"Kau masih disini?" Calvin menoleh dan mendapatkan pemandangan yang bagus sekali. Kath masih mengenakan handuk kimono. Kath terlihat segar dan lebih muda dari usia sebenarnya. Rambut panjangnya masih basah dan terurai dibahunya yang kecil.
"Kau ini....?!? Aku juga laki-laki. Kau tak boleh muncul sembarangan dengan pakaian seperti itu!" Calvin memutuskan keterpesonaannya sebelum fikirannya ngawur. Dia tak ingin kehilangan pekerjaan yang baru saja di dapatnya.
"Mana aku tau kau masih disini. Dan lagi, ini kan kamarku. Suka-suka akulah mau gimana!" Kath makin kesal dibuatnya. Laki-laki itu berani memberinya nada tinggi.
"Kutunggu dibawah." Calvin sedikit menyesal. Begitu Calvin menghilang dr balik pintu Kath langsung mengunci pintu. "Dasar aneh. Pakaianku kan tidak seterbuka itu...." Kath tertawa kecil. Baginya Calvin sedikit menarik. Tapi dia paling benci diikuti bodyguard. Selama bersiap-siap dia terus memikirkan cara untuk menyingkirkan Calvin. Tapi entah kenapa perasaannya mengatakan dia akan gagal. Calvin agak berbeda dari bodyguard-bodyguard sebelumnya.
"Tidak boleh ragu.....Harus berhasil!" Tekadnya kemudian. Kath meraih jaket biru kesayangannya dan turun ke ruang makan. Catla, kakak satu-satunya sedang sarapan dengan makanan dietnya. Wajahnya masih penuh makeup yang berarti dia ada pemotretan. Walaupun memiliki kecantikan yang tidak kalah dari kakaknya tapi Kath bersumpah tidak akan mau jadi model. Kehidupan model benar-benar tidak enak. Harus menjaga image dan berat badan. Tidak bisa bebas berekspresi di depan umum dan sibuk tanpa henti. Bisa-bisa masa mudanya hilang percuma.
"Hai kak..." Kath meraih mie goreng seafood favoritnya dan duduk dihadapan kakaknya. Catla mengangguk lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Bodyguard baru lagi?" Kath mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari makanannya. Dia tahu kalau kakaknya sedang memperhatikan Calvin yang sedang bersandar di mobilnya. Ruang makan terhubung dengan halaman depan jadi mereka bisa memperhatikan siapa saja yang datang atau pergi.
"Siapa namanya?"
"Tak tau, aku baru bertemu dengannya hari ini. Kujamin dia tidak akan bertahan lama jadi tak perlu tau siapa namanya."
"Kalau gitu, serahkan ke aku aja. Dia benar-benar tampan. Bahkan model dan aktor yang kukenal tidak ada yang bisa menandinginya." Kath memandang tak percaya pada kakaknya. Seorang Catla menginginkan cowok dari kalangan biasa hanya dengan sekali pandang.
..."Kakak udah punya 3 kan? Masih butuh lagi?"...
Catla memandang Kath dan senyum penuh maksud.
"Akan kupensiunkan mereka jika bodyguardmu itu jadi milikku." Kath meringis. Catla pasti akan melakukannya. Dia selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Sifat itu mirip ayahnya. Kath memandang Calvin dan sedikit tak rela. Calvin kebetulan menoleh ke arah mereka. Catla memberi kode agar menemui mereka. Catla tersenyum penuh pesona saat Calvin benar-benar mendekati mereka.
"Hai, aku Catla. Kakak dari anak nakal ini."
"Calvin." Calvin menerima uluran tangan Catla untuk bersalaman.
"Sudah sarapan? Kalau belum mari bergabung bersama kami."
"Terima kasih atas tawarannya nona. Tapi saya tak terbiasa sarapan." Kath dan Catla tercengang. Kath sampai tersedak. Calvin segera memberinya segelas air dan menepuk lembut punggungnya. Untuk pertama kalinya ada yang menolak tawaran wanita paling diakui di dunia modelling karena kecantikannya. Catla slalu mendapat perhatian cowok, bahkan para bodyguard mengaguminya.
"Kalau begitu segelas kopi?" Catla tak menyerah. Skali dia menetapkan target maka akan dikejarnya sampai dapat. Calvin mengangguk.
"Bi....buatin kopi untuk Calvin." teriak Catla pada asisten rumah tangganya. Tak lama kemudian segelas kopi hangat muncul dan diletakkan di samping Catla.
"Ayo duduk sini." Calvin menatap Kath seolah meminta izin. Kath yang sedang menikmati sarapannya tak menyadari itu.
"Kath....dia tak mau duduk bila kau tak mengizinkan." Kath mengangkat wajahnya dan menatap Calvin lalu menghembuskan nafas berat.
"Kau tak perlu meminta izinku untuk hal-hal seperti itu. Duduklah dan nikmati kopimu!" Calvin pun menurut. Catla mulai melancarkan aksi perkenalannya. Dia terus berusaha mendapatkan informasi tentang Calvin. Melihat Calvin mulai fokus pada percakapannya dengan Catla, Kath diam-diam bergerak untuk kabur. Baru saja akan membuka pintu dapur, seseorang mencengkram lengannya. Kath menoleh dan melihat Calvin menatapnya tajam.
"Cara itu takkan berhasil."Ucapnya penuh tekanan.
Catla yang awalnya terkejut saat Calvin bergerak lincah mencegah Kath tiba-tiba tertawa. Kath hanya bisa bergumam kesal.
"Sepertinya kau menemukan lawan yang setara Kath. Kau harus bisa berfikir lebih licik lagi adikku sayang."
Kath benar-benar kesal dan berusaha membebaskan diri tapi tenaganya tak berarti apa-apa dalam genggaman tangan kekar Calvin. Dia pun pasrah saat Calvin membawanya ke mobil dan memasangkan sabuk pengaman.
Sepanjang perjalanan menuju kampus Kath hanya diam. Begitu tiba di parkiran kampus mereka menjadi tontonan, atau lebih tepatnya Calvinlah pusat perhatian. Kath sedikit risih dengan hal itu.
"Jangan bilang kau juga akan ikut ke ruang kuliahku?"
Calvin mengangguk tanpa ragu sambil memperhatikan kondisi sekitar. "itu perintah TUAN BESAR!" Calvin mengatakannya dengan menekankan kata tuan besar agar Kath tau klau itu adalah perintah mutlak ayahnya.
"Kathhhhh......" Seorang gadis berambut ikal sebahu berlari mendekat ke arah mereka. Calvin sudah tau tentang gadis itu jadi dia bersikap biasa-biasa saja. Anya, sahabat Kath satu-satunya. Mereka sudah bersahabat dari bangku kelas 1 SMA.
"WOW....."Anya tak mampu menutup mulutnya saat melihat Calvin dari dekat.
"Handsomenyaaaa......Kath, kau punya pacar baru?"
"Pacar baru apanya.....Biasa aja tu mulut.....jangan mangap mulu sampai air liurnya netes"
Anya mencubit kedua pipi Kath.
"Aw...apaan sih Anya? sakit tau."
"Abisnya kamu sih....mempermalukan sahabatmu yang cantik manis ini dihadapan cowok ganteng ini."Kath memutar bola matanya.
"Ini Calvin, bodyguard baruku." Anya menjabat tangan Calvin dan enggan melepaskannya. "Aku Anya, sahabat Kath yang paling luar biasaaaaa."
Kath geleng-geleng kepala. Anya dan Catla hampir mirip kalau soal cowok ganteng. Anya termasuk cewek blak-blakan . Namun sifatnya itu kadang jadi bumerang untuknya.
"Saatnya masuk kelas." Calvin menggenggam tangan Kath dan menariknya ke arah kelasnya. Anya sedikit kaget dengan kelakuan Calvin. Baru kali ini ada Bodyguard menggenggam tangan majikannya seperti menggenggam tangan pacarnya. Apalagi Calvin berpakaian casual layaknya cowok biasa. Setelah memastikan Anya dan Kath duduk aman, Calvin menunggu diluar ruangan sambil memainkan hp nya. Beberapa cewek yang lewat mencuri-curi pandang padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments