" Maaf pak Arsen, saya tidak bisa melakukan itu, kalau sampai pak Anggara sampai tahu! saya, saya bisa mendapatkan masalah." Ucap seorang pengacara yang di temui Arsen.
" Saya yang akan menjamin Anda, cukup usahakan kebebasan keponakanku." Pintanya lagi.
" Tapi pak.."
" Saya tidak menerima penolakan, lakukan seperti yang saya minta! Pastikan Besok keponakan saya sudah harus keluar dari tahanan itu, kalau sampai hal itu tidak terjadi, bukan hanya pekerjaan Anda yang jadi taruhannya, Keluarga anda pun akan saya hancurkan." Setelah mengatakan hal itu Arsen langsung keluar dari ruangan pengacara kepercayaan keluarganya itu.
Arsen masuk kedalam mobilnya, yang berada di parkiran, Yudha masih senang-tiasa menunggunya di dalam mobil itu.
" Apa sudah beres." Tanya Yudha, saat mobil itu kembali menyusuri jalan.
" Entahlah kita lihat saja besok." Jawab Arsen. Yudha mengangguk, paham dengan apa yang di ucapkan sahabatnya itu.
" Sekarang kita kemana?" Tanya Yudha lagi.
" Perusahaan."
Yudha Langsung menyetir mobilnya menuju perusahaan papi Arsen, Tiga puluh menit kemudian, mobil Arsen sudah terparkir di parkiran khusus yang ada perusahaan papanya itu.
Arsen keluarga dari mobil, ia melangkah menuju lobby di ikuti Yudha. " Selamat siang, selamat datang di Hoslimt crop. Ada yang bisa saya." Ucap salah seorang Resepsionis Sambil menatap kagum kepada Arsen, begitu juga pegawai wanita lainnya, yang kebetulan sedang berada di lobby. Arsen tidak menyahuti, sambutan resepsionis itu, ia terus melangkah menuju lift yang akan mengantarkannya ke lantai 5 di mana ruangan papinya berada. Sikap yang ditunjukkan Arsen sungguh berbanding terbalik dengan Anggara.
Begitu sampai di depan ruangan Anggara, Arsen langsung masuk ke dalam ruangan papinya.
" Selamat siang Pi, Om." Ucap Arsen dan Yudha bersamaan.
" Siang juga! kebetulan kalian berdua datang, papi mau minta tolong kepada kalian berdua untuk menemui klien papi."
" Dimana Pi." Tanya Arsen tanpa basa basi.
" Ini alamatnya! Nanti sekertaris papa akan menemani kalian berdua, semua berkas berkasnya telah dia siapkan." Arsen mengangguk kepalanya.
" Tapi Ars, masa kita bertemu klien, Dengan penampilan kita seperti ini." Tanya Yudha.
" Jangan kaya orang susah, tempat pertemuannya kan Masih di lingkungan mall kan, tinggal beli terus ganti apa susahnya sih." Jawab Arsen dengan santainya.
" Baiklah terserah kamu saja."
Arsen dan Yudha pun menemui klien Anggara di salah satu restoran yang ada di Mall Mevah, setelah Menganti pakaian mereka.
Di Mall yang sama dengan Arsen, Mira juga sedang berada disitu bersama Aksel ayahnya.
" Ars, itu cewe yang buat Faiz di tahan." Yudha menepuk pundak Arsen Sambil menunjuk kearah Mira dan Aksel. Keduanya baru selesai menemui kliennya Anggara.
" Tuh, yang lagi manja manja sama om om." Entah apa yang Mira minta sehingga pada saat di merengek sambil memeluk sang ayah Arsen dan Yudha malah berpikir dia sedang bermanja-manja.
Posisi Reval berdiri memunggungi mereka sedangkan Mira menghadap ayahnya, otomatis wajahnya terlihat oleh Yudha.
" Cewek yang tingginya hanya satu meter kotor itu." Ucap Arsen.
" Iya." Arsen mengeluarkan ponselnya, ia memotret aktivitas Mira dan Ayahnya setelah itu ia mengajak Yudha pergi dari situ.
Setelah kepergian dua pemuda itu, tidak lama setelah itu, Ayah dan anak itu pun pulang.
...🖤🖤🖤🖤🖤🖤...
Besok paginya sesuai harapan Arsen, Fais pun di bebaskan. Arsen datang di rumah tahanan untuk menjemput Faiz tak lama berselang Anggara pun ikut datang bukan untuk menyambut kebebasan cucunya, tetapi karena ia di kabari sama petugas yang berjaga.
" Arsen apa yang kamu lakukan." Bentak Anggara. Ketika ia bertemu dengan Arsen di ruangan tunggu.
" Aku melakukan apa yang tidak bisa Ayah lakukan! apa itu salah?"
" Apa yang kamu lakukan itu salah nak! Fais memang harus di hukum atas kesalahan-kesalahan."
" Tapi Pi..."
PLAAAK.
Erna yang baru saja datang langsung mendapatkan tamparan di pipi adiknya. Arsen mengusap pipinya yang terasa panas untuk pertama kalinya ia di tampar saudara perempuannya itu tanpa alasan.
" Siapa yang memintamu untuk membebaskannya." Tanya Erna, Reval diam." Jika kamu tidak tahu apa pun jangan bersikap seperti orang bodoh! Aku malu mengakui kalian berdua." Sentak Erna, ia berbalik hendak meninggalkan mereka.
" Bunda." Panggil Fais. Erna menghentikan langkahnya, ia memutar tubuhnya menghadap Arsen dan Faiz.
" Karena dia yang membebaskan kamu, maka tinggal bersamanya, jangan pernah menemuiku dan jangan memanggilku bunda." Erna langsung beranjak pergi dari situ.
Arsen mengepal tangannya, " Siapapun kamu, sehebat apapun keluargamu, akan ku balas semuanya tanpa kurang satu apapun, sampai ibumu akan merasa malu mengakui kamu sebagai anaknya." Ucap Arsen, wajahnya merah padam menahan kemarahannya.
" Kendalikan dirimu nak! Jangan sampai kemarahan mu membuat kamu menyesal pada Akhirnya." Anggara mengingatkan putranya. Arsen hanya diam dengan tekat yang bulat.
.
.
.
.
Bersambung.
💋 Tinggalkan jejak ya kalau kalian suka 👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Arum Artanto
thor, cerita bagus bgt tapi typo nya parah thor 😭..
Arsen salah sebut jadi reval 😅
2022-12-19
0
acih aja
kenapa gak ada yg jelasin jujur sama arsen,,,,,
2022-02-23
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
kenapa harus ditutupi kebenarannya yang membuat orang lain ikut terseret dengan dendam Arsen yang salah sasaran
2022-02-07
0