Disaat Arsen tengah menemui salah seorang pengacaranya, untuk membicarakan rencana pembebasan Faiz. Mira justru tengah menikmati haknya sebagai seorang siswi.
Triiiiingg.....
Bunyi Bel menanda kan waktu istirahat telah tiba.
" Sampai disini pelajaran kita untuk hari ini, selama beristirahat." Ucap sang Guru setelah itu ia melangkah keluar kelas di ikuti murid murid lain, Ada yang menuju perpustakaan, taman, kantin ataupun sekedar duduk beristirahat di dalam kelas.
Mira dan kedua sahabatnya memilih duduk di taman depan kelas mereka, menikmati bekal yang di siapkan Devi.
Bukan hal yang baru untuk Mira jika ia membawa bekal ke sekolah. Karena sang mommy tidak pernah melewatkan hal itu sekalipun, Mira telah duduk di kelas tiga SMA.
" Yeeeey Sandwich." Seru Dila kegirangan begitu membuka kotak makan yang di berikan Devi pagi tadi.
" Noraaaah." toyoran kembali mendarat di Kepala Dila. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Intan, sedangkan Mira hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya yang selalu seperti ini.
" Intan, bisa nggak! kalau ngomong jangan kolaborasi sama tangan." Kesal Dila.
" Nggak."
" Udah dong! kalian berdua berisik tahu, jadi hambar kan makanan aku." Sahut Mira. Membuat kedua sahabatnya itu menatapnya dengan ekspresi yang terlihat begitu aneh untuk mira.
" Apa hubungannya kita yang berisik sama makanan yang hambar."
" Nggak tahu." Ucap Sevi sambil mengigit Sendwich yang ada di tangannya.
" Ihhh nyebelin deh." Dila kesal dengan Ucapan Mira yang begitu ambigu menurutnya, begitu juga dengan Intan.
" Aku tuh berasa kaya orang bego, duduk di antara kalian gini." Ucap Intan.
" Emangnya kamu pintar."Tanya Mira.
" Nggak! Puas kalian." Jawab Intan, ia bertambah kesal mendengar kedua tawa kedua sahabatnya itu.
Untuk apa menertawakan kekurangan ataupun kelebihan dari orang yang tidak mereka kenal, jika kebersamaan mereka saja cukup untuk menciptakan tawa tanpa menyinggung perasaan orang lain. Beginilah keseharian ketiga gadis itu.
Bel sekolah kembali berbunyi menandakan, waktu istirahat telah selesai, kantin dan koridor sekolah mulai sepi, karena siswa. siswi telah kembali ke kelas mereka masing masing.
Mira, Dila dan Intan telah duduk di tempat mereka masing masing, menunggu guru mata pelajaran selanjutnya masuk.
Ting. sebuah notip yang menandakan adanya pesan masuk di ponselnya Mira.
...❤️Abang Nanda...
^^^Dek Pulang Abang jemput^^^
Emangnya Abang nggak kuliah?
🙄🙄🙄
^^^Dosennya nggak masuk!^^^
Ya udah terserah Abang aja
^^^Sip Sayang 😘^^^
^^^Belajar yang rajin nggak boleh nyontek punya Dila.^^^
Sebenarnya Jari tangan Mira begitu gatal ingin membalas pesan terakhir yang di kirim abangnya, tetapi sayangnya ia cuma bisa melihat setelah itu, menyimpan ponselnya karena gurunya telah berdiri di depan.
Begitu jam pulang sekolah tiba, Mira dan kedua sahabatnya, berjalan beriringan keluar kelas. Begitu sampai di gerbang sekolah, terlihat Nanda sudah menunggunya. Siswi siswi yang melihat keberadaan Nanda begitu heboh tetapi Nanda terlihat acuh tak terusik sedikitpun dengan teriak serta puji pujian yang terlontar dari bibir siswi siswi itu.
Mira menghampiri kakaknya, ia mencium punggung tangan Nanda dengan malas, sebab ia masih kelas dengan pesannya tadi.
" Ayo Anterin Ade, ke perusahaan kakek." Ucap Mira begitu ia dan kedua sahabatnya telah masuk ke dalam mobil.
" Mau ngapain, ngadu lagi." Tebak Nanda. tetapi Mira tidak menjawab,ia hanya diam dan menatap keluar jendela. Nanda pun tidak mempermasalahkan hal itu, karena sifat adiknya emang seperti ini.
Setelah mengantar intan dan Dila ke rumah mereka masing masing, mobil yang di Kendarai Nanda akhirnya sampai di perusahaan Firma Group.
Mira langsung turun dari mobil tanpa menunggu abangnya. Mira berlari masuk ke perusahaan, masuk kedalam lift tanpa menghiraukan sapaan dari resepsionis yang ia lewati di loby itu.
Ting.. pintu lift terbuka, Mira langsung masuk kedalamnya, setelah itu menekan tombol untuk menutupi pintu lift begitu Nanda mendekat.
Lift mengantar Mira kelantai atas dimana ruangan sang ayah berada. Ting.. Pintu lift kembali terbuka.
Mira berjalan menuju ruangan ayahnya, saat melewati meja sekertaris tidak ada siapapun sehingga Mira langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu.
" Ayah." Teriaknya.
" Wassalamu'alaikum." Sahut Aksel.
" Maaf ayah lupa! Assalamualaikum." Ucapnya.
" Wassalamu'alaikum." Jawab lelaki paruh bayah yang tengah duduk berhadapan dengan Ayahnya.
" Maaf ayah, Sevi tidak tahu kalau ada klien diruang ayah." Ucap Mira, kata kata yang tersimpan di otaknya untuk mengadu Abangnya langsung hilang di ganti rasa bersalah karena telah mengganggu pekerjaan ayahnya.
" Tidak masalah sayang, tapi lain kali jangan di ulangi lagi." Mira mengangguk, ia lalu menghampiri Aksel mencium punggung tangannya.
" Kamu istirahat dulu di ruangan ayah, setelah pekerjaan ayah selesai ayah akan menemui kamu." pinta Aksel. Mira pun langsung masuk keruangan pribadi ayahnya.
Sedangkan di luar, Nanda memilih duduk di meja kerja mommy nya, mengerjakan beberapa tumpukan map yang ada di meja kerja itu. Hal itu buka sesuatu yang baru untuk Nanda, sebab sang mommy sudah mengajarinya dan Putra sejak berada di Kelas 1 SMA.
Untuk nanda pekerjaan seperti ini sudah biasa, bahkan selama beberapa tahun membantu kedua orang tuanya, dan sudah beberapa kali memenangkan tender dengan proyek milyaran rupiah, kecerdasannya dalam berbisnis memang tidak bisa di ragukan. bukan hanya Nanda, putra pun tidak kalah hebatnya dengan sang kakaknya.
.
.
.
.
Bersambung.
Maaf yah telat up, soalnya semalam mati lampu ditempat aku💋
🖤 Tinggalkan jejak ya kalau kalian suka 👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
acih aja
hem.... seru
2022-02-23
0
Dita Syafitri
seru ceritanya thorr
2021-12-09
0
Retno Wahyu
kan mereka kembar 3
kenapa Sevi masih duduk di bangku sma ?
harus nya sama sama kuliah dengan Nanda dan Putra
2021-11-21
1