Anna mengacak rambutnya dengan kasar. Ia benar-benar pusing 7 keliling mendengar sebuah rumor kalau Frans bakal jadi calon raja dan bersaing dengan Ben.
Kalau misalnya rumor yang didengar oleh para warga benar, bisa-bisa seluruh kerajaan dibuat heboh.
Terutama Vina yang masih mencari cara bagaimana caranya supaya Frans bisa menjadi raja.
Soalnya ini rumor nih...
Kalau misalnya rumornya salah...
Vina pasti kesusahan dalam misi ini.
Kalau benar...
Ini akan menjadi hal yang mudah untuk bisa menyelesaikan misi dalam waktu dekat.
"Anna..." Tiba-tiba Eli memanggil adiknya membuat Anna menoleh ke arahnya.
"Bisakah kamu duduk dengan benar?" Anna menghiraukan perkataan kakaknya yang masih dengan posisinya mengangkat kedua lakinya diatas sofa dan berjongkok.
"Aku sedang pusing."
"Kalau pusing, istirahat," Anna menoleh cepat ke arah Eli dan menatap tajam.
INI PUSING YANG BUKAN KAU KIRA!!!
Anna berdecak kesal dan mengacak rambutnya sekali lagi.
"Kak... Kakak sudah dengar rumor belum?"
"Rumor tentang penerus raja, bukan?" Anna mengangguk mantap.
"Menurut kakak... Aneh tidak sih?"
"Aneh kenapa?" tanya Eli kepada adiknya.
"Ya... Secara kita tau banget, kan kalau Pangeran Ben merupakan penerus selanjutnya secara langsung, tapi kenapa Duke Hourmant dipilih jafi calon raja juga?"
"Itu juga aku pikirkan," Eli duduk disebelah Anna.
"Tapi semoga saja rumor itu tidak benar."
KALAU RUMORNYA TIDAK BENAR, AKU TIDAK BISA PULANG SECEPATNYA!!
"Tapi..." Anna menoleh ke arah kakaknya yang juga berpikir sejenak.
"Kenapa harus Duke Hourmant?"
ITU YANG GUE PIKIRKAN!!!
Sepasang saudara Girdadez saling berpikir satu sama lain hingga Lucy muncul dihadapan mereka berdua.
"Nona Anna... Saya dapat kiriman dari Duke Hourmant."
Mendengar sebuah surat dari Frans, Anna dan Eli saling menatap ke arah Lucy.
"Dari Duke Hourmant?" Anna mengambil surat tersebut dan membuka isi dari surat yang ditulis oleh lelaki itu.
Sementara Eli ikut-ikutan membaca surat tersebut.
"Temuilah aku besok lusa malam di Hilada Park..."
Seketika Anna merinding disko. Jangan-jangan dia masih dendam kesumat ke dirinya?
"Tumben sekali dia memberi surat kepadamu." Ucap Eli penasaran.
"Kak Eli... Temenin aku donggg..." tiba-tiba Anna memohon-mohon kepada kakaknya untu temenin dia besok lusa.
"Kenapa harus aku yang temenin kamu. Kamu, kan bisa minta ke penjaga lain," Anna menggeleng kuat.
Dia sebenarnya tau kalau Frans lebih takut sama Eli ketimbang adiknya. Entalah kenapa lelaki periang itu lebih takut dengan Eli.
"Iya... Iya... Aku akan pergi ke sana bersama," Anna langsung kegirangan bukan main.
Akhirnya kesempatan mati sedikit berkurang lah...
...****************...
Di tempat lain, sebuah istana megah dan besar, Frans Hourmant berjalan menuju altar raja. Ia sudah mendengar kalau ada sebuah rumor kalau dirinya digadang-gadang menjadi calon raja melawan Pangeran Ben.
"Sudah kuduga kalau kamu datang," Frans memberi hormat kepada sang raja.
"Saya ingin bertanya kepada anda. Kenapa Yang Mulia ingin saya menjadi calon raja?" Raja Gieorgio masih diam dan belum mengangkat suara sama sekali.
"Sebenarnya... Tujuan Yang Mulia apa?"
...****************...
"Nona..." panggil Lucy saat nonanya berjalan bolak-balik.
"Arrgghh!! Sialannnn!!" teriak Anna frustasi.
"Bagaimana kalau nona jalan-jalan di taman belakang?" usul Lucy. Tampaknya nonanya butuh istirahat.
Anna tanpa pikir panjang mengangguk setuju.
Mereka berdua berjalan-jalan menyusuri taman rumah Anna. Menghirup udara segar dari permasalahan yang belum kelar-kelar.
Ia melihat sebuah danau buatan di tengah taman yang lumayan luas. Melihat danau itulah teringat saat Anna tiba-tiba kecebur ke danau.
Vina juga harus mencari tau kenapa Anna tiba-tiba kecebur ke danau, padahal di cerita aslinya dia tidak tercebur ke dalam danau.
Tiba-tiba terbesit sebuah ide paling gila di pikiran Vina. Kenapa tidak menceburkan dirinya ke sana lagi.
Bukannya tidak melelaikan tugas yang diberikan Tuhan, tetapi mencari tau saja kenapa Anna tiba-tiba melakukan hal seperti.
Aahh Entalahhh....
Author tidak mengerti jalan pikiran Vina. Anna melirik ke arah Lucy yang sibuk berbicara dengan salah satu tukang kebun.
Ini kesempatanku!!
Kedua kakinya segera berlari meninggalkan pelayan pribadinya dan menuju ke danau. Lucy yang menyadari kalau nonanya berlari menuju ke danau berlari dan menyuruh Anna untuk berhenti.
Sayangnya Anna tidak mendengar perkataan pelayannya dan sudah mendekati danau tersebut.
DANAU!! HERE WE GOO!!
Namun badannya ditahan oleh seseorang sehingga badannya ditarik oleh seorang dari belakang.
SIAPA SIH YANG MENGGANGGU RENCANA GUE!!
Ia melihat ke belakang dan mengejutkan bahwa Frans tiba-tiba datang dan menghalangi Anna untuk cebur ke danau.
Ia menarik badan Anna dan jarak mereka semakin dekat. "Kamu ngapain sihh??!!" ucap Anna meronta-ronta berusaha melepaskan dari Frans.
"Kamu ngapain lari-lari ke danau? Mau bunuh diri?" Tanya Frans balik.
Anna tiba-tiba melepaskan genggaman Frans dengan paksa. Sementara Lucy hanya menyaksikan mereka berdua saja.
Anna menuduk ke bawah dan mengepalkan kedua tangannya. "Tuan... Maafkan saya, sepertinya Nona tampak stres akhir-akhir ini." Ucap Lucy menghampiri mereka berdua.
Frans yang mendengar penuturan Lucy, menoleh ke arahnya. "Benarkah?"
Anna tiba-tiba menyeringai dan tanpa aba-aba ia langsung lompat ke danau membuat Frans dan Lucy dibuat terkejut.
"Nona Anna!!"
Tujuan melakukan hal konyol itu hanya ingin mencemplung ke danau saja karena suhunya adem.
*E*rgghhh... Emang kamu yakin, Vin? Ini kan diluar naskah ceritanya... *author*
EMANGNYA KENAPA SIH? GUE PINGIN BERENANG SAJA, KOK!!
Ya sudah terserah kamu saja!!
Kedua matanya perlahan terbuka dan melihat seluruhnya dikeliling oleh air. Ia melihat seorang wanita yang tidak asing bagi Vina.
Wanita muda berambut blonde dan bermata Emerald berenang menghampiri Vina.
"T..Olongg... Selamatkan..." Ucapnya yang sepenangkapan Vina karena suara wanita tersebut tidak terdengar.
Dan setelah itu Vina tidak tersadarkan diri.
Frans berenang ke dala danau tersebut dan berhasil meraih Anna dan membawa gadis itu ke luar dari danau dan mengakat ke daratan.
Eli yang mendengar berita bahwa adiknya melakukan masalah langsung menghampiri Lucy, Anna, dan Frans.
Frans segera melakukan pertolongan pertama kepadanya dan memberi nafas buatan. Syukurnya gadis itu bisa tertolong dengan selamat.
"Bawa dia ke kamar!" Per8ntah Eli kepada Lucy dan beberapa pelayan lainnya, namun Frans dengan sigap menggendong Anna.
"Biar saya yang bawa dia ke kamarnya."
...****************...
Eli memandang adiknya yang masih tertidur pulas dengan penuh khawatir. Ia menghela nafas panjang.
"Nona Eli..." Ucap Lucy memanggil Eli.
"Ini sudah larut malam. Lebih baik nona tidur saja."
"Tapi..."
"Biar saya yang mengawasi Nona Anna." Eli menghela nafas berat dan mengangguk keputusan Lucy.
"Jaga dia baik-baik." Ucap Eli hendak pergi meninggalkan kamar Anna kepada Lucy dan pelayan muda itu mengangguk mantap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments