Jalan-Jalan

Setelah puas beliling, Genta juga Maurine melanjutkan pergi ke toko penjual asesoris dan hasil kerajinan tangan.

Disana Maurine mencoba bebapa, seperti Topi, tas dan sandal. Genta mengabadikan kecantikan istrinya dengan memfoto Maurine. Maurine mendekat pada Genta, Maurine mengambil ponselnya dari dalam tas dan meminta Genta untuk berfoto bersama.

Maurine mendekatkan wajahnya mencium pipi Genta, "Muaaachh...."

Genta tersenyum senang saat Maurine menciumnya. Hatinya berdebar, Genta tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

Pose selanjutnya, Genta bergantian mencium pipi Maurine. Dan di pose terakhir, Genta dan Maurine saling menatap lalu nempelkan bibir mereka masing-masing seperti sedang berciuman.

Maurine melihat layar ponsel, "Bagus sekali. Aku akan kirim padamu," ucap Maurine antusias.

Maurine mengirim fotonya bersama Genta ke ponsel Genta dan memberinya gambar hati. Maurine mengubah gambar tampilan layar ponselnya dengan gambar yang baru saja di ambilnya. Gambar saat Genta menciumnya.

Genta melihat layar ponselnya, bibirnya tersenyum melihat foto yang dikirim istrinya. Genta terdiam sejenak, lalu berpikir utuk mengubah gambar tampilan ponselnya. Genta memasang gambar foto saat pipinya di cium Maurine.

"Ini terlihat bagus," batin Genta.

Genta terlihat bahagia di dalam foto, tidak menyangka jika Maurine akan tiba-tiba menciumnya.

"Sayang lihat, tadaaaaa...," kata Maurine menunjukan tampilan layar depan ponselnya pada Genta.

Genta tersenyum, "lihat juga puyaku, aku tampan kan...," kata Genta tak mau kalah dan menunukan tampilan layar depan ponselnya pada Maurine.

"Wahhh," seru Maurine.

Genta mengunci ponselnya dan memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. Genta melihat sebuah toko pernak-pernik tidak jauh darinya.

"Sayang, kau masih ingin disini? Aku akan pergi sebentar, kau jangan kemana-mana. Oke?" ucap Genta.

"Kau akan pergi kemana?" tanya Maurine.

"Membelikan sesuatu untukmu," jawab Genta.

Genta buru-buru pergi. Maurine melihat dari jauh Genta mendekati sebuah toko pernak pernik. Genta terlihat memilih-milih sesuatu. Maurine tersenyum menatap Genta, Maurine memandang layar ponselnya dan mengusap gambar Genta di layar ponselnya.

Tidak beberapa lama, Genta kembali dan menemui Maurine. Genta duduk melihat Maurine yang sibuk melihat-lihat tas rajut hasil kerajinan.

"Apa ini bagus?" tanya Maurine menatap Genta.

"Apa kau suka?" tanya balik Genta.

"Hm, tidak seberapa. Ayo kita berkeliling lagi," ajak Maurine.

Genta berdiri, Maurine mendekati Genta dan merangkul lengan Genta. Mereka kembali berkeliling menyusuri pertokoan.

Maurine melihat penjual es krim, "sayang aku mau es krim," pinta Maurine.

"Tidak," jawab Genta.

"Ahhhh..., ayolah..., aku ingin. Belikan aku es krim," pinta Maurine memelas.

"Kau baru saja makan makanan pedas, sekarag ingin makan es krim. Nanti perutmu sakit," ucap Genta.

"Sedikit saja, kita makan berdua. Oke?" Jawab Maurine mengedip-ngedipkan mata merayu Genta.

Genta menggeleng, "Tidak, aku tidak mau mengambil resiko. Kita beli yang lain saja," jawab Genta.

"Uh, sulit sekali membujuknya. Itu hanya es krim, sakit perut juga bisa minum obat. Genta ini," batin Maurine merengut.

Maurine melebarkan mata, Maurine berjinjit lalu mencium pipi Genta.

Genta tersenyum, "kau ingin merayu suamimu Nyonya Aiden? maaf aku tidak akan terpengaruh."

"Uh, menyebalkan sekali. Kan hanya es krim," keluh Maurine yang langsung pergi meninggalkan Genta.

Genta melihat kepergian Maurine. Maurine melihat-lihat toko pernak-pernik tidak jauh darinya. Genta mendekati sebuah gerai es krim dan membeli es krim untuk Maurine. Genta meminta tambahan saus cokelat di atas es krim. Genta menerima es krim dan membayar es krim, dia segera pergi menemui Maurine. Saat Maurine melihat-lihat muncul es krim di hadapannya. Es krim yang menggunung dengan saus cokelat membuat Maurine melebarkan mata.

Maurine menatap Genta, "Untukku?" tanya Maurine.

"Tentu saja untukmu, untuk siapa lagi. Makanlah, " ucap genta.

Maurine menerima es krim dan tersenyum, "terima kasih sayang, yeaaaahhh es krim."

Genta mengusap-usap kepala Maurine, "Pelan-pelan, tidak akan ada yang berebut denganmu."

"Kau mau?" tawar Maurine.

"Tidak," jawab Genta. Genta melihat ada saus cokelat yang menempel di tepi bibir Maurine, "ada sesuatu menempel," imbuh Genta.

"Apa?" tanya Maurine.

"Sesuatu, boleh aku bersihkan?" tanya Genta.

Maurine mengangguk, menadahkan kepala menatap Genta. Genta tersenyum, mencium bibir Maurine dan membersihkan tepi bibir Maurine.

"Hmm, manis sekali...," ucap Genta usai mencium Maurine.

Wajah Maurine memerah. Maurine mengatupkan bibirnya dan memalingkan wajah merasa malu.

"Ahh kenapa wajahku panas, oh tidak...," batin Maurine.

Maurine langsung menjilati es krimnya untuk mendinginkan wajahnya. Genta tersenyum, sebenarnya Genta juga merasa malu.

Genta dan Maurine kembali melanjutkan menyusuri toko sampai ujung. Di jalan ponsel Genta berdering, Genta meraba saku celanya dan melihat Alvian menghubunginya.

"Sayang, Alvian menghubungiku. Boleh aku terima panggilannya dulu?" tanya Genta.

Maurine mengangguk, "Terimalah, aku akan duduk disana menunggumu. Oke," jawab Maurine berjalan meninggalkan Genta.

Genta menerima panggilan Alvian.

(Percakapan di telepon)

"Hallo, Tuan."

"Ya?" jawab Genta.

"Tuan, Nyonya Felicia menghubungi saya terus menerus. Anda tau saya tidak bisa tenang bekerja," keluh Alvian.

"Abaikan saja, aku sudah baca pesan darinya. Aku sudah katakan jika aku ada perjalanan bisnis ke luar kota."

"Baik Tuan," jawab Alvian.

"Oh, tolong kau sampaikan pada Nina jangan sampai bocor."

"Saya mengerti Tuan, selamat bersenang-senang."

"Hm, selamat bekerja untukmu."

Genta mengakhiri panggilan dan memeriksa ponselnya. Ada pesan masuk lagi dari Felicia, Genta membaca pesan masuk itu.

Pesan dari Felicia

"Kapan kau kembali? Nina mengatakan jika kau akan pergi selama seminggu. Kau tidak lupa hari ulang tahunku kan?"

Genta mengertakan gigi, "Sampai kapan aku harus bertahan. Ini sangat menyiksaku," batin Genta mecengkram ponselnya.

Genta melihat kearah Maurine, Genta menghela napas panjang dan memasukan ponselnya kedalam saku celana. Genta kembali berjalan menghampiri Maurine.

***

Hallo semua..

Terimakasih sudah mau berkunjung dan membaca novel saya..

Jangan pernah bosan menunggu update selanjutanya ya..

Jangan lupa like,☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar..

Jangan lupa berikan vote juga ya..

Kunjungi juga di novel saya yang lain. Dengan judul,

•Lelaki Bayaran Amelia (Season 1&2 End)

•Pelukan Hangat Paman Tampan (End)

•Pangeran Es Jatuh Cinta (End)

(Season ke 2 dari Pelukan Hangat Paman Tampan)

•Pangeran Vampir (End)

•Pangeran Vampir 2 (SEASON 2) (End)

•Vampir "Sang Abadi" (End)

•Cinta Lama Yang Datang Kembali (End)

•Mommy And Daddy (CLYDK 2) (End)

•Darren & Karren (Perjalanan Cinta) CLYDK SEASON KE 3 (End)

•Suami Pengganti (End)

•Oh My Husband (End)

•The Hit Man In Love

•Jatuh Cinta Pada Tetangga

•Dendam Permaisuri Kepada Kaisar

Jangan lupa like, ☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar.. vote juga dong..

Terimakasih..

Untuk pembaca yang ingin join grup FB/WA silakan..

Untuk yang ingin follow ig saya juga silahkan..

ig: dea_anggie

Line id: dea_anggie

Fb: dea anggie

Grup FB: Lelaki Bayaran Amelia

❤❤❤❤❤

Bye bye..

Salam hangat,

"Dea Anggie"

Terpopuler

Comments

Lusia Tanti

Lusia Tanti

aku juga pingin diajak jalan jalan.....sudah banyak dan di rumah 🏠🏠

2021-08-04

0

Lusia Tanti

Lusia Tanti

penasaran.....rahasia Genta apa ya....🤔🤔🤔

2021-08-04

1

Franki Lengkey

Franki Lengkey

rupanya si genta sudah siao menerima resiko ..semangat thor

2021-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!