Mata Gadis berusia belasan tahun itu perlahan lahan mulai terbuka, saat silau cahaya lampu menerpanya manik cantik itu, ia kembali menutup kedua kelopak matanya sebelum kembali membukanya lagi.
Dering ponsel yang ada di atas nakas memaksa ia harus tersadar kembali, Saat tangannya ingin bergerak meraih benda pipih itu, tubuh terasa remuk bagaikan dihantam jutaan palu.
" Aakkk." Desisnya saat merasakan sakit yang teramat sangat dari bagian intinya.
Perlahan lahan kepingan Puzzle kejadian yang baru terjadi beberapa jam yang lalu kembali tersusun dalam benaknya menjadi sebuah kejadian yang membuat ia kembali histeris dan menangis sejadi jadinya.
Iya didik untuk menjadi wanita yang mandiri dan kuat walaupun selalu di manja. tetapi semua itu tidak membuatnya menjadi seorang wanita yang cengeng seperti sekarang ini. Karena apa yang ia rasakan saat ini amat teramat sakit, seumur hidupnya baru hari ini ia merasa sakit seperti ini.
Suara Dering ponsel kembali menggema di ruangan itu, membuat ia harus melupakan kesedihannya sesaat dan fokus pada benda pipih itu. Dengan sedikit kesusahan serta menahan rasa sakitnya, Mira meraih ponsel yang ada di atas nakas.
...Mommy Calling........
Jantung Mira seakan berhenti berdetak saat melihat siapa yang menghubunginya di jam tiga pagi.
Jari terasa sulit bergerak, untuk menggeser Icon berwarna hijau itu. seandainya mommy nya mengizinkan ia pergi tanpa paksa, seandainya dia mendengar larangan kedua kakak serta adik sepupunya, mungkin kejadian mengerikan ini tidak akan pernah terjadi.
Ingin sekali Ia mengadu dan menangis sejadi jadinya di pangkuan mommy nya tetapi apa boleh buat dia tidak siap melihat wajah kecewa dari orang orang tersayang nya.
" Assalamualaikum." Ucap Mira, setelah menguatkan hatinya dan bersikap baik baik saja.
" Wassalamu'alaikum! Sayang kamu baik baik saja kan? sejak tadi kami semua khawatir sama Ade! kesehatan nenek sampai menurun karena kamu tidak mengangkat telpon Kita." Ucap Devi membuat air mata putrinya kembali menetes membasahi wajahnya."
" Sevi, sayang katakan sesuatu! kamu baik baik saja kan?" Tanya Aksel Setelah merebut ponsel dari tangan Istrinya.
" Sevi tolong jangan diam saja! kamu membuat kita khawatir."
" Sevi baik baik saja Ayah! tadi Sevi ketiduran, makanya Sevi nggak dengan kalau Ayah sama mommy telpon! maaf Sevi udah buat ayah dan yang lainnya khawatir."
" Tidak perlu minta maaf sayang! karena sudah sepatutnya kami sebagai orang tua mengkhawatirkan Anak anaknya." Ucap Aksel. " Kamu adalah kesayangan kita semua! tidur lagi ya nanti besok ayah minta supir jemput kamu."
" Aku sudah bilang dia tidak kenapa Napa yank! itu hanyalah kekhawatiran kalian saja." Mendengar hal itu membuat hati Mira menjerit.
" Assalamualaikum." Ucap Mira kemudian mengakhiri panggilan itu.
Mira memukul mukul dadanya sendiri, mencoba mengeluarkan rasa sakit yang ia rasakan saat ini.
" Sya! Apa kau juga merasakan apa yang aku rasakan saat ini. kenapa kenyataan terasa begitu sakit dari pada hanya sekedar berpura pura Sya." Bukan Mira yang lebih hebat dari Risya, karena pada dasarnya setiap orang yang ada di posisi mereka pasti akan merasakan hal yang sama. Dulu mungkin dia bisa mengangkat wajahnya menatap setiap orang Setelah berpura-pura menjadi Risya. tetapi setelah kejadian hari ini rasanya Mira tidak sanggup untuk menatap wajah siapa pun apalagi kedua orang tuanya.
Perlahan ia turun dari ranjang, berjalan dengan tertatih menuju kamar mandi guna membersihkan dirinya. berharap noda yang menempel ditubuhnya dapat menghilang.
Di saat Mira hancur karena perbuatan bejatnya, lelaki itu justru tengah tidur di kamar yang telah di sediakan untuknya bersama Yudha! seolah tidak terjadi apapun bahkan raut bersalah pun tak terlihat di wajahnya.
Satu jam kemudian tepatnya jam Empat pagi, Mira keluar dari kamarnya menuju kamar Dila, ia mengambil kunci motor yang akan ia gunakan untuk balapan di dalam tas Dila,. setelah itu ia melangkah keluar.
" Aku tidak pernah menyesal mengenal kalian berdua, tetapi setelah kejadian ini mungkin aku tidak akan bersama kalian lagi sekarang maupun nanti." Ucap Mira dalam hatinya Setelah itu ia menutup pintu kamar dimana kedua sahabatnya sedang tertidur.
.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Arsen biar di kebiri aja. thour ngk tau cerita nya main sosor aja kaya soang. kurang ajar banget.
2023-08-09
1
Ning cute
mau kmn sevi..😓
2022-08-05
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
pengen tabok pala Arsen yang ogeb
2022-02-07
0