Kembali sekolah

Pagi itu Mira berangkat ke sekolah seperti biasa, Ia mengunakan motor sport kesayangannya. " Pagi Sayangku." Ucap Intan, begitu Mira sampai di parkiran sekolah.

" Pagi juga Tan! Udah dari tadi." Tanya Mira, Ia memeluk tubuh sahabatnya itu.

" Baru Lima menit." Jawab intan." Aku kangen." Ucap Intan lagi, membuat Mira mengerutkan dahinya.

" Kangen."

" Iya dong! kitakan baru masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas! Jangan bilang kamu lupa Ra." Mendengar ucapan Intan, Mira langsung memutar bola matanya.

Kletok

Satu jitakan mendarat dengan mulus di kepala intan " Aduuhh sakit tahu." Jerit Intan sambil mengusap kepalanya. Bukan Mira pelakunya melainkan Dila.

" Makanya punya otak tuh di pake! Dasar bego." Ucap Dila.

" Maksud Lo apa bilang gue bego." Protes Intan. " Datang datang main Jetak aja."

" Ya karena Lo bego makanya gue Jitak kepala Lo, biar sadar! kalau kemarin tuh kita bertiga habis jalan bareng."

" Oh iya ya, ko gue lupa."

" Tau ah! Bomatlah." Dila menarik tangan Mira. " Apel yuk! Udah bel tuh." Mira mengangguk. Keduanya langsung berlari masuk kedalam barisan siswi di ikuti intan.

Setelah kepala sekolah selesai memberikan Arahan dan Nasehatnya kepada seluruh siswa siswi, terutama murid kelas tiga! barisan Apel itu langsung di bubarkan dan seluruh murid masuk di kelas mereka masing masing, begitu juga Dengan Nadila, Intan dan Mira.

" Nggak kerasa ya! udah kelas tiga aja." Ucap Mira.

" Iya Ra!" Sahut Dila.

" Rasanya baru kemarin masuk sekolah ini." Intan pun turut menimpali, obrolan kedua Sahabatnya itu.

" Waktu berlalu begitu cepat, kemarin kita berempat! sekarang kita tinggal bertiga." Sahut Mira. Raut wajahnya yang ceria, langsung berubah sedih.

" Jangan ngomong gitu dong Ra! kan Aku jadi kangen sama Risya." Seru Dila, Ia memeluk tubuh Mira.

" Aku juga." Sahut Intan.

" Maka dari itu! Mulai sekarang kita harus jujur satu sama lain! Apapun masalah kita nanti, harus cerita Nggak boleh simpan sendiri. Jangan sampai apa yang terjadi sama Risya terulang kembali." Ucap Mira.

" Iya Ra pasti." Intan mengiyakan ucapan Mira begitu juga dengan Dila.

" Best." Mira menadahkan satu tangannya.

" Friend." Intan meletakkan telapak tangannya di atas tangan Mira.

" Forever." Giliran Dila yang melekatkan tangannya di atas tangan kedua sahabatnya.

" Aku sayang kalian! Berpelukan." Ucap Mira, ketiganya pun berpelukan layaknya Teletubbies.

" Selamat pagi anak anak."

" Selamat pagi Pak."

Mira, Dila dan Intan Kembali ke tempat duduk mereka masing masing, begitu juga dengan murid murid yang lain.

" Selamat datang di tahun ajaran baru! Perkenalkan nama Bapak Risno, Bapak Guru mata pelajaran Kimia sekaligus wali kelas kalian, Karena kalian sudah berada di kelas 3 bapak harap kalian lebih giat belajar lagi."

" Iya Pak."

Setelah sesi perkenalan, pak Risno langsung memulai pelajarannya. Murid kelas tiga IPA B mengikuti pelajaran dengan khidmat. Kelas Mira dan kawan kawan memang terkenal sebagai kelas yang paling tenang.

...🖤🖤🖤🖤🖤🖤...

Jika Mira menikmati hari harinya dengan damai, maka berbeda dengan keluarga yang satu ini.

Semenjak Cucu kesayangan masuk rumah tahanan atau penjara untuk anak anak di bawah umur. Meisya Aldrich dan suaminya Aldrich Anggara selalu saja berdebat.

Meisya Seperti biasa selalu menemani suaminya sarapan. walaupun sarapan itu selalu berakhir dengan perdebatan antara Meisya dengan sang suami Aldrich Anggara, hal itu sudah terjadi Selama enam bulan terakhir ini.

" Pi, kapan Faiz di bebaskan." Selalu saja pertanyaan itu yang memulai perdebatan pasangan paruh bayah itu.

" Tunggu sampai masa tahanannya habis." Jawab Sang suami.

" Tapi Pi, ini udah lebih dari 6 bulan dia ditahan, Lagian perempuan itu juga baik baik saja Pi."

" Tetapi cucu kita tetap harus di hukum atas perbuatannya."

" Itu Nggak adil buat Faiz." Rasa sayangnya kepada cucunya membuat iya melupakan hukum yang berlaku.

" Sudahlah mi, kalau mami kangen! mami bisa jenguk Faiz." Mendengar ucapan suaminya , Meisya menghentikan sarapannya, ia meninggalkan sang suami begitu saja.

Meisya, mengambil benda pipih yang iya Letakkan di atas nakas samping tempat tidurnya. Wanita paruh baya itu, mengusap ponsel pintarnya. Mencari nomor ponsel putra bungsunya. Begitu ketemu Meisya langsung menghubunginya.

Tut... Tut...Tut..

" Hallo mi." Jawab suara Barito khas orang bangun tidur

" Mami nggak mau tahu, besok kamu sudah harus ada disini." Ucap Meisya tanpa basa basi.

" Tapi mi, Arsen lagi sibuk belakang ini, maaf mi, Arsen belum bisa pulang."

" Sibuk puasin ****** ****** kamu haah."

" Benaran mi, Arsen lagi sibuk."

" Kalau sampai besok pagi kamu belum sampai disini, siapkan diri kamu untuk menjadi piatu."

" Tapi mi.." Sambung telponnya telah di akhir.

Meisya meletakkan ponselnya di tempat semula. wanita paruh baya itu duduk di pinggiran ranjangnya, Ia terus memikirkan nasib cucunya.

...🖤🖤🖤🖤🖤...

Di saat Meisya sedang termenung memikirkan nasib cucunya, Sang putra yang jauh di Negara hewan berkantung itu justru sedang di selimuti amarahnya.

Bagaimana tidak, tidurnya yang nyaman selalu terusik karena ulah maminya, yang terus memintanya pulang.

" Arrrrgggghh." Arsen melempar ponselnya begitu saja. Ia menyibak selimut yang menutupi tubuh polosnya. bergerak perlahan turun dari tempat tidurnya, berjalan menuju kamar mandi. Udara dingin tidak dapat menghalangi seorang Arsen untuk menyegarkan pikirannya saat ini.

Arsen berdiri menghadap dinding kamar mandi yang terbuat dari kaca, Ia letakkan kedua telapak tangannya pada dinding kaca itu, kepalanya sedikit menunduk membiarkan guyuran shower menenangkan pikirannya.

" Baiklah mungkin ada baiknya aku pulang untuk melihat seperti apa wajah wanita yang telah menghancurkan nama baik keluargaku serta kebebasan Faiz." Arsen bermonolog, ia segera menyelesaikan mandinya, Setelah itu mengerjakan pekerjaan yang memang harus ia siapkan sebelum ia tinggalkan kepada asistennya! sebab untuk kembali tidur rasanya itu tidak mungkin karena kantuknya telah hilang entah kemana.

...🖤🖤🖤🖤🖤🖤...

Bel sekolah telah berbunyi, waktu belajar untuk hari ini telah selesai, semua murid bersiap siap untuk pulang ke rumahnya masing masing, begitu juga dengan Dila, Intan dan Mira.

" Ra jalan jalan dulu yuk." Ajak Dila. Mereka kini tengah berada di parkiran sekolah.

" Besok besok aja ya! lagi banyak tugas nih, padahal baru hari pertama masuk sekolah." Sahut Mira.

" Tau nih, nih anak! udah tahu banyak tugas masih aja pengen kelayapan." Intan pun turut angkat bicara.

" Aku juga tahu banyak tugas, tapi aku bosan di rumah sendiri. Kalian kan tahu bonyok aku lagi di luar Negeri."

" Kalau bosan kerjain aja tugas tugas sekolah dari pada jalan jalan." Seru Mira.

" Iya bener tuh apa yang di bilang Mira."Intan turut membenarkan ucapan Sahabatnya itu.

" Kalian berdua ko tega banget sih sama aku."

" Apa sih lebay banget." Mira mentoyor kepala Dila.

" Ihhh sakit tahu." Dila membalas dengan menjambak rambut Intan. " Ra! Aku buat tugasnya bareng kamu ya ? sekalian Numpang nginap." Dila tersenyum sambil menaik turunkan Alisnya.

" Ya sudah hayo! Tapi ingat jangan gangguin ka Putra. Izin juga sama Tante Hana."

" Jangan mau Ra! buang buang beras aja! tampung dia tuh."

" Iya sayangku yang paling bawel." Dila mencubit pipi Mira dengan gemasnya. " week bilang aja kamu mau ikutan."

" Kalau di bolehin sama Mira, aku juga mau." Ucap Intan.

" Rumah aku tuh bebas buat kalian berdua! tetapi ingat apa kata mommy aku, harus Izin dulu."

" Pasti dong Ra."

" Ya udah kita balik! tapi anterin aku ambil baju dulu ya." Pinta Dila.

" Iya." sahut Mira dan Intan. Mereka pun meninggalkan parkiran sekolah menuju Rumah Dila.

.

.

.

.

Bersambung.

🖤 Tinggalkan jejak ya kalau kalian suka

Terpopuler

Comments

acih aja

acih aja

masih ngikutin alurnya

2022-02-22

0

Meylin

Meylin

ko lebih ganteng frans ya🤔

2021-12-24

0

ani nurhaeni

ani nurhaeni

kompliik nyaa terlaluuu beratt buat sevi thoorr

2021-10-23

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog dan Visual.
2 Kembali sekolah
3 Pulang ke Indonesia
4 Arsen pulang?
5 Kebenaran yang disimpan.
6 Kebohongan Faiz
7 Ke perusahaan
8 Faiz bebas.
9 Memulai rencana.
10 Sekolah Mira
11 Izin ke Vila
12 Tiba di villa
13 Acara peresmian
14 Kekejaman Arsen.
15 Merasa hancur.
16 Sevi Kecelakaan
17 Dokter Brian
18 Air mata Mira
19 Mira sadar.
20 Kembali sekolah lagi.
21 Namanya Sevi
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 Mereka terlalu cerdik
54 Meyakinkan Sevi
55 Proses perceraian.
56 Dia berbohong.
57 Jawab pertanyaan, mommy
58 Maaf, mommy
59 Dia bukan anakku.
60 Masalahmu, Masalahku.
61 Memperjelas status.
62 Mengubah panggilan.
63 Meisya dan Devi
64 Arsen dan Sevi
65 Istri orang.
66 Aku mencintaimu.
67 Kamu yakin?
68 Istri kecilnya!
69 Pasangan yang cocok.
70 Hadiah buat istri om.
71 om, nanti dulu!
72 My husband.
73 Makan siang bersama.
74 Gaun Impian.
75 Ada dengan Sevi?
76 Hamil
77 Bangun di tengah malam
78 Serba salah.
79 Kemarahan Arsen.
80 Cemas menunggu.
81 End
82 Epilog.
83 Terima kasih
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog dan Visual.
2
Kembali sekolah
3
Pulang ke Indonesia
4
Arsen pulang?
5
Kebenaran yang disimpan.
6
Kebohongan Faiz
7
Ke perusahaan
8
Faiz bebas.
9
Memulai rencana.
10
Sekolah Mira
11
Izin ke Vila
12
Tiba di villa
13
Acara peresmian
14
Kekejaman Arsen.
15
Merasa hancur.
16
Sevi Kecelakaan
17
Dokter Brian
18
Air mata Mira
19
Mira sadar.
20
Kembali sekolah lagi.
21
Namanya Sevi
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
Mereka terlalu cerdik
54
Meyakinkan Sevi
55
Proses perceraian.
56
Dia berbohong.
57
Jawab pertanyaan, mommy
58
Maaf, mommy
59
Dia bukan anakku.
60
Masalahmu, Masalahku.
61
Memperjelas status.
62
Mengubah panggilan.
63
Meisya dan Devi
64
Arsen dan Sevi
65
Istri orang.
66
Aku mencintaimu.
67
Kamu yakin?
68
Istri kecilnya!
69
Pasangan yang cocok.
70
Hadiah buat istri om.
71
om, nanti dulu!
72
My husband.
73
Makan siang bersama.
74
Gaun Impian.
75
Ada dengan Sevi?
76
Hamil
77
Bangun di tengah malam
78
Serba salah.
79
Kemarahan Arsen.
80
Cemas menunggu.
81
End
82
Epilog.
83
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!