Tiga bulan berlalu dengan cepat. Kath telah menerima dengan ikhlas Calvin menjadi bodyguardnya. Calvin menjaganya dengan ketat. Tak ada lagi penculikan. Bahkan tak ada yang berani mendekatinya. Berita telah menyebar tentang identitas Calvin. Walau beberapa mahasiswi akan histeris saat melihatnya. Mereka juga ingin dijaga oleh Calvin.
“Kath,hari ini kau tak kemana-mana kan?” Catla duduk disampingnya dan meraih novel yang ada di hadapan adiknya itu.
“Yup. Inikan liburanku jadi waktunya nyantai....Emang napa?”
“Aku pinjem Calvin ya?”
“Minjem? Emang Calvin barang? Buat apa?”
“Buat nemenin aku foto di pantai.”
“Nah loh...bukannya kakak punya banyak bodyguard?”
Catla nyengir dan menggenggam tangan Kath. Kalau sudah begitu berarti semua kemauan Catla harus dituruti. Dia
punya sejuta alasan yang bagus.
“Sehari saja yah....please....”
Kath memandang Calvin yang duduk disofa yang bersebrangan dengan mereka. Calvin menyerahkan semua keputusan padanya.
“Kakak bukan butuh bodyguard kan?” Kath menatap kakaknya sambil menyipitkan mata,tanda
kecurigaan. Catla tak menjawab,hanya pindah duduk disamping Calvin.
“Kau mau kan, Calvin?”
“Maaf nona. Tugasku adalah menjaga nona Kath. Dia prioritas utamaku.” Catla memandang Kath,meminta bantuan.
“Aku nggak kemana-mana kok. Sumpah,aku akan tinggal di rumah dengan tenang.”
“Aku juga akan meninggalkan bodyguadku di rumah,jadi jangan khawatir.” Inilah aksi Catla yang Kath tahu
akan berhasil. Catla akan mengeluarkan sejuta cara yang bagus untuk meraih keinginannya.
“Aku ikut asal nona Kath juga ikut.”
“Whattt???”
Kath menatapnya bagai melihat makhluk aneh. Kath paling benci dengan lokasi pemotretan kakaknya. Tempat itu berisik oleh para fans kakaknya yang sibuk mengambil foto diam-diam dan meminta tanda tangan.
“Lebih baik kau mengunciku didalam kamar daripada aku harus ikut.”
“Ikut atau aku tak kan kemana-mana.”
“Kalaugitu kau ke neraka saja.”Kath jadi kesal. Cowok itu benar-benar tak percaya padanya. Walaupun dia usil dan slalu kabur sejak Calvin jadi bodyguardnya tapi hari ini dia benar-benar lagi malas keluar.
“Kath,please....pemotretannya bentar aja kok.” Catla memasang wajah penuh harap.
“Ogah...mending tinggal di rumah. Calvin,ikut kakakku! Ini perintah!!!!”
“Hanya perintah Tuan Besar yang kuturuti. Dan perintahnya adalah mengawasi dan slalu
ada disamping anda dalam keadaan apapun. Jadi aku juga tetap disini.”
“Ayolah Kath,akan kupenuhi semua maumu....”
Kath meletakkan bukunya dan berdiri. Catla memeluknya dengan gembira.
“Awas kau...”Ancamnya pada Calvin. Calvin hanya memasang wajah datar,tak merasa bersalah sama sekali. Kath ke kamarnya berganti pakaian sambil menggerutu kesal.
*-*
“Jadi....apa tujuan kakak?” Tanya Kath begitu mobil mereka bergerak ke tempat tujuan.
“Tujuan?Tujuan apa maksudmu?”
“Kak,aku kenal kakak bukan 1 atau 2 tahun tapi bertahun-tahun jadi aku tahu sebenarnya
kakak punya rencana lain kan?”
Ditatap tajam oleh Kath membuat Catla harus bicara jujur agar Kath bisa membantunya juga.
“Sebenarnya sesi foto kali ini aku akan dipasangkan dengan Alan.”
“Alan? Dia kan pacar kakak jadi untuk apa peran Calvin?”
“Sebenarnya aku dan Alan sudah putus. Dia bersikeras ingin kembali tapi kau kan tahu aku paling pantang kembali pada mantan pacar. Dimana harga diriku sebagai model terkenal?” Kath mengerinyitkan dahi. Kakaknya ini memang gila .
“Jadi kakak ingin Calvin berpura-pura menjadi pacar kakak?”Sepetinya Kath tak perlu bertanya. Tapi entah kenapa dia merasa enggan memenuhi permintaan kakaknya kali ini. Kath tahu Calvin mendengarkan pembicaraan mereka di kursi depan.
“Ya sudah, Calvin tolong bantu kakakku yah.” Calvin hanya menggangguk.
Begitu mereka tiba Catla langsung dikerumuni fans-fansnya. Calvin bergegas turun untuk membuka jalan. Dari jauh
Kath melihat Alan yang terus menatap kakaknya. Catla bergelayut di lengan Calvin. Alan terlihat kesal.
Kath merasa dadanya tiba-tiba sesak. Kepalanya pusing, mungkin kelelahan karena kemarin dia seharian sibuk urusan ujian. Seminggu berturut-turut dia harus begadang. Kath memilih duduk di pinggir pantai. Menikmati angin sepoi dan air yang menyentuh kakinya. Kath menoleh dan melihat Alan sedang berbicara dengan kakaknya. Tidak lama kemudian Alan pergi dengan marah. Sepertinya rencana Catla berjalan lancar.
Fikiran Kath tiba-tiba kosong saat Catla mencium pipi Calvin.
“Kenapa rasanya hatiku sakit ya? Calvin kan cuma bodyguardku....” Kakinya melangkah dengan pelan. Air laut membasahi celananya tapi kakinya terus melangkah. Sebuah lengan melingkar di pinggangnya dan menariknya. Kath tersadar dan melihat dirinya sudah berada di pelukan Calvin. Kath memandang sekeliling dan terkejut.Dia melangkah agak jauh dari pantai. Pakaiannya basah semua. Calvin membawanyakembali kedaratan.
Plakkkk
Kath syok dan memegang pipinya yang terasa perih. Dia berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi dan amarahnya pun bangkit.
“Apa yang kau lakukan?Kenapa kau menamparku????”
Semua orang memandang mereka. Catla mendekat dan memeluknya.
“Ya ampun Kath,apa yang ada difikiranmu?”
“Apa sih maksud kakak? Dan kenapa bodyguardku malah menamparku?Apa salahku?”Pipi Kath berdenyut perih.
“Kenapa kau melangkah ke tengah laut? Kalau kau mati gimana? Kalau ada masalah, ceritakan padaku. Jangan bunuh diri....Kau masih muda. Hidupmu masih panjang.”
“Yang mau bunuh diri siapa? Aku hanya menikmati air laut. Dan kalian lupa yah....aku ini juara renang.”
Calvin menatap Kath dengan seksama. Dia begitu khawatir sampai tega menampar gadis itu. Saat melihat Kath melangkahke tengah laut jantungnya terasa ingin berhenti. Calvin tahu Kath mengawasinya saat bersama
Catla. Dia pun berusaha agar matanya tak lepas dari Kath. Tapi saat Catla menciumnya fikirannya langsung teralihkan. Dan begitu menoleh lagi, Kath sudah bergerak ke tengah laut. Beberapa orang meneriakinya namun gadis itu seolah terhipnotis dan terus berjalan.
“Dan apa hakmu menamparku? Di depan umum lagi....”Kath benar-benar marah. Bahkan ayahnya sekalipun tak pernah menamparnya senakal apapun dirinya.
“Kath....sudahlah. Pemotretanku sudah selesai. Ayo kita pulang.”
Sepanjang perjalanan Kath terus diam. Catla terus bicara pada Calvin. Begitu tiba di rumah Kath masuk ke
kamarnya. Calvin mengikutinya dari belakang.
“Mau apa kau? Keluar dari kamarku. Kau dipecat!!!!!”
“Yang berhak memecatku Cuma Tuan besar.” Kemarahan Kath mencapai puncaknya. Dilemparnya barang-barang yang bisa diraihnya ke arah Calvin. Calvin bisa menghindar dengan baik.
“Kubilang keluar!!!!”Saking marahnya,air mata Kath keluar tanpa bisa dibendung.
Calvin siap menerima kemarahan Kath. Tapi saat melihat Kath yang marah tanpa sadar berjalan di atas pecahan
kaca barang yang dilemparnya Calvin tak bisa diam lagi. Didekatinya Kath yang terus melempar barang ke arahnya. Dipeluknya Kath dengan erat. Kath berusaha meronta tapi tenaganya sudah terkuras banyak.
“Maafkan aku....maafkan aku Kathleen.” Kath mengangkat wajahnya. Dia tahu dan kenal nada
bicara yang lembut itu.
“Kau....anak bibi farida?” Bibi Farida adalah mantan pembantu keluarganya. Dia keluar karena tak sanggup lagi bekerja. Tak ada yang tahu alasannya sampai Kath datang kerumahnya dan mengetahui dia terkena kanker Lambung. Karena menyayangi wanita itu Kath membiayai semua pengobatan wanita itu. Kath berkenalan dengan anaknya yang gemuk dan dekil. Dan bibi Farida hanya punya satu anak.
Kath mendorong Calvin menjauh. Kakinya terasa perih dan mengeluarkan darah. Calvin membantunya ke tempat tidur dan meraih kotak p3k yang selalu tersedia di lemari Kath.
“Darimana kau tahu tempat penyimpanan kotak p3k ku?”
Calvin tak menjawab. Pria itu berlutut dan mengobati kaki Kath. Kath terus meringis. Sepertinya kakinya punya banyak luka yang tak disadarinya. Kath benar-benar tak percaya Calvin akan berubah jadi gagah seperti itu. Hanya dalam 5 tahun Calvin yang gemuk dan dekil berubah drastis.
“Ibuku selamat berkat anda. Sejak saat itu aku bersumpah akan membalas budi anda. Jalan itu terbuka saat aku tahu kau butuh bodyguard. Aku berlatih keras agar bisa melindungi anda dari bahaya apapun.”
Kath merasa sangat lelah. Direbahkan tubuhnya ke kasurnya yang empuk. “ Pantas kau begitu perhatian padaku. Rupanya hanya balas budi.” Entah kenapa Kath mersa kecewa dengan kenyataan itu.
“Akan kubereskan kamar anda. Sebaiknya anda tidur.”
Kath mengamati Calvin yang bolak-balik membereskan kekacauan yang dibuatnya.
“Kenapa kau menamparku?” Calvin menghentikan kerjanya dan menatap Kath yang sudah setengah terpejam. “Karena aku khawatir dan tak ingin kehilanganmu.” Jawabnyalirih.
Entah Kath mendengarnya atau tidak tapi Kath tertidur sambil tersenyum. Dari balik pintu seseorang mendengarkan
pembicaraan mereka. “Akan kurebut semuanya!”Gumamnya dan beranjak dari tempat itu sebelum ketahuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments