Setelah kepergian Anggara , Arsen langsung menemui meisya di kamarnya.
Tok... tok.. tok. Arsen mengetuk pintu kamar maminya tanpa bersuara.
" Siapa?" Tanya Meisya dari dalam kamarnya.
Hening....
Tok .. tok... tok.. Arsen kembali mengetuk pintu.
" Bibi masuk aja." Meisya berpikir jika itu salah satu pelayanannya. Pintu kamarnya tidak kunjung di buka membuat Meisya bertanya tanya, siapa yang mengetuk pintu kamarnya. " Siapa di luar! Bi, bibi." Meisya berdiri, perlahan lahan ia mendekati pintu kamarnya meraih Handle pintu dan memutarnya.
Ceklek, pintu kamar itu terbuka.
" Surprise." Ucap Arsen. ia langsung berdiri merentangkan tangan di hadapan maminya.
" Astaga Arsen." Pekiknya sambil memukul punggung putranya itu. " Jantung mami hampir lepas tahu." Meisya mengusap dadanya untuk mengurangi keterkejutannya.
" Maaf Mami." Ucapnya penuh penyesalan.
" Lupakan! Mami bersyukur, Akhirnya kamu pulang juga! mami kangen banget sama kamu nak." seru Meisya. Iya memeluk tubuh putranya. " Kapan kamu sampai?" Tanya Meisya begitu hangat bahkan rasa kesal karena di kejutkan sang anak tadi, entah hilang kemana.
" Semalam mi."
" Kenapa kamu nggak langsung nemuin mami sih."
" Kan Arsen ingin memberikan kejutan buat mami."
"Kamu ini." Meisya kembali memukul lengan Arsen. " Kamu udah sarapan?"
" Belum mi."
" Kalau gitu kita sarapan dulu biar mami temani kamu! Nanti selesai sarapan kita langsung, jenguk keponakan kamu." Ucap Meisya, Ia menarik lengan Arsen, untuk turun kelantai satu dimana ruangan makan itu berada. Meisya juga mengajak Yudha untuk sarapan bersama mereka. Ketiganya pun meningkat sarapan pagi mereka Sambil bercerita, Yudha menceritakan kesibukannya disini begitu juga dengan Arsen yang menceritakan pengalamannya selama tinggal di negara kangguru itu. Sedangkan Meisya menceritakan permasalahan cucunya dari segi yang iya tahu. sebab kebenaran kejadian itu hanya Erna dan Anggara yang tahu.
Selesai sarapan Arsen dan Yudha berpamitan kepada Meisya untu menjenguk Faiz, Awalnya Meisya ingin ikut tetapi Arsen berhasil meyakinkan maminya, Alhasil cuma dia dan Yudha saja yang pergi.
" Menurut kamu gimana dengan cerita mami tadi." Tanya Arsen. keduanya kini berada di dalam mobil Yudha.
" Aku juga belum bisa menyimpulkan apa apa! sebaiknya Kita dengar cerita dari Faiz dulu." Jawab Yudha. " hari ini kita jadi ke sekolah gadis itu?"
" Jadi, tapi setelah dari tempat Faiz."
beberapa menit terjebak dengan macetnya kota Jakarta, Akhirnya mobil Yudha memasuki halaman rumah tahanan itu. melapor serta meninggalkan KTP mereka di pos sesuai prosedur yang ada! barulah mereka di izinkan masuk menunggu Faiz di ruangan khusus untuk kunjungan.
Ruangan kunjungan itu berukuran tiga kali dua meter persegi, di dalam ruangan itu terdapat tiga buah kursi dengan sebuah meja sebagai pembatas. tidak ada jendela atau pun ventilasi udara hanya sebuah kipas angin gantung yang di gunakan untuk menyejukkan ruangan Itu.
Setelah beberapa menit menunggu Akhirnya Fais datang di antar salah seorang petugas rumah tahanan itu, Faiz duduk di kursi yang telah di sediakan tepat di hadapan Arsen.
Arsen dan Yudha duduk berhadapan dengan Faiz, hampir sepuluh menit Faiz berada di ruangan itu setelah di antara salah seorang petugas jaga. Hening menyelimuti ketiganya, baik Arsen Yudha maupun Faiz tidak ada yang bersuara bahkan untuk sekedar berbasa-basi saja tidak.
Faiz hanya menunduk sambil memilin jari jari tangannya, berulang kali ia menelan salivanya sekedar membasahi tenggorokannya yang terasa begitu kering.
" Kenapa kamu berada disini." kalimat pertama yang keluar dari bibir Arsen Setelah sepuluh menit membisu. " Masalah apa yang kamu buat." Tanya Arsen lagi.
Arsen bertanya seperti itu bukan karena tidak tahu apa yang di lakukan Faiz! dia hanya ingin mendengar cerita yang sebenarnya dari mulut Faiz.
" Faiz." Panggil Arsen. " Kenapa diam? apa benar semua tuduhan itu." Tanya Arsen lagi, Sambil mengetuk-ngetuk meja menggunakan jari tengah dan telunjuknya.
" Ak Aku, Aku." Faiz berbicara dengan terbata bata.
" Aku apa." Bentak Arsen, di ikuti gebrakan pada meja yang ada di hadapan mereka, hai itu membuat tubuh Yudha dan Faiz terjingkrak. " Apa kamu dan teman teman kamu memperkaosa wanita bernama Amira itu?"
" Tidak paman, Aku dan Mira hanya berkelahi saja. Faiz juga berani bersumpah atas nama Bunda, Faiz tidak pernah menyentuh perempuan itu." Jawab Faiz, begitu lantang, karena pada dasarnya semua ia yang di katakan Faiz memang benar adanya! sebab bukan Mira yang ia perkaosa tetapi Risya.
" Jika bukan kamu yang melakukannya? kenapa kamu sampai di tahan dengan tuntutan seperti ini." Tanya Arsen yang tidak habis pikir dengan tuduhan yang merenggut kebebasan keponakannya.
" Aku, aku juga nggak taa hu paman." Ucap Faiz terbata bata.
" Kamu yakin? kamu tidak sedang berbohong kan."
" Ti tidak."
" Kalau kamu tidak salah, kenapa kamu harus takut! Ceritakan kejadian yang sebenarnya." Pinta Arsen. Faiz nampak bingung dan ragu untuk menceritakan semuanya. " Bicaralah, paman janji akan membelamu." Desak Arsen.
Mau tak mau Faiz pun menceritakan kejadian yang entah benar atau tidak! hanya dia mereka yang ada di tempat kejadian yang tahu." Siang itu aku dan ketiga temanku sedang bermain dengan seorang wanita." Ucap Faiz tetapi segera di potong Arsen.
" Bermain?" Tanyanya.
" Ya bermain seperti yang ada di pikiran paman! lagian paman kan tahu sendiri, hal itu bukan sekali dua kali untuk aku." Jawab Faiz, dengan santainya sang paman yang ternyata no Akhlak! mengangguk angguk kepalanya sebagai tanda ia mengerti apa yang di maksud Faiz.
" Tunggu dulu." Sahut Yudha. " Jika bermain yang kamu maksud adalah hubungan intim antara laki laki dan perempuan, jelas kamu salah! Sebab perbuatan itu tidak di benarkah di negara kita ini." Jelas Yudha membuat Arsen memijit pangkal hidungnya.
" Cukup nggak usah bahas persoalan itu lagi, Anggap aja kamu sedang tidak beruntung saat itu." Arsen memotong ucapan Yudha. " Lagian kamu sudah dewasa! Cuma hubungan **** kan, itu biasa!" Sahutnya begitu enteng.
Yudha yang mendengar hal itu, tak habis pikir dengan jalan pemikiran paman dan keponakannya itu. " Haaah Cuma! di negara kita ini, semua tidak segampang itu Ars! negara kita ini negara hukum segala sesuatu di atur oleh undang undang."
" Sudahlah yud, jangan di bahas lagi." Sahut Arsen yang tidak ingin mendengar kelanjutan dari cerita Faiz. " Paman akan menghubungi pengacara untuk membebaskan kamu dari tempat ini." Ucap Arsen Final.
" Jangan paman, nanti Bunda semakin marah kepadaku."
" Kamu tidak perlu khawatir! bunda mu, biar paman yang urus! begitu kamu bebas nanti, paman yang akan mengantarkan kamu ke rumah bunda mu." Ucap Arsen. sedangkan Yudha memilih diam, karena ia bicara pun percuma.
Setelah menemui Faiz, Arsen meminta yudha untuk mengantarnya menemui salah satu pengacara keluarganya.
.
.
.
.
Bersambung.
🖤 Tinggalkan jejak ya kalau kalian suka 👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
kenakalan Remaja yg berujung kematian, seru juga u thour
2023-08-09
0
acih aja
belum tau cerita yg sebenarnya langsung ngebelain ponakan aja,,,,
2022-02-23
0
mustika
hais paman kada beotak ponakan salah mlh di dukung 😤
2022-01-26
0