“Calvin!!!! Buka pintumu. Kau benar-benar keterlaluan. Aku ingin bicara!”
Kath samar-samar mendengar suara kakaknya. Dia menggeliat pelan dan terkejut saat merasakan sesuatu yang berat menindih perutnya. Kath menoleh dan terkejut melihat Calvin terbaring disampingnya. “ pagi....” dan pria itu sedang menatapnya dengan lembut.
“kau tak apa-apa?” kath berusaha mengingat apa yang sudah terjadi dan memerah malu. Semalam mereka pulang larut. Dan entah apa yang difikirkannya dia menerima calvin dan membuka dirinya untuk pria itu. Kath berusaha bangun tapi sekujur tubuhnya terasa kaku. “ Calvin!!!!” Catla kembali menggendor pintu.
“Sepertinya kakakmu sudah sehat dan sedang marah besar.” Calvin bangkit dan meraih piyama,menutupi tubuhnya. Kath masih meratapi kebodohannya saat pintu kamar terbuka dan Catla menerobos masuk.
“Dasar pria brengsek. Beraninya kau melakukan itu padaku? Selama ini aku yang membantu hingga bisa mencapai posisi ini. Tapi apa balasanmu? Kau berusaha membunuhku?” Catla melampiaskan semua kemarahannya hingga nafasnya tak teratur. Dia merasa dikhianati.
Calvin tak menjawab. Dia malah berjalan ke arah temapat tidur. Kath berusaha menutupi dirinya dengan selimut. “Calvin! Jawab aku. Kenapa kau lakukan semua itu?”
“Kau fikir dengan membantuku kau sudah menjadi segalanya untukku?” dia mengatakannya dengan dingin. Catla terdiam. Dia tahu semua itu tak mungkin tapi dia tetap berharap Calvin akan menghargainya walau sedikit.
“Calvin,aku mengkhianati adik dan ayahku demi kau. Apakah itu tak cukup menunjukkan bahwa aku benar-benar mencintaimu?”
Calvin meraih ujung selimut dan menurunkannya hingga wajah kath terlihat. Catla diam bagai patung. Kath??? Dan dia ada di tempat tidur Calvin? Calvin tak pernah mengizinkannya berada di tempat itu. Calvin menurunkan sedikit lagi selimut itu. Kath terpekik pelan dan berusaha menarik kembali selimut itu menutupi tubuhnya. Catla merasa seolah-olah berbagai batu berat menimpanya. Kakinya lemas dan dia pun jatuh terduduk. Kath ingin menolong kakaknya tapi tak berdaya dengan keadaannya.
“Sekarang kau sudah tahu posisimukan?” tak ada lagi harapan untuknya. Catla terisak pelan.
“Calvin,sudah cukup. Kumohon.”
Kath meraih tangan Calvin dan menggenggamnya penuh permohonan. Dia tak kuat melihat kondisi kakaknya.
Calvin mengelus pipi Kath dengan punggung tangannya yang bebas. “ Kath adalah segalanya bagiku. Kau hanyalah alatku. Dengan keangkuhan dan keegoisanmu kau fikir ada laki-laki yang akan mencintaimu dengan tulus?” genggaman Kath semakin mengetat. Air matanya mengalir pelan.
“ Cukup. Kumohon. Akan kulakukan semua maumu.” Calvin tersenyum dan memeluknya. Diantara derai air matanya Catla menyaksikan semua itu dan menyadari semua kebodohannya. Tapi tak lagi jalan kembali untuknya. Selamanya dia hanya akan menjadi pecundang dan pengkhianat. Tangisan permohonan Kath juga terdengar olehnya. Adik yang selama ini selalu dibencinya memohon bahkan menyerahkan dirinya pada Calvin demi dirinya.
Dua bodyguard masuk dan membawanya pergi. “kakak....” Kath berusaha bangkit tapi ditahan oleh Calvin. “ dia takkan dilukai. Dia hanya akan dibawa ke kamarnya. Jadi tenanglah. Lebih baik kau istirahat. Dari semalam kau sudah menguras banyak tenaga.”
“Kumohon....hentikan semua ini. Biar aku yang menanggung semuanya.” Calvin tersenyum. “ Sebentar
lagi....kau tak perlu khawatir. Ada sesuatu yang harus kuselesaikan sebelum semua ini berakhir. Bersabarlah,sedikit lagi.” Kath memandangnya. Dia tak mengerti arti kata-katanya. Calvin mencium keningnya pelan. “Istirahatlah. Aku
harus ke suatu tempat. Saat aku kembali kita akan mengunjungi Ayahmu.”
“Benarkah?” wajah Kath berseri walau di pipinya masih ada bekas air mata. Calvin mengangguk. “Tapi kau hanya bisa melihatnya dari jauh.”
“tak apa. Asal aku bisa melihatnya,dari jauh pun tak apa.”
“Ya sudah. Istirahatlah.” Calvin melepaskan pelukannya dan menghilang ke kamar mandi. Kath merebahkan badannya. Hatinya sedikit bahagia. Akhirnya dia bisa melihat Ayahnya. Calvin tidaklah sekejam yang ditunjukkannya.
^_^
Begitu Calvin berangkat kerja,Kath mandi dan berpakaian. Sekujur tubuhnya terasa ngilu tapi dipaksakannya tetap bergerak. Dia harus melihat keadaan Catla.
Kamar Catla dijaga dua bodyguard. Tapi mereka membuka pintu untuknya tanpa bertanya. Hati Kath miris melihat kakaknya duduk meringkuk di samping tempat tidur. Bahunya bergetar tanda dia sedang menangis. Kath berlari memeluk kakaknya.
Catla mengangkat wajahnya. Begitu tahu siapa yang memeluknya Catla langsung membalas pelukan itu. “ Kath....maafkan aku. Maafkan aku.” Keduanya menangis bersama. Setelah sekian lama akhirnya dua
bersaudara yang selalu berselisih jalan dapat menangis bersama. Hati mereka menjadi dekat setelah mengalami peristiwa yang kejam. Peristiwa yang mengorbankan keutuhan keluarga mereka.
Setelah mereka tenang.Kath membantu Catla membersihkan diri. “ sekarang kakak kembali cantik.walau agak kurusan sich.” Catla tersenyum dan memandang bayangannya di cermin. Kath menyisir rambutnya yang
masih agak basah.
“Kau tak apa?” keduanya berpandangan di cermin. Kath tahu arti pertanyaan kakaknya. “aku tak apa. Hanya sedikit lelah. Kakak mau memijatku?” candanya. Wajah Catla berubah muram. Kath,adiknya yang selalu didik dengan baik. Tak pernah rusak oleh pergaulan dunia luar yang kejam. Karena kebodohannya Kath harus menderita.
“Kak,jangan berrfikir itu semua salah kakak. Semuanya sudah terjadi. Aku tak menyalahkan siapapun. Asalkan kakak dan Ayah baik-baik saja maka aku pun akan baik-baik saja.” Kath tersenyum meyakinkan. Catla berbalik dan memeluk adiknya. Adik yang selalu dibencinya karena merebut kasih sayang orang tuanya.
“Kak,jangan nangis lagi. Kakak jelek kalau nangis mirip tokoh nenek sihir dalam cerita anak-anak.” Catla tertawa.
“Sekarang waktunya makan. Masakin mie goreng andalan kakak dong.” Catla mengangguk. Keduanya berjalan bergandengan tangan ke dapur. Para penjaga mengikuti mereka. “ aku dan kakakku hanya ingin ke dapur. Kami takkan lari jadi tak perlu mengikuti kami.” Kedua bodyguard itu saling berpandangan kemudian berbalik entah kemana.
Kath dan Catla memasak sambil bercanda ria. Kath senang kakaknya sudah bisa ceria. Para pembantu baru yang digaji Calvin hanya memperhatikan mereka dari jauh. Keduanya tak perduli. Ini adalah saat-saat yang pertama kali mereka saling mengerti setelah sekian lama ikatan kakak adik itu longgar oleh kecemburuan Catla.
“uhmmm....mie goreng buatan kakak memang paling top. Kalau kakak bosan jadi artis buka restaurant aja.”
“yah...itu ide bagus. Dulu aku berfikir akan menjadi artis sampai tua. Tapi setelah merasakan kejamnya
persaingan dunia artis sepertinya ide membuka restaurant bagus juga.”
“Yup. Aku akan menjadi pelanggan utama kakak. Tapi gratis yah.....heheheheh”
“dasar kau ini. Bisa bangkrut aku kalau tiap kau datang selalu gratis.”
“Ye kakak pelit.” Keduanya kembali tertawa riang.
Setelah makan mereka menghabiskan waktu nonton video di kamar catla hingga tertidur. Kath merasakan tubuhnya melayang. Kath membuka mata dan melihat Calvin. “ hai.” Pria itu menggendongnya. Kath menoleh mencari kakaknya. Catla masih tidur. Wajahnya penuh senyuman yang membuat kath juga ikut tersenyum.
“ Sepertinya kalian menghabiskan waktu yang menyenangkan.” Kata Calvin sambil menggendongnya ke
kamarnya.
“Ya. Kakak akhirnya membuka dirinya padaku.” Tubuhnya diletakkan dengan pelan di tempat tidur. ‘ Ya,aku tahu.”
“kau tahu? Kau kan tak ada di rumah.” Calvin tersenyum. Kath termenung dan beberapa saat kemudian menepuk dahinya. Tentu saja Calvin tahu. Semua orang di rumahnya saat ini adalah anak buahnya. Salah satu dari mereka pasti ditugaskan melaporkan semua aktivitasnya. Calvin membuka jas dan dasinya. Setelah membuka kancing atas dan lengan bajunya dia duduk disamping kath.
“Maaf,hari ini kita tak bisa mengunjungi ayahmu. Tadi ada sedikit masalah di kantor jadi aku terlambat
pulang.” Kath melihat jam tangannya dan baru sadar kalau sekarang sudah tengah malam.
“Tapi aku janji kita akan pergi besok.” Kath mengangguk. Wajah Calvin terlihat begitu kelelahan. Tanpa sadar digerakkannya tangannya,menyentuh wajah Calvin. Calvin menahan tangannya dipipinya. “ kelelahanku langsung hilang begitu melihatmu.”
Kath memiringkan wajahnya agar dapat melihat dengan jelas wajah Calvin. Calvin tersenyum dan entah kenapa kath pun membalas senyuman itu. Senyuman Calvin baginya terlihat kesepian. Calvin pun menanggung beban berat atas pembalasan dendamnya. Dia tak bisa menyalahkan Calvin sepenuhnya. “ aku lelah. Mau menemaniku tidur?” Kath mengangguk. Calvin merebahkan diri di pangkuan Kath.
“Setiap berada di dekatmu hatiku tenang. Semua masalahku terlupakan. Aku tak mimpi buruk lagi. Tak mengingat semua dendam dan kemarahanku. Kau seperti obat untuk hidupku.” Setelah mengatakan itu Calvin pun mulai terlelap. Kath mengelus rambutnya pelan.
“Calvin,apa yang sebenarnya ada difikiran dan hatimu? Seberat itukah bebanmu? Demi membalas dendam kau hancurkan dirimu sendiri.”
Calvin yang sedang tidur seperti anak-anak yang tak berdosa. Tapi tidur yang tenang itu sedikit-sedikit disertai rintihan pelan. Tapi begitu Kath menggenggam tangannya rintihan Calvin berhenti dan kembali tenang. “ Calvin,apa yang kau lihat di mimpimu?” bisiknya pelan. Kath menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur. Dia tak tega membangunkan Calvin. Perlahan dia pun jatuh dalam kegelapan tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments