Begitu kuliah selesai Anya dan Kath menuju kafe langganan mereka Calvin mengekor tanpa banyak bicara. Wala behitu matanya trus waspada memindai sekitar. Kath sedikit kesal melihatnya. Itulah mengapa dia benci diikuti bodyguard. Mereka hanya memperjelas bahwa Kath selalu dalam bahaya. Kafe langganan mereka hanya terletak beberapa meter di depan kampus. Kath juga mengenal baik para pegawai kafe itu jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Berhentilah memandang sekeliling. Aku mengenal mereka smua. Siapa juga yang punya nyali menculik di tempat umum?"
Mereka duduk di tempat favorit Anya. Letaknya di dinding kaca sehingga mereka bisa melihat keluar kafe.
Suasana kafe tiba-tiba berubah penuh bisik-bisik. Smua mata tertuju pada Calvin termasuk Anya.
"Ya ampun Anya....berhentilah menatapnya. Kau bisa membuat lubang dimukanya dengan tatapan penuh nafsumu itu." Anya nyengir lalu mengalihkan pandangan pada HP nya. Kath mencari pelayan kafe tapi mereka sibuk saling berebut siapa yang akan ke meja mereka. Kath menghembuskan nafas berat. Menjadi pusat perhatian ternyata sangat melelelahkan.
"Slamt datang. Mau pesn apa mba? mas?" Akhirnya ada yang melayani mereka.
"juice jeruk dan pancake saos coklat." Tanpa melihat daftar menu Kath sudah hafal apa saja yang ada.
"Aku air mineral dan nasi goreng seafood."
Anya, Kath, da pelayan kafe memandang Calvin. menunggu pesnan apa yang akan dibuat. Calvin menyadarinya lalu meraih daftar menu.
"Cappuchino hangat saja."
"Tidak pesan makanan? Tadi pagi kau blum sarapan kan?"
"Tak apa. Aku blum lapar."
"Owh..."
Pelayan itu menatap Calvin agak lama lalu berbalik untuk memproses pesanan mereka. Kath sempt melihat playan itu memfoto Calvin diam-diam.
"ngomong-ngomong, kakak udah lama yah jadi bodyguard?" tanya Anya. Calvin memandang Kath, lagi2 seolah minta izin pada Kath.
"astaga Calvin.....kau bebas melakukan apapun yang kau inginkan. tak perlu izinku setiap saat!"
Sudah 5 tahun." ujarnya kemudian.
"Umur?"
"28 tahun"
"Boleh kupanggil kakak?" Saat akan menjawab, pesanan mereka datang. Anya langsung melupakan semuanya begitu berhadapan dengan makanan.
Sambil makan Anya trus berceloteh tentang hal-hal tak penting. Kath tahu Anya masih sedih karena putus cinta. Kath hanya bisa pendengar yang baik. Dalam seminggu Anya pasti akan menemukan pacar baru lagi.
Calvin juga menjadi pendengar yang baik. Dia telah menyelidiki latar belakang Anya. Dia akhirnya tahu kenapa Kath begitu kesal saat dibangunkan tadi pagi. Dia ternyata baru tidur selama dua jam.
Seharian penuh Calvin mengikuti kedua gadis itu. Kath sengaja berlama-lama keliling mall walau tak ada satupun barang yang dibelinya. Dan akhirnya dia sendiri yang menyerah. Kakinya mulai sakit.
"Kita pulang...." Calvin tersenyum puas. Ekspresinya kembali datar saat Kath menatapnya. Kath sempat melihat senyuman itu. Diakuinya, Calvin memang gagah, apalagi saat tersenyum.
Kath benar-benar kelelahan. Begitu sampai dikamar...Kath langsung tertidur tanpa mengganti pakaiannya.
^_^
"Kath mana?" Tanya Catla saat berpapasan dengan Calvin.
"Dikamarnya, dia kelelahan dan langsung tertidur."
"Kutebak hari ini dia membuatmu menemaninya keliling mall?" Calvin mengangguk. Catla langsung tertawa. Lagi-lagi trik yang sama.
"Kau menginap? Kudengar Bi Nani menyiapkan kamar untukmu."
"Ya, Tuan besar memerintahkan seperti itu."
Catla menggangguk dan berjalan ke kamarnya. Calvin menuju kmarnya dan menghidupkan laptop. Ada banyak cctv dipasang disekeliling rumah. Setelah membersihkan diri Calvin merebahkan diri ke kasur sambil tetap mengamati cctv dan memasang telinga. Kamarnya tepat disamping kamar Kath.
"Dasar gadis nakal... kita lihat apa taktikmu besok." Entah sudah berapa lama dia tertidur, tiba-tiba telinganya menangkap teriakan Kath. Calvin segera loncat dan berlari ke kamar Kath. Dia memandang sekeliling dan semuanya aman. Hanya Kath yang sedang duduk sambil memeluk lututnya. Wajahnya penuh keringat dan nafasnya tak teratur.
Calvin meraih air mineral dan memberikannya pada Kath. Kath meneguknya sampai habis.
"Tak apa, hanya mimpi buruk." Ucapnya kemudian
Calvin menggenggam tangannya untuk memberikan rasa aman.
"Terima Kasih." Calvin menggangguk sambil membantu Kath kembali rebahan.
"Tapi kenapa kau ada disini?"
"Tuan menyuruhku tinggal disini." Kath memeluk gulingnya dan menggerutu pelan. Kali ini Ayahnya makin ketat.
"Ini masih jam 2. Tidurlah. Kemarin kau kurang tidur kan?"
"Baiklah, kembalilah ke kamarmu."
"Aku akan menemanimu sampai tertidur."
Kath ingin menolak tapi setelah mimpi buruk dia tidak akan bisa tidur lagi.
"Mau kuceritakan sebuah cerita?"
"Kau bisa bercerita?"
"Hanya sedikit pengalaman pribadi." Kath menggangguk.
"Ada seorang anak, ayahnya bekerja disebuah perusahaan. Ayahnya adalah pekerja yang jujur dan disukai para pimpinan. Namun rekan-rekan kerjanya banyak yang iri. Ayah anak itu lalu dijebak hingga akhirnya dipecat. Ibu anak itu butuh pengobatan. Sang Ayah meminta bantuan pada Bosnya. Bos yang telah terhasut menolak membantunya. Hati sang ayah begitu hancur. Namun, sesosok malaikat kecil datang mengulurkan tangannya. Memberinya sebuah atm yang cukup untuk pengobatan sang Ibu."
"Lalu....?"
"Kisahnya akan kulanjutkan di lain hari. Tidurlah."
"Apa aku pernah bertemu denganmu? Wajahmu sekilas familiar." Calvin tak menjawab. Dia menutup mata Kath dengan tangannya dan mulai mengelus lengannya. Kath sedikit kaget, kebiasaan itu hanya dilakukan oleh ibunya. Kantuknya pun datang. Pertama kalinya setelah ibunya meninggal dan semua drama penculikan yang dilaluinya, dia merasa tenang dalam tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments