Kini, renovasi gedung kosong tadi sudah hampir mencapai 85%. Anna menghela nafas panjang sambil menepuk kedua tangannya.
Ia melihat jam dinding yang menujukkan pukul hampir 8 pagi. "Apakah mereka sudah datang, Lucy?"
"Sudah setengah orang yang daftar yang datang, nona," balas Lucy setelah ia mengecek para pelamar tersebut.
Frans dan Samuel tiba-tiba datang menghampiri kedua gadis itu. "Tuan... Tuan jangan memaksa diri. Hari ini jadwal kita sangat padat."
"Iya, iya aku tau kok... Jangan perlu khawatir tentang keadaanku."
"Syukur deh kalau kalian sudah datang," ucap Anna berjalan menghampiri kedua pemuda tampan itu.
"ALEXXX!! AKHIRNYA KAMU DATANG JUGA!!"
"Alex?" Tanya Samuel merasa kebingungan.
"Ah... Maaf!! Maksudku Samuel..." Anna menepok bibirnya dengan salah satu tangannya karena dirinya merasa bodoh.
Maklumlahh...
Mereka berdua benar-benar mirip banget, bahkan sampai keliru manggilnya.
"Kok kamu tidak menyapaku?" tanya Frans cemberut sok imut. Membuat Anna sekian kalinya ia merinding disko.
"Emangnya harus aku sapa kamu?" tanya Anna balik ke arah pria itu.
Akhir-akhir ini, Anna sekarang mulai berani kepada Frans Hourmant. Tentu saja dia sekarang memiliki tameng yang paling kuat. Siapa lagi kalau bukan Sang Pencipta.
Ia bertemu dengan Tuhan sekitar 3 hari yang lalu melalui mimpi. Sekalian memberi update progres sampai mana ia lakukan.
Vina juga bertanya perihal jika Anna dibunuh oleh seseorang terutama Frans sekalipun. Dengan entengnya Tuhan menjawab, " Aku akan membangkitkan engkau, anakku..."
EMANGNYA KUCING APA??!! PUNYA 9 NYAWA!!
Oleh karena itu Vina semakin berani ke Frans, jika laki-laki itu mau bunuh dia, tinggal dirinya bangkit dari kematian...
Atau secara logikanya dibuat skenario agar dirinya bebas dari kematian Anna.
"Ingat, ya... Ini cuman wawancara, jangan kalian main-main, ngerti?" Ucap Anna serius membuat kedua pria itu mengangguk paham.
"Nona Anna.." Panggil Lucy kepada nonanya. Anna segera bergegas menghampiri gadis berambut biru laut itu.
Setelah Anna meninggalkan kedua pemuda itu, Samuel berbisik kepada tuannya, " Akhir-akhir ini... Nona Anna benar-benar berbeda, ya. Tuan tidak menyadarinya?"
"Dari awal juga aku merasakan hal seperti itu." Ucap Frans kemudian.
"Pasti ada yang membunyikan sesuatu," Samuel melirik sekilas ke arah lelaki di sampingnya.
"Maksudnya?"
"Mungkin saja wanita itu sedang berpura-pura biar Ben berpaling dari Alisha."
"Tapi, tuan..."
"Kalau benar, aku tidak segan untuk bunuh-"
"Aku bisa dengar apa yang kalian bicarakan..." Mereka berdua langsung menoleh ke arah Anna yang sedang berkacak pinggang.
"T-tidak, nona... Kami hanya..."
"Anastasia Girdadez..." tiba-tiba Frans memotong pembicaraan asistennya.
"Sebenarnya kamu ini siapa?" Lucy maupun Samuel dibuat kaget oleh ucapan Duke Of Hourmant ini.
"Selama 2 bulan ini aku selalu memperhatikan tingkah lakumu yang berubah, Nona Girdadez."
"Lagipula aku bisa tau kalau Nona Girdadez masih cinta mati dengan Pangeran Ben. Walaupun pernikahan batal, dia masih teruua mengejarnya."
Samuel dan Lucy sama-sama mengangguk setuju dengan pendapat Frans. Bagaimanapun tujuan sebenarnya dari hidup Anna cuman satu, mendapatkan cinta Ben. Gitu doang.
Lagipula lelaki berambut blonde itu sudah mengenal Anna sejak mereka berusia 6 tahun.Makanya dia hafal betul sifat dari Anastasia Girdadez.
Anna diam saja beberapa menit, kemudian ia menghela nafas panjang. "Ahh... Apa boleh buat deh..."
Anna mengeluarkan sebuah benda berbentuk persegi panjang dan memfoto baik Frans, Samuel, bahkan Lucy sekalipun.
"Benda apa itu?" tanya Frans kebingungan.
"Seandainya... Frans Hourmant masih tetap berpikiran seperti itu, lebih baik engkau memberitahukan hal ini lebih dulu."
"Emang boleh, Tuhan?" Tanya Vina sedikit kaget dan ragu dengan keputusan Sang Pencipta.
"Selama Aku mantau dari atas, Frans Hourmant sampai sekarang belum ada tanda-tanda perubahan sama sekali."
"Dan juga seleksi menjadi raja sebentar lagi akan dilaksanakan. Kita tidak punya waktu."
"Benar sih... Dan juga pihak Ben sudah bergerak lebih maju dari Frans. Aku tidak tau isi pikiran si Frans itu. Kenapa dia tidak mau bergerak duluan juga sih?"
"Karena dia tidak memiliki motivasi untuk menjadi raja," jawab Tuhan tiba-tiba.
"Dia memang awalnya tidak berniat menjadi raja. Itulah kenapa cerita yang engkau baca dulu, tiba-tiba Bentley jadi raja langsung."
"Jadi... Frans langsung mengundurkan diri, gitu?" Dan Tuhan pun mengangguk betul.
"Sebenarnya aku bukan Anna yang kalian kenal."
"Lalu... Kamu siapa? Dimana Nona Anna asli?" Tanya Lucy mulai.
"Tubuh ini memang punya Anna asli. Tapi jiwanya... Tidak tau." Anna berjalan mendekati lelaki itu dan, berkata, "Dengar Frans Hourmant..."
"Tujuanku ke sini adalah membantumu menjadi raja."
"A-apa?" tanya Frans tidak percaya.
"Kalau kamu tidak percaya, ya sudahlah... Aku, kan cuman membantu kamu menjadi Raja."
"Kalau tidak mau... Gimana?"
"Kenapa?" Tanya Anna balik.
Frans mengangkat kedua bahunya, "Kenapa? Ya tentu saja aku tidak cocok jadi raja. Lagipula ada si Ben, bukan?"
"Tuan..." gumam Samuel khawatir.
"Jawaban macam apa itu, hah?" Tiba-tiba mereka bertiga menoleh ke arah Anna yang bukan Anna sebenarnya.
"Dengar, ya... Aku udah capek-capek ke sini, diancam sama kamu kek, berusaha membatalkan pernikahan sama dia, kek, terus kamu bilangnya tidak mau? Laki-laki macam apa kamu hah?"
"Menjadi raja adalah takdirmu!! Bukan Ben!!" Teriak Anna kesal.
Ya iyalah kesal... Orangnya tidak mau kerja sama. Dia gak bisa pulang ke dunianya kalau begini terus...
"Berarti... Kamu sudah tau masa laluku?" Anna tidak menjawab karena bertetapan itu, Lucy sudah memberitau kalau para peserta calon pelamar sudah datang semuanya dan menujukkan pukul 8 pagi.
Mereka langsung bersiap-siap di posisinya masing-masing. Beberapa menit, Lucy memanggil seseorang dibalik pintu dan beberapa detik munculah seorang pria berusia 30-an.
Karena ini bukan dunia Vina yang sudah disuruh bikin CV dan sebagainya, Vina memutuskan untuk mewawancarai para pelamar.
Sebenarnya kurang efisien sih kalau cuman sebatas wawancara, soalnya pasti ada kok 1 atau 2 orang yang pandai bicara, tapi tindakannya nol besar.
Untuk itulah ponsel pintar di sebelah Anna bisa mendektesi kebohongan seseorang lewat sensor suara dan sebuah kamera yang ternyata dia dikasih oleh Tuhan untuk mempermudah misinya.
Tapi tenang, kok...
Kameranya sudah disembunyikan dengan baik dan benar tanpa sepengetahuan siapapun kecuali Anna sendiri.
"Nama, umur, sama tempat Tinggal?" tanya Anna memulai sesi wawancara.
"Nama saya Justin Tirless, usia 32 tahun, asal dari Brighton."
Brighton? Bukannya...
"Brighton, ya... Kalau tidak salah, tempat itu terkenal dengan dunia busana yang sangat bagus dan terkenal."
"Kenapa kamu mengambil pekerjaan ini? Bukannya bagus bekerja di kampung halamanmu?"
Justin menatap Anna dan Frans dengan lekat. "Karena saya tidak bisa pulang ke sana."
Anna melirik sebentar ke arah ponsel pintarnya. Tidak ada yang menujukkan tanda-tanda kebohongan dari pria tersebut.
"Kamu sudah baca lamaran kemarin, bukan? Di sana kami butuh akuntan, kurir surat, penulis surat, serta resepsionis. Dari 4 bidang ini menurutmu mana yang kamu cocok?"
Justin masih diam dan Anna serta Frans menunggu jawaban laki-laki itu.
DIA NIAT GAK SIH MAU LAMAR DI SINI??!!
"Sepertinya saya akan memilih sebagai kurir surat."
Mereka berdua saling pandang satu sama lain. Lalu Anna membisikan ke arah Frans.
" Gimana menurutmu?"
"Dia cocok-cocok saja sih jadi kurir surat."
"Dia tidak mencurigakan, kan?" Frans menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dia tidak mencurigakan menurut pandaganku."
Anna mengangguk setuju. Saat dia masuk pertama kali, Anna pertama kali melihat sosok Justin itu. Dia kira seperti orang yang mencurigakan.
Penampilan yang lusuh dan tidak diurus.
"Baiklah... Kamu diterima di tempat ini."
"Terima kasih, nona, tuan..." ucapnya sambil membungkuk-bungkuk badan.
"Ingat, ya... Kamu belum tentu sepenuhnya diterima bekerja di sini. Minggu depan kamu barus datang mengikuti pelatihan selama 1 bulan."
"Baik!!" seru Ucap Justin sambil memberi hormat ala militer. Frans yang melihat sikap hormat Justin langsung menatap penuh curiga.
"Saya permisi dulu." setelah Justin pergi meninggalkan mereka.
Mereka menghela nafas panjang. Baru satu orang saja sudah capek, gimana dengan yang lain?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Ida Blado
lah masa id^ntitasnya langsung di bongkar gitu aja
2022-05-23
1
Idni🙃
Lanjut thor
2021-04-04
1