“Dad.....”Catla dan kath berlomba menyambut dan memeluk Ayah mereka. Sang Ayah membalas pelukan anak-anaknya dengan penuh kerinduan.
“Kau tak nakal kan?”Tanyanya pada Kath. Kath mengangguk dengan mantap.
“Bagus. Ayah punya oleh-oleh untuk kalian. Ada di mobil.” Kath bergegas mengambil kotak-kotak yang bertuliskan namanya.
“Dan bagaimana kau?”Tanya Hardy pada Catla.
“Biasa....jadwal pemotretan padat.”
“Yah,,,,itukan resiko pekerjaan yang kau pilih”Catla mengangguk pelan. Hardy menatap Calvin. Calvin mengangguk dan mengikuti Sang Tuan Besar ke ruang kerja.
“Kudengar kau mengagalkan penculikan Kath. Terima kasih.”
“Itu adalah tugas saya.”Hardy mengangguk dan tersenyum.
“Sepertinya kali ini Kath tak kan kehilanan bodyguard lagi.”
“Yah....putri anda itu memang usil. Tapi apapun yang terjadi saya akan selalu berada disisinya.”
“Aku tahu dan aku percaya. Kau meyayanginya begitu dalam. Aku tak menentang kalau dia juga menyukaimu.”
“ah tuan bisa saja....mana mungkin nona Kath menyukai orang rendahan seperti saya.”
“Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Kembalilah ke Kath. Jangan sampai dia kabur.”
Calvin menemukan Kath di kamarnya sedang membuka oleh-oleh Ayahnya. Saat melihat Calvin Kath tersenyum. Senyuman indah yang akan selalu dijaga oleh Calvin dengan cara apapun.
“Apayang kau bicarakan dengan ayahku? Kau tidak melaporkanku kan?”
“Tentu saja aku melaporkan semua kelakuan anda. Itukan tugasku?”Kath cemberut. Gaun dan jam tangan oleh-oleh dari ayahnya tidak lagi menarik hatinya. Kath paling tidak suka kalau ada disukainya,yaitu dikurung dalam rumah selama 1-2 minggu.
“Aku hanya bercanda.” Calvin memainkan game di laptop Kath yang sedang menyala.
Senyum Kath merekah. Tanpa sadar dipeluknya pria itu.
“Terima kasih.” Keduanya saling berpandangan cukup lama sebalum Kath melepas pelukannya dan berlari keluar. Calvin tersenyum simpul.
Kath duduk di meja makan dengan wajah memerah. Entah apa yang difikirkannya sampai bisa memeluk Calvin. Dia
benar-benar malu.
“Hm....kayaknya ada sesuatu nich. Tumben bibi memasak semua makanan kesukaan kita.” Kath memandang semua hidangan di depannya.Dia baru menyadari kebenaran kata-kata kakaknya.
“Ayah punya berita penting karena itu tadi dari bandara Ayah menelpon bibi dan berpesan untuk membuatkan makanan kesukaan kalian.”
Kath dan Catla menunggu dengan sabar pengumuman apa yang akan diberitahukan ayahnya. Hardy memandang kedua putrinya. Saat ini dia sedang bahagia dan ingin membagikan kebahagiaan itu pada mereka.
“Ayah....sudah menikah di Singapura.”
“Oh ya ? Dengan siapa? Kok Ayah nggak bilang-bilang?” Kath sedikit kesal tapi juga bahagia.
“Kami menikah kemarin dulu. Semuanya tiba- tiba karena ayah takut dia akan direbut orang lain. Tapi resepsinya akan diadakan minggu depan. Dia saat ini ada dihotel.”
“Selamat ya Ayah. Akhirnya Ayah menikah dengan cinta sejati Ayah. Tante Fitri sangat sempurna mendampingi Ayah.”
Kath serasa ditampar mendengar nama wanita yang telah dinikahi Ayahnya. Nama wanita yang sangat dibencinya.
“Kath??”
Hardy menatap Kath,menunggu Kata-kata apa yang akan keluar dari putrinya yang keras kepala itu. Sesaat tadi Kath nampak bahagia tapi sekarang dia terdiam.
“Kenapa harus tante Fitri?”
“Ayah mencintainya. Dia selalu ada setiap Ayah butuh perhatian.”
“Aku....takkan menerimanya di rumah ini. Takkan pernah!!” Hardy terpukul. Pandangan tajam Kath menyiratkan dia benar-benar tak setuju. Dia tak pernah menyangka semua rencananya akan berjalan dengan sulit. Dia menikah agar putri-putrinya juga bisa mendapatkan perhatian dan kasih sayang karena dia sibuk dan hanya punya sedikit waktu untuk mereka.
“Kath....jangan seperti itu. Tante Fitri orangnya baik kok.” Catla tak tega melihat Ayahnya,diapun akan berusaha membujuk Kath.
“Baik? Dia hanyalah wanita berwajah malaikat tapi berhati iblis.”
Plakkkkk.......
Kath memandang Ayahnya tajam.
“Kath....ya ampun,apa yang kulakukan? Maafkan Ayah.....” Kath menjauh dari jangkauan ayahnya. Hatinya benar-benar terluka. Untuk seumur hidup baru kali ini ayahnya menamparnya. Dan itu semua demi wanita yang dibencinya.
“Kenapa? Kenapa kau begitu membenci tante Fitri?”
“Aku akan membencinya seumur hidupku,dan karena tamparan ini ayah takkan pernah tahu alasannya.!” Kath berlari ke kamarnya. Calvin yang menyaksikan semua itu dari ruang tamu ingin mengejarnya tapi saat ini Kath
butuh sendiri.
“Kathleen....buka pintunya nak. Ayah minta maaf. Ayah khilaf dengan menamparmu. Maafkan Ayah....”
Tak ada jawaban. Kath menangis dalam diam.
“Biarkan Kath tenang dulu. Ayah juga harus tenang dan beristirahat.” Catla menuntun ayahnya ke kamar.
Calvin terus berjaga semalaman di depan pintu kamar Kath. Kath pasti akan berusaha keluar untuk mencari udara
segar ditempat yang akan sulit diketahui dan berpotensi dia diculik lagi. Saat ini kath sedang labil dan tak bisa menjaga dirinya. Kath tertidur karena kelelahan menangis. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 subuh saat dia terbangun. Kath terdiam memikirkan semua yang telah terjadi. Ayahmya menamparnya hanya demi wanita itu. Mereka menikah tanpa bertanya padanya seolah Kath bukan siapa-siapa. Perlahan Kath mengintip keluar. Calvin tertidur sambil bersandar di dinding kamarnya. Cowok itu sepertinya sangat lelah.Kath mengemasi sedikit pakaian dan tak lupa buku tabungannya. Buku tabungan yang tak diketahui keluarganya. Kath sengaja menabung sedikit uang jajannya selama ini untuk persiapan bila dia ingin liburan sendiri tanpa bodyguard atau siapapun yang
akan menahannya melakukan apa yang dia mau.
Walaupun kamarnya di lantai 2 tapi Kath sudah terlatih untuk kabur. Tanpa kesulitan dia mendarat di tanah dan
meninggalkan rumah itu. Rumah tempat orang-orang yang dia sayangi. Rumah dengan berbagai kenangan. Apapun yang terjadi dia takkan kembali selama Tante Fitri masih menikah dengan Ayahnya. Sesusah apapun hidupnya diluar sana dia akan bertahan.
Calvin terbangun dan melihat jam dipergelangan tangannya. Sudah jam 5,kamar Kath masih terkunci dari dalam. Calvin berfikir kath masih ada di kamarnya dan tertidur karena lelah menangis.a tengah hari kamar itu tak juga terbuka. Calvin mulai curiga.
“Nona Kath....buka pintunya!” Tak ada jawaban. Calvin mendobrak pintu itu. Catla dan Ayahnya ikut bergabung karena keributan yang dibuat Calvin. Begitu pintu terbuka semuanya menjerit tertahan. Kath tak ada. Calvin membuka lemari pakaiannya lalu berjalan ke koridor yang terbuka. Kath berhasil melarikan diri. Calvin memukul pintu koridor. Dia marah pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia tertidur dan tak mendengar saat Kath
berusaha kabur.
Calvin menelpon Anya,tapi rupanya dia sedang ada di luar kota bersama orang tuanya. Anya benar-benar kaget saat tahu apa yang terjadi. Baru kali ini dia melihat kath begitu nekat. Calvin mencari ke semua rumah yang kemungkinan didatangi Kath tapi hasilnya nihil. Hardy,mengarahkan semua anak buahnya untuk mencari,tapi sampai 3 hari tak ada kabar sama sekali.
“Kath....kau dimana?” Calvin menatap foto-foto kath di laptopnya.
“Dia takkan bisa bertahan diluar sana. Kath terlahir dengan segala kemewahan,dia takkan bisa hidup susah.” Calvin menutup laptopnya dan menoleh pada Catla yang berdiri di depan pintu kamarnya.
“Tapi Kath adalah gadis yang takkan pernah menyerah. Selama nyonya Fitri masih menjadi istri ayah anda,dia takkan muncul.”
“Ya,dan tante Fitri tak hentinya menangis dan menyalahkan dirinya sendiri. Kath benar-benar tahu cara menyakiti orang lain.”
“Nona Kath,pasti punya alasan sendiri. Dia takkan seberani itu bila alasannya tak jelas.”
“Kau mengenalnya dengan baik ya? Aku benar-benar iri pada Kath. Tanpa susah payah dia bisa mendapatkan perhatianmu.”
“Bukan saatnya membicarakan hal itu.”
“Calvin,Kath memutuskan untuk pergi berarti dia sudah siap menerima semua resikonya.”
Calvin tak menggubrisnya. Pria itu berdiri dan meninggalkan Catla. Catla tahu dia pasti akan mencari Kath lagi.
“Pergilah yang jauh Kath,jangan muncul lagi.” Catla tersenyum puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments