" Ya dua duanya, tapi lebih ke kak Putra aja." Sudut bibir Putra sedikit tertarik keatas. Mendengar Ucapan dari sahabat adiknya itu.
" Ganjen! jadi cewek murah amat." Intan mentoyor kepala Dila seperti biasanya.
" Biarin! orang cuma sama kak Putra aja."
" Yeey Tante Devi juga ogah punya menantu kaya kamu gini." Intan menujuk wajah Dila.
" Selama Putra suka dan nyaman! Tante pasti merestui, tapi untuk sekarang ini fokus belajar dulu ya." Jika Devi tidak menengahi kedua sahabat anaknya itu, ia yakin pagi pun perdebatan kedua gadis itu tidak akan berakhir.
" Makasih ya Tante, Tante emang camer idaman aku." Ucap Dila.
" Dila." Panggil Mira. " Udah bawelnya, tadi kamu janjikan nggak gangguin ka Putra."
" Ihhh siapa juga yang gangguin ka Putra, orang aku cuma ngomong doank."
" Ngeles aja Lo, kaya bajaj." Sahut Intan.
Aksel dan kedua putranya tidak dapat berkata kata mendengar perdebatan ketiga gadis itu.
Untuk sesaat keadaan ruangan itu hening karena Devi membawakan es krim untuk cemilan mereka. sebelum suara Dila Kembali mengusik ketenangan beberapa menit itu.
" Kak Putra kuliah jurusannya apa?" Tanya Dila, Mira dan Intan memutar bola matanya, mereka mulai jengah dengan ulah Dila.
" Manajemen." Jawab Putra seadanya.
" Kenapa nggak ambil keguruan aja kak?" Tanya Dila lagi, membuat Intan dan Mira menautkan kedua alis mereka. Sedangkan Putra tidak menjawab pertanyaan Sahabat adiknya. Bukan karena tidak ingin menjawab pertanyaan itu tetapi ia bingung mau jawab apa.
" Kak Putra." Panggil Dila.
" Kenapa."
" Kenapa kakak Nggak jawab pertanyaan aku."
" Itu karena kak Putra males sama cewe ganjen kaya Lo." Sahut Intan.
" Bilang aja kamu syirik sama aku! iyakan ngaku aja."
" Ogah gue syirik sama Lo!"
" Udah dong jangan debat lagi, kasian pelayan udah istirahat nanti keganggu dengar suara kalian." Aksel mulai membuka suaranya.
" Benar tuh kata Ayah." Seru Putra." Sekarang kak Putra tanya sama kamu! kalau ka Putra jadi guru cocoknya jadi guru apa." Putra bertanya kepada Dila.
" Kalau Menurut Dila ka Putra tuh cocoknya jadi Guru Agama kalau nggak guru BK."
" Alasannya?" Putra menaikkan salah satu Alisnya.
" Ya karena setiap ulang Agama kan pasti ada praktek sholat tuh, siapa tahu dari situ kakak bisa jadi imam aku."
" Terus guru BK, biar Lo di bimbing jadi istri Sholehah gitu." Sahut Mira.
" Ko tahu sih Ra."
" Gombalan Lo nggak lucu terlalu garing." Ucap Intan, membuat wajah Dila langsung cemberut.
" Udah nggak usah so cantik kaya gitu, mending kita tidur." Mira menarik tangan Dila." selamat Malam Mom, Yah, kakak kakakku."Ucap Mira sambil mencium pipi mereka secara bergantian.
Setelah ketiga Gadis itu kembali ke kamar Mira, Aksel dan Devi juga masuk ke kamar mereka, begitu juga dengan Nanda dan putra.
Pagi harinya, tepat Sebelum burung berkicau Keluarga yang kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan 8 belokkan 9 tanjakan ini sudah bangun dan melakukan aktifitas mereka di pagi hari, bahkan Intan dan Dila pun mulai terbiasa dengan kebiasaan mereka.
Selesai Sholat Biasanya mereka joging di kompleks perumahan tetapi tidak untuk hari ini di karenakan cuaca di luar sedang gerimis melanda hati ee salah gerimis aja. " Akhirnya ka Putra bisa jadi imam aku juga." Ucap Dila memulai perdebatan di pagi hari ini.
" Dila masih pagi jangan kumat dulu." Ucap Mira.
" Siapa juga yang lagi kumat, emang benarkan ka putra jadi imam aku tadi." Tidak ada yang salah dengan ucapan Dila, sebab Putra lah yang menjadi imam untuk mereka. Hal itu bukan sekali, tetapi sudah sering karena Devi Sengaja meminta Aksel dan kedua anaknya untuk berganti menjadi imam saat mereka sholat bersama. jika hari ini Nanda, besok putra setelah itu Aksel kembali lagi ke Nanda begitu seterusnya. skip kebanyakan narasi.😧
" Itu beda Dila sayang." Seru Intan.
" Udah Tan nggak usah di ladenin, mending kita siap siap ke sekolah." Mira menarik tangan Intan meninggalkan Dila.
Tepat Jam 6 mereka berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama. Jika di rumah Neneknya Mira semua orang sarapan sambil ngobrol lain Ceritanya jika saran dirumahnya! tidak ada yang boleh bersuara Selama mereka makan! karena tempat ngobrol di rumah ini, ruang tamu, ruang keluarga dan gazebo yang ada di taman belakang samping kolam renang.
Rumah Mira kalau di lihat dari luar begitu sederhana tetapi begitu masuk didalamnya rumah dua lantai itu tidak kalah dengan mansion mewah lainnya.
Selesai sarapan Mira dan kedua sahabatnya berangkat ke sekolah di antar Aksel papanya mira sebab Cuaca diluar tidak mendukung mereka untuk mengunakan motor.
...🖤🖤🖤🖤🖤🖤...
Dering ponsel terdengar begitu nyaring, membuat tidur Arsen Kembali terusik. Tanpa melihat layar ponselnya, sudah bisa Arsen tebak siapa yang mengganggu tidurnya.
" Hallo Mi." Ucap Arsen dengan suara khas bangun tidur.
" Kenapa kamu belum pulang juga." Tanya Meisya. Seperti biasa setelah perdebatannya dengan sang suami berakhir di meja makan, Meisya selalu Kembali ke kamarnya untuk menghubungi Arsen. " Papi, kamu , Er semuanya sama tidak ada yang sayang lagi sama mami, Apa mami salah jika meminta keadilan untuk cucu mami apa harus mami mati dulu baru kalian mengerti."
" Arsen nggak suka mami ngomong seperti itu, Arsen sayang sama mami."
" Kalau sayang pulang sekarang."
" Iya Mi, Arsen mandi dulu ya." Arsen pun mengakhiri telpon maminya tanpa memberitahu bahwa dia sudah di Indonesia.
Setelah menyimpan ponselnya, Arsen langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Diruang tamu Yudha datang menemui Arsen seperti yang dijanjikannya semalam! rencananya hari ini mereka akan pergi ke sekolah Mira.
" Selamat pagi om." Sapa Yudha saat berpapasan dengan Anggara papinya Arsen.
" Selamat pagi Yudha! Tumben hari ini kamu ke rumah om? ada yang bisa om bantu."
" Tidak om! yudha kesini karena ada janji dengan Arsen."
" Arsen? Bukannya Arsen masih di Aussie."
" Arsen sudah di Indonesia om, semalam Yudha yang menjemputnya di bandara dan mengantarnya pulang! mungkin Arsen masih tidur." Yudha menunjuk kearah lantai dua.
" Kurang ngajar sekali Anak itu! pulang tidak mengabari orang tua sama sekali."
" Mungkin Arsen ingin memberi kejutan untuk Tante Meisya." sahut Yudha.
" Kamu benar juga! Ayo duduk dulu, nanti om minta sama maid untuk membangunkan Arsen di kamarnya." Yudha mengiyakan ajakan Anggar.
Baru saja Anggara dan Yudha duduk, Arsen muncul di hadapan mereka dengan pakaian kasualnya.
" Sudah dari tadi?" Tanya Arsen.
" Baru Lima menit." Jawab Yudha.
Arsen menghampiri papinya memeluk lelaki paruh bayah itu." Kenapa tidak mengabari mami dan papi kalau kamu Akan pulang." Tanya Anggara sambil menepuk punggung Putranya.
.
.
.
.
Bersambung.
🖤 Tinggalkan jejak ya kalau kalian suka 👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
ani nurhaeni
dapat maaf ga kira kiraa
2021-10-23
0
Ole
next lagi
2021-10-07
0
CipLiss
thor bukannya mereka kembar 3 ya... kog sevi masih sma putra udh kuliah
2021-04-03
0