Pagi itu, Arsen meminta orang kepercayaannya untuk mengurus beberapa perusahaannya, yang dia rintis di negara kangguru itu. Begitu segala urusannya Selesai, Siang harinya Arsen langsung pulang ke Indonesia mengunakan pesawat komersial. Hampir tujuh jam pesawat yang Arsen naikin mengudara, tepat pukul 11 malam pesawat itu mendarat dengan selamat di bandara Soekarno Hatta.
Arsen di jemput Salah satu Sahabatnya yang bernama Yudha. " Weeii selamat datang bro." Ucap Yudha Sambil berpelukan ala lelaki dengan Arsen. " Gimana perjalanannya?"
" Lumayan! Sedikit melelahkan." Yudha mengangguk.
" Yuk balik, biar kamu bisa istirahat." Ajak Yudha, ia merangkul pundak Arsen. keduanya melangkah menuju parkiran mobil, Arsen membawa ranselnya sedangkan Yudha menyeret koper Arsen.
" Sen mau gue antar kemana nih? Apartemen atau rumah besar." tanya Yudha begitu Keduanya duduk dalam mobil.
" Ke apartemen dulu, Setelah itu baru ke rumah besar, aku ingin membuat kejutan untuk mami.
" Baiklah." Yudha mulai melajukan mobilnya membela jalan di malam hari. Selama perjalanan baik Arsen maupun Yudha hanya Dian. Arsen menyadarkan kepalanya pada sandaran kursi, memejamkan matanya tangan Arsen memijit pangkal hidungnya.
" Kamu tahu masalah yang di buat Faiz." Tanya Arsen tanpa menatap kearah Yudha.
" Secara mendetail nya sih, aku nggak tahu! soalnya papi sama kak Erna yang mengurus kasus ini." Jelas Yudha.
" Papa sama Mbak Erna?" Tanya Arsen.
" Iya! Bahkan Tante Meisya aja nggak bisa berbuat apa apa."
" Berarti benar kasus pemerkaosa itu, benar benar perbuatan Faiz." Arsen menatap Yudha yang tengah fokus menyetir mobilnya.
" Nggak tahu juga! soalnya yang aku lihat korbannya itu baik baik aja. Dimana dimana kalau korban pemerkaosaan itu pasti meninggalkan trauma kan? Kecuali suka sama suka! lagian kalau pun suka sama suka harusnya dia malu berhadapan sama publik tetapi dia justru biasa saja! melakukan aktivitas seperti biasa seolah tidak terjadi apa apa." Jelas Yudha membuat Arsen mengerutkan dahinya. " Yang membuat Aku bingung itu papi sama Ka Erna Nggak ada tuh niatnya buat bebasin Faiz, untungnya dia masih di kasih kebijakan untuk ikut ujian."
" Memangnya siapa sih wanita itu! apa hebatnya dia sampai Mbak Erna dan papi begitu tunduk sama dia."
" Mungkin Nama keluarga besarnya yang menjadi pertimbangan papi."
" Siapa sih namanya?"
" Namanya Amira Aksevina Firmasha. biasa di panggil Mira Anaknya cantik, imut banget! tapi kalau jalan sama gue, gue takut bro."
" Takut! takut kenapa?" Arsen dibuat geleng kepala, mendengar ucapan Sahabatnya itu. Sesungguhnya Arsen merasa sesuatu yang aneh dari dalam dirinya begitu mendengar Nama itu, tetapi ia menepisnya.
" Takut di kira pedofil." Ucap Yudha di ikuti tawanya. " Satu poin lagi yang buat gue bingung disini, tuh anak kan kecil tuh tinggi satu meter kotor lah! di perkaosa empat orang secara bergilir, Ko nggak ada trauma fisik maupun psikis kan Aneh." Penjelasan Yudha membuat Arsen semakin bingung.
" Udah jangan tunjukkin tampang Lo seperti itu! kalau Lo bingung tanya aja sama papi Lo atau ka Erna." Ucap Yudha memberi saran.
Arsen tidak bersuara, ia hanya mengangguk tanda setuju dengan saran Yudha. Mobil Arsen berhenti di basemen sebuah apartemen elite.
Arsen dan Yudha segera turun dari mobil, mengambil koper dan ransel di bagasi Setelah itu Keduanya berjalan menuju lift.
Lantai 21 Gedung itu, menjadi letak apartemen seorang Arsen Givano Aldrich. Begitu sampai di apartemennya Arsen bergegas membersihkan dirinya sedangkan Yudha menunggu sambil berbaring di sofa ruang tamu sekaligus ruangan keluarga, karena ruangan itu telah tersedia TV LED 60 inch.
...🖤🖤🖤🖤🖤🖤...
Dilain tempat dengan waktu yang sama, Mira dan kedua sahabatnya masih bergulat dengan tugas tugas sekolah mereka.
" De, kalian belum tidur?" Tanya Nanda yang baru pulang. Nanda mengecup kening adiknya.
" Iya ka! Nanggung sedikit lagi." Jawab Mira Sambil menyalami Kaka sulungnya, pandangannya tidak berpindah dari tugas tugasnya. " Kakak dari mana."
" Habis bantuin ayah di perusahaan sama putra juga." Dila berpindah kesamping sofa tempat Intan duduk, memberikan tempat untuk Nanda, begitu melihat Nanda mendekati mereka.
" Terus ayah sama Ka putra mana?"
" Kamu tanya sama kakak atau sama buku buku kamu." Pasalnya pandangan Mira tidak sedikit pun melihat kearah Kakaknya.
" Ya sama kakak lah! Gimana sih." Ucapnya masih dengan posisi yang sama.
" Sayangnya kakak Nggak di bawah De! tapi di samping kamu." Nanda merangkul pinggang Mira, memberi satu kecupan lagi di pipi adiknya.
" Ihh kakak jangan peluk aku! Kakak bau." Mira melepas rangkulan Nanda.
" Kalau ka Putra Nggak dong." Ucap putra merangkul leher Mira dari belakang.
" Sama aja! mommy mommy." Teriak Mira.
" Kenapa sayang." Tanya Devi, mommy nya Mira.
" Kakak nih gangguin kita.."
" Nggak kok Tante, Dila nggak keganggu sama sekali." Ucap Dila Sambil Tersenyum manis kearah putra.
" Eehh bego, siapa juga yang lagi nanya pendapat kamu." Intan mentoyor kepala Dila.
" Apaan sih Tan, aku kan cuma jelasin ke Tante Devi, biar nggak nyalahin calon imam aku."
" Sudah sudah jangan berantem." Ucap Devi menengahi kedua sahabat anaknya. Devi berjalan kearah Aksel papanya Mira, meraih tas kerjanya tak lupa juga Devi menyalami suaminya. " Mandi dulu yah! airnya udah mommy siapkan." Aksel mengiyakan, ia mengulur tangannya untuk di Salami Mira Sebelum meninggalkan ruangan keluarga.
Setelah Ayah Mira masuk ke kamar, di ikuti Devi! Mira Kembali mengerjakan tugasnya di temani Nanda dan Putra. Aktivitas mereka seharian diluar rumah tidak menjadi alasan untuk mengabaikan sang adik yang masih bergulat dengan tugas Sekolahnya.
Inilah kebiasaan kakak beradik itu, Jika salah satu diantara mereka masih sibuk Meraka akan saling menunggu walaupun mereka tidur di kamar yang berbeda. Selesai membantu suaminya Devi langsung bergabung di ruangan tamu, tidak peduli mau itu tengah malam atau subuh sekali pun, kebersamaan adalah hal yang paling utama dan pantan untuk di lewatkan dalam keluarga ini.
Mira, Dila dan Intan merapikan buku buku setelah tugas sekolah mereka Selesai, menyimpan buku untuk mata pelajaran besok di tas masing masing. " Kalian tidur gih udah tengah malam nih." Ucap Nanda Sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.
" Nggak mau! Aku masih mau ngobrol sama kakak." Tolak Mira, tangan Mira merangkul lengan Nanda.
" Iya aku juga pengen ngobrol sama kak Nanda dan kak Putra." Dila ikut menimpali obrolan kakak beradik itu.
" Kak Nanda apa kak Putra, Haaah." Tanya Intan.
" Ya dua duanya, tapi lebih ke kak Putra aja." Jawab Dila, Mendengar ucapan Dila, membuat sudut bibir Putra sedikit tertarik keatas.
" Ganjen! jadi cewek murah amat." Intan mentoyor kepala Dila seperti biasanya.
" Biarin! orang cuma sama kak Putra aja."
" Yeey Tante Devi juga ogah punya menantu kaya kamu gini." Intan menunjuk wajah Dila.
.
.
.
.
Bersambung.
🖤Tinggalkan jejak ya kalau kalian 👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🌼 Pisces Boy's 🦋
belum diselidiki informasinya dengan bener Arsen langsung balas dendam aja
2022-02-07
0
Ole
next lagi dong
2021-10-07
0
Kas Gpl
salah sasaran deh nih arsenn
2021-04-05
0