Genta duduk di meja dapur. Dia melihat Maurine yang sibuk mencuci perlengkapan makan yang baru saja di pakai untuk makan.
Genta tiba-tiba saja berdiri, berjalan dan mendekati Maurine. Genta memeluk Maurine sesaat, lalu membantu Maurine mencuci piring. Maurine tersenyum, merasa aneh sebenarnya karena posisi mereka begitu dekat.
"Bibi Anna akan benar-benar salah paham pada kita nanti," ucap Maurine.
"Tidak apa, biarkan saja salah paham. Aku Tuannya, melalkukan apapun itu hakku. Coba saja jika berani berkomentar," jawab Genta.
"Haha, kau selalu menyombongkan diri sayang. Aku tahu kau Tuannya, aku tahu kau bisa lakukan apa saja. Jangan seperti itu, menjadi orang berkuasa juga bukan berarti kau selalu akan di puji. Kau tahu, kebanyakan orang memang akan tunduk. Namun di belakangmu, kau akan di bicarakan. Di dunia ini uang memang segalanya, siapa saja pasti akan tunduk dan menyembah uang."
"Pandainya kesayanganku. Aku suka pemikiranmu sayang. Kau benar, semua orang gelap mata akan uang, bahkan ada yang bertindak nekat demi uang. Contohnya membunuh teman sahabat sendiri demi uang," ucap Genta yang tiba-tiba teringat akan Ferdian Lorenz yang selama ini dibencinya.
Mendengar ucapan Genta, Maurine merasa ngeri. Apa yang dikatakan Genta memang benar. Bahkan dia juga ingat saat Papanya dulu sering memukuli Mamanya hanya karena tidak diberi uang. Membayangkan kembali kejadian itu, Maurine merasa sedih. Maurine tiba-tiba saja rindu pada Mamanya.
Melihat Maurine yang tiba-tiba saja diam, membuat Genta cemas. Genta mengambil piring kotor dari tangan Maurine dan meletakan di westafel. Genta mencuci tangan Maurine yang masih berlumur busa sabun. Genta lalu mengambil lap kering dan mengeringakan tangan Maurine. Genta mendekap Maurine penuh kasih sayang, mencium pipi Maurine.
"Ada apa? kau terlihat murung dan sedih. Apa boleh aku tahu kenapa kau seperti ini?" tanya Genta dengan penuh kelembutan.
Maurine memalingkan wajah bersamaan dengan membalikkan tubuhnya menghadap Genta. Maurine langsung memeluk Genta dan menangis tersedu. Genta bingung, mengapa istrinya tiba-tiba menangis tanpa sebab.
"Sayang, apa aku bersalah? kenapa kau menangis. Jangan membuat aku bingung Maurine," kata Genta dengan paniknya.
Maurine melepas pelukan, menunduk dengan masih berderai air mata. Genta memegang dagu Maurine, menadahkan kepala Meurine sampai padangan mata mereka bertemu. Genta menyeka air mata Maurine dengan dua tangannya. Genta mengecup kening Maurine sangat lembut.
"Ada apa? aku mohon, jangan menangis istriku. Hatiku akan sakit jika melihatmu menangis," kata Genta.
"Aku, aku, aku merindukan Mamaku. Aku tidak punya keberanian untuk menemuinya," ucap Maurine sedih.
"Kenapa? jika kau rindu kau harus menemuinya. Jangan simpan kerinduanmu, itu hanta akan menyiksamu. Apa ada masalah denganmu juga Mamamu?" tanya Genta lagi.
"Mamaku adalah orang yang baik, hanya saja bertemu Papaku merupakan takdir yang buruk untuknya. Papaku selalu memukul dan kasar pada Mamaku. Mamaku rela hidup susah demi bersama Papaku, Mamaku selalu menerima perlakuan Papaku. Sampai akhirnya Mamaku pergi karena sudah tidak tahan lagi. Aku selalu menangis diam-diam di dalam kamarku, saat aku mendengar Papa dan Mamaku bertengkar. Saat aki melihat Papaku yang memukul Mamaku. Saat pergi Mama mengajakku, tapi aku menolak. Aku tidak tega meninggalkan Papaku. Tetapi aku pun tidak luput dari murka Papaku saat Mama tida ada. Dan..., seperti yang kau lihat. Aku berujung di gadaikan pada Paman Rey."
Genta memeluk Maurine, "jangan menangis sayang. Ada aku sekarang, aku akan melindungi dan menjagamu sampai akhir napasku. Tidak akan ada yang menindasmu lagi, tidak akan aku biarkan siapapun menyakitimu. Oke," kata Genta yang juga merasa sedih mendengar cerita Maurine.
Maurine melepas pelukan Genta lalu menatap Genta. Matanya berkaca-kaca.
"Terima kasih, bertemu denganmu adalah sebuah keberuntungan bagiku. Aku hampir saja putus asa, aku mengira aku tidak akan pergi dari penjara itu. Meski aku bukan wanita penghibur, tatapi aku selalu merasa malu dan jijik. Jika beruntung aku akan bertemu orang baik yang akan memberiku tip, jika tidak aku akan di bentah karena aku menolak mereka yang memang bersikap kurang ajar padaku. Mereka menganggapku rendah dan hina," ucap Maurine.
"Sekarang, tidak ada lagi yang akan mengganggumu. Menghina atau merendahkanmu. Kau harus ingat, sekarang kau bukan lagi Maurine Stella yang dulu. Sekarang, kau adalah Maurine Stella Aiden. Ingat, Nyonya Aiden. Jangan pernah berpikir jika kau rendah lagi," kata Genta menekankan kata-katanya.
Genta mengusap kepala Maurine. Mencoba mengingatkan kembali status Maurine saat ini. Maurine hanya diam dengan menganggukan kepala perhalan.
"Kau harus berani mulai dari sekarang. Jangan takut, aku ada di sisimu mendukungmu juga akan menjadi perisaimu. Lawanlah orang yang mengusikmu sayang, jangan menjadi lemah. Istriku tidak boleh kalah, dia harus menjadi yang terkuat dan menjadi pemenang."
Maurine tersenyum mendengar ucapan Genta. Genta lega, Maurine mau tersenyum.
"Kau benar, aku punya segalanya sekarang. Yang terpenting, aku punya suami yang begitu menyayangi dan mencintaiku. Terima kasuh sudah menghiburku sayang," kata Maurine.
Maurine berjinjit, mencium kilas pipi Genta. Maurine memeluk erat Genta seakan tidak mau lepas.
Beberapa saat kemudian, Maurine melepas pelukan. Meurine masih menorehkan senyuman menatap Genta.
"Aku selesaikan cuci piring dulu, jika lelah kau bisa kembali kekamar."
"Aku akan temani," jawab Genta.
"Hm, oke."
Maurine kembali mendekati westafel dan mencuci piring juga peralatan makan lainnya. Genta berdidi di samping Maurine, terus menatap kearah Maurine. Genta memikirkan sesuatu, Genta tiba-tiba ingin pergi menemui Mama Maurine. Menyapa dan memberitahu jika dia adalah suami Maurine.
Maurine melirik kearah Genta, "Ada apa terus menatapku?" tanya Maurine.
"Karena kau cantik," jawab Genta.
"Semua wanita cantik," jawab Maurine.
"Hm, semua wanita cantik. Tetapi kecantikan mereka berbeda-beda. Sepertimu, yang tidak hanya cantik secara fisik. Tetapi juga cantik dari hati," ucap Genta.
"Terima kasih untuk pujianmu, aku sangat tersanjung. Mulutmu memang tidak diragukan lagi kelihaiannya, sellau bisa menggoda dan merayu. Menyebalkan," keluh Maurine.
Genta mendekat, "aku menyukaimu, aku menyanyangimu dan aku mencintaimu. Hanya kau Maurine, yang akan menjadi satu-satunya wanitaku. Saat ini, esok, dan seterusnya."
Genta mencium kilas pipi Maurine. Menempelkan pipinya ke pipi Maurine, Genta terus menempel pada Maurine seperti lem.
"Manja sekali," gumam Maurine tersenyum senang.
"Hm, aku ingin dimanja olehmu," jawab Genta.
Genta memeluk Maurine dari belakang. Genta merebahkan dahinya ke bahu Maurin. Genta menutup mata mencium aroma wangi maurine dan merasakan halusnya bahu Maurine. Semua itu membuat Genta merasa nyaman, Genta selalu ingin berada di dekat Maurine.
***
Hallo semua..
Terima kasih sudah mau berkunjung dan membaca novel saya..
Jangan pernah bosan menunggu update selanjutanya ya..
Jangan lupa like,☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar..
Jangan lupa berikan vote juga ya..
Kunjungi juga di novel saya yang lain. Dengan judul,
•Lelaki Bayaran Amelia (Season 1&2) (End)
•Pelukan Hangat Paman Tampan (End)
•Pangeran Es Jatuh Cinta (End)
(Season ke 2 dari Pelukan Hangat Paman Tampan)
•Pangeran Vampir (End)
•Pangeran Vampir 2 (SEASON 2) (End)
•Vampir "Sang Abadi" (End)
•Cinta Lama Yang Datang Kembali (End)
•Mommy And Daddy (CLYDK 2) (End)
•Darren & Karren (Perjalanan Cinta) (CLYDK SEASON KE 3) (End)
•Suami Pengganti (End)
•Oh My Husband (End)
•The Hit Man In Love
•Jatuh Cinta Pada Tetangga
•Dendam Permaisuri Kepada Kaisar
Jangan lupa like, ☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar.. vote juga dong..
Terimakasih..
Untuk pembaca yang ingin join grup FB/WA silakan..
Untuk yang ingin follow ig saya juga silakan..
ig: dea_anggie
Line id: dea_anggie
Fb: dea anggie
Grup FB: Lelaki Bayaran Amelia
❤❤❤❤❤
Bye bye..
Salam hangat,
"Dea Anggie"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Ibunya Aulia
cerita ma pengumuman nya panjang pengumuman nya🤭😁
semangat Thor lanjut terus👍
2021-08-08
0
Iyan Axew
kurangin pengumumanya
2021-05-09
0
Muhammad Saref
kok pengumuman nya maseh terus
2021-02-25
0