Sore harinya....
Genta mengantar Felicia pergi berbelanja. Felicia ingin membeli beberapa gaun dan sepatu.
Demi misi Genta harus rela meluangkan waktu berharganya. Harus berpura-pura menorehkan senyum bahagia pada Felicia.
"Sayang terima kasih, kau sudah meluangakan waktu untukku. Aku sangat senang," kata Felicia merangkul lengan kiri Genta.
"Iya, sama-sama. Beli apapun yang kau inginkan, aku akan belikan sebagai hadiah. Oke," jawab Genta.
"Kau yang terbaik," jawab Felicia melepas rangkulan dan langsung masuk kesebuah Butik.
Genta memasukan dua tanganya di saku celananya. Genta awalnya ragu untuk masuk, sampai dia melihat sebuah gaun indah.
"Gaun yang indah, Maurine pasti cocok memakainya. Dia cocok memakai warna apapun," batin Genta yang lansgung mengikuti Felicia masuk kedalam butik.
Genta melihat-melihat dalam butik. Genta ingin membelikan beberapa gaun untuk Maurine kesayangannya.
"Sayang, aku coba gaun ini dulu ya...," ucap Felicia.
Genta mengangguk, "ya...," jawab Genta.
Genta melihat Felicia pergi ke ruang pas untuk berganti pakaian. Felicia diantar oleh seorang pelayan butik.
Genta segera mengambil gaun-gaun yang di incarnya, Genta melihat ukuran gaun dan menimang-nimang apakah sesuai dengan ukuran tubuh Maurine atau tidak.
"Tolong bungkus ini semua. Akan ada yang mengambilnya nanti. Seorang pria bernama Alvian," kata Genta sembari mengeluarkan sebuah kartu untuk transaksi pembelian.
"Baik Tuan, saya mengerti. Saya akan segera membungkusnya," kata palayan.
"Tolong lakukan pembayarannya lebih dulu, Nona."
"Baik," jawab pelayan toko yang langsung melakukan transaksi pembayaran.
Tidak beberapa lama kemudian pelayan toko memberikan kembali kartu Genta dan diterima oleh Genta.
"Terima kasih ya, jangan sampai Kakakku yang tadi tahu. Karena ini untuk kekasih rahasiaku. Aku akan dibunuh jika ketahuan, tolong ya...," kata Genta beralasan.
Pelayan toko terkejut, "Kakak? saya mengira Nona tadi istri Anda. Kalian berdua terlihat begitu mesra."
Genta menggeleng, "Dia Kakakku satu-satunya. Karena tidak punya kekasih dan tidak kunjung menikah, dia melibatkanku dalam segala urusan. Memanggilku sayang dan begitulah...," jelas Genta mengarang cerita sembari memasang wajah memelas.
"Kasian sekali. Anda tenang saja, saya tidak akan bocor mulut. Rahasia aman," kata pelayan itu.
"Terima kasih," kata Genta, "kau belilah gaun yang kau suka. Masukan dalam tagihanku nanti, pria yang akan mengambil gaun itu akan membayarnya untukmu. Oke?" Imbuh Genta.
"Tidak perlu Tuan. Anda tidak perlu sungkan," jawab pelayan Butik itu.
"Anggap ini hadiah, kau sudah membantuku. Aku sangat berterima kasih, siapa yang tahu aku akan butuh bantuanmu lagi nantinya," kata Genta.
"Baiklah Tuan, terima kasih banyak."
Genta mengangguk, "sama-sama. Aku akan melihat area sepatu dulu," kata Genta yang langsung pergi.
"Tuan ini baik hati sekali. Dia memberiku hadiah sebuah gaun, gaun di sini seharga 6 bulan gajiku. Ini seperti mimpi," batin pelayan toko menatap kepergian Genta.
Genta melihat beberapa sepatu, Genta meminta pelayan membungkus sepatu-sepatu pilihannya. Genta kembali ke kasir dan kembali melakukan transaksi pembayaran.
Genta dan pelayan Butik itu hanya saling melempar senyuman. Genta lega, hadiah untuk pujaan hatinya selesai di beli. Sekarang menunggu nenek sihir Felicia yang masih mencoba gaun yang di inginkannya.
Pelayan yang mengantar Felicia berjalan mendekati Genta dan berbisik. Meminta Genta datang menemui Felicia, Genta hanya menganggu mengiyakan. Tidak lama pergi mengikuti pelayan untuk menemui Felicia.
***
Felicia berdiri di depan cermin. Felicia tersenyum melihat dirinya yang cantik di cermin.
"Cantiknya, Genta pasti akan melihat kecantikanku. Felicia selalu cantik," gumam Felicia dengan sombongnya.
"Ada apa?" tanya Genata yang berdiri di belakang Felicia.
Genta melihat dari cermin, Felicia memang terlihat cantik. Namun bagi Genta tidak ada wanita yang lebih cantik dari istrinya Maurine. Bagi Genta Maurine adalah wanita paling sempurna.
Felicia berbalik dan menghadap Genta, "Bagaimana? aku cantik tidak?" tanya Felicia.
"Kau sangat cantik," puji Genta berpura-pura tersenyum di hadapan Felicia.
"Ahh, senangnya...," kata Felicia langsung memeluk Genta.
Genta ragu-ragu namun akhirnya tangan Genta mengusap lembut kepala Felicia.
"Maafkan aku Felicia. Aku harus memanfaatkanmu yang tidak bersalah. Aku tidak ada pilihan lain, hanya kau satu-satunya orang yang disayangi oleh Ferdian. Maafkan aku," batin Genta.
Genta merasa bersalah karena memanfaatkan Felicia. Disisi lain demi mencari keadilan untuk keluarganya, Genta tidak boleh menyerah begitu saja dan mengakhiri semuanya. Genta harus menyelesaikan apa yang di mulainya, tidak peduli banyak hati yang akan terluka nantinya. Demi Papanya, Mamanya juga Kakaknya. Genta harus membongkar semua kejahatan Ferdian dimasa lalu.
Felicia melepas pelukan dan mencium pipi Genta tiba-tiba. Genta terkejut, melebarkan mata dan tersenyum canggung.
"Aku akan coba yang lainnya. Kau yang memilih apakah cocok atau tidak, oke?" kata Felicia.
Genta mengangguk, "Hmm, cobalah."
Genta duduk di sofa, mengeluarkan sapu tangannya dan mengusap pipinya yang dicium Felicia.
"Harus menahan diri, aku tidak boleh terlena dan lalai lagi. Tiba-tiba mencium pipiku, bagaimana jika Felicia langsung mencium bibirku. Oh tidak, aku hanya ingin Maurine yang menciumku dan menyentuhku. Bukan wanita lain," batin Genta.
Genta menunggu Felicia mencoba semua gaun. Genta terus melihat jam tangannya, Genta mengambil ponselnya dari saku jasnya dan menyalakan layar ponselnya. Ada fotonya dan foto Maurine. Genta tersenyum tipis, suasana hatinya langsung membaik saat melihat foto Maurine.
Felicia keluar, Genta langsumg memasukan ponselnya dan melihat kearah Felicia. Genta mengeryitkan dahinya menatap Felicia.
"Kenapa?" tanya Felicia.
"Kurang sesuai, kau terlihat pendek."
"Apa? pendek? aku akan ganti," kesal Felicia. Yang langsung masuk kembali ke ruang ganti.
5 menit kemudian, Felicia keluar dengan mengenakan pakaiannya. Genta menatap Felicia dan bertanya, mengapa tidak mencoba gaun yang lain.
"Sudah selesai? kenapa tidak coba gaun yang lain? Masih ada banyak wantu sampai kita makan malam."
"Tidak, aku tidak mau coba lagi. Ayo pergi kita minum kopi saja," kata Felicia.
"Baiklah, jika begitu. Ayo...," jawab Genta. Genta menatap pelayan, " Tolong bungkus semua yang di pilih dan bawa ke kasir."
"Baik Tuan," jawab Pelayan.
Felicia dan Genta ada di kasir, Genta melakukan transaksi pembayaran dnegan pelayan kasir yang sama. Pelayan kasir tersenyum ramah dsn mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih, silakan datang kembali."
Genta tersenyum tipis dan langsung pergi membawa barang belanjaan Felicia keluar dari Butik.
Pelayan Butik berkumpul dan bergosip mengenai Genta dan Felicia. Pelayan kasir hanya tersenyum mendengar teman-temanya bergosip. Yang dia ketahui adalah Genta dan Felicia adalah kakak beradik, dia juga tidak peduli apa kata orang lain. Karena yang bersangkutan sendiri sudah memberitahunya.
***
Genta dan Felicia minum kopi bersama di sebuah kedai kopi. Keduanya duduk berhadapan dan saling diam.
"Jadi, bagaimana perjalanan bisnismu? kapan kau ads waktu untukku?" tanya Felicia.
"Maafkan aku, aku tidak bisa mengabaikan pekerjaanku. Jika aku tidak bekerja, bagaimana bisa aku memenuhi semua kebutuhanmu. Tolong mengerti," kata Genta.
"Ya, aku akan mengerti. Maafkan aku yang selalu menuntutmu harus selalu ada waktu utukku. Kau tidak boleh melupakan kesehatanmu, oke?" kata Felicia tersenyum cantik.
"Apa aku yang salah paham pada Genta ya. Dia tidak mungkin berbohong padaku kan? aku tahu kebiasannya, tidak mungkin dia berbicara asal. Jika dia bekerja dan sibuk pasti kenyataanya seperti itu. Aku saja yang berlebihan, selalu memaksanya meluangkan waktu untukku. Wajar saja aku seperti itu, aku kan istrinya. Aku punya hak untuk mendapatkan perhatiannya," batin Felicia.
"Maurine sedang apa ya, apakah dia sedang memasak sekarang? ahhh memikirkanya membuat hatiku rindu. Aku sudah tidak sabar memberinya hadiah," batin Genta.
Felicia memikirkan Genta. Genta memikirkan Maurine. Sedangkan Maurine sedang sibuk bersama Bibi Anna di belakang rumah untuk memanen buah Strawberry.
***
Hallo semua..
Terima kasih sudah mau berkunjung dan membaca novel saya..
Jangan pernah bosan menunggu update selanjutanya ya..
Jangan lupa like,☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar..
Jangan lupa berikan vote juga ya..
Kunjungi juga di novel saya yang lain. Dengan judul,
•Lelaki Bayaran Amelia (Season 1&2) (End)
•Pelukan Hangat Paman Tampan (End)
•Pangeran Es Jatuh Cinta (End)
(Season ke 2 dari Pelukan Hangat Paman Tampan)
•Pangeran Vampir (End)
•Pangeran Vampir 2 (SEASON 2) (End)
•Vampir "Sang Abadi" (End)
•Cinta Lama Yang Datang Kembali (End)
•Mommy And Daddy (CLYDK 2) (End)
•Darren & Karren (Perjalanan Cinta) (CLYDK SEASON KE 3) (End)
•Suami Pengganti (End)
•Oh My Husband (End)
•The Hit Man In Love
•Jatuh Cinta Pada Tetangga
•Menjadi Istri Simpanan
•Dendam Permaisuri Kepada Kaisar
Jangan lupa like, ☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar.. vote juga dong..
Terimakasih..
Untuk pembaca yang ingin join grup FB/WA silakan..
Untuk yang ingin follow ig saya juga silakan..
ig: dea_anggie
Line id: dea_anggie
Fb: dea anggie
Grup FB: Lelaki Bayaran Amelia
❤❤❤❤❤
Bye bye..
Salam hangat,
"Dea Anggie"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Leny Wilia
agak bingung nih masalah pernikahan nya klo Felicia istri sah dan Genta menikah lagi di gereja bknnya itu ga mungkinnya,Krn setahu saya agama Nasrani melarang menikah lagi jika status nya masih sah suami istri.koreksi kalau saya salah.
2021-09-24
0
Franki Lengkey
maurìn kamu beruntung
2021-07-24
0
Ryuken
somplaaakkk yg dipikirin sama genta malahan lagi selingkuh sama bibit strowbery 😂😂😂
2021-04-01
2