Setelah kepergian kakak dan papinya Arsen langsung mengajak Faiz untuk kembali kerumahnya, sebab maminya sedang menunggu kedatangan mereka berdua.
Cukup Satu jam perjalanan yang di butuhkan Arsen untuk sampai di rumahnya dan kini ia dan Faiz telah tiba di depan rumah di antara Yudha sahabatnya. " Aku langsung balik ya Ars." Pamit Yudha.
" Koh cepat banget! mampir dulu." Keluh Arsen, sambil menatap Yudha penuh tanya.
" Lain kali ya! soalnya aku mau temani mama keluar kota, ada urusan keluarga." Mengerti dengan tatapan yang di tunjukkan Arsen Yudha pun menjelaskan alasan kenapa ia tidak bisa mampir.
" Berapa lama? kenapa nggak bilang sih." Tanya Arsen.
" Ini aku dah bilang! Untuk waktunya sih mungkin dua Minggu atau lebih, kamu jangan kangen ya." Jawab Yudha sedikit bergurau.
" Haaah selama itu! terus yang bantu aku buat menyelidiki si mira Mira itu siapa?" Arsen memijat pelipisnya, belum juga masalah dengan sang kakak dan papinya selesai, kini ia harus mengurus masalah Mira lagi, sungguh Arsen tidak akan sanggup melakukannya. Seandainya ada Yudha, Arsen bisa memintanya untuk mencari tahu tentang Mira dan dia bisa mengurus pekerjaan lainnya.
Walaupun ia berada di Indonesia, tetapi ia juga harus mantau bisnisnya yang ada di negara hewan berkantung itu serta yang ada disini. " Kalau kamu? banyak kerjaan! ya udah sih Mira nya nggak usaha di urus lagian Faiz juga udah bebas." Ucap Yudha saat menyadari sahabatnya itu hanya diam.
" Nggak, aku tetap akan membalas semua yang dia lakukan, aku nggak peduli sehebat apa dia dan keluarganya itu." Arsen tetap kekeuh dengan pendiriannya, ia tidak sadar jika keputusannya hari ini akan membuat ia menyesal di kemudian hari.
" Ya sudah terserah kamu maunya seperti apa! Aku pamit, Bye." Yudha kembali masuk ke dalam mobil dan menginjak pedal gas mobilnya, mobil itupun berlalu meninggalkan kediaman keluarga Aldrich. Sebenarnya Yudha malas, dengan sikap Arsen yang membenarkan perbuatan Faiz, sehingga dia beralasan ada urusan keluarga 1 Minggu ini, pada hal kenyataan ia hanya akan menemani orang tua dua hari saja.
Sedangkan Arsen Masih membeku di tempatnya. Di satu sisi ia ingin segera memberikan pelajaran kepada gadis yang bernama Mira sedangkan disisi lain ia terkendala urusan pekerjaan, sebenarnya Arsen bisa saja menyewa orang lain untuk melakukan sesuatu kepada gadis itu, tetapi dia tidak ingin gadis itu mendapat empati dari keluarga maupun masyarakat, Karena Arsen ingin gadis itu hancur sehancur- hancurnya sehingga setiap mata yang memandangnya, hanya tersirat perasaan jijik bukan kasian dan pada saat hari itu tiba, tidak ada yang akan membantunya walaupun hanya sekedar untuk berdiri.
" Ars, Kenapa masih disini ayo masuk." Suara sang mami menyadarkan Arsen dari lamunannya. " Yudha mana?" Tanya Meisya sambil celingukan mencari keberadaan sahabatnya dari putranya itu.
" Udah balik mi, katanya ada acara keluarga di luar kota." Jawab Arsen perlahan ia melangkah masuk kedalam rumah Sambil merangkul pundak maminya. wanita paruh yang masih terlihat sangat mudah itu mengangguk seraya melangkah masuk bersama putranya.
...🖤🖤🖤🖤🖤🖤...
Disaat Arsen tengah merencanakan niat jahatnya untuk gadis yang tidak berdosa itu, Mira justru menjalani hari harinya dengan baik seperti pagi tadi.
Ia hampir saja terlambat ke sekolah karena ulah sang kakak yang ingin mengantarkannya ke sekolah tetapi Mira tetap kekeh ingin pergi ke sekolah menggunakan motor kesayangannya. Perdebatan itu akhirnya berakhir begitu mommy mereka turun tangan dan Mira terpaksa harus menuruti jika ibu negara sudah memberikan perintah.
" Assalamualaikum, selamat pagi semua." Ucap Mira begitu kakinya melangkah masuk kedalam kelas.
" wassalamu'alaikum, selamat pagi juga." Jawab sebagian murid yang ada di kelas, sedangkan yang lainnya asyik dengan kesibukan mereka masing masing Sambil menunggu guru mata pelajaran yang pertama masuk.
Tak lama berselang, guru yang di tunggu pun masuk. semua murid langsung kembali ketempat duduknya masing masing begitu juga dengan Mira dan kedua sahabatnya.
Empat puluh lima menit berlalu jam mata pelajaran yang pertama berakhir berganti dengan waktu istirahat. " Kamu kenapa sih, aku perhatikan dari tadi diam aja! sariawan?" Tanya intan, Ketiganya kini masih berada di kelas.
" Iya! tahu nih anak." sahut Dila.
" Sariawan apanya! aku lagi kesal tahu nggak."
" Kesal kenapa?"
" Kesal sama siapa?" Tanya intan dan Dila bersama sama.
" Kesal dengan kak putra, gara gara dia, aku nggak jadi bawah motor ke sekolah."
" Emangnya kak putra larangan, kamu naik motor?"
" Bukan gitu, tadi pagi dia itu ngotot banget buat anterin aku, udah gitu mommy pake setuju lagi. kan kasian motor aku, sudah 2 hari nggak di pakai." Jelas Mira.
" Yeeeey, gue pikir apa." Ucap Dila sambil mentoyor kepala Mira.
" Iya aku juga, harusnya tuh kamu bersyukur di perhatikan sama kedua kakak kamu."
" Tahu ahh." Sahut Mira Sambil mengusap kepalanya.
" Udah nggak usah, cemberut gitu, aku punya berita menarik buat kalian berdua." Ucap Dila begitu bersemangat.
" Apa." Tanya Mira dan Intan bersama sama.
" Nanti pada saat kita libur semester, ada balapan liar loh di puncak."
" Eee peak, kita masuk sekolah juga belum sebulan, udah mikir libur semester aja! masih lama Empat atau lima bulan lagi dan gue yakin sih Mira nggak bakalan di izinin pergi sama orang tuanya, apalagi kakaknya, kamu tahu sendiri kan seposesif apa ka Nanda sama kak Putra."
" Iya kalau itu aku juga tahu intan sayang, tapi kali ini aku yakin Mira akan di izinin buat ikut kita kepuncak."
" Gimana caranya." Tanya Mira.
" Mama sama papa aku yang akan izin sama mommy dan ayah kamu, tugas kamu bujuk kak Nanda dan kak Putra biar nggak halangi jalan kita." Ucap Dila sambil menaik turunkan alisnya. " Itu sebabnya aku kasih tahu kalian sekarang jadi pada saat hari libur tiba kita tinggal pergi aja nggak perlu capek capek mikirin izin." Sambungnya.
" Aku yakin mommy nya Mira nggak akan setuju, masa mama sama papa kamu datang minta izin Mira buat ngikutin balap liar di puncak."
" kalau itu sih, Jangankan mommy nya Mira, mama aku juga nggak akan setuju kalau aku ikutin balapan."
" Terus." Sahut intan, sedangkan Mira hanya diam mendengar rencana sahabatnya itu
" Satu hari sebelum balapan, mama sama papa aku buat acara syukuran villa baru kita di puncak, rencananya kita tiga sampai empat hari di sana."
" Serius?" Tanya Mira begitu antusias.
" Iya, mama juga udah bilang sama aku kalau dia akan izin sama orang tua kalian berdua."
" Yeeeey." Mira dan Intan langsung memeluk tubuh Dila. Saat tengah asyik berpelukan bel berbunyi yang menandakan waktu istirahat telah usai. terlalu lama bercerita membuat ketiganya melewatkan waktu istirahat.
.
.
.
.
Bersambung.
🖤 Tinggalkan jejak ya kalau kalian 👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Yati Parmin
ngikut aja kak vii.....
2021-12-01
0
Ermi Sri Lestari
belum masuk konflik aja udah berdesir rasanya. gimana nanti masuk konflik
2021-11-03
0
ani nurhaeni
Arsen terlaluuu sombong
2021-10-23
0