Akan Menunggu

Keesokan harinya....

Maurine terbangun dari tidurnya. Dia meraskaan sesuatu berat di perutnya, itu adalah tangan Genta yang melingkar memeluk tidur Maurine.

Maurine tersenyum, saat ingin meloloskan diri namun Genta semakin erat mendekapnya. Maurine membelai rambut Genta lembut, mencium kening dan hidung Genta.

"Selamat pagi sayang," bisik Maurine dengan suara merdu.

Genta bergerak, memeluk erat Maurine sampai wajah Maurine tenggelam dalam pelukan Genta.

"Pagi sayang," jawab Genta serak suara khas bangun tidur.

Maurine diam, tangannya mengusap-usap dada bidang Genta. Maurine menutup matanya kilas menghirup aroma khas Genta.

"Wanginya," batin Maurine tersenyum.

"Sayang, kau sedang apa. Tanganmu jangan meraba-raba seperti itu," ucap Genta yang masih menutup mata.

Maurine memutar bola mata, ide jahil muncul di kelapanya. Maurine menggunakan jari telunjuk tangan kirinya menyusuri dada bidang Genta. Jari telunjuk Maurine lentur menjalar dari dada sampai leher, lalu kembali lagi ke dada. Maurine menahan tawa menantikan respon Genta.

"Sayang," panggil Genta.

"Hm, apa?" jawab Maurine.

"Jangan menggodaku," sambung Genta.

"Menggoda apa? aku hanya menjahilimu," ucap Maurine sembari tertawa kecil sampai tidak terdengar.

Genta pun perlahan membuka mata dan melepas pelukannya. Genta melihat Maurine tersenyum senang menatapnya.

"Kau ingin di hukum?" gertak Genta.

"Apa hukumannya?" Jawab Maurine menggoda.

"Ahh, aku bisa gila...," batin Genta.

"Tidurlah lagi, jangan menggodaku. Aku akan benar-benar melahapmu nanti," ucap Genta.

"Aku bukan kudapan yang bisa kau lahap Tuan Aiden. Hmm...," jawab Maurine gemas menarik pelan hidung Genta.

Genta memegang dua tangan Maurine dengan dua tangannya. Lalu menyatukan dua tangan Maurine keatas kepala dan memegangnya dengan satu tangan.

"Jangan berteriak, aku akan mulai mencabikmu. Rasakan dan nikmati saja," kata Genta menggoda Maurine.

Genta mendekat dan semakin dekat, Genta mencium bibir Maurine dengan lembut, tangannya melepaskan tangan Maurine perlahan. Maurine masih diam saat Genta menciumnya.

Genta meraba wajah Maurine, sentuhan-sentuhan lembut genta berikan, Genta ingin Maurine terbias adengan sentuhannya.

Ciuam dilepas, Genta mentap Maurine lalu mencium kening Maurine.

"Kau baik-baik saja?" tanya Genta.

Maurine mengangguk, "Aku baik," jawab Maurine tersenyum.

"Lawan aku jika kau merasa tidak nyaman. Jangan hanya pasrah menerima perlakuanku, aku tidak ingin memaksamu jika kau tidak suka."

Deg....

Deg....

Deg....

"Apa yang Genta katakan? dia tidak akan menyentuhku jika aku menolak, begitukah? pria macam apa dia, disaat semua pria begitu rakus dia begitu menghargaiku sebagai seorang wanita. Ini seperti mimpi," batin Maurine.

Maurine seketika memeluk Genta, Maurine menangis dan mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih," ucap Maurine dengan suara serak.

Genta memeluk Maurine penuh kasih sayang, "Jangan menangis sayang," ucap Genta menenangkan Maurine.

"Aku terharu, disaat semua pria begitu buruk memperlakukan wanita. Hanya kau yang berbeda Genta, kau memintaku menolak jika aku tidak suka. Aku merasa sangat dihargai," jelas Maurine dengan terisak.

"Pria yang suka memaksa kehendak dan egois adalah pria sampah! Wanita bukan budak pelampiasan, wanita adalah seseorang yang patuh di lindungi dan dijaga. Aku lahir juga dari seorang wanita, aku mengharagai dan menghormati Mamaku. Aku juga akan seperti itu padamu," jelas Genta.

Maurine melepas pelukan, Genta menyeka air mata Maurine dan mencium kedua kelopak mata Maurine secara bergantian.

"Aku menyayangimu dan juga mencintaimu Maurine. Aku akan menunggu sampai hatimu benar-benar terbuka untukku. Jika kau masih ragu mencintaiku, aku akan menunggu sampai kau yakin. Berapa lama itu aku tidak peduli, asal kau nyaman dan bahagia berada disisiku."

"Kau sangat baik Genta," ucap Maurine meraba wajah Genta.

Genta tersenyum, "terima kasih untuk pujianmu," jawab Genta.

"Bertemu denganmu merupakan anugerah terindah yang Tuhan berikan. Aku bersyukur, kau bukan pria kasar dan kejam. Kau pria baik yang mempunyai kelembutan hati dan kehangatan kasih sayang. Terima kasih sudah mau menunggu," ucap Maurine.

"Tidak perlu terburu-buru. Kita masih punya banyak waktu untuk melakukannya. Saat tiba waktunya nanti, kita akan lepaskan semua tanpa beban. Aku akan menunggumu," jawab Genta.

Ponsel Genta berdering, Genta memalingkan wajah kearah nakas dan mengambil ponselnya.

Maurine mencium pipi Genta dan bangun dari tidurnya. Maurine turun dari tempat tidur dan langsung pergi ke kamar mandi.

Beberapa saat kemudian. Maurine keluar dari kamar mandi, Maurine menedekati nakas samping tempat tidur dan mengambil jepitan rambut. Maurine lalu menjepit rambutnya.

"Apa kegitan kita? kau akan mengajakku kemana?" tanya Maurine.

"Kita ke toko souvenir, aku akan mengajakmu melihat-lihat hasil kerajinan dan juga pasar ikan."

"Wahhhhh..., pasti seru. Apa kita akan berjalan kaki seperti semalam?" tanya Maurine.

Genta menggeleng, "Tidak. Kita akan naik sepeda kesana."

"Sepeda? kau sungguh akan naik sepeda? Hm..., kau sungguh menakjubkan Tuan Aiden."

"Kau berpikir jika aku hanya bisa menunggangi mobil? jauhkan pikiranmu itu sayangku, aku terbiasa hidup dengan sangat sederhana disini. Bukan karena aku punya banyak uang dan berkuasa, aku melupakan kebiasaanku yang dulu. Jika diharuskan memilih, hidup sederhana adalah pilihanku. Namun aku tak bisa melakukannya karena aku juga butuh uang dan kekuasaan untuk melindungimu. Jadi..., ayo kita lewati 1 minggu ini dengan penuh kesederhanaan. Hanya kita berdua," jelas Genta.

Maurine tersenyum, "Dengan senang hati," jawab Maurine.

Genta meletakn ponselnya di nakas setelah menghapus beberapa pesan masuk. Pesan masuk yang berasal dari Felicia dan Alvian.

Genta turun dari tempat tidur, Genta berdiri di samping Maurine dan mengelus rambut Maurine.

"Ayo mandi," ajak Genta.

"Mandilah dulu, aku akan rapikan tempat tidur."

"Oke," jawab Genta yang langsung pergi berjalan menuju kamar mandi.

Maurine menata dan merapikan tempat tidur juga selimut. Maurine membuka lemari dan menyiapkan pakaian ganti untuk Genta. Juga menyiapkan pakaian ganti untuknya sendiri.

***

Hallo semua..

Terimakasih sudah mau berkunjung dan membaca novel saya..

Jangan pernah bosan menunggu update selanjutanya ya..

Jangan lupa like,☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar..

Jangan lupa berikan vote juga ya..

Kunjungi juga di novel saya yang lain. Dengan judul,

•Lelaki Bayaran Amelia (Season 1&2 End)

•Pelukan Hangat Paman Tampan (End)

•Pangeran Es Jatuh Cinta (End)

(Season ke 2 dari Pelukan Hangat Paman Tampan)

•Pangeran Vampir (End)

•Pangeran Vampir 2 (SEASON 2) (End)

•Vampir "Sang Abadi" (End)

•Cinta Lama Yang Datang Kembali (End)

•Mommy And Daddy (CLYDK 2) (End)

•Darren & Karren (Perjalanan Cinta) CLYDK SEASON KE 3 (End)

•Suami Pengganti (End)

•Oh My Husband (End)

•The Hit Man In Love

•Jatuh Cinta Pada Tetangga

•Dendam Permaisuri Kepada Kaisar

Jangan lupa like, ☆☆☆☆☆ dan isi kolom komentar.. vote juga dong..

Terimakasih..

Untuk pembaca yang ingin join grup FB/WA silakan..

Untuk yang ingin follow ig saya juga silahkan..

ig: dea_anggie

Line id: dea_anggie

Fb: dea anggie

Grup FB: Lelaki Bayaran Amelia

❤❤❤❤❤

Bye bye..

Salam hangat,

"Dea Anggie"

Terpopuler

Comments

Franki Lengkey

Franki Lengkey

aku penasaran dngan ceritamu

2021-07-24

1

Piah Hasan

Piah Hasan

penasaran thor sm ceritamu...

2021-05-08

3

Wulan Dari

Wulan Dari

lelaki yg lembut....

2020-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!