Pembalasan

Genta dan Maurine dalam perjalanan kembali. Maurine hanya diam menatapi Genta, Genta melirik Maurine, mengusap kepala Maurine lembut.

"Ada apa?" tanya Genta.

"Maaf," ucap Maurine.

"Kau tidak salah, untuk apa minta maaf. Wanita itu benar-benar angkuh dan sombong," keluh Genta.

"Dia memang seperti itu," jawab Maurine.

"Jadi siapa dia? Apa hububganmu dengannya?" tanya Genta.

"Dia adalah putri tiri Mamaku. Mamaku pergi meninggalkan aku dan Papaku. Mamaku menikah lagi dengan seorang kara raya yang memiliki 2 orang anak, laki-laki dan perempuan. Pernah aku datang meminta bantuan pada Mama, tetapi aku di usir oleh Norry. Dia mengatakan keluarganya bukan yayasan amal. Sejak saat itu aku tidak pernah datang lagi meski kesulitan keuangan. Aku berusaha untuk tidak meminta bantuan siapa-siapa," ungkap Maurine menceritakan keluh kesahnya.

Genta melihat tangan Maurine, menggapai tangan Maurine lalu mencium punggung tangan Maurine.

"Sekarang ada aku, mintalah bantuan padaku. Bergantunglah padaku, aku ingin kau bersandar padaku. Biarkan aku melakukan tanggung jawabku sebagai seorang suami yang bisa melindungimu," ucap Genta.

"Terima kasih," jawab Maurine.

"Wanita yang bernama Norry itu perlu di beri pelajaran. Norry-Norry, kau berhadapan dengan orang yang salah. Lihat apa yang akan terjadi padamu," batin Genta.

***

Genta dan Maurine sudah sampai di rumah. Hari sudah mulai sore, Maurine ingin pergi mandi karena berkeringat. Genta mengiyakan, dia duduk santai di teras belakang manatapi pantai. Genta mengeluarkan ponsel dan menghubung Alvian.

(Percakapan dalam panggilan)

"Ya, Tuan?" tanya Alvian.

"Apa ada kerja sama kita dengan perusahaan milik keluarga Sharloz?" tanya Genta.

"Ada Tuan, kita belum tanda tangan kontrak. Perusahaan Sharloz sudah mengajukan kontrak kerja sama," jawab Alvian.

"Oh, begitu. Kembalikan berkas dokumen kontrak itu kepada perusahaan Sharloz, dan akhiri kontrak kerja sama kita sebelumnya. Lalu kau bayar saja ganti ruginya, ini perintah Alvian, kerjakan sesuai ucapanku," kata Genta.

"Ba-baik Tuan. Tetapi apakah saya boleh tahu alasannya? Umh, maafkan saya terlalu lancang bertanya," ucap Alvian.

"Nanti aku ceritakan setelah aku kembali. Tolong cari informasi detail mengenai perusahaan Sharloz, juga identitas semua anggota keluarga Sharloz. Kau mengerti?" Kata Genta.

"Mengerti Tuan, saya akan lakukan sesuai permintaan Anda."

"Hm, kerjakan dulu perintahku."

"Baik Tuan," jawab Alvian.

Genta menutup panggilan dan meletakan ponselnya di meja. Genta memandang langit yang cerah dan merasakan embusan angin yang menerpa wajahnya.

"Aku tidak masalah kehilangan sejumlah uang. Lihat, siapa yang ingin bekerja sama dengan perusahaan Sharloz kedepannya. Beraninya menyombongkan diri," batin Genta.

***

Maurine selesai mandi dan berganti pakaian. Maurine keluar dari kamar dan menghampiri Genta yang sedang duduk-duduk di teras belakang.

"Sedang apa?" tanya Maurine.

"Sayang, kau sudah selesai? kemarilah," kata Genta.

Maurine mendekati Genta. Genta menarik Maurine ke pangkuannya.

Genta mendekat dan mencium aroma Maurine.

"Hmmmm, harum sekali. Jika seperti ini, aku tidak akan tahan nanti."

"Jangan menggodaku, aku tidak mampu lagi."

"Haha, aku hanya bergurau. Jangan bersungut seperti itu," kata Genta menggoda Maurine.

"Malam ini kita makan di rumah saja, aku akan masak. Kita besok harus kembali kan? aku tidak mau kau lelah," usul Maurine.

"Ya terserah saja. Yang suka makan disini kau sayang, aku tidak akan mengeluh soal makanan."

"Kita makan mie?" tawar Maurine.

"Mie?" ulang Genta.

Maurine mengangguk, "Hm, Mie..., aku sudah lama tidak makan Mie."

"Baiklah," jawab Genta.

"Pergilah mandi, aku akan melihat bahan di kulkas."

"Baik Nyonya," jawab Genta memeluk Maurine, "sepertinya sulit, aku tidak bia melepas pelukanku."

Maurine melepas pelukan, mencium kening Genta lembut. Maurine tersenyum mengusap wajah Genta. Pandangan mata saling bertemu, Genta mendekat dan mencium bibir Maurine dengan sangat lembut.

***

Malam harinya....

Nicky Sharloz dan keluarganya makan malam bersama tanpa Norry. Saat itu Norry masih dalam perjalan pulang kerumah dari luar kota.

Nicky nampak tidak senang, istrinya Liana membuka suara dan bertanya.

"Sayang, apa ada masalah?" tanya Liana.

"Hm," jawab Nicky singkat.

Liana memandangi putra tirinya Nicholas. Nicho sapaan Nicholas memberitahu sesuatu pada Liana.

"Ma, ada masalah di perusahaan tadi sore. Tiba-tiba saja klien terbesar perusahaan memutuskan kerja sama dan menolak kerja sama sepanjutnya."

"Mengapa seperti itu, Nicho?" tanya Liana bingung.

"Sayang, makanlah bersana Nicho. Aku tidak selera lagi," kata Nicky menatap Liana.

"Kau mau makan yabg lain? minum susu, teh, kopi atau apa?" jawab Liana.

"Tidak, makanlah dengan baik sayang. Aku baik-baik saja," kata Nicky yang langsung berdiri dan pergi meninggalkan meja makan.

Liana memandangi kepergian Nicky. Liana merasa sedih, seakan tidak berguna disaat-saat seperti itu.

Nicholas berpindah tempat duduk, dia duduk di samping Liana dan memegang tangan Liana.

"Mama jangan khawatirkan Papa. Mama juga harus jaga kesehatan Mama, oke?" Kata Nicholas tersenyum pada Liana.

Liana tersenyum lalu mengusap kepala Nicholas, "kau sudah sangat dewasa sekarang. Terima kasih sudah mau menghibur Mama."

"Itu pasti, 5 tahun ini Mama sudah merawat kami. Merawat Papa, Aku dann Norry. Terima kasih juga Ma...," kata Nicholas.

"Sama-sama," jawab Liana.

Disaat yang bersamaan Liana ingat akan Maurine. Liana tidak tahu bagaimana kabar sesugguhnya Maurine selama 5 tahun ini. Disaat bertemu Maurine terlihat baik-baik saja dan tidak mengeluh apapun. Saat diajak bertemu terkadang menolak dengan alasan sibuk bekerja. Hubungannya dengan Maurine bisa dikatakan sudah mulai renggang.

"Mama..., Ma," panggil Nicholas mengejutkan Liana yang melamun.

"Ahh, i-iya sayang? ada apa?" tanya Liana.

"Mama melamun? apa ada sesuatu?" tanya Nicholas ingin tahu.

"Hm, tidak ada. Mama hanya merindukan Maurine," jawab Liana.

"Perlu aku jemput dia datang? jika rindu temui dia ma," kata Nicholas.

"Iya, nanti Mama atur waktu bertemu. Kau pernah bertemu dengannya?" tanya Liana.

"Hm, hanya dua kali secara tidak sengaja. Kami pun tidak banyak bicara Ma. Maurine seakan menjaga jarak, tidam tahu apakah aku ada menyinggungnya atau apa."

"Lupakan, mungkin karena kalian jarang bertemu. Maurime sedikit canggung," kata Liana.

"Ya, sepertinya begitu."

Tak....

Tak....

Tak....

Suara sepatu yang bersentuhan dengan lantai. Norry datang, Norry langsung menuju meja makan dan melihat meja makan yang penuh dengan makanan.

"Norry, kau pulang...," sapa Nicholas.

"Hai Kak, iya aku pulang. Aku lelah ingin mandi dan tidur," kata Norry yang langsung melangkah pergi.

"Norry," panggil Nicholas berdiri dari duduknya.

Norry menghentikan langkah dan berbalik, "Ada apa?" tanya Norry.

"Kau tidak sopan, datang-datang tidak memberi salam atau menyapa Mama. Sikap macam apa itu?" Ucap Nicholas tidak suka dengan sikap Norry yang tidak sopan pada Liana.

"Apa aku tidak salah dengar, Mama? dimana Mama? Mamaku sudah meninggal 7 tahun yang lalu, dia bukan Mamaku. Sampai kapanpun jangan minta aku memanggilnya Mama," kata Norry yang langsung pergi.

"Norry!" Sentak Nicholas.

Liana berdiri dan menepuk bahu Nicholas, " Sudah, jangan berteriak. Biarkaan saja dulu, Norry pasti lelah."

"Baiklah Ma, aku akan kembali ke kamarku. Mama juga istirahatlah, jangan terlalu lelah. Biarkan saja Bibi pelayan yang membersihkan meja makan."

"Hm, pergilah tidur. Selamat malam," ucap Liana.

"Malam Ma," kata Nicholas yang langsung berjalan pergi meninggalkan Liana di meja makan.

Liana kembali duduk, dia terdiam menunduk. Mengingat kembali semuanya. Liana juga menghadapi kesulitan saat masuk dalam keluarga Sharloz, Norry tidak pernah menyukainya sejak awal.

"5 Tahun lalu aku pergi dari kehidupan kelamku bersama Bobby. Aku menikahi Nicky untuk mencari kebahagiaan, apakah ini salah? Bobby tidak sebaik Nicky dalam memperlakukan wanita. Aku bukan wanita jahat yang ingin merebut suami wanita lain, aku menikah dengan Nicky setelah kematian istrinya. Kenapa Norry harus membenciku, kenapa?" batin Liana mengeluh.

Air mata jatuh membasahi wajahnya. Liana selalu ingat kata-kata pedas Norry saat bicara padanya.

***Hallo semua..

Terima kasih sudah mau berkunjung dan membaca novel saya..

Jangan pernah bosan menunggu update selanjutanya ya..

Jangan lupa like,☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar..

Jangan lupa berikan vote juga ya..

Kunjungi juga di novel saya yang lain. Dengan judul,

•Lelaki Bayaran Amelia (Season 1&2 End)

•Pelukan Hangat Paman Tampan (End)

•Pangeran Es Jatuh Cinta (End)

(Season ke 2 dari Pelukan Hangat Paman Tampan)

•Pangeran Vampir (End)

•Pangeran Vampir 2 (SEASON 2) (End)

•Vampir "Sang Abadi" (End)

•Cinta Lama Yang Datang Kembali (End)

•Mommy And Daddy (CLYDK 2) (End)

•Darren & Karren (Perjalanan Cinta) CLYDK SEASON KE 3 (End)

•Suami Pengganti (End)

•Oh My Husband (End)

•The Hit Man In Love

•Jatuh Cinta Pada Tetangga

•Dendam Permaisuri Kepada Kaisar

Jangan lupa like, ☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar.. vote juga dong..

Terimakasih..

Untuk pembaca yang ingin join grup FB/WA silakan..

Untuk yang ingin follow ig saya juga silakan..

ig: dea_anggie

Line id: dea_anggie

Fb: dea anggie

Grup FB: Lelaki Bayaran Amelia

❤❤❤❤❤

Bye bye..

Salam hangat,

"Dea Anggie"

Terpopuler

Comments

Windy Lyana

Windy Lyana

Norry itu rumput laut 😂😂😂😂😂

2022-09-19

0

💜bucinnya taehyung💜

💜bucinnya taehyung💜

emaknya maurine cengeng...br digituin nory aja dah ngeluuuh ...lu mikir g nasip nya maurine ditinggalin ama bapak nya ..bisa2nya nyari bahagia sendiri aja

2022-01-18

0

Osie

Osie

karma bagi liana krn demi kebahagiaan sendiri..dia rwla tinggalin maurine pytri kandungnya. .huufftt mama yg g patut diteladani

2021-07-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!