"Nona mau kemana?" tanya Lucy saat nonanya bersiap-siap pergi.
"Keliling kota, Kamu ikut denganku," Lucy menunjuk dirinya sendiri bingung, tetapi tidak lama, perempuan berambut biru laut itu segera mengiyakan ajakan Anna.
"Oh ya, Lucy... Lebih baik kamu ganti bajumu. Aku sudah menyiapkan baju untukmu." Lucy semakin bingung dengan tingkah aneh nonanya.
Kenapa tiba-tiba nonanya menjadi lebih perhatian begini?
"Tapi, nona..." Anna langsung melotot kedua matanya membuat Lucy buru-buru pergi ke kamarnya untuk segera berganti baju.
Ada gunanya juga ya memliki sifat galak ke pelayan. Sekali-kali deh kalau mereka gak nurut.
Lucy sudah berganti dengan atasan putih panjang dan celana panjang hitam. [lihat di pic bawah].
Hal yang sama dengan Anna yang memakai celana dan kemeja putih, serta rompi bewarna hitam.
"Kita mau kemana, nona?" tanya Lucy penasaran.
"Keee... Suatuu tempaattt..." ucapnya merahasiakan kepada pelayannya.
Lucy?
Hanya memasang tampang pasrah dan bingung dicampur jadi satu. Ia tidak mengerti jalan pikiran nonanya yang kadang-kadang absurd dan gila.
Pernah saat dirinya sedang keluar kamarnya di tengah malam, dia melihat Anna sedang sibuk di dapur sambil tertawa-tawa layaknya penyihir jahat.
Seketika bulu kuduknya langsung berdiri dan segera meninggalkan ruangan. Ia benar-benar takut dengan sikap nonanya yang sekarang semakin aneh.
...****************...
Mereka tiba di sebuah gedung berlantai 3 yang kosong tanpa dihuni. Di depan gedung kosong itu sudah ada seorang pria berdiri menunggu seseorang.
Ia melihat kehadiran Anna dan Lucy dan segera berjalan menghampiri mereka berdua.
"Akhirnya anda sudah tiba juga. Mari masuk ke dalam." pria itu mengantarkan merek berdua masuk ke dalam sebuah gedung besar itu.
Lucy hanya melihat-lihat sekeliling isi gedung tersebut. Mulai dari lantai 1 hingga lantai 3. Ia masih penasaran kenapa nonanya tiba-tiba pergi ke gedung tersebut?
Sementara itu, Anna sedang berbincang-bincang dengan pria itu, kemudian tidak lama, wanita itu berjalan menghampiri pelayan pribadinya.
"Ayo kita pulang," ajak Anna kepada Lucy.
"Nona... Kita sebenarnya ngapain ke sini?"
"Membeli gedung lah... Kita akan membangun bisnis di sini!" ucap Anna bangga dan senang.
Lucy masih tampak bingung dan ragu dengan keputusan Anna. Emang bisa Nona Anna melakukan bisnis seperti ini?
"Emangnya nona mau mengembangkan bisnis apa?"
"Sebuah bisnis jasa mengirim surat," ucap Anna berjalan dan membayangkan gedung yang ia beli ini dijadikan kantor pos.
"Mengirim surat?" Tanya Lucy ke dirinya sendiri.
Setelah melihat-lihat sekali lagi, mereka akhirnya keluar dari gedung kosong tersebut. "Terus... Bukannya nona harus mendaftarkan hak usaha ke penguasa dulu?"
"Hah penguasa?" Lucy mengangguk dengan polosnya.
Sepertinya Vina tidak mengetahui apa itu penguasa. "Penguasa itu apa?" tanya Anna balik.
"Nona tidak tau tentang penguasa?"
MANA GUE TAU, LUCYYY!! GUE BUKAN WARGA DI SINI!!
"Penguasa itu adalah kepala daerah di sini, nona. Nona harus mempunyai sertifikat ijin usaha."
Anna sekarang mulai paham. Yah... Lebih tepatnya sama lah harus ngurusin ijin usaha lewat lembaga-lembaga negara tertentu, tapi ini lebih praktisnya saja.
Kalau tidak salah kemarin sebelum dirinya dan pelayan pribadinya pergi, dia sempat lihat-lihat cara membuka usaha di dunia ini. Membuat dokumen-dokumen yang harus kamu bawa, dan lainnya lewat ponsel pintarnya
Tidak hanya itu, Eli juga memberitahu sesuatu kepada Anna tentang menjadi wirausaha.
Tetapi masalahnya...
"Ke tempat Penguasa ada di mana, ya?"
Untung saja Lucy tau tempatnya ada dimana. Mereka pergi menuju sebuah kantor pemerintah setempat dimana penguasa berada.
"Selamat datang... Ada yang bisa saya bantu?" Anna langsung dibuat tertegun dengan sosok pria di depan mereka.
"Kami ingin bertemu sang penguasa di sini," Jawab Lucy dengan santai dan seprofesional.
"Tunggu sebentar... Saya akan menghubungi beliau sebentar."
Saat pria muda itu sedang berusaha menghubungi atasannya, Anna menyenggol lengan pelayannya.
"Kamu tau dia siapa?"
"Maaf, nona. Saya tidak tau dia," Anna berdecak kesal sambil memperhatikan lelaki itu dengan seksama.
Menurutnya dia mirip dengan salah satu member boygroup yang ia idolakan, Alex dari BigStar.
SUMPAH!! DIA MIRIP BANGET SAMA SI ALEXX!!
"Silahkan, saya akan mengantarkan ke penguasa," ucap lelaki itu.
Anna tidak bisa melepaskan pandangannya dengan pria itu membuat lelaki berambut merah panjang itu menoleh ke arah Anna, "Ada masalah, nona?"
"Ah... Tidak!! Kamu meningatkanku dengan seseorang." Dia mengangguk saj dan melanjutkan perjalananannya.
"Ngomong-ngomong... Namamu siapa?" Tanya Anna tiba-tiba secara langsung.
Lucy yang melihat nonanya secara blak-blakan membuat pelayan itu terkejut. "Nona!! Jangan menanyakan secara terus terang."
"Memang kenapa? Aku, kan cuman nanya doang. Tak kenal maka tak sayang." Ucap Anna santai.
Pria itu hanya tertawa kecil mendengar percakapan dua gadis muda itu. "Tidak apa, Nona Girdadez memang betul kok. Namaku Samuel."
"Nah... Lihat tuh. Dia aja santai kok," kata Anna menanggapi Lucy yang masih takut dengan kelakuan nonanya.
"Bukan begitu nona..."
Akhirnya mereka sampai di ruang kerja penguasa tersebut. Baik Anna maupun Lucy sama-sama gugup sekali.
Mereka berdua sama-sama tidak mengetahui penampakan penguasa itu.
Samuel mengetuk pintu dan membuka pintu untuk masuk ke dalam. Lucy dan Anna dibuat terkejut melihat Frans Hourmant berada di dalam ruangan tersebut.
"KENAPA KAMU ADA DI SINI, SIH??!!" teriak Anna panik sambil menunjuk ke arah lelaki berambut blonde tersebut.
"Aku kerja di sini."
"B-bukanya..."
"Tuan Hourmant tidak hanya bekerja sebagai Jendral di SunHours Military, tetapi dia juga penguasa di wilayah ini, nona." Jawab Samuel memecahkan pertanyaan-pertanyaan itu.
"YANG BENAR SAJAAA!!" teriak Anna sekali lagi membuat pelayan di sebelahnya langsung menutup kedua telinganya.
Author merasa kasihan dengan Lucy...
"Tumben sekali Nona Girdadez datang ke sini. Ada yang terjadi sesuatu?"
"Pasti menemuiku, bukan? Kangen, bukan?"
Nih... Anak makin lama, makin narsis saja.
"Hanya mendaftarkan ijin usaha yang aku rintis." Frans langsung dibuat terkejut bukan main.
Anna Girdadez merintis usaha?
Frans tersenyum meyeringai, ternyata Anna tidak jauh berbeda dengan kakaknya.
"Baiklah... Kamu sudah membawa dokumen-dokumennya?" Anna mengangguk mantap dan menyerahkan dokumen yang menjadi persyaratan memberikan ijin usaha.
"Kamu ingin buka usaha apa?" tanya Frans mode serius.
"Akhir-akhir ini beberapa orang sudah mengirim surat kepada orang yang berada di luar kota atau tempatmya sudah jauh."
"Hmm... Terus?"
"Karena tidak semua orang bisa mengirim surat karena tidak ada waktu maupun biaya yang mahal, saya memutuskan membuka usaha jasa mengirim surat supaya memudahkan orang-orang untuk mengirim sudah kepada orang yang tertuju."
Frans mengangguk paham sambil membaca proposal yang dibuat oleh Anna.
"Oke."
"Hah? Oke apa?" tanya Anna bingung.
"Ya tentu saja menyutujui ijin usahamu."
GITU DOANG??!!
Frans sedang menulis sesuatu, mungkin membuat sebuah bukti ijin buka usaha. Dan memberi cap di kertas itu.
Frans menyerahkan bukti kepada Anna. "Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap Anna langsung pamit.
Belum sekata-dua kata dari mulut lelaki ini, Anna mengajak Lucy untuk keluar dari gedung tersebut.
"Nona sedang marah sama Tuan Harmount?" tanya Lucy khawatir.
"Siapa juga aku marah sama dia?" tanya Anna balik dan menuruni tangga.
Terdengar sebuah suara laki-laki yang tidak asing bagi mereka. Ternyata Samuel, lelaki berambut merah darah panjang itu menghampiri kedua gadis itu.
"Sebelum nona pergi, Tuan Harmount memberikan sebuah hadiah kepada nona." Samuel memberikan hadiah tersebut kepada Anna.
"Semoga perjalanan kalian selamat." kata Samuel sambil memberikan senyuman yang paling manis kepada Anna dan Lucy.
Setelah Samuel pergi, tiba-tiba Anna menggoyangkan badan Lucy secara kasar.
"YA AMPUUNN!! GAK DI SINI GAK DI SANA SAMA-SAMA CAKEPP!!"
"NONAA!! SAYA PUSINGG!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Ida Blado
kenapa gk bikin cafe aja sih dari pada jasa kirim surat,kn gk tiap hari org kirim surat.
2022-02-27
0
hey
ceritanya sudah bagus thor, tinggal perbaiki penulisan nya, bahasanya campur2 ada baku,gaul. jadi pembacanya sedikit kurang nyaman.
2021-11-25
2