria itu, sebuah petir pun turun menyambar anak itu.

JLEGER!!

Bruk!

Kelihatannya anak itu benar-benar pingsan sekarang. Seluruh tubuhnya hitam, beberapa kali anak itu bergerak kejang kejang.

Bersamaan dengan hilangnya kesadaran, anak itu mengingat-ingat hal terakhir yang ia lihat, pembantaian, lambang naga dan burung yang bertarung, dan tatapan mati yang sangat dingin seolah dirinya tak layak hidup.

Pembunuh yang mengenakan baju hijau mengangkat kerah anak itu.

Ia menoleh dan berkata pada pembunuh berbaju hitam.

"Kau curang. Kau menyerangnya dua kali"

Namun Hei Sha diam saja tak peduli.

Melhat lawan bicaranya tidak peduli, pembunuh berbaju hijau itu juga tidak melanjutkan pembicaraan.

Ia kini menatap si anak.

"Cyclone Rage"

Telapak tangan si hijau kini dikelilingi angin yang membentuk ujung tombak.

DUAKK!

Sebuah pukulan mendarat tepat di perut anak itu.

Pukulan itu membuat perut anak itu terkoyak.

Si hijau membawa anak itu ke pohon terdekat, kemudian menggantungnya.

"Meteor-"

Sebuah meteor muncul di dekat kaki pria berbaju merah.

"-Shoot"

Ia menendang meteor tersebut.

DUAK

WHUSSHH

Meteor itu melaju kencang hingga akhirnya berhenti di dada anak itu.

DUAKKKK!!

Kini bukan hanya perutnya yang hancur, dadanya pun terluka parah.

Melihat serangan yang tadi cukup dekat dengannya membuat si hijau protes.

"Sialan kau hampir mengenaiku!"

Sedangkan si merah hanya bersiul tak peduli.

"Giliranku"

Si kuning kini melakukan pose aneh.

"Needle from Hell"

Ia melemparkan sebuah jarum tepat diatas pusar anak itu.

KRAK!

Si baju merah protes.

"Hei, kau mengenainya tepat di dantiannya. Itu curang"

Si baju kuning hanya tersenyum dan berkata

"Siapa cepat dia dapat"

Si baju biru maju.

"Baiklah. Biar kuselesaikan"

"Whirlpool Spear"

Sebuah tombak dari air yang ujungnya terus-terusan berputar muncul di tangan pria berbaju biru itu.

WHUSSSH!

Ia melemparkan tombaknya ke arah yang sama dengan serangan pria berbaju kuning sebelumnya.

DARRR!!!

Terdengar suara seperti ada yang pecah.

KRAK...

"Kau sengaja ya?"

KRAK...

"Aku yakin dia pasti sengaja"

BLARRRRR!!!

Terjadi ledakan besar diluar perkiraan kelompok itu.

Ledakan itu menghempaskan mereka berlima cukup jauh.

Mleihat ledakan itu, si anak berbaju merah pergi dengan diikuti pembunuh-pembunuh itu.

Pria berbaju hijau melihat tempat anak itu berada sebelumnya.

"Anak itu pasti sangat berbakat. Ledakan sebesar itu pasti berasal dari dantian yang besar. Sayang sekali"

"Apa kau yakin dia sudah mati?"

"Dengan ledakan sebesar itu?"

Pria berbaju biru balas bertanya.

Mereka saling menatap hingga akhirnya meninggalkan desa yang kini sudah hancur lebur.

------------------

Beberapa hari kemudian....

Terlihat seorang pria berusia paruh baya sedang berjalan menuju desa Crucosyta.

Ia hendak menemui sahabatnya yang tinggal di desa tersebut.

Alangkah terkejutnya ia ketika mendapati pemandangan berupa sebuah tempat yang hancur lebur.

Tempat dimana desa sahabatnya tinggal seharusnya berada.

" Apa apaan ini? Siapa yang menghancurkan desa Crucosyta?"

Mendadak raut muka pria itu berubah sedih bercampur amarah.

Ia menelusuri tempat yang sudah hancur lebur itu. Berharap menemukan seseorang yang masih hidup.

Mudah mudahan saja masih ada beberapa orang yang bertahan hidup.

Tiba tiba ia melihat sebuah tangan dari bawah pohon. Tangan yang cukup kecil, mungkin pemiliknya hanyalah seorang yang berusia 5-6 tahun.

Pria paruh baya tersebut  tidak berharap bahwa pemilik tangan itu masih hidup. Bahkan sebuah desa saja hancur apalagi seorang anak yang berusia 5-6 tahun?

Namun ia tetap mendekati pohon tersebut untuk melihat kondisi anak(yang dianggapnya sudah meninggal) tersebut.

Alangkah terkejutnya ia melihat tubuh anak tersebut masih utuh-meskipun dipenuhi luka, tapi tidak ada bagian tubuh yang hilang-apalagi ketika melihat muka anak tersebut.

"X-Xi ka, Xika, tidak salah lagi dia Xing Xika, anak sahabatku Xing Taiyang, apa yang terjadi pada mu Xika? Ja-jangan-jangan..."

Pria tersebut mengulurkan tangannya dan hendak menyentuh dada xika namun mendadak mata xika terbuka

"...."

"Xi-Xika! Xika, kau tidak apa-apa? Ini aku paman Fa Diala, kau ingat aku kan?"

Xika tampak tak mendengar perkataan pamannya, ia hanya terdiam beberapa saat, dan akhirnya pingsan lagi.

Fa Diala segera membawa Xika kembali ke klannya-setelah memeriksa sekitar.

------------------

Fa Diala kembali teringat saat ia menyelamatkan Xing Xika. Sepuluh tahun telah berlalu, anak itu sudah besar sekarang, bulan depan ia akan resmi berumur 15 tahun.

Xika tumbuh menjadi anak yang memiliki pikiran yang cukup dewasa dibanding anak seusianya, hal itu dikarenakan Xika tidak dapat berkultivasi.

Ya, kejadian sepuluh tahun lalu sukses merengut kesempatan Xika untuk berkultivasi. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Saat hendak menyerap qi, Xika merasakan sakit yang teramat sangat.

Tabib mengatakan bahwa penyebab sakit yang dirasakannya dikarenakan dantian nya retak. Bila ia terus menyerap qi, besar kemungkinan dantiannya meledak dan hancur.

Mengetahui hal tersebut membuat Xika dan Fa Diala teramat sedih. Semenjak hari itu, Xika berhenti mencoba menyerap qi. Meskipun begitu, ia tetap tidak berubah, masih menjalankan kegiatan sehari-harinya seperti biasa. Tetap tertawa riang seolah tak ada apa-apa.

Namun teman-temannya yang lain tidak demikian. Mereka mengejek Xika karena tidak bisa berkultivasi. Beberapa bahkan memukulnya. Namun diam dan pasrah pada keadaan bukanlah sifat Xika.

Meskipun mereka lebih kuat dan lebih banyak, Xika tidak pernah mundur.

"Sekalipun aku mati, aku akan membunuh sebanyak mungkin musuhku" adalah prinsip hidup yang dipegang Xika.

Sekalipun ia terluka dipukuli anak-anak lain, ia tidak tinggal diam. Setidaknya setengah dari jumlah mereka terluka juga.

Karena tidak bisa berkultivasi, Xika dikucilkan oleh hampir seluruh anak sebayanya, sehingga membuat Xika tidak memiliki teman.

Waktunya ia habiskan untuk membaca buku di perpustakaan. Hal itu membuat Xika memiliki pengetahuan yang diluar anak seusianya.

Namun sayangnya, karena dirinya yang tidak mampu berkultivasi, ia tidak diijinkan menaiki lantai atas, ia hanya diizinkan memasuki lantai pertama-itupun dengan banyak tatapan sinis dan merendahkan. Meski begitu, Xika tetap sering membaca di perpustakaan.

Kecintaanya pada buku perlahan-lahan menarik hati penjaga perpustakaan. Kini setidaknya berkurang satu orang yang menatapnya dengan sinis. Selain pamannya, penjaga perpustakaan lah yang bersikap biasa pada Xika.

Selain perpustakaan, tempat yang paling sering dikunjungi Xika adalah gunung belakang klannya, Diamond Shake. Diamond Shake adalah gunung kekuasaan Shaking  Card Clan, gunung itu cukup berbahaya, bahkan seorang kultivator tahap forming 7 dapat terbunuh jika tidak hati-hati.

Diamond Shake terbagi menjadi 3 bagian, daerah luar, daerah inti, daerah terlarang. Hanya para penatua tertinggi dari klan yang dapat memasuki daerah terlarang.

Tentu saja Xika hanya dapat memasuki daerah luar, bagaimana mungkin ia dapat bertahan hidup tanpa kultivasi di tengah sarang binatang buas seperti ini?

Siang ini, Xika tengah berjalan-jalan di gunung belakang klannnya, mencari tanaman-tanaman spiritual, yang mungkin bisa membantu kultivasi  pamannya, atau paling tidak bisa menambah uang saku.

Ya, semenjak pamannya merawat dirinya, muncul banyak penolakan dari klannya sendiri, hal yang membuat Xika sedih. Karena itu ia berusaha membantu pamannya dengan mengumpulkan uang, walaupun sedikit, mungkin bisa membantu.

"Hm?"

"Apa itu?"

Saat tengah berjalan, Xika menemukan suatu hal aneh.

Ada mayat Ice Bear.

"Mengapa ada mayat Ice Bear disini? Bukankah Ice Bear merupakan Spirit Beast tingkat White-3 yang setara dengan kultivator tahap qi gathering 7? Ice Bear kan harusnya hanya terdapat di daerah inti"

Saat tengah mencari penyebabnya Xika merasakan sebuah aura mengerikan dibelakangnya.

"Hm?"

Saat menoleh Xika menemukan sesuatu yang mengejutkan.

Seekor...

"3 Horn Winged Snake!!!!!!"

Xika segera berlari secepat mungkin. Ia berlari seperti orang gila, tidak peduli ke mana ia pergi, yang ia pikirkan hanyalah lari dari 3 Horn Winged Snake tingkat White-4 yang setara dengan kultivator tahap qi gathering 9.

"Pantas saja ice bear itu mati"

Xika menoleh kebelakang, dan menemukan ular itu sudah cukup dekat dengan dirinya.

Xika semakin mempercepat larinya.

Duaakkkkk!!!

Sialnya, ia tersandung akar pohon,dan terjatuh.

Saat hendak menoleh, Xika mendengar suara ular yang ia yakini sebagai suara ular yang mengejarnya tadi seolah tersiksa.

Saat ia menoleh, ia tidak menemukan apapun.

Tidak ada!

3 Horn Winged Snake yang mengejarnya tidak ada!

Xika memeriksa sekitarnya.

Hm? Dimana aku?

Saat tengah berlari dari kejaran 3 Horn Winged Snake, Xika lupa ke arah mana ia berlari. Tanpa sadar kini ia sudah di daerah inti.

Xika merasakan hal yang aneh, meskipun ia sedang di daerah inti, ia tidak menemukan satu hewan pun disini, 3 Horn Winged Snake yang mengejarnya pun tak terlihat seolah menghilang begitu saja.

"Mmmm, memang ular rasanya paling enak, meskipun hanya tahap White-4, tapi lumayanlah"

Mendadak Xika mendengar sebuah suara.

"Si-siapa itu?!"

Hening. Tak ada jawaban.

"Sepertinya hanya perasaanku saja" ucap Xika sambil mengelus dada.

"Manusia huh? Sudah lama sekali aku tidak bertemu manusia. Apa yang kau lakukan disini manusia?"

Terdengar lagi! Suara tadi bukan hanya perasaannya. Suara tersebut benar-benar nyata!

Xika agak ragu menjawab suara tersebut mengingat ia berbicara seolah sudah lama sekali ia melihat manusia, sepertinya ia bukan manusia. Terlebih kemungkinan mahkluk inilah yang membuat 3 Horn Winged Snake yang mengejarnya tersiksa.

"Salam, senior. Saya hanya tersesat, saya tidak bermaksud mengganggu senior, saya akan pergi segera. Permisi"

Xika tidak berani bersikap tidak sopan, ia juga tidak berani berlama-lama di tempat ini, namun saat ia hendak pergi...

"Tunggu!"

Deg!

Xika segera membungkukkan badannya dan menyatukan kedua tangannya.

"Senior! Mohon ampun jika junior berbuat salah, saya tidak bermaksud mengganggu senior, sungguh! Tolong biarkan saya pergi."

"Bagaimana kalau kau tidak dapat pergi?"

"Aku tidak mengerti maksud senior. Sampai jumpa"

Xika melemparkan sesuatu ke tanah dan mendadak kabut muncul.

Ia segera berlari secepat mungkin. Menjauh sebisa mungkin dari mahkluk tak dikenal itu.

BRUK!

Xika menabrak sesuatu.

"Apa ini?"

Ia mengulurkan tangannya meraba-raba. Tangannya menyentuh sesuatu. Lebih tepatnya sebuah dinding.

"Heh, tempat ini dipenuhi auraku, sehingga membuat tak ada satu hewan spiritual pun yang berani dekat dekat, kalau kau keluar dari tempat ini, kau tidak akan bertahan sejam pun, banyak hewan spiritual diluar sana siap untuk memangsamu, terlebih kau bukan lah kultivator, bukan, lebih tepatnya kau tidak bisa berkultivasi, kau hanyalah manusia cacat."

Sorot mata Xika berubah menyeramkan. Tidak bisa berkultivasi merupakan titik lemahnya. Meskipun ia sendiri seolah tidak peduli, tapi ia sebenarnya sangat iri dengan teman sebayanya. Dan suara itu dengan santai menghinanya membuat Xika marah.

"Aku bisa berkultivasi atau tidak bukan urusanmu!"

Nada suara Xika berubah, begitu juga dengan bahasanya, ia tidak peduli lagi dengan kesopanan.

Suara itu terkekeh sebentar, kemudian berhenti seolah menyadari sesuatu.

"Hm? Tunggu dulu...... Itu.... Begini.... Lalu...... Benar juga..... Ya! Bisa-bisa!"

Suara itu mendadak bicara sendiri. Terdengar seperti  mencari cara untuk melakukan sesuatu.

Xika yang menyaksikan hal ini -walau tidak bisa dibilang menyaksikan karena ini hanya suara- hanya diam dengan alis mengkerut dan hati yang bertanya-tanya.

Selang beberapa waktu, suara itu akhirnya mengingat keberadaan Xika.

"Dengar nak, saat ini aku tidak mempunyai tubuh. Bahkan jiwakupun sangat lemah, sampai sampai aku harus menghisap energi mahkluk lain.

Dulu jangankan menghisap energi mereka, bahkan untuk berpikir menghisap energi mereka aku tidak akan sudi"

"?"

Alis Xika semakin mengkerut. Bingung karena suara itu mendadak bercerita. Namun ia tidak berani menganggu, sehingga diam saja.

"Aku merupakan hewan spiritual campuran yang sangat langka, banyak yang mengincar nyawaku, bahkan klan ibuku pun mengincarku. Aku akhirnya melarikan diri. Kedua orangtuaku ditangkap demi melindungiku"

"Apa yang kau bicarakan?"

"...... "

Suara itu terdiam sebentar.

Ia melanjutkan.

"Aku melihat sesuatu didalam dirimu, sesuatu yang akan membawaku kembali ke kejayaan masa lalu ku, bahkan lebih"

Xika mengernyitkan alisnya.

"Mungkin dulu 'sesuatu' yang kau lihat itu ada, namun sekarang sudah sirna. Dantianku retak, bila aku menyerap qi, dantianku akan meledak dam hancur, bagaimana mungkin aku bisa mengembalikan kejayaanmu di masa lalu.

"Dantian mu mungkin akan meledak. Tapi tidak hancur"

 

 

Terpopuler

Comments

Nur Ngatemi

Nur Ngatemi

terjemahan juga yg lumayan amburadul kata katanya

2023-12-29

0

kc rahman

kc rahman

dilihat2 translet nie

2022-10-29

0

Adit Trisakti

Adit Trisakti

masih Pantau....

2022-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 CCS-1 (Arc 1 : Fate, Poem, and the Slaughter)
2 CCS-2
3 CCS-3
4 CCS-4
5 CCS-5
6 CCS-6
7 CCS-7
8 CCS-8
9 CCS-9
10 CCS-10
11 CCS-11
12 CCS-12
13 CCS-13
14 CCS-14
15 CCS-15
16 CCS-16 ( Arc 2: The Journey)
17 CCS-17
18 CCS-18
19 CCS-19
20 CCS-20
21 CCS-21
22 CCS-22
23 CCS-23
24 CCS-24
25 CCS-25
26 CCS-26
27 CCS-27
28 CCS-28
29 CCS-29
30 CCS-30
31 CCS-31
32 CCS-32
33 CCS-33
34 CCS-34
35 CCS-35
36 CCS-36
37 CCS-37
38 CCS-38
39 CCS-39
40 CCS-40
41 CCS-41
42 CCS-42
43 CCS-43
44 CCS-44
45 CCS-45
46 CCS-46
47 CCS-47
48 CCS-48
49 CCS-49
50 CCS-50
51 CCS-51
52 CCS-52
53 CCS-53
54 CCS-54
55 CCS-55
56 CCS-56
57 CCS-57
58 CCS-58
59 CCS-59
60 CCS-60
61 CCS-61
62 CCS-62
63 CCS-63
64 CCS-64
65 CCS-65
66 CCS-66
67 CCS-67
68 CCS-68
69 CCS-69
70 CCS-70
71 CCS-71
72 CCS-72
73 CCS-73
74 CCS-74
75 CCS-75
76 CCS-76
77 CCS-77
78 CCS-78
79 CCS-79
80 CCS-80
81 CCS-81
82 CCS-82
83 CCS-83
84 CCS-84
85 CCS-85
86 CCS-86
87 CCS-87
88 CCS-88
89 CCS-89
90 CCS-90
91 CCS-91
92 CCS-92
93 CCS-93
94 CCS-94
95 CCS-95
96 CCS-96
97 CCS-97
98 CCS-98
99 CCS-99
100 CCS-100 (Arc 3: A Rising Star)
101 CCS-101
102 CCS-102
103 CCS-103
104 CCS-104
105 CCS-105
106 CCS-106
107 CCS-107
108 CCS-108
109 CCS-109
110 CCS-110
111 CCS-111
112 CCS-112
113 CCS-113
114 CCS-114
115 CCS-115
116 CCS-116
117 CCS-117
118 CCS-118
119 CCS-119
120 CCS-120
121 CCS-121
122 CCS-122
123 CCS-123
124 CCS-124
125 CCS-125
126 CCS-126
127 CCS-127
128 CCS-128
129 CCS-129
130 CCS-130
131 CCS-131
132 CCS-132
133 CCS-133
134 CCS-134
135 CCS-135
136 CCS-136
137 CCS-137
138 CCS-138
139 CCS-139
140 CCS-140
141 CCS-141
142 CCS-142
143 CCS-143
144 CCS-144
145 CCS-145
146 CCS-146
147 CCS-147
148 CCS-148
149 CCS-149
150 CCS-150
151 CCS-151
152 CCS-152
153 CCS-153
154 CCS-154
155 CCS-155
156 CCS-156
157 CCS-157
158 CCS-158
159 CCS-159
160 CCS-160
161 CCS-161
162 CCS-162
163 CCS-163
164 CCS-164
165 CCS-165
166 CCS-166
167 CCS-167
168 CCS-168
169 CCS-169
170 CCS-170
171 CCS-171
172 CCS-172
173 CCS-173
174 CCS-174
175 CCS-175
176 CCS-176
177 CCS-177
178 CCS-178
179 CCS-179
180 CCS-180
181 CCS-181
182 CCS-182
183 CCS-183
184 CCS-184
185 CCS-185
186 CCS-186
187 CCS-187
188 CCS-188
189 CCS-189
190 CCS-190
191 CCS-191
192 CCS-192
193 CCS-193
194 CCS-194
195 CCS-195
196 CCS-196
197 CCS-197
198 CCS-198
199 CCS-199
200 CCS-200
201 CCS-201
202 CCS-202
203 CCS-203
204 CCS-204
205 CCS-205
206 CCS-206
207 CCS-207
208 CCS-208
209 CCS-209
210 CCS-210
211 CCS-211
212 CCS-212
213 CCS-213
214 CCS-214
215 CCS-215
216 CCS-216
217 CCS-217
218 CCS-218
219 CCS-219
220 CCS-220
221 CCS-221
222 CCS-222
223 CCS-223
224 CCS-224
225 CCS-225
226 CCs-226
227 CCS-227
228 CCS-228
229 CCS-229
230 CCS-230
231 CCS-231
232 CCS-232
233 CCS-233
234 CCS-234
235 CCS-235
236 CCS-236
237 CCS-237
238 CCS-238
239 CCS-239
240 CCS-240
241 CCS-241
242 CCS-242
243 CCS-243
244 CCS-244
245 CCS-245
246 CCS-246
247 CCS-247
248 CCS-248
249 CCS-249
250 CCS-250
251 CCS-251
252 CCS-252
253 CCS-253
254 CCS-254
255 CCS-255
256 CCS-256
257 CCS-257
258 CCS-258
259 CCS-259
260 CCS-260
261 CCS-261
262 CCS-262
263 CCS-263
264 CCS-264
265 CCs-265
266 CCS-266
267 CCS-267
268 CCS-268
269 CCS-269
270 CCS-270
271 CCS-271
272 CCS-272
273 CCS-273
274 CCS-274
275 CCS-275
276 CCS-276
277 CCS-277
278 CCS-278
279 CCS-279
280 CCS-280
281 CCS-281
282 CCS-282
283 CCS-283
284 CCS-284
285 CCS-285
286 CCs-286
287 CCS-287
288 CCS-288
289 CCS-289
290 CCS-290
291 CCS-291
292 CCS-292
293 CCS-293
294 CCS-294
295 CCS-295
296 CCS-296
297 CCS-297
298 CCS-298
299 CCS-299
300 CCS-300
301 CCS-301
302 CCS-302
303 CCS-303
304 CCS-304
305 CCS-305
306 CCS-306
307 CCS-307
308 CCS-308
309 CCS-309
310 CCS-310
311 CCS-311
312 CCS-312
313 CCS-313
314 CCS-314
315 CCS-315
316 CCS-316
Episodes

Updated 316 Episodes

1
CCS-1 (Arc 1 : Fate, Poem, and the Slaughter)
2
CCS-2
3
CCS-3
4
CCS-4
5
CCS-5
6
CCS-6
7
CCS-7
8
CCS-8
9
CCS-9
10
CCS-10
11
CCS-11
12
CCS-12
13
CCS-13
14
CCS-14
15
CCS-15
16
CCS-16 ( Arc 2: The Journey)
17
CCS-17
18
CCS-18
19
CCS-19
20
CCS-20
21
CCS-21
22
CCS-22
23
CCS-23
24
CCS-24
25
CCS-25
26
CCS-26
27
CCS-27
28
CCS-28
29
CCS-29
30
CCS-30
31
CCS-31
32
CCS-32
33
CCS-33
34
CCS-34
35
CCS-35
36
CCS-36
37
CCS-37
38
CCS-38
39
CCS-39
40
CCS-40
41
CCS-41
42
CCS-42
43
CCS-43
44
CCS-44
45
CCS-45
46
CCS-46
47
CCS-47
48
CCS-48
49
CCS-49
50
CCS-50
51
CCS-51
52
CCS-52
53
CCS-53
54
CCS-54
55
CCS-55
56
CCS-56
57
CCS-57
58
CCS-58
59
CCS-59
60
CCS-60
61
CCS-61
62
CCS-62
63
CCS-63
64
CCS-64
65
CCS-65
66
CCS-66
67
CCS-67
68
CCS-68
69
CCS-69
70
CCS-70
71
CCS-71
72
CCS-72
73
CCS-73
74
CCS-74
75
CCS-75
76
CCS-76
77
CCS-77
78
CCS-78
79
CCS-79
80
CCS-80
81
CCS-81
82
CCS-82
83
CCS-83
84
CCS-84
85
CCS-85
86
CCS-86
87
CCS-87
88
CCS-88
89
CCS-89
90
CCS-90
91
CCS-91
92
CCS-92
93
CCS-93
94
CCS-94
95
CCS-95
96
CCS-96
97
CCS-97
98
CCS-98
99
CCS-99
100
CCS-100 (Arc 3: A Rising Star)
101
CCS-101
102
CCS-102
103
CCS-103
104
CCS-104
105
CCS-105
106
CCS-106
107
CCS-107
108
CCS-108
109
CCS-109
110
CCS-110
111
CCS-111
112
CCS-112
113
CCS-113
114
CCS-114
115
CCS-115
116
CCS-116
117
CCS-117
118
CCS-118
119
CCS-119
120
CCS-120
121
CCS-121
122
CCS-122
123
CCS-123
124
CCS-124
125
CCS-125
126
CCS-126
127
CCS-127
128
CCS-128
129
CCS-129
130
CCS-130
131
CCS-131
132
CCS-132
133
CCS-133
134
CCS-134
135
CCS-135
136
CCS-136
137
CCS-137
138
CCS-138
139
CCS-139
140
CCS-140
141
CCS-141
142
CCS-142
143
CCS-143
144
CCS-144
145
CCS-145
146
CCS-146
147
CCS-147
148
CCS-148
149
CCS-149
150
CCS-150
151
CCS-151
152
CCS-152
153
CCS-153
154
CCS-154
155
CCS-155
156
CCS-156
157
CCS-157
158
CCS-158
159
CCS-159
160
CCS-160
161
CCS-161
162
CCS-162
163
CCS-163
164
CCS-164
165
CCS-165
166
CCS-166
167
CCS-167
168
CCS-168
169
CCS-169
170
CCS-170
171
CCS-171
172
CCS-172
173
CCS-173
174
CCS-174
175
CCS-175
176
CCS-176
177
CCS-177
178
CCS-178
179
CCS-179
180
CCS-180
181
CCS-181
182
CCS-182
183
CCS-183
184
CCS-184
185
CCS-185
186
CCS-186
187
CCS-187
188
CCS-188
189
CCS-189
190
CCS-190
191
CCS-191
192
CCS-192
193
CCS-193
194
CCS-194
195
CCS-195
196
CCS-196
197
CCS-197
198
CCS-198
199
CCS-199
200
CCS-200
201
CCS-201
202
CCS-202
203
CCS-203
204
CCS-204
205
CCS-205
206
CCS-206
207
CCS-207
208
CCS-208
209
CCS-209
210
CCS-210
211
CCS-211
212
CCS-212
213
CCS-213
214
CCS-214
215
CCS-215
216
CCS-216
217
CCS-217
218
CCS-218
219
CCS-219
220
CCS-220
221
CCS-221
222
CCS-222
223
CCS-223
224
CCS-224
225
CCS-225
226
CCs-226
227
CCS-227
228
CCS-228
229
CCS-229
230
CCS-230
231
CCS-231
232
CCS-232
233
CCS-233
234
CCS-234
235
CCS-235
236
CCS-236
237
CCS-237
238
CCS-238
239
CCS-239
240
CCS-240
241
CCS-241
242
CCS-242
243
CCS-243
244
CCS-244
245
CCS-245
246
CCS-246
247
CCS-247
248
CCS-248
249
CCS-249
250
CCS-250
251
CCS-251
252
CCS-252
253
CCS-253
254
CCS-254
255
CCS-255
256
CCS-256
257
CCS-257
258
CCS-258
259
CCS-259
260
CCS-260
261
CCS-261
262
CCS-262
263
CCS-263
264
CCS-264
265
CCs-265
266
CCS-266
267
CCS-267
268
CCS-268
269
CCS-269
270
CCS-270
271
CCS-271
272
CCS-272
273
CCS-273
274
CCS-274
275
CCS-275
276
CCS-276
277
CCS-277
278
CCS-278
279
CCS-279
280
CCS-280
281
CCS-281
282
CCS-282
283
CCS-283
284
CCS-284
285
CCS-285
286
CCs-286
287
CCS-287
288
CCS-288
289
CCS-289
290
CCS-290
291
CCS-291
292
CCS-292
293
CCS-293
294
CCS-294
295
CCS-295
296
CCS-296
297
CCS-297
298
CCS-298
299
CCS-299
300
CCS-300
301
CCS-301
302
CCS-302
303
CCS-303
304
CCS-304
305
CCS-305
306
CCS-306
307
CCS-307
308
CCS-308
309
CCS-309
310
CCS-310
311
CCS-311
312
CCS-312
313
CCS-313
314
CCS-314
315
CCS-315
316
CCS-316

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!