Diantara Dua Pilihan

Kath terbangun keesokan paginya. Pelan-pelan disesuaikan pandangannya. Ini kamarnya tapi beberapa hal telah dirubah. Foto-foto dirinya juga bertambah. Dia tak tahu kapan foto itu di ambil. “Ayah!!!!!” Kath teringat akan Ayahnya saat melihat foto kebersamaan mereka saat kath meraih juara karya ilmiah saat masih duduk di

bangku SMA. Semua pembicaraannya dan calvin pun kembali terbayang. Kath marah tapi semua itu harus dikesampingkannya. Yang terutama sekarang adalah menemukan Ayahnya.

Saat membuka pintu dia disambut 2 pria bertubuh kekar. “ Anda mau kemana?”

“Aku mau pergi. Aku harus menemukan Ayahku!”

“Anda tak boleh meninggalkan kamar ini!”

Kath tak bicara lagi.  Dengan keberanian yang entah darimana Kath berusaha menerobos keduanya. Karena berfikir Kath akan menurut kedua pria itu lengah dan kath berhasil melewatinya. Kath berusaha mencapai

pintu keluar. Pingganggnya tiba-tiba dipeluk dan dirinya ditarik menjauhi pintu yang tinggal selangkah lagi di depan matanya. Tubuhnya membentur dada seseorang. Kath menoleh dan kembali memberontak. Dengan sekuat tenaga dipukuli dan ditendangnya tubuh Calvin. Calvin bergeming.

“Lepaskan aku! Kau benar-benar brengsek....” kath semakin frustasi karena Calvin hanya diam seolah pukulannya tak beararti apa-apa di tubuhnya yang kekar. Kath ingin menangis tapi ditahannya karena tak ingin Calvin tahu betapa lemahnya dirinya.

“Jika kau pergi....Catla akan mati.” Beberapa kata itu diucapakan dengan pelan tapi berefek luar biasa pada kath. Gerakan Kath semakin melambat dan akhirnya berhenti. “A..apa maksudmu?”

Calvin memutar tubuh Kath menghadap ke arahnya. Satu tangannya tetap memeluk tubuh kath sedangkan yang satunya meraih rahang Kath dan mengangkat wajahnya untuk  menatapnya. “ Akan kulakukan apapun agar kau

tetap disisiku.” Calvin menggendongnya dan membawanya ke kamar Catla. Catla masih tidur tapi wajahnya terlihat pucat. “Apa yang kau lakukan pada kakakku?”

Kath melepaskan diri dari pelukan Calvin dan mendekati kakaknya. Catla tiba-tiba gelisah seolah kesakitan. Kath menggenggam tangannya. “ Hanya beberapa tetes obat tapi efeknya sudah seperti ini. Bila dosisnya terus ditambah nyawanya bisa melayang. Tapi semua itu tergantung padamu. Meninggalkan rumah ini berarti kematian baginya.”

“Sebenci itukah kau pada keluargaku?” kakaknya adalah orang yang tangguh dan percaya diri. Tapi di

depannya saat ini kakaknya terlihat lemah dan tak berdaya. “ ya,aku sangat membenci keluargamu. Bertahun-tahun aku harus hidup untuk melihat kalian bahagia di atas penderitaan kami.”

“Lalu setelah ini apa yang kau inginkan? Harta ayahku sudah jadi milikmu. Aku dan kakakku pun sudah kau rusak. Apalagi yang kau inginkan? Kenapa kau tidak membunuh kami saja sekalian?”

“ Kematian bagi kalian terlalu mudah. Aku ingin melihat kalian semua menderita perlahan-lahan hingga tak mau hidup tapi mati pun segan.”

Kath menghampiri Calvin tak berlutut di hadapannya. “ kumohon jangan sakiti kakakku. Akan kulakukan apapun keinginanmu tapi tolong,bawalah dia ke rumah sakit. Dia terlihat menderita. Aku takkan kabur tapi kumohon selamatkan kakakku.” Air mata yang selama ini berusaha ditahan akhirnya perlahan keluar. Kath tak sanggup lagi

menahan semuanya. Semua yang telah terjadi sangat berat ditanggung oleh bathinnya.

Calvin tertegun. Kath rela berlutut dan memohon demi orang yang selalu menyakitinya. Perlahan pria itu tersenyum. Ya,itulah kath,Kathnya....walau disakiti apapun dia tetap baik hati. Dia menyayangi kakaknya dengan tulus. Calvin membantu Kath berdiri dan menciumnya. Kath bergeming tapi calvin tak perduli. “ Akan kupanggil dokter dan

dia akan dirawat dengan baik.” Bisiknya. Sekujur tubuh kath merinding saat Calvin berbisik pelan ditelinganya.

“ Sekarang lebih baik kau kembali ke kamarmu dan mandi. Aku harus ke kantor. Nanti malam kita akan dinner di restaurant kesukaanmu.” Kath ingin menolak,dia ingin menjaga kakaknya tapi nyawa kakaknya tergantung pada kepatuhannya. Calvin sudah berjanji akan mengobati Catla dan walau enggan mengakui tapi Calvin selalu menepati janjinya.

Kath mengerjakan semuanya dengan fikiran melayang entah kemana. Dia terjebak antara mencari Ayahnya atau menjaga catla tak disakiti. Dirinya hanya berharap tante Fitri dapat menjaga Ayahnya dengan baik. Dan dimana pun mereka semoga mereka dapat bertahan hidup sampai dia bisa merebut kembali semuanya. Calvin dibutakan oleh

dendamnya. Tapi suatu tempat disudut hati pria itu masih tersimpan kebaikan hati yang disukai olehnya. Dia harus bertahan.

^_^

Malamnya dia dijemput seorang supir. Selain itu calvin mengirim sebuah gaun dan sepatu untuknya. Supir itu membawanya ke sebuah restaurant seafood kesukaannya. Calvin berdiri menyambutnya dengan sebuah kecupan begitu dia tiba. “Kau sangat cantik dalam balutan gaun itu.”

“Terima kasih.”  Calvin tersenyum dan membantunya duduk. Pelayan datang dan tanpa banyak bicara menghidangkan semua makanan kesukaannya. Kath tak menyangka Calvin tahu semua itu.

“Kenapa? Apa kau tak suka semua ini? Kau bisa memesan ulang.” Kath menggeleng. Diraihnya cumi saos padang yang masih hangat dan menyantapnya pelan. Semua kelezatan makanan itu terasa hambar begitu

Kath mengingat keadaan Ayahnya yang mungkin di luar sana sedang kesusahan.

Calvin menyadari perubahan suasana hati Kath. “ Ayahmu baik-baik saja. Dia diurus dengan baik oleh bibiku.” Kath terperanjat. Bibiku????

“ya, tante Fitri adalah bibiku. Awalnya dia membantuku balas dendam tapi rasa cintanya pada Ayahmu lebih besar. Dia membawa ayahmu pergi. Orang suruhanku sudah menemukan lokasi mereka. Keamanan mereka tergantung sikap patuhmu.”

Kath tak bicara apapun. “ Dan aku butuh senyuman,bukan ekspresi muram.” Kath meraih minumannya

dan meneguknya pelan. Sesaat dia terdiam dan tak lama kemudian tersenyum.

Calvin tak ingin senyuman yang dipaksakan. Dia mencintai kath yang selalu tersenyum tulus. Saat

ini biarlah semuanya seperti itu. Dengan pelan tapi pasti senyum tulus Kath pasti akan kembali.

“ Jangan khawatirkan keluargamu. Aku tak kan membunuh mereka.” Calvin berdiri dan menarik Kath keluar dari tempat itu. “ Calvin?” kath dibuat bingung oleh tingkah lakunya. Apa yang sebenarnya

diinginkan Calvin?

Calvin membawanya ke pantai. Angin malam mempermainkan rambut mereka. Tak ada yang bicara.

Semuanya tenggelam dalam fikiran masing-masing. Kath menoleh , menatap Calvin dari samping. Calvin seolah menyimpan begitu banyak masalah dalam hatinya. Seolah merasakan pandangannya,Calvin juga menoleh. Pandangan mereka bertemu. Tak ada yang berpaling seolah ada kekuatan magnet yang membuat mereka tetap

saling menatap. Dengan perlahan wajah Calvin mendekat hingga Kath bisa merasakan nafas pria itu di pipinya. Calvin berhenti beberapa senti dari wajahnya. Tangan pria itu terangkat,menyentuh lermbut pipi Kath. Kath merasakan pipi yang tadinya dingin karena udara malam menghangat dengan sentuhan Calvin. Calvin menatapnya dengan intens. Di lubuk hati yang terdalam,Kath sadar dia takkan bisa membenci Calvin. Dia mencintai Calvin walau pria itu telah menghancurkan hidup dan keluarganya.

“Kath...Kathku.” Calvin berbisik pelan didepan bibirnya. Kath memejamkan mata. Sesuatu yang hangat menyentuh bibirnya cukup lama. Saat membuka mata dilihatnya Calvin telah berpaling dan sedang menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Tangannya pun digenggam dengan erat.

Terpopuler

Comments

Samsul Gurita

Samsul Gurita

crtnya gak berbobot....haha penulis bodoh

2022-12-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!