Sevi Kecelakaan

Di Saat Suara Azan berkumandang, derap langkah kaki seorang pelayan, begitu lantang terdengar menyahuti Dering panjang tiada henti dari ruang tamu.

" Apa orang ini, tidak tahu seperti apa! kebiasaan keluarga ini di pagi hari." Pelayanan itu bersungut-sungut.

" Assalamualaikum, Dengan kediaman keluarga Firmasha ada yang bisa saya bantu." sapa pelayan itu begitu ramah, melupakan kekesalannya beberapa detik yang lalu.

" Wassalamu'alaikum, Apa nyonya Devina Ada." Tanya sih penelpon.

"Ada tuan! kira-kira dengan siapa saya berbicara." Tanya pelayan itu lagi.

" Kamu tidak perlu tahu siapa saya, cukup katakan kepada Devina, putrinya yang bernama Almira Aksevina Firmasha, mengalami kecelakaan dan kini tengah berada di rumah sakit, alamat rumah sakit sudah saya kirim ke ponselnya."

Tuutt..

Panggilan pun berakhir secara sepihak, menyisakan Pelayan itu yang masih bingung di tempat dengan kabar yang baru saja ia terima.

" Bi kenapa berdiri disini? tadi siapa yang telpon." Tanya Umeng/Dede.

" Tidak tahu Bu."

" Ya sudah! mungkin itu orang iseng." Sahut Dede.

" Ta tapi Bu.." Dede menaikkan sebelah alisnya, saat melihat pelayan itu sedikit gugup disertai raut kebingungan.

" Apa yang mau bibi kata kan? katakan saja jangan takut." Ucap Dede, seolah mengerti kekhawatiran pelayanan itu.

" Itu Bu! lelaki yang tadi telpon, dia dia.." Pelayan itu menjeda ucapannya, guna menghirup udara sebanyak banyaknya untuk menetralisir perasaan saat ini.

" Ada apa Bi." Dede mulai tidak sabar dengan sikap pelayannya, yang menurutnya terlalu bertele-tele.

" Katanya non Sevi kecelakaan dan sekarang sudah di bawah ke rumah sakit alamat rumah sakitnya sudah di kirim ke ponsel Bu Devi." Ucap pelayan itu Dalam satu tarikan nafas, Sesekali ia memilin jari-jari tangannya.

"Itu nggak mungkin Bi, lagian Kak Devi juga baru selesai ngobrol dengan Sevi." Jelas Dede tidak akan percaya, pasalnya baru sejam yang lalu Devi berbicara dengan keponakannya itu.

" Tapi Bu.."

" Udah nggak usah di pikirkan, palingan itu hanya orang iseng."

" Tapi dia sebut nama Lengkap non Sevi Bu." Dede tidak merespon ucapan pelayan itu, Sebab banyak yang tidak tahu nama lengkap sevi, di sekolah pun keponakannya itu terdaftar dengan nama Almira A. F begitu juga dengan kedua kakaknya.

Alasan mereka melakukan itu, karena mereka tidak ingin di dekati hanya karena belakang keluarga mereka.

" Apa sebaiknya kita ngomong dulu sama Bu Devi, sekalian Bu Devi nya di minta buat cek ponselnya." Saran pelayan itu.

" Emangnya apa yang orang itu katakan?" Tanya Dede. Pelayanan itupun menceritakan apa yang ia dengar kepada Dede, Tak ingin salah langkah, Dede langsung kembali ke kamar kakak, sekaligus sahabatnya.

Tok... tok.. Mak...

Tok... tok... Mak.

Ceklek..

" Ada apa sih De? masih subuh udah teriak teriak aja." Sengut Devi.

" Maaf Mak! Ponsel Mak mana?" Tanya Dede sedikit terengah-engah. Devi menaikkan salah satu alisnya, bingung. " Mana ponselnya." Desak Dede, membuat Devi bingung.

" Ponsel Mak di atas nakas, emang ke..."

" Permisi." Belum selesai Devi bertanya, Dede sudah menyelonong masuk kedalam kamar Devi, setelah mengatakan permisi kepada si empunya.

Devi mengikuti langkah Dede, " Ada apa sih De?" Tanya Devi.

" Nih." Jawab Dede sambil menunjuk pesan yang masuk di ponsel Devi. Tubuh Devi bergetar Setelah membaca pesan itu, Ia syok antara percaya atau tidak tetapi nalurinya sebagai seorang ibu, seolah membenarkan hal itu.

Tanpa banyak berpikir Devi langsung meraih kunci mobil, ia segera berlari keluar rumah menuju mobil yang tengah terparkir diikuti Dede! keduanya belum memberi tahu siapa pun termasuk Aksel yang sedang berpikir di kamar mandi.

Kedua pasangan kaki itu terus berlari, menyusuri lorong yang mereka lewati, bau obat obatan tercium begitu jelas, tetapi mereka tidak menghiraukan, Sesekali Devi bertanya kepada perawat yang berlalu lalang sepanjang Koridor gedung serba putih itu.

Devi membuka salah satu pintu yang di tunjuk perawat. Tubuhnya langsung lemas, dunianya seakan berhenti saat itu juga, saat ia mendapati putrinya terbaring di atas ranjang dengan ventilator sebagai penunjang nafasnya serta mesin Ekg monitor terus menunjukkan grafik naik turun.

Selama ini ia tidak pernah melihat Mira dalam kondisi seperti ini, sekali pun ia sibuk tetapi Devi selalu memastikan kondisi anak anak terlebih untuk Sevi, sebisa mungkin Devi selalu ada untuk putri kecilnya.

.

.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Ole

Ole

sudah rusak masa depan

2021-10-07

0

Fita Maryam

Fita Maryam

eeeehhh lump up

2021-04-15

0

Vida Kasim

Vida Kasim

arsen,nyata2 faiz itu salah, ttap aja kamu belain..paman & ponakan kelakuannya sama2 bejat....arusnya ga ngerusak masa depan org lain.
pengin aja aq sumpahin ...kamu knpa2. ..

2021-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog dan Visual.
2 Kembali sekolah
3 Pulang ke Indonesia
4 Arsen pulang?
5 Kebenaran yang disimpan.
6 Kebohongan Faiz
7 Ke perusahaan
8 Faiz bebas.
9 Memulai rencana.
10 Sekolah Mira
11 Izin ke Vila
12 Tiba di villa
13 Acara peresmian
14 Kekejaman Arsen.
15 Merasa hancur.
16 Sevi Kecelakaan
17 Dokter Brian
18 Air mata Mira
19 Mira sadar.
20 Kembali sekolah lagi.
21 Namanya Sevi
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 Mereka terlalu cerdik
54 Meyakinkan Sevi
55 Proses perceraian.
56 Dia berbohong.
57 Jawab pertanyaan, mommy
58 Maaf, mommy
59 Dia bukan anakku.
60 Masalahmu, Masalahku.
61 Memperjelas status.
62 Mengubah panggilan.
63 Meisya dan Devi
64 Arsen dan Sevi
65 Istri orang.
66 Aku mencintaimu.
67 Kamu yakin?
68 Istri kecilnya!
69 Pasangan yang cocok.
70 Hadiah buat istri om.
71 om, nanti dulu!
72 My husband.
73 Makan siang bersama.
74 Gaun Impian.
75 Ada dengan Sevi?
76 Hamil
77 Bangun di tengah malam
78 Serba salah.
79 Kemarahan Arsen.
80 Cemas menunggu.
81 End
82 Epilog.
83 Terima kasih
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog dan Visual.
2
Kembali sekolah
3
Pulang ke Indonesia
4
Arsen pulang?
5
Kebenaran yang disimpan.
6
Kebohongan Faiz
7
Ke perusahaan
8
Faiz bebas.
9
Memulai rencana.
10
Sekolah Mira
11
Izin ke Vila
12
Tiba di villa
13
Acara peresmian
14
Kekejaman Arsen.
15
Merasa hancur.
16
Sevi Kecelakaan
17
Dokter Brian
18
Air mata Mira
19
Mira sadar.
20
Kembali sekolah lagi.
21
Namanya Sevi
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
Mereka terlalu cerdik
54
Meyakinkan Sevi
55
Proses perceraian.
56
Dia berbohong.
57
Jawab pertanyaan, mommy
58
Maaf, mommy
59
Dia bukan anakku.
60
Masalahmu, Masalahku.
61
Memperjelas status.
62
Mengubah panggilan.
63
Meisya dan Devi
64
Arsen dan Sevi
65
Istri orang.
66
Aku mencintaimu.
67
Kamu yakin?
68
Istri kecilnya!
69
Pasangan yang cocok.
70
Hadiah buat istri om.
71
om, nanti dulu!
72
My husband.
73
Makan siang bersama.
74
Gaun Impian.
75
Ada dengan Sevi?
76
Hamil
77
Bangun di tengah malam
78
Serba salah.
79
Kemarahan Arsen.
80
Cemas menunggu.
81
End
82
Epilog.
83
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!