Lion...

Kath tak mampu memandang Calvin seharian ini. Dia sedikit malu dengan kelakuannya semalam. Dia benar-benar tidur dengan nyenyak saat Calvin menemaninya tapi dia gengsi mengakuinya. Sementara Calvin dengan cueknya tetap melaksanakan tugasnya seolah semua hal semalam tidak pernah terjadi. Dia tetap dengan sifat pendiamnya

"Kath......" Kath tersadar dari lamunannya. Dia baru sadar kalau sesaat tadi dia sedang berbicara tentang film-film terbaru dengan Anya. Kath memandang sekeliling dan menemukan Calvin sedang berada diluar cafe. Bibirnya bergerak pertanda dia sedang bicara dengan seseorang melalui headset Bluetooth yg slalu terpasang di telinganya. Kath menatap Anya dan tersenyum licik. Anya tahu arti pandangan itu. Dia berusaha menolak tapi dengan iming-iming gaun Kath yang sangat disukai Anya, akhirnya dia menuruti kemauan Kath. Dengan pelan mereka keluar kafe melalui pintu belakang.

"Ya ampun Kath, kau ini benar-benar deh. Kasihan kak Calvin kalau kena marah dari Ayahmu. Belum juga berapa hari udah dapat masalah darimu."

"Kak Calvin? OMG Anya.....kau sudah mulai merasa dekat dengannya? Amazing. Tapi kau tau sendiri kan...aku paling benci dikawal dan diawasi!"

"Tapi kak Calvin kan baik..."

"Anya...tolong penyakit gampang percaya pada cowok ganteng mu di ilangin deh. Benar-benar berbahaya bagi hidupmu kelak."

Kath tiba-tiba menghentikan langkahnya. Sikap waspadanya keluar tanpa sadar. Ada yang mengikuti mereka. Dan benar saja ...mereka dikepung beberapa preman.

"Anya, apa aku sanggup lari?" Anya mengangguk dan bersiap. Tapi sejauh apapun mereka lari, mereka berhasik di tangkap. Anya dan Kath terus melawan. Anya bahkan menggigit lengan orang yang menangkapnya hingga bisa lepas. Preman itu ingin memukulnya tapi dihalangi oleh yang lain.

"Jangan, ayahnya juga orang penting. Lecet sedikit, kita yang akan mati. Perintah kita hanya menangkap mereka dan menyerahkannya lada bos." preman itu menggerutu dan menatap Anya tajam seolah berkata "Awas kau nanti!"

Kath akhirnya tahu kalau mereka orang suruhan. Lagi-lagi dia ditangkap. Tapi sekarang dia tetap tenang, dia percaya seseorang akan datang.

Calvin mengakhiri panggilannya dan berjalan kembali ke dalam Cafe. Saat menatap meja yang kosong dia pun bergegas mencari sekeliling. Bisa-bisanya dia lengah. Antara marah dan khawatir dia berusaha melacak ponsel Kath.

Ketika dipaksa masuk mobil Kath melihat Calvin dan berteriak sekuat tenaga. Calvin mendengarnya. Seperti singa yang sedang ngamuk Calvin menghajar para preman itu. Calvin menarik Kath pergi diikuti Anya. Kath merusaha menyamakan langkah Calvin yang lebar dan tegas itu. Calvin mendudukannya di mobil dan memasang sabuk pengaman untuknya.

"Apa anda bisa kembali sendiri ke kampuz?" Tanyanya pada Anya. Anya mengangguk. "Aku akan menyusul Kath ke rumahnya setelah mengambil mobil." Calvin mengangguk dan membawa mobil dengan kecepatan tinggi pulang ke rumah. Begitu sampai di garasi rumah....Calvin keluar dan memukul tembok sampai tangannya berdarah. Dia benar- benar sangat marah pada dirinya sendiri. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi klau dia terlambat menyelamatkan Kath. Kath sedikit takut melihat ekspresi kemarahan itu.

Setelah beberapa saat, Kath memberanikan diri mendekati Calvin dan mengajaknya masuk. Kath membersihkan luka Calvin dan mengobatinya.

Anya datang dengan membawa banyak cemilan. "Ya Ampun Kath...tadi itu menegangkan . Tapi untung ada kak Calvin. Ya Ampun...sosoknya saat marah...wuih....keren poollll." Kath hanya diam. Sepertinya dia memang butuh pengawal. Dia harus mulai menerima kenyataan kalau dia tidak akan bisa bebas. Kath sedikit menyesal karena Anya jadi ikut terlibat. Dia juga sebenarnya takut tapi pura-pura tegar. Dan dia pun bersyukur Calvin segera menemukan mereka. Kali ini Kath benar-benar lelah dan merasa bersalah.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***