Izin ke Vila

Hari terakhir ujian semester, ketiga gadis itu tengah sibuk dengan lembar ujian yang ada di hadapan mereka, mereka membaca dengan seksama kemudian mengisi jawab yang mereka yakini benar.

" Ra, udah belom." Bisik Intan.

" Dikit lagi! kamu gimana?" Tanya Mira balik.

" Sama." Keduanya pun kembali mengerjakan soal soal itu. Setengah jam kemudian bel pun berbunyi menandakan waktu ujian telah selesai, Seluruh siswa mengumpulkan lembaran ujian mereka di meja guru.

Karena hari ini ujian semester yang terakhir, seluruh siswa di bolehkan pulang lebih awal kecuali mereka siswa siswi yang remedial. untuk mata ujian hari hari kemarin.

" Ada mata pelajaran yang harus di Remedial nggak?" Tanya Mira kepada Kedua sahabatnya.

" Aku nggak ada tuh." Jawab Intan.

" Aku juga." Sahut Dila.

" Ya udah kalau nggak ada kita balik yuk! mau ngapain lagi." Ucap Mira.

" Yuk." Dila langsung berdiri dari duduknya diikuti intan.

" Entar sore jadikan kita main basket?" Tanya Intan.

" Jadi, ditempat biasakan." Jawab Mira.

" Iya." Ketiganya pun berjalan beriringan menuju parkiran dimana motor kesayangan mereka berada.

" Mira, Lo jadikan ikut, balapan Minggu besok." Tanya Dila, begitu mereka telah duduk di atas motornya masing masing.

" Kan aku udah bilang kalau di izinin kepuncak aku akan ikut, kalau nggak gimana dong."

" Tahu nih anak, udah di jelasin masih belum ngerti juga." Sewot intan.

" Iya! aku tahu, tapi penutupan pendaftaran balapan tuh, hari ini."

" Haaah seriusan!" Tanya Mira dan Intan kompak.

" Iya serius! ngapain juga aku bohongin kalian, nggak ada untungnya."

" Terus gimana." Tanya Intan.

" Daftar aja! kalau aku nggak di izinin nggak masalah juga!"

" Benar ya! Gue daftar nih."

" Iya bawel." Dila langsung menghubungi orang bersangkutan untuk mendaftarkan nama Mira.

" Aku juga ikut." Ucap Intan.

" Kalau gitu aku juga ikutan." Sahut Dila, Akhirnya mereka bertiga mengikuti balapan itu.

" Semoga, kamu di izinin ya besok! dan jangan lupa entar sore di tempat biasa." Ucap Intan penuh harap. Setelah itu ketiganya menggunakan Helm dan menyalakan mesin motor mereka, ketiga gadis itu melesat dengan motor mereka, keluar dari parkiran sekolah menuju Rumah masing masing.

...🖤🖤🖤🖤🖤...

Faiz masuk ke dalam ruangan kerja Arsen tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, terlihat lelaki yang di panggil paman itu tengah sibuk dengan tumpukan berkas yang ada di hadapannya serta angka angka dan grafik yang terpampang pada layar laptopnya.

" Selamat siang paman." Ucap Faiz, setelah mendaratkan bokongnya pada kursi yang ada di hadapan meja Arsen.

Arsen melirik sekilas wajah keponakannya, kemudian kembali Fokus pada pekerjaannya. " Ada apa kamu kemari." Tanya Arsen tanpa memindahkan pandangannya.

" Aku , kesini karena ada yang mau aku kasih tahu sama paman." Jawab Faiz.

" Apa." Tanya Arsen tidak begitu tertarik dengan Ucapan keponakannya.

" Apa paman, masih berminat membalas wanita yang bernama Mira itu?" Faiz balik bertanya kepada Arsen. Lelaki berkepala tiga yang masih terlihat sangat muda itu langsung menghentikan pekerjaannya dan menatap begitu intens wajah keponakannya.

Yang di pandang pun seolah mengerti dengan tatapan itu. " Minggu besok Mira ikut balapan di puncak, jika paman ingin membalasnya mungkin ini kesempatan paman! ini." Faiz menyodorkan selembar kertas yang berisi alamat tempat di adakan balapan serta villa milik keluarga Dila. " Semoga Rencana Kita berhasil." Ucapnya Setelah itu ia melangkah keluar ruangan Arsen saat tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir pamannya.

Begitu Faiz pergi, Arsen langsung mengambil kertas itu dan menyimpannya, setelah itu ia kembali mengerjakan pekerjaannya.

...🖤🖤🖤🖤🖤🖤...

Malam harinya, usai bermain basket bersama kedua sahabatnya sore tadi, kini Mira tengah duduk bersama Ayah, mommy, kedua saudaranya serta sepupunya Daffa.

Mereka duduk di ruangan Keluarga, bercerita seperti biasanya. " Sevi." Panggil Devi ibunya.

" Iya mom." Jawab Mira. ia kini tengah berada dalam pelukan ayahnya.

" Tadi siang mama dan papanya Dila ke perusahan. ketemu mommy sama Ayah, Mereka ingin mengajak Mira kepuncak! Apa Sevi mau." Tanya Devi.

" Kalau mommy sama ayah izin, Sevi mau! kalau nggak boleh juga nggak papa." Jawab Mira mantap, walaupun dalam hatinya ia begitu ingin pergi.

" Sekali pun mommy dan Ayah setuju, Abang nggak setuju kamu pergi ke sana." Ucap Nanda.

" Kakak juga." Sahut putra.

" Aku juga nggak setuju." Daffa turut menyuarakan pendapatnya.

" Apa alasannya." Tanya Mira, tanpa iya sadari pertanyaannya itu, menandakan dia ingin pergi dan berharap Ayah dan mommy nya mengizinkan.

" Alasannya karena Abang sibuk di kampus, begitu juga ada proyek baru yang Abang dan kak putra harus tangani dan kita nggak bisa temani kamu." Jawab Nanda.

" Iya Ka Sevi, Aku juga lagi sibuk sibuknya di kampus, nggak ada yang temani kakak di sana! kalau terjadi sesuatu sama kakak gimana?" Sahut Daffa.

" Aku nggak akan kenapa Napa! lagian ada mama dan papa Dila yang bisa jagain kita." Mira tetap kekeh pada pendiriannya, padahal belum ada kata iya dari Ayah dan mommy nya.

Aksel menatap wajah Istrinya, meminta jawaban darinya. Devi menggeleng kepalanya, entah terlalu sayang atau tidak pernah jauh Dari Sevi membuat hatinya gelisah serta takut.

" Ade mau ikut kepuncak." Tanya Aksel sambil mengusap rambut putrinya dengan sayang.

" Kalau mommy dan Ayah izinin." Jawabnya masih sama.

Aksel mengangkat dagu putrinya, menatap dalam dalam kedua manik putrinya. " Kalau Ayah nggak izinin, Ade nggak papa kan?" Manik indah itu langsung berkaca kaca, Aksel sadar putrinya begitu ingin pergi tetapi istri dan putranya tidak menginginkan ia pergi, begitu juga dengan Aksel sendiri.

Mira menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang Ayah, Air matanya mengalir begitu saja menandakan di ingin ikut kepuncak.

Aksel mengecup bekali kali puncak kepala putrinya itu, ia begitu ragu memberikan izin kepada putrinya tetapi hatinya sakit jika melihat dia menangis seperti ini. " Ade boleh pergi tapi ingat jaga diri, jaga kesehatan dan jangan nyusahin orang lain! jangan Nangis."

" AKS." Teriak Devi.

" Ayah." Ketiga pemuda itu pun ikut melayangkan protes akan keputusan Aksel.

" Sekali ini saja." Pinta Aksel. Keempat orang itu langsung diam.

" Terima kasih ayah." Mira mengusap pipinya, Aksel mengangguk.

" Tapi ingat pesan ayah! harus jaga diri, jaga kesehatan dan nggak boleh nyusahin orang tua Dila." ulang Aksel lagi.

" Iya Ayah."

Mira begitu senang mendapatkan izin dari Ayahnya, lain halnya dengan Kedua kakak, mommy dan sepupunya. mereka tidak setuju dengan keputusan Aksel ayahnya Mira.

.

.

.

.

Bersambung.

🖤 Tinggalkan jejak ya kalau kalian suka 👍

Terpopuler

Comments

Nurliana Saragih

Nurliana Saragih

Sebenarnya Nanda ini laki - laki atau perempuan sih?
😤😤😤

2022-08-18

0

mustika

mustika

PETAKA di mulai

2022-01-26

0

RinRin

RinRin

kok daffa manggil sevi kak? padahal dy kan masih SMA trus s daffa udah kuliah 😅

2021-12-13

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog dan Visual.
2 Kembali sekolah
3 Pulang ke Indonesia
4 Arsen pulang?
5 Kebenaran yang disimpan.
6 Kebohongan Faiz
7 Ke perusahaan
8 Faiz bebas.
9 Memulai rencana.
10 Sekolah Mira
11 Izin ke Vila
12 Tiba di villa
13 Acara peresmian
14 Kekejaman Arsen.
15 Merasa hancur.
16 Sevi Kecelakaan
17 Dokter Brian
18 Air mata Mira
19 Mira sadar.
20 Kembali sekolah lagi.
21 Namanya Sevi
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 Mereka terlalu cerdik
54 Meyakinkan Sevi
55 Proses perceraian.
56 Dia berbohong.
57 Jawab pertanyaan, mommy
58 Maaf, mommy
59 Dia bukan anakku.
60 Masalahmu, Masalahku.
61 Memperjelas status.
62 Mengubah panggilan.
63 Meisya dan Devi
64 Arsen dan Sevi
65 Istri orang.
66 Aku mencintaimu.
67 Kamu yakin?
68 Istri kecilnya!
69 Pasangan yang cocok.
70 Hadiah buat istri om.
71 om, nanti dulu!
72 My husband.
73 Makan siang bersama.
74 Gaun Impian.
75 Ada dengan Sevi?
76 Hamil
77 Bangun di tengah malam
78 Serba salah.
79 Kemarahan Arsen.
80 Cemas menunggu.
81 End
82 Epilog.
83 Terima kasih
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog dan Visual.
2
Kembali sekolah
3
Pulang ke Indonesia
4
Arsen pulang?
5
Kebenaran yang disimpan.
6
Kebohongan Faiz
7
Ke perusahaan
8
Faiz bebas.
9
Memulai rencana.
10
Sekolah Mira
11
Izin ke Vila
12
Tiba di villa
13
Acara peresmian
14
Kekejaman Arsen.
15
Merasa hancur.
16
Sevi Kecelakaan
17
Dokter Brian
18
Air mata Mira
19
Mira sadar.
20
Kembali sekolah lagi.
21
Namanya Sevi
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
Mereka terlalu cerdik
54
Meyakinkan Sevi
55
Proses perceraian.
56
Dia berbohong.
57
Jawab pertanyaan, mommy
58
Maaf, mommy
59
Dia bukan anakku.
60
Masalahmu, Masalahku.
61
Memperjelas status.
62
Mengubah panggilan.
63
Meisya dan Devi
64
Arsen dan Sevi
65
Istri orang.
66
Aku mencintaimu.
67
Kamu yakin?
68
Istri kecilnya!
69
Pasangan yang cocok.
70
Hadiah buat istri om.
71
om, nanti dulu!
72
My husband.
73
Makan siang bersama.
74
Gaun Impian.
75
Ada dengan Sevi?
76
Hamil
77
Bangun di tengah malam
78
Serba salah.
79
Kemarahan Arsen.
80
Cemas menunggu.
81
End
82
Epilog.
83
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!